Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN PAI


TENTANG
“konsep Dasar, Cir-Ciri, Penerapan PAKEM dan Alasan Penerapan
PAKEM”
Dosen Pengampu
(Dr.H.Maimun, M.Pd)

Nama kelompok 9:
 Hamdani (170101098 )
 Ayu Salina (170101080)
 Zainiya Anisa (170101103)
 Haerun Nisa (170101079)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah mencurahkan segala rahmat, hidayat serta
maunah nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas pembuatan makalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah studi Strategi Pembelajaran PAI, yang di ampu oleh Bapak
Dr.H.Maimun, M.Pd. Solawat beriring salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, karena-Nya telah membawa cahaya ilahiyah untuk menerangi jalan
manusia yang fana dengan Agama Islam.
Sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan dan lupa, maka tentulah dalam penulisan
makalah ini sangat besar kemungkinan terdapat kekurangan baik dari segi penulisan ataupun
isi dan sebagainya, oleh karena itulah maka penulis sangat mengharapkan kritik serta saran
yang membangun dari para pembaca guna perbaikan untuk selanjutnya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan sebagai kata pengantar, penulis sangat
berharap semoga isi makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan dapat memperkaya
keilmuan kita dalam studi Strategi Pembelajaran, atas semuanya penulis mengucapkan
terimakasih yang tiada terbatas, bagi semua pihak yang telah membantu dalam terselesainya
penulisan makalah ini, “Jazakumullah Khairan wa’ahsanal Jaza’'.

Mataram, 13 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii
Daftar Isi .............................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dasar PAKEM .......................................................................................... 2
B. Ciri-ciri PAKEM ...................................................................................................10
C. Cara Penerapan PAKEM ....................................................................................... 13
D. Alasan Penerapan PAKEM ...................................................................................16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selain untuk melengkapi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing, makalah ini juga
kami tujuan untuk lebih mengetahui tentang pembelajaran AkTIF, Kreatif, efektif dan
menyenangkan.
Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Banyak guru
mengetahui pembaharuan pendidikan antara lain masalah PAKEM ini, mreka berkunjung ke
sekolah yang telah mulai melaksanakan PAKEM. Yang paling menonjol disekolah yang
dikunjungi adalah pengaturan meja dan kursi dalam bentuk kelompok. Kemudian guru pulang ke
sekolahnya dan menganggap bahwa PAKEM adalah kerja kelompok, dan semua tugas
dikerjakan dalam bentuk kelompok sehingga tidak ada tugas perorangan lagi. Mereka tidak
mengerti bahwa inti PAKEM adalah bukan hanya bentuk tempat dudukakan tetapi kegiatan yang
dikerjakan anak harus menantang siswa untuk mengembangkan berbagai kompetensi seperti
berfikir kreatif mengungkapkan pikiran, dan memecahkan masalah secara mandiri.
Jadi hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu melaksanakan pembelajaran aktif,
kreatif, afektif, dan menyenangkan demi terlaksananya pembelajaran yang sesuai tujuan
PAKEM. Oleh sebab itu pada makalah ini kami akan menjelaskan terkait dengan bagaimana
strategi pembelajaran menggunakan PAKEM.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah konsep dasar strategi pembelajaran PAKEM?
2. Bagaimana ciri-ciri PAKEM?
3. Bagaimana cara penerapan PAKEM?
4. Apakah Alasan Penerapan PAKEM?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar strategi pembelajaran PAKEM.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri PAKEM.
3. Untuk mengetahui cara penerapan PAKEM.
4. Untuk mengetahui Alasan Penerapan PAKEM.

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar PAKEM


1. Pengertian PAKEM
PAKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan
kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaannya dengan
penekanan belajar sambil bekerja. Sementara, guru menggunakan berbagai sumber dan alat
bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan, supaya pembelajarn lebih menarik dan
menyenangkan, dan efektif. Aktif dimaksudkan bahwa, dalam proses pembelajarn, guru
harus menciptakan suasana sedemikian rupa, sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan
dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalam membangun pengetahuannya. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang bergam, sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Efektif berarti proses pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif,
yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung. Sebab, belajar memiliki sejumlah tujuan pembeajaran yang harus dicapai. Jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan, tetapi tidak efektif, maka pembelajaran
tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa. Menyenangkan maksudnya adalah membuat
suasana belajar mengajar yang menyenangkan, sehingga siswa memusatkan perhatiannya
secara penuh pada belajar dan waktu curah anak pada pelajaran menjadi (time on task) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya curah perhatian anak ini terbukti akan meningkatkan hasil
belajar.
Pakem merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM,
diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menarik.
PAKEM merupakan strategi pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan dan
pemahaman siswa, dengan penekanan pada belajar sambil bekerja (learning by doing).
Dalam PAKEM, guru menggunakan berbagai sumber belajar. Dalam rangka menggapai

3
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan kurikulum , guru perlu
melakukanserangkaian kegiatan pembelajaran, mulai dari perencanaan, memetukan strategi,
pemilihan materi dan metode pembelajaran, sampai pada penilaian. Serangkaian kegiatan
pembelajaran, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut, sering disebut dengan
pendekatan pembelajaran. Sedangkan pengertian pendekatan itu sendiri, seperti dikatakan
oleh Ujang Sukandi (2003:39), adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau
objek kajian. Bagaikan menggunakan pakai kaca mata merah, semua akan tampak kemerah-
merahan.
Dalam proses belajar mengajar, sangat diperlukan strategi pembelajaran yang baik dan
cocok dengan situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan menarik peserta
didik dalam pembelajaran sekarang ini lebih dikenal dengan nama PAKEM (Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
Istilah PAKEM semula dikembangkan dari istilah AJEL (Active Joyful and Effective
Learning). Untuk pertama kalinya di Indonesia, yaitu pada tahun 1999, metode ini dikenal
dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif, Aktif dan Menyenangkan).1
Pakem Merupakan singkatan dan sinonim dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Sinonimdari PALKEM tersebut secara singkat dapat diuraikan sebagai
berkut:
a. Pembelajaran yang Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk
dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan
berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih
dari iru pembelejaran aktif memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berfikir
tingkat tinggi,seperti menganalisis dan mensistensis, serta melakukan penilaian terhadap
berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.2
Konsep pembelajaran yang aktif bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi
merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran. Aktif dalam strategi ini adalah memorsikan guru sebagai seorang yang

1
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM, (Yogyakarta: DIVA Press, 2011), hal. 59-63
2
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hal 234-235

4
menciptakan suasana belajar yang kondusip atau sebagai fasilitator dalam belajar,
sementara siswa sebagai peserta beljar yang harus aktif. Dalam proses pembelajran yang
aktif itu terjadi dialog yang ineraktif antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, atau
siswa dengan sumber belajar lainnya. Dalam suasana pembelajaran yang aktif tersebut,
siswa tidak terbebani secara perseorangan dalammemecahkan masalah yang dihadapi
dalam belajar, tetapi mereka dapat saling bertanya dan berdiskusi sehingga beban belajar
bagi mereka samasekali tidak terjadi. Dengan strategi pembelajran yang aktif ini,
diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang merekamiliki sehingga
padaakhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka.
b. Pembelajaran yang Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru
untuk dapat memotifasi dan memunculkan kreatifitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi,
misalnya kerja kelompok, bermain peran dan pemecahan masalah. Pembelajaran kreatif
menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan
kecakapan berfikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berfikir kreatif selalu
dimulai dengan berfikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu.3
Pembelajaran yang kreatif juga salah satu strategi yang mendorong siswa untuk
lebih bebas mempelajari makna yang dia pelajari.pembelajaran yang kreatif juga sangat
penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu meghasilakan
sesuatu uuntuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa
Pembelajaran yang keatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan kemampuan berikir siswa. Pembelajaran kreatif ini
pada dasarnya mengembangkan belahan otak kanan anak dalam teori Hemosfer
disebutkanbahwa belahan otak anak terdiri dari belahan kiri dan kanan. Belahan kiri
sifatnya konfergen dengan cirri utamanya berfikir linier dan teratur, sementara belahan

3
HAL 324-325 KARANGAN DR RUSMAN MPD

5
otak kanan sifatnya difregen dengan cirri utamanya berfikir kontruktif , kreatif dan
holistik.
Hasil penelitian para pakar psikologi pendidikan dan ahli-ahli instruksional
menemukan bahwa bwlahan otak kanan anak belum banyak dilibatkan dalam proses
pembelajaran. Kurikulum pendidikan di Indonesia belum menyentuh bagaimana
menggali potensi siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran yang bersifat konstruktif
dengan menekankan pada garapan domain kognitif. Hal ini terlihat dari system
pendidikan kta yang masih lebih banyak mengandalkan hafalan dan ukuran keberhasilan
siswa ditentukan oleh bagaimana kemampuan siswa menuliskan jawaban secara objektif
dari masalah yang dihadapkan kepada siswa. Sementara domain mencipatakan sesuatu
setelah belajar belum menjadi tujuan pembelajaran kita. Akibatnya lulusan sekolah kita
masih kaya dengan teori, sementara pasar kerja mengehdaki sumber daya yang mampu
melahirkan sesuatu sebagai bagian dari penguasaan pendidikan.
Dengan demikian, pembelajaran yang kreatif menghendaki guru harus kreatif,dan
siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya. Apa yang dimaksud dengan kreatifitas?
Kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat atau menciptkan hal-hal baru atau
kombinasi baru berdasarkan data, informasi, dan unsur-unsur yang ad. Memiliki
kemampuan berfikir tingkat tinggi dan menghasilkan karya cipta yang diperoleh melalui
pengetahua atau pengalaman hidup serta mampu memunculkan ide-ide kreatif yang
inovatif. Di sinilah esensi pembelajaran yang kreatif perlu dikembangkan dalam proses
pembelajaran di Indnesia.
c. Pembelajaran yang Efektif
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang diterapkan guru dengan
maksuduntuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Strategi pembelajaran yang
efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar dimana dia telah membawa sejumlah
potensi lalu dikembangkan melalui kompetensi yang teklah ditetapkan, dalam mencapai
waktu tertentu kompetensi belajar dapat dicapai siswa dengan baik atau tuntas.
Dalam menerapkan strategi ini tentu tujuan yang akan disusun dalam kompetensi
dasar, indikator dan tujuan perlu mempertimbangkan karakteristik siswa. Untuk
itu,sebelum strategi ini digunakan, terlebih dahulu siswaa dilakukan analisis
karakteristiknya berupaanalisismianat, bakat, kemampuan awal, atau motivasi belajar

6
siswa hingga gaya belajar mereka. Hasil analisis ini digunakan sebagai dasar menetapkan
tuuan yang harus dicapai dalam pembelajaran. Dengan strategi ini akan terjadi
prosespembelajarn yang kondusif karena guru ketikatelah memberikan pelajaran telah
terbekali dengan karakteristik siswa yang menjadi dasar penetapabn metode dan
penggunaan media pembelajaran. Dengan kata lain, strategi pembelajaran yang efektif
adalah strategi yang mempertimbangkan karakteristik siswa, bagaimana kemampuannya,
metode apa yang cocok digunakan, media apa yang pas diterapkan serta evaluasi
pembelajaran pun didasarkan pada kemampuan siswa.
Segala pertimbangan dan strategi ini menyangkut tujuan yang disusun berdasarkan
kemampuan siswa, pemilihan materi yang benar-benar menunjang tujuan, penetapan
metode yang sesuai dengan karakteristik siswa, penggunaan media yang pas serta
evaluasi yang tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan, pada akhirnya tetap terpulang
pada bagaimana peran seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran.
d. Pembelajaran yang Menarik
Strategi pembelajaran yang menarik tentu tidak akan berjalan hampa tanpa
dibarengi dengan penyiapan suasana pembelajaran yang mendrong siswa akan
memperdalam apa yang dia pelajari. Dalam kaitan ini, seorang guru yang baik,
sebagaimana, sebagaimana disebutkan di atas bahwa peran guru sekarang ini sangat
efektif jika guru memosisikan sebagai fasilitator belajar.
2. Prinsip Pakem
Dalam pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,dan Menyenangkan, sekurang-
kurangnya ada empat komponen atau prinsip yang dapat diedintifikasi yaitu mengalami
intraksi, komuniasi dan refleksi.
a. Mengalami
Dalam hal mengalami, siswa belajar banyak melalui berbuat dan belajar langsung
dengan mengaktifkan banyak indra. Beberapa contoh dari priinsip mengalami ini adalah
melakukan pengamatan, percobaan, penyelidikan, wawancara, dan pengunaan alat
peraga.
Prinsip “mengalami” ini membuat siswa dapat merasakan teori dan ide-ide progresif.
Ketika mereka wawancara dalam rangka membuat bulletin atau majalah, misalnya
mereka akan berkembang dengan sendirinya dari satu tahap ke tahap berikutnya. Dari

7
prinsif mengalami ini, mereka menjadi lebih matang, dinamis, dan profesional.
Mengmati, wawancara, menyelidiki, eksperimentasi, dan menggunakan alat peraga
membuat mental menjadi kritis, kreatif, inovatif, dan kompetitif.
b. Interaksi
Iinteraksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru perlu untuk selalu
dijaga agar mempermudah dalam membangun makna. Dengan interaksi pembelajaran
menjadi lebih hidup dan menarik, kesalahan makna berpeluang terkoreksi, makna yang
terbangun semakin mantap, dan kualitas hasil belajar meningkat.
Prinsip interaksi memberikan peluang pada siswa untuk berekspresi dan berartikulasi
sesuai kemampuan masing-masing. Potensi mereka akan berkembang karena aktualisasi
dinamis yang terus dikembangkan.
c. Komunikasi
Komunikasi dapat diartikan sebagai cara menyampaikan apa yang kita ketahui.
Interaksi sajabelum cukup jika tidak dilengkapi dengan komuniksi yang baik, karena
interaksi akan lebih bermakna jika interaksi itu komunikatif. Makna yang
terkomunikasikan kepada orang lain secara terbuka memungkinkan untuk mendapat
tanggapan. Beberapa cara komunikasi yang dapat dilakukan, misalnya dengan pajangan,
persentasi, maupun laporan.
Prinsip komunikasi ini dapat juga dijadikan sebagai ajang untuk mengetahui sejauh
mana pendalaman dan pengayaan materi seorang siswa. Adu gagasan, silang pemikiran,
dan bedah ide membuat pemikiran menjadi segar, kaya,mendalam dan penuh variasi.
d. Refleksi
Refleksi berarti memikirkan kembali apa yang diperbuat/ dipikirkan. Melalui refleksi
kita dapat mengetahui efektivitas pembelajaran yang sudah beralangsung. Refleksi dapat
memberikan peluang untuk memunculkan gagasan baru yang bermanfaat dalam
perbaikan makna hasil pemnbelajaran. Dengan refleksi kesalahan dapat dihindari
sehingga tidak terulang kembali.
Jadi, dalam aspek ini, yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah
diperbuat/dipikirkan oleh anak selama mereka belajar. Hal ini dilakukan supaya
terdapatnya perbaikan gagasan/ makna yang telah dikeluarkan oleh anak dan agar mereka

8
tidak mengulangi kesalahan. Di sini anak juga diharapkan dapa menciptakan gagasan-
gagasan baru.
Prinsif refleksi ini juga dapat dijadikan sebagai wahana evaluasi dari strategi yang
telah diterapkan dan hasil yang dididapatkan. Dari refleksi ini akan diketahui kelemahan
dan kelebihan atau efektif dan tidaknya suatu jenis pembelajaran. Akan ada ide-ide baru,
pemikiran baru, dan gagasan baru yang lebihsegar, kaya, dan penuh makna dari refleksi
ini.
Empat refleksi diatas harus diaplikasikan dilapangan.guru tidak boleh menyimpang dari
keempat prinsif tersebut.tidak ada lagi sentralisme, pemusatan, hegemoni, kungkungan,
dominasi, mengusasai, on man show (tampil sendirian), dan otoriterisme dalam proses
pembelajaran. Ke empat prinsip ini membuat PAKEM berjalan pada kerangka dasar yang
telah dirumuskan sebelumnya, yaitu membentuk pembelajaran yang berkuaitas dan
membantu menghasilkan kader-kader muda yang siap berkreasi,demi bangkitnya potensi
bangsa.4
3. Hakikat Pakem
Pekem adalah penerjemahan dari empat pilar yang dicanangkan oleh UNESCO:
(Learning to know, yaitu mempelajari ilmu pengetahuan berupa asfek kognitif dan
pembelajaran, (2) learning to do, yaitu belajar melakukan yang merupakan aspek
pengalaman dan pelaksanaannya, (3) learning to be, yaitu belajar menjadi diri sendiri berupa
aspek kepribadian dan kesesuaian dengan diri anak (ini juga menjadi konsep “multiple
intelligence” dari Howard Gardner, dan (4) learning to life together, yaitu belajar hidup
dalam kebersamaan yang merupakan aspek kesosialan anak, bagaimana bersosialisasi, dan
bagaimana hidupmn toleransi dalam keberagaman yang ada di sekeliling siswa.
Tujuan pakem ini adalah terdapatnya perubahan paradigm dibidang pendidikan, seperti
yang dicanangkan oleh Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini haruys bheranjak
dari: (1) schooling menjadi learning, (2) instruktif menjadi facilitative, (3) government role
menjadi community role, dan (4) centralistic menjadi decentralistic. Ini berarti pada saat
sekarang ini, pendidikan tidak hanya tanggung jawab lembaga formal sekolah, tapi sudah
menjadi tanggung jawab semua pihak. Ini juga berdasarkan pada konsep tri pusat

4
7TIPSAPLIKASI PAKEM HAL 123-126.

9
pendidikan yang diciptakan oleh ki ahajar dewantara, yaitu : (1) pendidikan di lembaga
pendidikan, pendidikan di masyarakat, dan pendidikan di keluarga.
Perubahan paradigma juga harus terjadi pada kondisi sekarang ini peran guru harus
menjadi seorang fasiliator yang dapat membantu siswanya dalam belajar, bukan sekedar
menyampaikan materi saja tanpa mengetahui apakah materi yang disampaikan itu sudah bias
dipahami oleh siswa atau belum . dulunya keputusan selalu ada di tangan pemerintah pusat
(puslur-depdiknas) tanpa memerhatikan aspek-aspek yang terjadin di masing-masing daerah
atau satuan pendidikan, namun sekarang menjadi keputusan yang bias diambil oleh masing-
masing daerah atau satuan pendidikan, dengan acuan yang telah diberikan oleh pemerintah
pusat.5
4. Prinsip PAKEM
Pembelajaran pakem merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang
melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya.
a. Pertama, proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa,
multimedia, referensi, lingkungan dsb).
b. Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka
dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play).
c. Ketiga, proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang
mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan).
d. Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua
indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan atau wawancara)
5. Ciri-ciri atau Karakteristik PAKEM
a. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
b. Mendorong kreativitas peserta didik &guru
c. Pembelajarannya efektif
d. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik
6. Tujuan PAKEM
Depdiknas (2005b) menjelaskan bahwa tujuan PAKEM adalah untuk menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan dengan menyiapkan siswa memperoleh
keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk persiapan kehidupan masa depannya. Kegiatan

5
HAL 321-322 DI BUKU MODEL MODEL PEMBELAJARAN.

10
PAKEM mengeksplorasi pengelolaan kelas belajar aktif, strategi dan teknik pembelajaran
yang efektif untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir.
7. Kelebihan dan Kekurangan PAKEM
Segala hal yang ada di dunia ini pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu
pula dalam pembelajaran model PAKEM.
Adapun kelebihan dari model PAKEM adalah :
a. Pakem merupakan pembelajaran yang mengembangkan kecakapan hidup
b. Dalam pakem siswa belajar bekerja sama
c. Pakem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif
d. Pakem mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses
e. Pakem menghargai potensi semua siswa
f. Program untuk meningkatkat pakem disekolah harus ditingkatkan kuantitas dan
kualitasnya
Sedangkan kekurangan dari model PAKEM adalah :
a. Perbedaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-laki / perempuan,
pintar/kurang pintar,social,ekonomi tinggi/rendah
b. Pembelajaran belum membelajarkan kecakapan hidup
c. Pengelompokan siswa masih dari segi pengaturan tempat duduk,kegiatan yang dilakukan
siswa sering kali belum mencerminkan belajar kooperatif yang benar
d. Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran pakem yang baik
e. Pajangan sering menampilkan hasil kerja siswa yang cenderung seragam
f. Pembelajaran masih sering berupa pengisian lembar kerja siswa (LKS) yang sebagian
besar pertanyaanya bersifat tertutup

B. Ciri – ciri penerapan PAKEM


1. Menurut pelatihan MBS
Ciri-ciri PAKEM di gambarkan dalam buku pelatihan awal buku MBS. Pelatihan ini
merupakan program kerja sama pemerintah Indonesia dengan UNESCO dan UNICEF (
2003: 3-4). Berikut ciri-ciri pakem tersebut.
a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat ( learning To do) .

11
b. Guru menggunkan berbagai alat bantu dan cara dalam membangkitkan semangat,
termasuk dalam membangkitkan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
belajar menjadi menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
c. Guru mengatur kelas dengan cara memajang buku-buku dan bahan ajar yang lebih
menarik dan menyediakan “ pojok baca”.
d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif , termasuk belajar
kelompok.
e. Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam memecahkan suatu
masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolah.
2. Menurut Rose dan Nocholl
Sehubungan dengan ciri menyenangkan dalam PAKEM ini, mereka mengatakan bahwa
ciri dalam pembelajaran yang menyenangkan adalah :
a. Menciptakan lingkungan tanpa stress ( rileks) , yaitu lingkungan yang aman untuk
melakukan kesalahan, namun dengan harapan akan mendapatkan kesusksesan yang lebih
tinggi.
b. Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan. Anda ingin belajar ketika melihat manfaat dan
pentingnya bahan ajar.
c. Menjamin bahwa belajat secara emosional adalah positif. Pada umumnya, hal tersebut
dapat terjadi etika belajar tersebut dapat dilakukan ketika belajar bersama orang lain,
ketika ada humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda yang teratur, serta
dorongan antusias.
d. Melibatkan secara sadar semua indra dan otak kiri maupun kanan.
e. Menantang peserta didik untuk dapat berfikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa
yang sedang pelajari, dengan sebanyakmunkin kecerdasan yang relevan untuk
memahami bahan ajar.
Penjelasan di atas memberikan menekankan bahwa PAKEM adalah manifestasi dari
pembelajaran aktif ( active learning ). Maka PAKEM harus mampu memberikan perhatian
pada aspek penyajian pembelajaran. Penyajian dalam pembelajaran ini dapat dilakukan
dengan pemecahan masalah, penyampean pendapat, belajar dengan melakukan ( lerning By
doing ), menggunakan banyak metode yang disesuaikan dengan konteks atau kerja

12
kelompok. Untuk keberhasilan kegiatan pembelajaran yang sesuai tujuan sebelumnya siswa
dilatih cara berkonsentrasi, ketelitian, kesabaran, keuletan, meningkatkan daya ingat, serta
belajar metode bayangan. Siswa juga dapat melakukan “SSN” ( senyum, santai dan
Nikmat)dengan proses tersebut siswa akan adapat menguasai materi sesuai yang diharapkan,
disamping itu, guru harus selalu memberikan motivasi kepada semua siswa bahwa pelajaran
tidak ada yang sulit dan memberi keyakinan bahwa semua siswa pasti mampu menguasai
semua materi itu dengan baik. Program PAKEM menuntut agara guru mampu menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya , mempertanyakan dan
mengemukakan gagasan dalam proses belajar mengajar. Jika pembelajaran tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakikat belajar.
Pembelajaran kreatif yaitu pembelajaran yang mendorong siswa untuk melakukan proses
pembelajaran yang kreatif. Jerry Wennstrom mengatakan bahwa proses kreatif adalah suatu
format eksplorasi yang berbeda dari yang lain, yaitu proses yang dihubungkan dengan
pengalaman hidup dan bukan merupakan suatu model umum.
Proses belajar aktif merupakan tindakan penemuan yang dilakukan secara terus-
menerus, penggalian yang mendalam dengan hati, pikiran dan semangat untuk mendapatkan
keindahan dan pengalaman baru yang dapat dirasakan. Menyenangkan adalah suasana
belajar mengajar yang nyaman, sehingga siswa dapat memuasatkan perhatiannya secara
penuh pada belajar dan waktu cura perhatiannya menjadi tinggi.yang nantinya akan dapat
memunculkan keringannan dalam belajar dan vitalitas dalam jiwanya. Hal ini juga dapat
membuat anak siap menerima perintah, peringatan atau bimbingan apa pun. Menebur
kegembiraan dan keceriaan pada anak, akan membuatnya mampu mengaktualisasikan
kemmpuan dalam bentuk yang sempurna ( Tate qomarruddin : 19).
Pakem tidak hanya berlaku bagi siswa, namun juga bagi guru. Aktif dari sisi guri anatara
lain dengan memantau kegiatan belajar siswa, memberi umpan balik., mengaukan
pernyataan yang menantang dan mempertanyakan gagasan siswa. Kretif dari sisi guru dapat
dilihat dri perkembangaannya cukup beraga dan berbagai alat bantu pelajaran ( alat peraga)
dapat berkembang dengan baik. Dari sisi siswa, aktif akan terlihat dari sisi siswa, seperti

13
aktifitas anak dalam bertanya, mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang
6
lain.

C. Cara Penerapan PAKEM


1. Memperiotaskan pelatihan guru
Unjuk tombak PAKEM adlah guru. Di tangan gurulah terlihat aktof tidaknyaPAKEM.
Oleh sebab itu, langkah yang pertama dan utama untuk menyukseskan programini adalah
mengadakan pelatihan gurusecara intensif dan ekstensif. Pelatihan guru ini lebih baik
mendatangkan trainer yang profesional dalam bidang PAKEM sehingga hasilnya memuaskan
secara teori dan praktik. Pelatihan ini membutuhkan perencanaan yang matang sehingga tidak
mengganggu proses kegiatan mengajar harian. Strategi yang biasanya digunakan adalah
dengan cara bertahap, misalnya dalam sekali pelatihan ada lima sampai sepuluh guru yang
ikut.
Sebelum pelatihan guru sudah harus dibekali dengan referensi yang berkaitan dengan
PAKEM sehinggan pelatihan hanya berfungsi sebagai pendalaman materi dan pematangan
diri dengan praktif langsung. Disamping itu guru juga sudah harus membekali dirinya dengan
membaca buku untuk memperkaya pengalaman, wawasan dan cakrawala pemikirannya
sehingga anak didik merasa mantap ketika mendapatkan ilmu darinya. Kepercayaan diri guru
juga akan meningkat dengan bacaan yang cukup.7
2. Optimalisasi Microteaching
Microteaching menjdai terobosan progresif dalam pengajaran. Microteaching ini bisa
dijadikan alternatif eksprimentasi PAKEM. Microteaching sering dijadikan sarana untuk
mengetahui kemampuan mengajar calon guru sehingga sangat bermanfaat untuk
memantangkan kemampuan guru.
Menurut sunhaji, M.Ag secara bahasa microteaching berasal dari kata micro yang berarti
kecil terbatas, sempit dan teaching yang berarti mengajar. Secara istiliah, microteaching
berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya akan dikecilkan atau disederhanakan.
Microteching ini bisa menjadi labolatorium yang efektif untuk mengasah profesionalitas guru
dalam menerapkan PAKEM. Dalam microteaching ini, masing-masig guru mempunyai

6
Ibid, l.83
7
Jamar Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM, (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), hal.201

14
peluang yang sama untuk mendemonstrasikan kemampuan mengajarnya dalam PAKEM yang
kemudian akan dinilai dan dievaluasi sehingga kita bisa mengetahui mana guru yang sudah
bisa memahami dan mempraktikan PAKEM.
Guru yang sudah perfect tinggal ditingkatkan kemampuannya, sedangkan guru yang belum
perfect diberdayakan terus-menerus sampai mereka menguasi secara teori dan praktek
pengajaran model PAKEM ini. Dalam realisasi mircoteaching akan lebih efektif jika ada
narasumber misalnya salah satu dosen yang akan menunggui dan mengevaluasi proses
pengajaran yang disampaikan.8
3. Mencoba Teamteaching
Saat ini ada terobosan baru dalam dunia pengajaran yaitu teamteching. Temteaching adlah
sistem mengajar yang disusun oleh beberapa guru yang mempunyai keahlian mendalam.
Misalnya pelajaran IPA diasuh oleh 2 guruyang satu menerangkan dan yang lainnya
mengamati dalan kelas untuk melihat respons siswa dan berusaha menggugah semangat
belajar siswa. Ada kelebihan dan kekurangannya dalam melakukan teamteaching ini. Disatu
sisi siswa akan mendapatkan pengalaman ilmu dan wawasan yang berbeda sehingga ke
wacana. Namun disi lain apabila salah satu guru tidak masuk maka penyampaian materi tidak
akan maksimal karena satu guru tidak akan cukup untuk melaksanakan sistem ini. Siswa pun
juga akan merasa kurang nyaman.
Sebagai bentuk pengajaran teamteaching layak untuk diapresiasi secara kriti. Dalam
konteks PAKEM teamteaching bisa diaplikasikan untuk mengevaluasi secara langsung
kelebihan dan kekurangan metode pengajaran masing-masing. Bagi guru, teamteaching ini
membutuhkan mental dan kapasitas keilmuan yang matang. Karena, ketika mengajar ia tidak
hanya ditemani siswa tetapi juga yang merupakan guru senior. Hal ini tentu akan berdampak
positif bagi guru tersebut karena akan tergugah untuk banyak membaca sebelum mengajar.
Siswa perlu suasana, tempat, dan kondisi baru sehingga tidak jenuh. Maka itulah mengapa
dibutuhkan moving class. Namun, sebelum diterapkan lebih baik ada kelas percontohan untuk
uji coba gaar diketahui efektivitas dari terobosan ini. Moving class adalah sistem pembelajarn
di mana siswa harus berpindah-pindah kelas sesuai dengan kelas yang diajarkan. Ketika
pelajaran bahsa maka siswa dipindahkan ke kelas bahas di mana sudah disediakan fasilitas

8
Sunhaji, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009), hal. 112-113

15
untuk mendukung kegiatan belajar mengajar siswa. Tentu sistem ini membutuhan anggaran
yang tidak sedikit karena harus menyediakan sarana prasarana yang lengkap untuk praktik.
Walau sederhana, moving class bisa dipraktikkan secara bertahap. Contoh sekolah yang
menerapkan moving class ini adalah Al-Aqobah Kwaron Diwek, Jombang. Hasilnya luar
biasa, anak didik bisa menikmati proses pembelajaran yang dilakukan dan cepat menyeap
materi yang diberikan karena suasana kelas sangat mendukung. Mereka fresh dan enjoy
dengan poroses yang dilakukan.
4. Berlatih membuat Ice Breaker
Salah saru ciri PAKEM adalah menyenangkan. Banyak siswa ketika kegiatan belajar
mengajar dimulai akan mulai tegang. Oleh karena itu guru bisa membuat ice breaker
(pemecah kebekuan) agar suasana menjadi cair, humoris, dan tidak tegang. Kemampuan
seperti ini dibutuhkan oleh guru supaya ada kedekatan emosional dengan peserta didik. Anak
akan senang dengan guru yang sesekali humoris. Tenru humoris yang dimaksudkan disi masih
dalam batas etika, tidak senonoh, dan dan tidak keterlaluan. Kalau sedikit-sedikit guru
mengguanakan ice breaker maka kewibaan guru bisa luntu. Jadi dalam melakukan ice breaker
harus memperhatikan tujuan dan waktu yang tepat.
Menurut M. Hasyim Ashari (2007) ice breaker daat berupa cerita konyol, teka-teki,
berbicara yang diplesetkan dan banyak lainnya. Dalam konteks ice breaker ini guru bisa
belajar sendiri dari orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam hal ini misalnya seorang
juru dakwah yang mempunyai banyak stok cerita-cerita lucu. 9
D. Alasan Penerapan PAKEM
Proses belajar mengajar sangat menentukan peningkatan kualitas pendidikan. Perolehan
belajar berupa nilai-nilai dan keterampilan tertentu terukur melalui proses dan hasil belajar.
System pembelajaran masa lalu diangga tidak mampu lagi menopang tercapainya tujuan
pendidikan secara menyeluruh. Oleh karena itu, upaya melakukan inovasi bidang pembelajaran
selalu dikembangkan. Di sekolah dasar, pendekatan dalam pembelajaran yang dianggap relevan
untuk menjawab tuntutan zaman adalah pendekatan aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
atau bisa di singkat PAKEM. Dikatakan demikian karena pendekatan PAKEM dapat
mengakomodasi tuntutan perkembangan seluruh aspek dalam diri anak, baik dari kognitif, afektif
maupun psikomotor.

9
Ibid, hal208

16
Dalam penerapan pakem digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi
adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik.
Dalam permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses juga dimanfaatkan bahwa
dalam kegiatan inti pembelajaran juga harus dilakukan secara menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian Sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan
psikologis peserta didik. kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik
melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Jadi secara yudirisi pembelajaran berbasis
pakem sudah jadi keharusan dilaksanakan dalam proses pembelajaran di sekolah.10
a. Prinsip-prinsip penerapan PAKEM
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran PAKEM adalah
sebagai berikut:
1) Mengalami, peserta didik harus terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun
emosional. Melalui pembelajaran langsung pembelajaran akan lebih memberi makna
kepada siswa dari pada hanya mendengarkan penjelasan saja. Misalnya materi
tayamum, wudhu, shalat, dan dalam mata pelajaran fiqih yang disamping penjelasan
harus dilengkapi dengan praktiknya yang melibatkan siswa.
2) Komunikasi. Dalam kegiatan pembelajaran harus terwujud komunikasi antara guru dan
peserta didik. Proses komunikasi yang baik adalah proses komunikasi dimana antara
komunikator dan komunikan terdapat satu arah yang sama.
3) Interaksi. Dalam kegiatan pembelajaran harus diciptakan komunikasi multi arah.
Interaksi multi arah yang diharapkan terjadi adalah interaksi transaksional dimana
proses komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa,
bahkan siswa dengan lingkungan sekitar.
4) Refleksi. Proses refleksi sangat perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
ketercapaian proses pembelajaran. Kegiatan refleksi ini dilakukan bersama antara guru
dan siswa.11

10
Muhammad Jauhari, Implementasi PAKEM Dari Behavioristik Sampai konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi
Pustakakarya, 2011), hlm.1-2.
11
Ngalimun, Strategi Dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), hlm.208-209.

17
Dari prinsip-prinsip pakem di atas tersebut diaman peserta didik dan guru dituntut untuk
sama-sama berperan aktif dalam kegiatan belajar, sehingga di dalamnya akan tercipta suasana
yang hidup terhadap pembelajaran tersebut.

Jadi alasan mengapa pembelajaran model PAKEM diterapkan, terutama di Indonesia,


antara lain:

 PAKEM akan lebih memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat
dalam pembelajaran. Karena selama ini yang kita kenal pembelajaran model
konvensional yang dinilai hanya guru yang aktif, sementara peserta didiknya pasif,
sehingga pembelajarannya dinilai menjemukan, kurang menarik , dan tidak
menyenangkan.
 PAKEM lebih memungkinkan, baik peserta didika atupun guru sama-sama kreatif. Guru
berupaya kreatif, mencoba berbagai cara melibatkan semua peserta didiknya dalam
pembelajaran. Sementara peserta didik juga dituntut kreatif pula dalam berinteraksi
dengan sesama teman, guru, maupun bahan ajar dengan segala alat bantunya sehingga
pada akhirnya hasil pembelajaran dapat meningkat.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsep dasar strategi pembelajaran PAKEM
PAKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik mengerjakan
kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaannya dengan
penekanan belajar sambil bekerja. Sementara, guru menggunakan berbagai sumber dan alat
bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan, supaya pembelajarn lebih menarik dan
menyenangkan, dan efektif. Aktif dimaksudkan bahwa, dalam proses pembelajarn, guru
harus menciptakan suasana sedemikian rupa, sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan
dan mengemukakan gagasan.
2. Ciri-ciri PAKEM
a. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
b. Mendorong kreativitas peserta didik &guru
c. Pembelajarannya efektif
d. Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik
3. Cara penerapan PAKEM
a. Memperiotaskan pelatihan guru,
b. Optimalisasi Microteaching,
c. Mencoba Teamteaching,
d. Berlatih membuat Ice Breaker.
4. Alasan Penerapan PAKEM
Proses belajar mengajar sangat menentukan peningkatan kualitas pendidikan.
Perolehan belajar berupa nilai-nilai dan keterampilan tertentu terukur melalui proses dan
hasil belajar. System pembelajaran masa lalu diangga tidak mampu lagi menopang
tercapainya tujuan pendidikan secara menyeluruh. Oleh karena itu, upaya melakukan inovasi
bidang pembelajaran selalu dikembangkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, B dan Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan pendekatan PALKEM. Jakarta: Bumi
Aksara.

Ma’mur Asmani, Jamar. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: DIVA Press.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sunhaji. 2009. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Grafindo Litera Media.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

20

Anda mungkin juga menyukai