Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat
dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru,
pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak
bumi terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak
didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki
tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak penggunaan
energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.

Salah satu cara untuk mengirimkan energi adalah melalui bentuk energi
listrik. Pada pusat pembangkit, sumberdaya energi primer seperti bahan bakar fosil
(minyak, gas alam, dan batubara), hidro, panas bumi dan nuklir diubah menjadi
energi listrik. Sumber daya energi digunakan untuk menggerakkan turbin menjadi
energi mekanis, kemudian turbin menggerakkan generator, dan generator
menghasilkan listrik. Pada prinsipnya apabila suatu penghantar diputar memotong
garis-garis gaya medan magnet yang diam maka pada penghantar tersebut akan
timbul Electro Motor Force (EMF) atau Gaya Gerak Listrik (GGL). Energi mekanis
dapat dibangkitkan dari bermacam-macam sumber daya energi.

Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi


memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu
alternatif sumber energi baru yang potensial datang dari Gas.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah itu PLTG?
2. Bagaimana cara kerja dan prinsip kerja PLTG ?
3. Bagaimana bentuk mesin kerja PLTG?

1
1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk,
1. Mengetahui definisi dan manfaat dari PLTG.
2. Mengetahui pemanfaatan dari energy gas untuk pembangkit listrik.
3. Untuk menambah wawasan dalam pembangkit listrik tenaga gas, dan
mengetahui cara kerja PLTG dan alat/mesin yang dibutuhkan dalam PLTG.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. GAS
Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai kemampuan
untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan, gas yang
tak tertahan tidak mengisi suatu volume yang telah ditentukan, sebaliknya
mereka mengembang dan mengisi ruang apapun di mana mereka berada.
2.2. Gas, Energi Baru dan Terbarukan
Sektor Gas, Energi Baru dan Terbarukan (GEBT) merupakan sektor
penting, mengingat peranannya di masa depan sebagai sumber energi primer
menggantikan peran sumber energi dari minyak bumi dan batu bara.
Sektor GEBT berada di bawah kendali Direktorat Gas, Energi Baru dan
Terbarukan yang bertanggung jawab untuk memberikan arah, kebijakan dan
strategi di seluruh mata rantai bisnis gas, mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan kegiatan bisnis.
2.3. Pembangkit Listrik Tenaga Gas
PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan
oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi. yang
menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya.
dimana energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar
diubah menjadi energi mekanis dan selanjutnya diubah menjadi energi listrik
atau energi lainnya sesuai dengan kebutuhannya. PLTG memiliki kelebihan
yaitu energi mekanik yang dihasilkan dari mesin turbin gas lebih besar
dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Selain itu PLTG juga sebagai
alternatif dari pembangkit listrik tenaga air di saat musim kemarau dimana pada
musim kemarau debit air sangat rendah. Adapun kekurangan dari turbin gas
adalah sifat korosif pada material yang digunakan untuk komponen-komponen
turbinnya karena harus bekerja pada temperatur tinggi dan adanya unsur kimia
bahan bakar minyak yang korosif (sulfur, vanadium dll.), tetapi dalam
perkembangannya pengetahuan material yang terus berkembang hal tersebut
mulai dapat dikurangi meskipun tidak dapat secara keseluruhan dihilangkan.

3
Dengan tingkat efisiensi yang rendah hal ini merupakan salah satu dari
kekurangan sebuah turbin gas juga dan pada perkembangannya untuk
menaikkan efisiensi dapat diatur/diperbaiki temperatur kerja siklus dengan
menggunakan material turbin yang mampu bekerja pada temperatur tinggi dan
dapat juga untuk menaikkan efisiensinya dengan menggabungkan antara
pembangkit turbin gas dengan pembangkit turbin uap dan hal ini biasa disebut
dengan Combined cycle.
2.4. Siklus Sistem Turbin Gas
a) Siklus Brayton
Siklus ideal dari sistem turbin gas sederhana adalah siklus Brayton. Sistem
turbin gas sederhana dengan siklus terbuka menggunakan ruang terbuka
menggunakan ruang bakar sedangkan sistem turbin gas sederhana dengan siklus
tertutup menggunakan alat-alat penukar kalor.

Turbin gas bekerja atas dasar prinsip siklus tenaga gas Brayton atau joule yang
merupakan suatu standar siklus udara. Proses-proses yang terjadi terdiri atas:

1 – 2 Kompresi isentropik,
2 – 3 Penambahan energi pada tekanan konstan,
3 – 4 Pengembangan isentropik,
4 – 1 Pembuangan panas pada tekanan konstan

4
Efisiensi termal untuk siklus ini yang ideal adalah :

dimana :
Q1-2 = Energi yang ditambahkan pada keadaan 1 – 2,
Q4-1 = Energi yang dibuang pada keadaan 4 – 1,
V2/V1 = Rasio Kompresi,
K = Rasio panas spesifik = 1, 3 – 1, 4 untuk udara sebagai medium
standar.

b) Siklus Turbin Gas Regeneratif


Efisiensi turbin gas dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan gas buang
yang meninggalkan turbin dan yang masih memiliki suhu tinggi untuk
memanaskan udara sebelum dimasukkan ke dalam ruang pembakaran
(gambar 1.2). Hal itu dilakukan dengan sebuah pemanas udara. Setelah
meninggalkan kompresor, pada titik 2 udara memasuki pemanas udara, dan
dipanaskan dengan gas buang yang meninggalkan turbin. Dengan demikian
sebagian dari energi yang terkandung dalam gas buang masih dapat
dimanfaatkan. Udara dimasukkan ke dalam ruang pembakaran setelah
dipanaskan dalam ruang pemanas udara, yang juga disebut regenerator.
Namun demikian, sebuah PLTG pada umumnya masih memiliki efisiensi
yang rendah.

5
c) Siklus Kombinasi
Peningkatan efisiensi sebuah pembangkit tenaga listrik dapat diperoleh
dengan menggabungkan siklus tenaga uap Rankine dengan siklus tenaga gas
Brayton. Hal ini dilakukan dalam pembangkit tenaga listrik siklus
kombinasi, Karena merupakan suatu kombinasi antara PLTG dan PLTU,
pusat tenaga listrik ini juga disebut Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
(PLTGU). Gas buang yang meninggalkan turbin gas mempunyai suhu yang
masih tinggi, sehingga memiliki jumlah energi yang cukup besar. Suhu yang
tinggi ini dimanfaatkan dengan memasukkannya ke dalam boiler pada titik
4, untuk memproduksi uap bagi turbin uap. Dapat terjadi, bahwa boiler
memperoleh tambahan bahan bakar pada titik 5 untuk mendapatkan daya
yang lebih besar bagi siklus uap pusat tenaga listrik ini.
2.5. Alat/mesin pembangkit listrik tenaga gas
a) Turbin gas (Gas Turbine)
Berfungsi untuk mengubah energi gerak gas menjadi energi putar.
b) Kompresor (Compressor)
Berfungsi untuk meningkatkan temperatur dan tekanan udara.
c) Ruang Bakar (Combustor)
Berfungsi untuk membakar bahan bakar dengan menghembuskan udara
yang telah dinaikkan temperatur dan tekanannya di kompresor.

Peralatan Pendukung PLTG


Berikut adalah peralatan pendukung yang digunakan dalam kinerja
Pembangkit

6
Listrik Tenaga Gas (PLTG):
a) Air Intake
Berfungsi menyuplai udara bersih ke dalam kompresor.
b) Blow Off Valve
Berfungsi mengurangi besarnya aliran udara yang masuk ke dalam
kompresor utama atau membuang sebagian udara dari tingkat tertentu untuk
menghindari terjadinya stall (tekanan udara yang besar dan tiba-tiba
terhadap sudu kompresor yang menyebabkan patahnya sudu kompresor)
c) VIGV (Variable Inlet Guide Fan)
Berfungsi untuk mengatur jumlah volume udara yang akan di kompresikan
sesuai kebutuhan.
d) Ignitor
Berfungsi penyalaan awal atau start up. Campuran bahan bakar dengan
udara dapat menyala oleh percikan bunga api dari ignitor yang terpasang di
dekat fuel nozzle burner dan campuran bahan bakar menggunakan bahan
bakar propane atau LPG.
e) Lube oil system
Berfungsi memberikan pelumasan dan juga sebagai pendingin bearing-
bearing seperti bearing turbin, kompresor, generator. Memberikan minyak
pelumas ke jacking oil system. Memberikan suplai minyak pelumas ke
power oil system. Sistem pelumas di dinginkan oleh air pendingin siklus
tertutup.
f) Hydraulic Rotor Barring
Rotor bearing system terdiri dari : DC pump, Manual pump, Constant
pressure valve, pilot valve, hydraulic piston rotor barring. Rotor barring
beroperasi pada saat unit stand by dan unit shutdown (selesai operasi). Rotor
barring on < 1 rpm. Akibat yang timbul apabila rotor barring bermasalah
ialah rotor bengkok dan saat start up akan timbul vibrasi yang tinggi dan
dapat menyebabkan gas turbin trip.
g) Exhaust Fan Oil Vapour
Berfungsi utama membuang gas-gas yang tidak terpakai yang terbawa oleh
minyak pelumas setelah melumasi bearing-bearing turbin, compressor dan

7
generator. Fungsi lain adalah membuat vaccum di lube oil tank yang
tujuannya agar proses minyak kembali lebih cepat dan untuk menjaga
kerapatan minyak pelumas di bearing-bearing (seal oil) sehingga tidak
terjadi kebocoran minyak pelumas di sisi bearing.
h) Power Oil System
Berfungsi menyuplai minyak pelumas ke :
- Hydraulic piston untuk menggerakkan VIGV
- Control-control valve (CV untuk bahan bakar dan CV untuk air)
- Protection dan safety system (trip valve staging valve)
Terdiri dari 2 buah pompa yang digerakkan oleh 2 motor AC.
i) Jacking Oil System
Berfungsi menyuplai minyak ke journal bearing saat unit shut down atau
stand by dengan tekanan yang tinggi dan membentuk lapisan film di
bearing. Terdiri dari 6 cylinder piston-piston yang menyuplai ke line-line :
- Dua line menyuplai minyak pelumas ke journal bearing.
- Dua line menyuplai minyak pelumas ke compressor journal bearing.
- Satu line menyuplai minyak pelumas ke drive end generator journal
bearing.
- Satu line menyuplai minyak pelumas ke non drive end generator journal
bearing.
2.6. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Sebuah pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) terdiri atas sebuah kompresor,
ruang pembakaran, dan turbin gas dengan generator listrik

Adapun prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) adalah
sebagai berikut : Pembangkit Listrik Tenaga Gas membutuhkan udara yang

8
bersih dan dalam jumlah yang tak terhingga. Proses beroperasinya PLTG adalah
sebagai berikut : Untuk beroperasi PLTG menggunakan penggerak mula yaitu
mesin diesel yang akan digunakan untuk memutar kompresor sampai putaran
tertentu, sehingga kompresor akan berfungsi. Setelah kompresor mulai
berfungsi kompresor akan menghasilkan udara yang bertekanan tinggi. Udara
yang dihasilkan tersebut kemudian akan mampatkan atau dikompresi di dalam
kompresor. Udara hasil kompresi tersebut kemudian disaring dan salurkan ke
ruang pembakaran bersama dengan bahan bakar yang telah dipompa ke ruang
pembakaran. Pada proses pembakaran diharapkan terjadi pada tekanan yang
konstan agar menghasilkan gas pembakaran yang bertemperatur tinggi. Gas
yang dihasilkan inilah yang akan digunakan untuk memutar turbin dan pada
gilirannya generator yang sudah di kopel dengan turbin akan bergerak. dan
generator yang berputar akan menghasilkan tenaga Listrik. Sisa gas yang terjadi
selama proses pembakaran akan dibuang ke udara melalui cerobong – cerobong
asap. Gas buang yang keluar dari turbin gas bertemperatur antara 400 – 700˚C,
oleh karena itu masih dapat dimanfaatkan sebagai fluida pemanas pada ketel
uap. Di samping itu, gas buang pada sistem turbin gas masih banyak
mengandung oksigen karena sistem turbin gas menggunakan campuran bahan
bakar dan udara. Jadi jika dianggap perlu gas buang masih dapat digunakan
untuk membakar bahan bakar di dalam ketel uap, sehingga temperatur gas dapat
dinaikkan. Pada ruang bakar dan turbin gas sudah terjadi yang namanya panas,
untuk mendinginkan ruang bakar serta turbin gas digunakan aliran udara dari
kompresor.
2.7. Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Pemeliharaan dibagi atas pemeliharaan rutin dan pemeliharaan periodik
tahunan.
Pemeliharaan rutin pada umumnya tidak terlalu banyak mengingat bentuk
unit yang kompak. Pemeliharaan rutin hanya sekitar penggantian filter bahan
bakar dan filter udara serta koreksi karakteristik peralatan control yang dicapai
menyimpang serta pembetulan lainnya yang tidak memerlukan biaya tinggi.
Pemeliharaan periodik tahunan ditentukan oleh antara gabungan jumlah jam
kerja dan jumlah start yang telah dicapai. Secara sederhana dapat ditetapkan

9
angka periodik tersebut adalah 400 jam operasi untuk unit bahan bakar HSD,
6000 jam untuk unit yang beroperasi dengan bahan bakar gas alam atau 300 jam
start. Terdapat 4 kali pemeliharaan periodik tahunan dalam satu siklus
pemeliharaan yaitu:
1) Combustion Inspection berupa ruang bakar serta penggantian komponen-
komponennya yang didapat di rusak. Pemeliharaan ini dilakukan pada 6000 jam
operasi yang pertama;
2) Hot Gas Path Inspection berupa pemeriksaan sudu-sudu tetap dan jalan turbin
dan ruang bakarnya disertai penggantian seperlunya, dilakukan pada operasi 12
000 jam;
3) Cobution Inspection kedua pada operasi 18 000 jam;
2.8. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Suatu Pembangkit sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada
Pembangkit Listrik Tenaga Gas ini juga memiliki kelebihan serta kekurangan
di antaranya sebagai berikut:
a) Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Gas:
1. Start yang dilakukan bisa lebih cepat
2. Daya yang dihasilkan cukup besar ± 20 MW
b) Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas:
1. Pembangkit ini beroperasi pada tegangan serta temperatur yang relative
tinggi, jadi tingkat kerusakan yang terjadi pada komponen-komponennya lebih
cepat
2.9. Penentuan Lokasi Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Faktor lokasi dalam pembangunan suatu PLTG adalah sangat penting, karena hal
ini dapat menyangkut masalah pembangunannya dan pengoperasiannya sedangkan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi Pembangkit adalah :
A. Faktor pusat beban
Pembangunan suatu PLTG sebaiknya di dekat pusat beban, hal ini bertujuan untuk
mengurangi biaya saluran transmisi tenaga listriknya. Dan juga sebaiknya
ditempatkan pada suatu daerah yang direncanakan sebagai daerah industri atau
beban berkapasitas besar.
B. Faktor transportasi (untuk komponen-komponennya)

10
Faktor transportasi ini juga mendukung selama pengoperasiannya, misalnya
menjamin kontinuitas suplai dari bahan bakarnya. Juga dalam masa
pembangunannya dimana untuk mengangkut komponen-komponen PLTG
diperlukan transportasi yang cukup memadai mengingat beratnya masing-masing
komponen PLTG tersebut. Dengan mengingat hal ini maka diusahakan agar PLTG
dipilih pada suatu daerah yang sudah ada sarana dan prasarana transportasinya.
C. Faktor penyaluran bahan bakar
Dasar pemilihan PLTG terhadap penyaluran bahan bakar yang relatif mudah dan
murah, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Jenis dan jumlah kebutuhan bahan bakar PLTG;
b. Fasilitas dan kapasitas alat pengangkut;
c. Biaya pengangkutan;
d. Kepadatan lalu lintas, dll.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi
listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak
generatornya.
Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) memiliki kekurangan dari turbin gas
adalah sifat korosif pada material yang digunakan untuk komponen-komponen
turbinnya karena harus bekerja pada temperatur tinggi dan adanya unsur kimia
bahan bakar minyak yang korosif (sulfur, vanadium dll.),
Cara kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas ini adalah berdasarkan prinsip
kerja dari siklus Brayton.
B. Saran
Pembuatan PLTG memang sangat menguntungkan berbagai pihak, tetapi juga
dapat berakibat fatal jika terjadi sesuatu, oleh karena itu pengolahan energy Gas
harus memperhatikan dampak-dampak negatif yang akan terjadi kelak.

12
DAFTAR PUSTAKA

Wiranto Arismnandar. Penggerak Mula Turbin, Penerbit Institut Teknologi


Bandung (ITB).
Ismail Muchsin ST., MT. Pusat pengembangan bahan ajar-umb., Elektronika &
Tenaga Listrik
sinda sunshiner. 2014., Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
https://chyntiaparasmita.wordpress.com/pltg/
https://pertamina.com/id/gas-energi-baru-dan-terbarukan

13

Anda mungkin juga menyukai