PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
global, diperkirakan bahwa ada sekitar setengah juta kasus baru kanker serviks
setiap tahunnya, dan sekitar 275.000 kematian yang dikaitkan dengan penyakit
kanker serviks ini. Di Asia Tenggara, epidemiologi kanker serviks ini berbeda
antara negara satu dengan negara yang lainnya, tapi secara keseluruhan beban
dari penyakit kanker serviks itu sendiri cukup tinggi. Berdasarkan estimasi
ada sekitar 200.000 kasus baru dan lebih dari 100.000 kematian akibat
Kanker serviks merupakan kanker kedua di dunia yang paling banyak diderita
menyebutkan prevalensi kanker leher rahim / serviks sebesar 26 per 100.000 wanita.
Angka prevalensi kejadian untuk kanker servik tahun 2012 ada 528.000 kasus
meningkat menjadi 98.692 penderita sdan kasus di Jawa Tengah ada 19.734 penderita
(DEPKES, 2015).
Berdasarkan data GLOBOCAN, Internasional Agency for Research
kasus baru kanker dan angka kematian akibat kanker leher rahim, dan kanker
presentasi 6,8%. Kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang.
meningkat setiap tahunnya dan diperkirakan mencapai 23,6 juta kasus baru
dicanangkan oleh Ibu Negara pada tanggal 21 April 2015 yang lalu,
akan berlangsung selama 5 tahun. Adanya metode IVA dengan harga yang
diharapkan pada tahun 2019 jumlah WUS yang melakukan deteksi dini
mencapai 50% (Pusat Data dan Informasi Kememtrian Kesehatan RI, 2016).
deteksi dini kanker leher rahim/ serviks tahun 2017 yang dilaporkan sebanyak
1.584 WUS atau 1% dari perempuan usia 30-50 tahun. Presentase WUS ini
masih sangat jauh dari target yang di tetapkan sebesar 10 %. Data yang
jumlah WUS 4011 dan di lakukan pemeriksaan IVA hanya 78 WUS dengan
hasil wus 11WUS IVA positif (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang,
2017 ).
atau serviks dengan cara melihat langsung dengan mata telanjang setelah
memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5 % IVA merupakan cara
kegiatan yang bersifat promotif dan preventif khususnya deteksi dini kanker
leher rahim dengan metoda IVA ( Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).
dengan menunjuk satuan kerja atau unit pengelola program yang bertugas
untuk melaksanakan penanggulangan secara terencana, terarah, efektif,
(Permenkes, 2015)
kegiatan penapisan atau skrining massal , penemuan dini massal dan tindak
(Permenkes, 2015)
kegiatan lain yang ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan
dini kanker serviks di pendidikan WUS, Pengetahuan Wus, minat Wus dan
komponen tadi kurang, terkait pemeriksaan deteksi dini kanker serviks, maka
Prabandari F, 2017).
hal itu berdampak pada rendahnya partisipasi ibu dalam melakukan deteksi
dini kanker serviks sehingga temuan kanker serviks di daerah tersebut rendah.
yang pernah dirawat inap di RSUP dr.Kariadi selama tahun 2015 yaitu
sebanyak 417 penderita. Sampel penelitian berjumlah 81 penderita sampel
tahun (40,7%) dengan tingkat pendidikan yang rendah yaitu tidak tamat SD
antara sikap dan perilaku ibu dalam deteksi dini dengan hasil p value
test. Wawancara yang saya lakukan pada hari sabtu 23 maret 2019 ,disana
kunjungan IVA test yang menunjukkan jumlah 31 wanita usia subur yang
melakukan pemeriksaan IVA test pada tahun 2018. Presentase WUS ini masih
sangat jauh dari target yang di tetapkan sebesar 10%. Hasil pemeriksaann
menunjukkan negative (-) dari hasil IVA test. Pemeriksaan di lakukan setiap
hari rabu dipuskesmas Pabelan. Program IVA sendiri sudah berjalan mulai
melakukan pemeriksaan IVA test dalam upaya deteksi dini kanker leher
sudah mengetahui apa itu kanker serviks tetapi dari 7 wanita usia subur belum
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
Puskesmas Pabelan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Pabelan.
2. Tujuan Khusus
di puskesmas pabelan.
Puskesmas Pabelan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Responden