Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


PERIKEHIDUPAN POPULASI HAMA

DISUSUN OLEH :

Safitri Khairunnisa (134170052)


Indah Martina Rahmah (134170053)
Gracia Elena (134170054)
Rizky Fauzi (134170055)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Perikehidupan Populasi Hama ”
dengan sebaik−baiknya. Dalam makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak−pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada :

1. Ibu Ir. Chimayatus Solichah, MP. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Dasar Perlindungan Tanaman.
2. Semua pihak yang telah memebantu menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Perikehidupan Populasi Hama ” dengan sebaik−baiknya.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, penulis
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, Februari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERIKEHIDUPAN


POPULASI HAMA...................................................................................................... 1

1. Faktor Internal................................................................................................. 1
2. Faktor Eksternal.............................................................................................. 1

BAB 3 FAKTOR PELEDAKAN POPULASI HAMA............................................ 2

1. Spesies Tanaman Baru.........................................................................................

2. Pemindahan Hama Melebihi Batas Geografik.....................................................

3. Perubahan Toleransi Manusia..............................................................................

4. Pertanaman Monokultur.......................................................................................

5. Pemindahan Tanaman ke Daerah yang Berbeda Iklim.........................................

6. Hasil Pemuliaan Tanaman.....................................................................................

7. Jarak Tanam............................................................….…………….....................

8. Masa Tanam.........................................................................................…………

9. Asosiasi Antara Tanaman dan Hama...................................................................

10. Pestisida yang Merubah Fisiologi Tanaman......................................................

C. DAFTAR PUSTAKA……........................................................................................

PERIKEHIDUPAN POPULASI HAMA |i


BAB 1
PENDAHULUAN

Hama adalah organisme pengganggu tanaman yang dapat menimbulkan kerusakan


fisik tanaman itu sendiri. Selain itu juga dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
produk pertanian. Kerusakan yang diakibatkan oleh hama dapat dilihat dengan kasat
mata. Hama tersebut dapat berupa binatang, dan merusak secara langsung dan tidak
langsung. Hama yang merusak tanaman secara langsung dapat terlihat bekasnya
seperti gigitan, goresan, dan sebagainya. Sedangkan hama yang yang merusak secara
tidak langsung biasanya melalui suatu penyakit, kemudia tanaman tersebut perlahan
akan layu dan mati.
Berdasarkan cara menyerangnya, hama diklasifikasikan dalam berberapa Filum
antara lain:
1. Filum Aschelmintes
Anggota filum yang berperan sebagai hama ialah dari klas Nematoda.
Dengan ciri – ciri berukuran sangat kecil, tidak berwarna, tidak memiliki
saluran sirkulasi dan pernafasan, serta memiliki stylet yakni berupa alat
pencucuk pada bagian mulutnya. Contohnya Meloidogyne Incognita yang
menyebabkan akar pada tanaman tomat membengkak.

2. Filum Mollusca
Anggota filum ini yang banyak berperan sebagai hama adalah dari klas
Gastropoda. Klas Gastropoda memiliki tubuh yang lunak, kepala dan
kakinya yang berbentuk spiral, kaki yang terletak dibagian ventral untuk
merayap, dan dilengkapi dengan gigi parut (radula) pada bagian mulutnya.

3. Filum Arthropoda
Memiliki ciri tubuh dan kaki yang beruas-ruas, tubuhnya terbagi atas 2
atau 3 bagian dan memiliki alat tambahan berupa antena, sayap, kaki yang
berpasangan. Filum ini dibagi menjadi dua klas antara lain :
a. Klas Archanida
Anggota klas ini yang berperan sebagai hama memiliki kaki empat
pasang pada fase dewasa, dan 3 pasang pada fase pra dewasa. Selain itu,
tubuhnya dibagi atas 2 bagian serta tidak memiliki sayap. Contohnya
laba – laba.
b. Klas Insekta
Anggota kelas ini yang paling banyak berperan sebagai hama tanaman.
Dengan ciri memiliki sayap, tubuhnya terbagi atas 3 bagian dan
mempunyai satu pasang antena. Beberapa ordo sebagai hama tanaman
pada tabel di bawah ini.

PERIKEHIDUPAN POPULASI HAMA |i


No. Ordo Tipe Mulut Contoh
1 Orthoptera Penggigit - Belalang, jangkrik,
Pengunyah gangsir, kecoa
2 Heminoptera Penggigit - Pengunyah Sebangsa Lebah
3 Coleoptera Penggigit - Pengunyah Sebangsa Kumbang
4 Homoptera Pencucuk - Penghisap Kepik, walang sangit
dan wereng.
5 Lepidoptera Penghisap Kupu - kupu
6 Diptera Penjilat – Penghisap Lalat, nyamuk.
Penusuk - Penghisap
7 Thysanoptera Penghisap Kutu

Tabel 1.1 Ordo Hama Tanaman Klas Insekta

4. Gastropoda
Anggota yang paling banyak berperan adalah klas Mamalia, diantaranya
tupai, bajing, tikus, babi hutan, dll. Memiliki ciri tubuh yang dilapisi
dengan rambut – rambut halus, memiliki kelenjar air susu, dan
temperatur tubuhnya tidak dipangaruhi makanan dan lingkungan.

PERIKEHIDUPAN POPULASI HAMA |i


BAB 2
FAKTOR YANG BERPENGARUH

Meningkatnya populasi hama dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam dan faktor
luar. Faktor luar yang mempengaruhi yaitu iklim/cuaca (antar lain suhu, kelembaban,
curah hujan dan angin); keadaan pertanaman padi (varietas, cara budidaya);
penggunaan insektisida dan populasi musuh alaminya. Sedangkan faktor dalam yaitu
sifat biologi hama itu sendiri(antara lain, keperidian, perbandingan jantan: betina,
migrasi dan mortalitas). Serangan hama dapat diantisipasi jika keadaan hama dan
lingkungannya stabil, tetapi jika terjadi perubahan pada ligkungan akan
menimbulkan masalah. Kejadian seperti pelepasan varietas unggul baru yang
ditanam secara luas dan terus menerus menyebabkan suatu populasi wereng dapat
beradaptasi dan berkembang biak dengan cepat dan suatu saat akan mengalami patah
ketahanannya (Baehaki, 2005).

1. Faktor Internal
Kemampuan berkembang biak serangga hama akan menentukan tinggi rendahnya
suatu populasi hama. Hal ini berkaitan dengan kecepatan berkembang biak dan
perbandingan jenis kelamin serangga hama. Kecepatan berkembang biak ditentukan
oleh keperidian dan jangka waktu perkembangan.

a) Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin)


Serangga hama pada umumnya berkembang biak melalui perkawinan
walaupun ada beberapa spesies tertentu yang menghasilkan keturunannya tanpa
melalui pembuahan (partenogenesis). Sebagian besar serangga mempunyai sex
ratio 1:1 yang artinya serangga jantan dan serangga betina yang bertemu
kemudian melakukan kopulasi akan lebih tinggi sehingga reproduksi serangga
tersebut akan tinggi. Pada beberapa serangga hama tertentu, perbandingan sex
ratio tidaklah demikian, contoh pada serangga hama Xylosandrus compactus sex
rationya 1:9; pada serangga Hyphothenemus hampei sex rationya 1:59, artinya
serangga betina lebih banyak dari serangga jantan. Kemudian pada serangga
hama Saissetia nigra dan Saissetia coffeae, telur menetas menjadi serangga
betina dan belum ditemukan serangga jantan.

Gambar 2.1 Hyphothenemus hampei Gambar 2.2 Saissetia coffeae

PERIKEHIDUPAN POPULASI HAMA |i


b) Keperidian dan Jangka Waktu Perkembangan
Keperidian adalah besarnya kemampuan suatu serangga betina dalam
menghasilkan sejumlah keturunan baru. Serangga hama yang mempunyai
keperidian cukup tinggi biasanya diketahui dengan faktor luar sebagai
penghambat perkembangannya juga tinggi. Meletakkan telur satu per satu dan
dalam jumlah yang tidak begitu banyak dilakukan oleh serangga hama tertentu,
namun mayoritas serangga hama akan meletakkan telur secara berkelompok dan
begitu menetas akan terjadi kompetisi diantara serangga sendiri. Sebagian
serangga hama memiliki jangka waktu perkembangan dari telur sampai dewasa
berlangsung pendek, tetapi pada serangga lain perkembangannya berlangsung
lama. Serangga yang mengalami metamorfosa sempura
(hilometabola), perkembangan serangga dimulai dari telur>larva>pupa>imago.
Pada serangga yang mengalami metamorfasa hemimetabola atau paurometabola
perkembangannya dimulai dari telur>nimfa>dewasa.Kompetisi akan terjadi pada
individu-individu dalam suatu habitat untuk mempertahankan
kehidupannya. Kompetisi antar individu dapat terjadi dalam bentuk:

1) Kompetisi mendapatkan makanan


Hal ini terjadi karena populasi makanan saat itu berkurang, sedangkan
populasi serangga stabil atau meningkat. Akibatnya akan terjadi penurunan
populasi serangga karena meningkatnya mortalitas.

2) Kompetisi ruang gerak


Kompetisi ini terjadi pada serangga hama yang hidup dan berkembang
pada ruang gerak terbatas. Dapat dicontohkan serangga yang hidup
pada lubang. Bila dalam sebuah lubang dihuni oleh 3 ekor larva atau lebih,
maka ruang gerak menjadi sempit. Akibatnya serangga yang kuat akan bertahan
dan yang lemah akan terdesak dan mati.

3) Kompetisi tempat berlindung


Serangga-serangga yang berukuran kecil dan lemah, tidak tahan sinar
matahari langsung, kelembaban yang rendah, hujan lebat dan angin kencang.
Jika tempat berlindung terbatas maka sebagian populasinya akan tertimpa
keadaan ekstrim di atas. Akibatnya populasi menurun. Pengaruh lain akibat
kompetisi ini adalah menurunnya populasi musuh alami karena berkurangnya
inang ataupun mangsa.

2. Faktor Eksternal
Merupakan faktor yang ada di lingkungan habitat serangga hama. Terdapat tiga
faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan hama, yaitu faktor abiotik, biotik,
dan makanan.

PERIKEHIDUPAN POPULASI HAMA |i


a) Abiotik
1. Iklim (Suhu / Temperature)
Serangga memiliki kisaran suhu tertentu untuk kehidupannya, diluar suhu
tersebut serangga tidak akan bisa bertahan hidup. Pada umumnya serangga
memiliki jangkauan suhu yang efektif agar dapat hidup yakni pada suhu
minimum(150C). Pada suhu yang optimum(250C)kemampuan serangga untuk
melahirkan keturunan akan besar dan kematian (mortalitas) sebelum batas umur
akan sedikit (Natawigena, 1990). Temperature yang hangat akan meningkatkan
keperidian telur hama.

2. Kelembaban Udara
Kelembaban dilihat sebagai keadaan lingkungan hidup serangga dan
dibutuhkan organisme untuk melangsungkan proses fisiologis dalam
tubuh. Serangga yang hidup di lingkungan yang kering mempunyai cara tersendiri
untuk mengenfisienkan penggunaan air seperti menyerap kembali air yang terdapat
pada feces yang akan dibuang dan menggunakan kembali air metabolik tersebut,
contohnya serangga rayap. Serangga akan selalu mengkonsumsi air dari
lingkungannya dan sebaliknya secara terus menerus akan melepaskan air tubuhnya
melalui proses penguapan dan ekskresi. Dalam hal ini kebutuhan air bagi serangga
sangat dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya terutama kelembaban udara. Cuaca
yang lembab merangsang pertumbuhan populasi, sedang cuaca yang sangat kering
atau keadaan yang banyak hujan menghambat pertumbuhan tersebut. Kebanyakan
air, seperti banjir dan hujan lebat merupakan bahaya bagi kehidupan beberapa jenis
serangga, termasuk juga berbagai jenis kupu-kupu yang sedang beterbangan, serta
dapat menghanyutkan larva yang baru menetas.

3. Cahaya, Warna dan Bau


Pengaruh cahaya terhadap perilaku serangga berbeda antara serangga yang
aktif siang hari dengan yang aktif pada malam hari. Pada siang hari keaktifan
serangga dirangsang oleh keadaan intensitas maupun panjang gelombang cahaya
di sekitarnya. Sebaliknya ada serangga pada keadaan cahaya tertentu justru
menghambat keaktifannya. Pada umumnya radiasi yang berpengaruh terhadap
serangga adalah radiasi infra merah, dalam hal ini berpengaruh untuk memanaskan
tubuh serangga.
Beberapa jenis serangga diantaranya mempunyai ketertarikan tersendiri
terhadap suatu warna dan bau, misalnya terhadap warna-warna bunga. Akan tetapi
ada juga yang tidak menyukai bau tertentu (Natawigena, 1990).

4. Angin
Angin berpengaruh terhadap kelembaban dan proses penguapan badan
serangga dan juga berperan besar dalam penyebaran suatu serangga dari tempat
yang satu ke tempat lainnya. Baik memiliki ukuran sayap besar maupun yang kecil,
dapat membawa beberapa ratus meter di udara bahkan ribuan kilometer
(Natawigena, 1990).

PERIKEHIDUPAN POPULASI HAMA |i


b) Faktor Biotik

1. Parasitoid
Parasitoid berukuran kecil dan mempunyai waktu perkembangan lebih pendek
dari inangnya dengan cara menumpang hidup atau di dalam tubuh serangga hama.
Dalam tubuh host/inang tersebut, parasitoid mengisap cairan tubuh atau memakan
jaringan bagian dalam tubuh inang.

2. Predator
Predator adalah serangga atau hewan lain yang memakan serangga hama
secara langsung. Untuk perkembangan larva menjadi dewasa dibutuhkan banyak
mangsa. Predator yang monophagous (mempunyai satu inang) menggunakan
serangga hama sebagai makanan utamanya. Predator seperti ini biasanya efektif
tetapi mempunyai kelemahan, yaitu apabila populasi hama yang rnenjadi hama
mangsanya berkurang, biasanya predator tidak dapat bertahan hidup lama.

b) Faktor Makanan

Keberadaan faktor makanan akan dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, curah


hujan dan tindakan manusia. Pada musim hujan, manusia banyak menanam
lahannya dengan berbagai tanaman. Apabila semua faktor lain sangat mendukung
perkembangan serangga maka pertambahan populasi serangga akan sejalan dengan
makin bertambahnya makanan. faktor makanan dapat digunakan untuk menekan
populasi serangga hama, baik dalam bentuk tidak memahami lahan pertanian
dengan tanaman yang merupakan makanan serangga hama, bisa juga menanami
lahan pertanian dengan tanaman yang tidak disukai serangga hama tertentu atau
dengan tanaman resistens. Misal makin luasnya tanaman kelapa akan
meningkatkan, populasi Artona sp.

PERIKEHIDUPAN POPULASI HAMA |i


BAB 3
FAKTOR PELEDAKAN POPULASI HAMA

1. Spesies Tanaman Baru


Ada dua kondisi dimana tanaman baru yang sebelumnya tidak ada di daerah
tersebut, dapat menciptakan kondisi yang sesuai untuk perkembangan populasi
hama, dan jenis tanaman baru yang masuk tidak dapat bertahan dari serangan hama
yang merupakan organisme asli di ekosistem tersebut.
Contoh yang pertama pada tanaman alfalfa yang di masukkan ke daerah
California dan dibudidayakan oleh para petani lokal untuk pakan ternak, kemudian
perkembangan hama (kupu – kupu) meningkat dan merusak secara ekonomi. Dan
kemudian pada tanaman kentang yang berasal dari Bolivia yang dimasukkan ke
USA, tanaman kentang tersebut diserang oleh kumbang Colorado yang merupakan
serangga asli dari daerah tersebut.

2. Pemindahan Hama Melewati Batas Geografik


Binatang Arthrophoda dapat menjadi hama setelah dipindahkan atau ikut
pindah sehingga melewati batas – batas geografik tertentu dan berhasil
meninggalkan musuh alami di tempat asalnya.

3. Perubahan Teloransi Manusia


Sebelumnya, serangga statusnya tidak digolongkan sebagai hama, namun
karena kerusakan yang ditimbulkan serangga hama tersebut, maka menurunkan
toleransi manusia dan menggolongkan serangga sebagai hama sehingga harus
dibasmi.

4. Pertanaman Monokultur
Dalam suatu sistem pertanian dapat ditemukan populasi serangga hama di
suatu lahan pertanian yang hanya ditanami satu jenis tanaman dan dalam jangka
waktu yang panjang. Penanaman terus-menerus di suatu lahan produksi akan
mengakibatkan meledaknya populasi hama terutama karena makanan untuk hama
tersedia sepanjang waktu. Keadaan ini sangat kurang stabil karena seiringnya
waktu dapat menciptakan lingkungan yang sesuai untuk kehidupan hama, sehingga
populasi hama menjadi meningkat.

PERIKEHIDUPAN POPULASI HAMA |i


5. Pemindahan Tanaman ke Daerah yang Berbeda Iklim

Kehidupan populasi hama tergantung terhadap lingkungan sekitarnya. Iklim


meliputi suhu, kelembaban, curah hujan dan angin. Tanaman yang dipindahkan ke
iklim yang berbeda mempengaruhi perkembangan kehidupan hama, namun dapat
juga memperlambat kehidupan hama. pada suhu optimum dan kelembaban yang
sesuai dengan kebutuhan hidup hama dapat terjadi peledakan populasi hama yang
tinggi. Curah hujan tinggi dapat menyebabkan menurunnya populasi hama, karena
dapat menghalangi perkembangbiakan dan populasi hama tersebut. Selain itu angin
berperan dalam proses penyebaran hama contohnya seperti kutu daun.

6. Hasil Pemuliaan Tanaman


Pengembangan tumbuhan seperti persilangan hingga rekayasa genetika telah
merubah mekanisme ketahanan alami pada tumbuhan itu sendiri. Dengan adanya
penyatuan gen-gen tersebut menghasilkan tumbuhan yang resisten terhadap hama,
memiliki daya tahan atau daya sembuh dari serangan serangga. Tetapi ada pula
kondisi dimana tanaman hasil pemuliaan tersebut rentan terhadap hama yang
menyerang dan tidak adanya musuh alami sehingga perkembangbiakan hama tidak
dapat dihentikan dan terjadilah peledakan populasi hama. Apalagi daya tahan suatu
varietas unggul yang berhasil dirakit sampai sekarang terbatas menghadapi
beberapa spesies hama saja.

7. Jarak Tanam

Jarak tanam perlu diperhatikan saat masa penanaman karena jika terlalu
renggang atau terlalu rapat keduanya dapat menimbulkan dampak yang dapat
merugikan. Jika jarak tanam terlalu renggang, maka hasil produksi suatu tanaman
kurang maksimal, kualitasnya juga akan berkurang terutama
karena berkaitan dengan hama yang menyerang tanamantersebut. Apabila jarak ta
naman terlalu rapat mengakibatkanperkembangbiakan dan perpindahan hama dari
satu tanamanke tanaman yang lain semakin cepat.

8. Masa Tanam

Lamanya masa tanam perlu diperhatikan dalam melakukan usahatani, karena


apabila menanam tanpa diatur masa tanam ataupun jangka waktunya,
menyebabkan terjadinya gangguan akibat serangan hama. Serangan hama yang
lebih banyak terjadi sewaktu musim kemarau terjadi pada
tanaman kubis.Untuk tanaman padi, masa tanam pertama cenderung bagus, baik
hasil maupun tanaman, sebab pada masa tanam pertama, tanah yang kering pada

PERIKEHIDUPAN POPULASI HAMA |i


musim kemarau, membuat virus penyakit dan hama tanaman padi mati. Sedangkan
untuk masa tanam kedua, tanaman padi tidak sebagus masa tanam pertama karena
kondisi tanah maupun cara pemupukan membuat virus penyakit kembali
berkembang.

9. Asosiasi Antara Tanaman Dan Hama

Asosiasi antara tanaman dan hama dapat terjadi antara tanaman inang dan
hama. Tanaman inang adalah tanaman yang menjadi makanan dan tempat tinggal
organisme hama. Bila tanaman yang disukai tedapat dalam jumlah banyak,
populasi hama meningkat cepat. Sebaliknya bila makanan kurang populasi hama
akan menurun.

10. Pestisida yang Merubah Fisiologi Tanaman

Pestisida seringkali digunakan sebagai pengendalian hama yang utama.


Namun, pada pemakaiannya harus dipastikan ketepatan dosisinya. Kelebihan atau
kekurangan dosis dapat berakibat merugikan manusia. Bila terjadi kelebihan
dosis, hama atau penyakit memang akan musnah, tetapi tanaman juga akan
musnah. Sedangkan bila kekurangan dosis, akan menyebabkan hama serta
keturunannya bertambah kebal, sehingga terjadilah peledakan populasi hama.

PERIKEHIDUPAN POPULASI HAMA |i


DAFTAR PUSTAKA

Baehaki SE. 2005. Keganasan dan penentuan biotipe wereng coklat Jawa tengah
(Kasus Pati dan Demak) terhadap varietas padi yang dilepas. Prosiding er.
R16-17 Sept: 726-731.
Matnawy, Hudi. 1989. Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.

Ramadhani, Rizki. 2017 . Faktor Peledakan Populasi Hama


sebartani.id/agroekosistem/faktor-peledakan-populasi-hama/ (diakses pada
tanggal 3 Februari 2018 Pukul 09.14)
Tim Dosen. 2018. Pengantar Praktikum Dasar – Dasar Perlindungan Tanaman.
Yogyakarta: Laboraturium Perlindungan Tanaman Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta.
Trisnaningsih, dkk. 2015. Hubungan Iklim Terhadap Populasi Hama Dan Musuh
Alami Pada Varietas Padi Unggul Baru. Subang: Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi.

PERIKEHIDUPAN POPULASI HAMA |i

Anda mungkin juga menyukai