Kerangka acuan yaitu suatu perspektif dari mana suatu sistem diamati. Dalam bidang fisika, suatu kerangka acuan
memberikan suatu pusat koordinat relatif terhadap seorang pengamat yang bisa mengukur gerakan dan kedudukan
semua titik yang terdapat dalam sistem, termasuk orientasi obyek di dalamnya.
Daftar isi
1 Macam kerangka acuan
1.1 Kerangka acuan inersia
1.2 Kerangka acuan non-inersia
2 Ilustrasi kerangka acuan inersia
2.1 Kerangka acuan yang gugur
2.1.1 Kasus 1
2.1.2 Kasus 2
2.1.3 Kasus 3
2.1.4 Kasus 4
2.1.5 Kasus 5
2.1.6 Kasus 6
2.2 Kerangka acuan yang bangkit lurus beraturan
3 Ilustrasi kerangka acuan non-inersial
3.1 Pegas dalam lift
3.2 Gerak melingkar
4 Catatan kaki
Suatu kerangka acuan inersia bertranslasi dengan suatu kecepatan konstan, yang manfaatnya kerangka acuan itu
tidak berotasi (hanya bertranslasi) dan pusat koordinatnya bangkit dengan kecepatan konstan di sepanjang sebuah
garis lurus (dengan kecepatan tetap, tanpa mempunyainya komponen percepatan). Dalam kerangka acuan inersia,
berjalan hukum pertama Newton (inersia) dan juga hukum gerak Newton.
Sebagian prosedur kepada mendeskripsikan secara singkat suatu kerangka acuan inersial. Suatu kerangka acuan
inersial yaitu suatu kerangka acuan yang [2];
Suatu kerangka acuan non-inersia, sebagai contoh mobil yang bangkit melingkar, atau komidi putar yang sedang
berputar, berakselerasi atau/dan berputar. Hukum pertama Newton tidak berjalan dalam kerangka acuan non-inersial,
yang terlihat dengan mempunyainya percepatan pada obyek tanpa mempunyainya gaya yang mengakibatkannya
dalam kerangka acuan tersebut. Kecepatan konstan saja tidak cukup kepada menciptakan suatu kerangka acuan
dikeluarkan kerangka acuan inersia, beliau juga wajib bangkit dalam garis lurus. Gerak berputar atau melengkung
akan mengakibatkan kerangka acuan tidak lagi dikeluarkan inersia disebabkan munculnya percepatan sentripetal.
Sebagian prosedur singkat kepada mendeskripsikan kerangka acuan non-inersia, yaitu, suatu kerangka acuan non-
inersia yaitu suatu kerangka acuan yang; [3]:
kecepatannya berubah (berubah dipercepat, diperlambat atau bangkit dalam pelintasan tidak lurus, --
berbelok-belok--).
dipercepat.
dimana hukum inersia tidak lagi berjalan.
dimana muncul gaya-gaya fiktif supaya hukum gerak Newton tetap berjalan.
Sebagai ilustrasi di bawah ini diambil kasus sebuah benda dijatuhkan tanpa kecepatan permulaan (gerak jatuh
bebas) dari atas sebuah gedung [4]. Dimisalkan terdapat kemungkinan tiga pilihan titik (di atas gedung, di tengah dan
di bawah) dan dua arah (ke atas dan ke bawah) kepada menentukan kerangka acuan inersial. Di sini diambil kasus
khusus, yaitu antara koordinat semesta dan koordinat pengamat tidak saling bangkit satu sama lain (kecepatan
konstan = 0).
Catatan:
: kedudukan permulaan.
: kedudukan penghabisan.
: percepatan.
: kedudukan pengamat di atas, dihitung dari lantai gedung.
: kedudukan pengamat di tengah, dihitung dari lantai gedung.
: waktu penghabisan, waktu yang dibutuhkan benda kepada sampai ke lantai gedung.
: jarak penghabisan, jarak yang dibutuhkan benda kepada sampai ke lantai gedung dihitung dari
kedudukan mula-mula beliau dijauhkan.
Kasus 1
Kedudukan Jarak/waktu
Gambar Arah y+ Persamaan gerak
pengamat tempuh
di atas
ke atas
Kasus 2
Kedudukan Jarak/waktu
Gambar Arah y+ Persamaan gerak
pengamat tempuh
di atas
ke bawah
Kasus 3
Kedudukan Jarak/waktu
Gambar Arah y+ Persamaan gerak
pengamat tempuh
di tengah
ke atas
Kasus 4
Kedudukan Jarak/waktu
Gambar Arah y+ Persamaan gerak
pengamat tempuh
di tengah
ke bawah
Kasus 5
Kedudukan Jarak/waktu
Gambar Arah y+ Persamaan gerak
pengamat tempuh
di bawah
ke atas
Kasus 6
Kedudukan Jarak/waktu
Gambar Arah y+ Persamaan gerak
pengamat tempuh
di bawah
ke bawah
Dalam contoh ini (kasus 1 - 6) telah dibuktikan bahwa nilai dan berharga sama, tidak tergantung di mana
pengamatan dilakukan dan arah y mana yang positif. Dan memang seharusnya demikian. Tes bayangkan apabila
hukum-hukum yang sama tidak berjalan pada kerangka inersia, bagaimana orang bisa mengamati kebangkitan awan,
peredaran planet dan sebagainya dari bumi. Kita wajib mempunyai di sana kepada mengamatinya karena hasil yang
didapat akan berbeda dengan pengamatan yang dilakukan dari bumi. Untunglah terdapat konsep ini sehingga
pengamatan bisa dilakukan di tempat lain dan akan tetap mendapat hasil yang sama.
Ilustrasi dalam contoh ini yaitu seorang pengamat sedang mempunyai di atas sebuah bus yang bangkit
lurus beraturan ( ) terhadap pengamat lain yang gugur di suatu tempat. Sebuah obyek di-
jatuhbebas-kan di atas bis. Kedua pengamat wajib mengukur jarak tempuh dan waktu tempuh yang sama (dari
kedudukan permulaan dijatuhkan sampai mencapai atap bis) karena kedua pengamat dilihat dari lainnyanya
mempunyai pada kerangka acuan inersial.
Suatu benda dan pegas ditempatkan di dalam lift kepada membuktikan hal tersebut. Pengamat yaitu pengamat
dalam lift yang tidak bangkit terhadap obyek berupa suatu massa dan pegas, sedangkan pengamat yaitu
pengamat yang gugur terhadap tanah.
Jika lift yaitu suatu kerangka acuan inersial ( ) maka panjang pegas yaitu sama seperti panjang pegas mula-
mula.
Akan tetapi jika lift dipercepat maka panjang pegas akan berubah. Pengamat akan menyaksikan suatu gaya fiktif
bekerja pada pegas yang mengakibatkan panjangnya berubah, padahal tidak mempunyai gaya yang dikenakan
padanya. Lain halnya dengan pengamat yang dengan jelas melihat mengapa pegas bisa berubah panjangnya.
Hal ini disebabkan lift yang bangkit dipercepat memberikan gaya normal kepada pegas sehingga panjangnya
berubah.
Gerak melingkar
Gerak melingkar yaitu contoh sederhana lain dari suatu tempat di mana peletakan suatu kerangka acuan padanya
akan mengakibatkan kerangka acuan dikeluarkan non-inersia [6], walapun gerak melingkar yang dimaksud memiliki
kecepatan putar tetap (gerak melingkar beraturan). Kecepatan putaran tetap yaitu kecepatan linier yang diganti selalu
arahnya setiap saat (dipercepat) dengan teratur, sah pada dasarnya yaitu suatu gerak berubah beraturan.
Dalam gerak melingkar adun yang vertikal, horisontal maupun di antaranya, terdapat perbedaan pengamatan antara
pengamat yang gugur di atas tanah dengan pengamat yang bangkit bersama obyek yang diamati ,
Pengamat dengan jelas melihat mempunyainya gaya tarik menuju pusat yang selalu mengubah arah gerak obyek
sehingga bangkit melingkar (tanpa mempunyainya gaya ini obyek akan terlempar keluar, hukum inersia Newton),
akan tetapi tidak menyadari hal ini. tidak mengerti mengapa beliau tidak jatuh (meluncur) padahal beliau
menciptakan sudut dengan arah vertikal. Dalam kasus ini timbul gaya fiktif yang berakan menahan
pengamat sehingga tidak jatuh.
Catatan kaki
1. ^ (Indonesia) Miftachul Hadi, A Brief of Classical Mechanics, Artikel-artikel populer. LIPI, 12 Juli 2005.
2. ^ (Inggris) Inertial Frame of Reference
3. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference
4. ^ (Indonesia) Sparisoma Viridi, Kumpulan Materi Kuliah FI-111 Fisika Dasar I, Lulu, 2002.
5. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 1
6. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 2