Anda di halaman 1dari 3

Resume Analisis Isu Kontemporer

Hoax

Hoax adalah Sebuah pemberitaan palsu umumnya bertujuan untuk menipu atau
mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal yang menciptakan
berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut palsu. Seiring perkembangan teknologi
terutama era komunikasi digital, berita dapat menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru
dunia. Namun terkadang, berita atau informasi yang tersebar belum terbukti kebenarannya
yang kerap dikenal dengan berita palsu (hoaks).

Adapun elemen berita hoax :

 Menggunakan kalimat persuasif yang memaksa


 Artikel penuh huruf besar dan tanda seru
 Tidak ada tanggal dan hari yang jelas
 Lebih mengutamakan opini dari seseorang, bukan fakta

Hoax dapat terjadi ketika seseorang berusaha untuk mendapatkan uang dari media sosial
seperti youtube sebagai perantara. Dalam hal kepentingan politik pun hoax dapat merajalela
untuk menyudutkan pihak tertentu (black campaign). Keadaan ini sering terjadi pada saat
Pilkada/Pilgub/Pileg/Pilpres. Hoax ini dapat digunakan untuk mengadu domba tanpa
kepentingan tertentu atau menjatuhkan kedua lawan.

Dasar hukum mengenai hoaks :

Mengacu pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), hukuman empat tahun penjara
bisa dikenakan bagi yang menyatakan permusuhan di depan umum, sesuai Pasal 156 KUHP.

Pasal 27 ayat (3) UU ITE

Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang
bermuatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik"

Pasal 310 ayat (1) KUHP

Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan
sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam karena
pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Ujaran Kebencian (Hate Speech)


Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik. Ada tujuh
unsur hate speech antara lain

1. Bentuk komunikasi
Pidato,ceramah, tulisan, postingan,status FB,iklan,tweet
Tindak tutur bukan sekedar peyampaian informasi
Memiliki kekuatan mengaja, mempengaruhi sikap dan perilaku audiens
Bukan dalam konteks bercanda
2. Disebarkan di muka umum/melalui berbagai media
3. Berbasis prasangka
4. Terhadap kelompok dan identitas
5. Mengandung penghianatan atau cap negative
6. Mengandung hasutan kebencian
7. Berpotensi mendorong kekerasan,diskriminasi dan konflik sosial

Ujaran kebencian memiliki dampak merndahkan harkat dan martabat manusia. Masalah
ujaran kebencian harus dapat ditangani dengan baik karena dapat mengancam prinsip
berbangsa dan bernegara Indonesia. Bentuk ujuran kebencian yang diatur dalam KUHP dan UU
lain di luar Kuhp adalah :

- Penghinaan

- Pencemaran nama baik

- Penistaan

- Perbuatan tidak menyenangkan

- Memprovokasi

- Menghasut

- Penyebaran berita bohong

Ujaran kebencian bertujuan untuk menghasut dan menyulut kebencian terhadap


individu dan atau kelompok masyarakat dalam berbagai komunitas yang dibedakan berbagai
aspek antara lain suku, agama, aliran keagamaan, keyakinan, ras, antar golongan, warna kulit,
etnis, gender, kaum diafabel (cacat) dan orientasi seksual. Ujuran kebencian dapat dilakukan
melalui berbagai media seperti orasi kegiatan kampanye, spanduk/banner, jejaring media social,
penyampaian pendapat di muka umum, ceramah keagamaan, media masa cetak maupun
elektronik dan pamflet.

Sanksi ujaran kebencian


- Pasal 310

Kuhp barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan
menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam
karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama 9 bulan atau pidana denda paling
banyak Rp. 4.500 (empat ribu lima ratus rupiah)

Pasal 28 UU NO 11 TAHUN 2008 ITE

1. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik

2. Setiap orang sengaja dan tanpa hak menyebarkan info yang ditujukan untuk individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras dan antar golongan
(sara)

PASAL 45 (2) UU NO 11 TAHUN 2008 tentang ITE

Pidana penjara paling lama 6 tahun dan atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,-
(satu miliar rupiah rupiah).

Anda mungkin juga menyukai