Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG

RUMAH SAKIT PENAWAR MEDIKA


============++++
KEPUTUSAN DIREKTUR RS PENAWAR MEDIKA
NOMOR : /SK/RSPM/-HG/I/2015
TENTANG
PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT PENAWAR MEDIKA
TAHUN 2015
DIREKTUR RUMAH SAKIT PENAWAR MEDIKA TULANG BAWANG
Menimbang :
a. Dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan, pengendalian,dan penanggulangan
HIV/AIDS perlu dilakukan langkah-langkah strategis di rs penawar medika
Kabupaten tulang bawang lampung
b. Untuk menjaga kelangsungan penanggulangan HIV/AID dan menghindari dampak
yang lebih besar di bidang kesehatan maka Rumah Sakit Penawar Medika
menetapkan suatu kebijakan berupa keputusan direktur Rumah Sakit Penawar
Medika;
Mengingat :
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum
Pembentukan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS dan Pemberdayaan Masyarakat
dalam rangka Penanggulangan HIV/AIDS di Daerah.;
2. Peraturan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Nomor
05/KEP/MENKO/KESRA/III/2007, tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional;
3. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI Nomor
02/PER/MENKO/KESRA/I/2007, tentang Kebijakan Nasional Penanggulangan
HIV/AIDS melalui Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Narkotika Psikotropika
dan Zat Aditif Suntik;
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP.68/MEN/IV/2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di
Tempat Kerja;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1278/MENKES/SK/XII/2009
tentang PedomanPelaksanaan Kolaborasi Penyakit TB Dan HIV.

MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUR RUMAH SAKIT PENAWAR MEDIKA


TENTANG TIM PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI RUMAH SAKIT
PENAWAR MEDIKA

KEDUA : Susunan Keanggotaan Tim Penanggulangan HIV/AIDS di rumah sakit penawar


medika Kecamatan Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Keputusan Direktur Rumah Sakit Penawar Medika
Kabupaten Bulang Bawang ini.

KETIGA : Tugas dan Tanggung jawab Tim Penanggulangan HIV/AIDS sebagaimana


dimaksud. diktum kesatu bertugas :
1. Menyusun rencana program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.
2. Melaksanakan pengamatan epidemiologi pada kelompok penduduk yang beresiko
tinggi tertular dan menjadi penular/penyebar HIV/AIDS.
3. Memberikan penyuluhan bahaya dan cara pencegahan AIDS bagi masyarakat.
4. Menyebarluaskan informasi AIDS melalui berbagai media massa dalam kaitannya
pemberitaan secara tepat dan cepat serta tidak menimbulkan keresahan pada
masyarakat umum.
5. Membentuk beberapa kelompok kerja yang terdiri dari : Kelompok kerja konseling
dan penyuluhan, Kelompok Kerja Survailans, Kelompok kerja pomberdayaan
pengidap HIV/AIDS, dan Kelompok perawatan penderita HIV/AIDS.
6. Menyediakan Konselor yang siap memberikan layanan konseling dan mampu
melakukan pendampingan serta rujukan.
7. Melaporkan dan bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas
.
KEEMPAT :Dalam Melaksanakan tugasnya, Tim dapat berkoordinasi dan bekerjasama dengan
lintas program lain maupun lintas sektor.

KELIMA : Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan keputusan ini akan
dibebankan kepada Anggaran Puskesmas Hulu Gurung apabila memungkinkan.

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila terjadi kekeliruan
didalamnya maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : SimpangPenawar

PadaTanggal:

DIREKTUR,

Dr. SABASDIN HARAHAP, SpB., FICS

NIK. 197102061311017
ABSENSI KEHADIRAN PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN

PENANGGULANGAN HIV/AIDS

NO NAMA TANDA TANGAN

10

11

12

13

14

15

16

17

18

91
RUJUKAN PASIEN HIV/AIDS

No Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 2

445.3/
/MDGS/RSUD-
RUMAH SAKIT
KLU/I/2017
UMUM DAERAH
KABUPATEN
LOMBOK UTARA

Ditetapkan oleh

STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Kabupaten Lombok Utara


PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. H.L. Bahrudin

NIP196910112003121005

PENGERTIAN Pasien Dirujuk adalah klien/pasien yang telah di tes HIV dengan
hasil positif (reaktif) dan memerlukan pelayanan di RS rujukan
(CST) baik untuk diagnostik penunjang atau terapi.

TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai ke


rumah sakit tujuan dengan cepat, nyaman dan aman

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok


Utara Nomor : 445.3/ /MDGS/RSUD-KLU/I/2017
KEBIJAKAN
tentang Panduan Pelayanan VCT, ART, PMTCT,IO, ODHA dengan
factor resiko IDU, dan penunjang di Rumah Sakit.

PROSEDUR 1. Petugas Klinik HIV/IMS (konselor atau dokter) menyatakan


pasien perlu di rujuk ke rumah sakit rujukan (CST)
2. Petugas Klinik HIV/IMS menjelaskan dan meminta
persetujuan kepada klien/pasien untuk dirujuk.
3. Klien / pasien setuju.
4. Petugas Klinik HIV/IMS membuat surat rujukan
5. Petugas Klinik HIV/IMS menghubungi salah seorang
konselor VCT di rumah sakit rujukan.
6. Sangat disarankan salah seorang petugas klinik IMS untuk
mendampingi atau mengantarkan klien/pasien sampai ke
rumah sakit rujukan.
7. Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke
Puskesmas, Petugas Klinik HIV/IMS menulis laporan
kegiatan pada buku register dan rujukan.

RUJUKAN PASIEN HIV/AIDS

No Dokumen No. Revisi Halaman 2 / 2

445.3/

RUMAH SAKIT /MDGS/RSUD-

UMUM DAERAH KLU/I/2017

KABUPATEN
LOMBOK UTARA

UNIT TERKAIT 1. Poli VCT


2. IRNA 1
3. IRNA 2
4. NIFAS
5. UGD
2. Tujuan Pedoman

a. Umum :

Menurukan angka kesakitan HIV AIDS melalui peningkatan mutu pelayanan konseling dan testing HIV
AIDS dan perlindungan bagi petugas layanan VCT dank lien.

b. Khusus :

– Sebagai pedoman penatalaksanaan pelayanan konseling dan testing HIV AIDS

– Menjaga mutu layanan melalui penyediaan sumberdaya dan manajemen yang sesuai.

– MemberI perlindungan dan konfidensialitas dalam pelayanan konseling dan testing HIV AIDS

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penyebaran kasus HIV/AIDS yang demikian pesat di seluruh dunia, sebagian besar terjadi pada
kelompok usia produktif. Perubahan perilaku seseorang dari yang beresiko menjadi kurang berisiko
terhadap kemungkinan tertular HIV memerlukan bantuan perubahan emosional dan pengetahuan
dalam suatu proses yang mendorong nurani dan logika. Proses mendorong tersebut sangat unik dan
membutuhkan pendekatan individual. Program Penanggulangan HIV / AIDS sudah menjadi perhatian
utama jajaran pimpinan Rumah Sakit dalam upaya untuk melindungi karyawan, keluarga dan
masyarakat. Serta adanya kebutuhan untuk memaksimalkan cakupan dan kualitas program dan
layanan HIV / AIDS yang komprehensif khususnya di lingkungan layanan Kesehatan. Adanya fakta
bahwa deteksi dini infeksi HIV sangat penting menentukan prognosis perjalanan infeksi HIV dan
mengurangi risiko penularan maka disusunlah Pedoman pelayanan yang memudahkan petuga
kesehatan menjalankan tugasnya dengan optimal, khususnya dalam penanganan klinis HIV
sehubungan dengan deteksi dini HIV, perawatan, pengobatan dan pencegahan
PROGRAM KERJA
PENANGGULANGAN HIV-AIDS
RUMAH SAKIT PENAWAR MEDIKA TULANG
BAWANG LAMPUNG

TIM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS


RUMAH SAKIT PENAWAR MEDIKA TULANG
BAWANG LAMPUNG
2018
PROGRAM KERJA
PENANGGULANGAN HIV-AIDS
DI RUMAH SAKIT PENARA MEDIKA TULANG BAWANG
LAMPUNG

A.PENDAHUALUAN
BerdasarkanPeraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat No 2
tahun 2009 tentang pencegahan dan penangulangan HIV-AIDS
bahwa perkembangan jumlah kasus HIV-AIDS di Provinsi
Kalimamantan Barat semangkin meningkat dan dapat menimbulkan
dampak buruk terhadap berbagai aspek kehidupan, khususnya
terhadap kualitas kesehatan masyarakat sehingga perlu diambil
langkah-langkah pencegaahan dan penanggulangan secara
melembaga, sistematis, komprehensif, partisifatip, terpadu, dan berkesinambungan.
Masalah HIV-AIDS bukan lagi masalah kesehatan semata akan
tetapi telah menjadi masalah sosial yang sangat kompleks. Upaya
pencegahan dan penanggulangannya memerlukan pendekatan dan
diselenggarakan oleh berbagai pihak. Pemerintah berperan sebagai
pemimpin upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS baik di
pusat maupun di daerah. Menyelenggarakan upaya pencegahan
dan penanggulangan HIV-AIDS ini, mengharuskannya adanya
koordinasi yang baik sejak perencanaan sampai evaluasinya.
Memperhatikan kecenderungan epedemi HIV-AIDS dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya, upaya pencegahan dan penanggulangan
di Indonesia akan memakan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu
upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS harus dapat
dijamin kesinambungannya sangat ditentukan oleh komitmen
politik, kepemimpinan yang kuat dan tersedianya dana yang terus-
menerus, perawatan sarana dan prasarana yang digunakan.
manajemen secara terarah dan terorganisir, guna kelancaran tugas
dan optimalisasi kerja dalam upaya meningkatan mutu pelayanan
rumah sakit terutama setiap unit pelayanan maka diperlukan suatu
program kerja atau kerangka acuan program kerja
penanggungjawab program. Di mana suatu kegiatan yang
terprogram, terinci dan berstrategi dalam setiap kegiatan yang
dipimpin dapat mencapai tujuan umum dan khusus sesuai dengan
program kerja tersebut.
B.LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang memiliki peran
strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
sebagai tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal, oleh karena itu rumah sakit dituntun untuk memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Dengan memberikan pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO, ODHA dengan
faktor resiko IDU dan penunjang di rumah sakit.
Tenaga yang professional mempunyai kedudukan yang penting
dalam menghasilkan kwalitas pelayanan kesehatan. Memberikan
pelayanan berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual
merupakan pelayanan yang dilaksanakan secara berkala dan
berkesinambungan. Kinerja merupakan implementasi dari rencana
yang telah disusun, implementasi kinerja dilakukan dilaksanakan
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi,
motivasi, dan pentingan. Penurunan kinerja pelaksanaakan
mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan.
Di dalam organisasi rumah sakit pengelola program adalah
pimpinan yang langsung membawahi pelaksana, yang merupakan
suatu unsur proses dalam manajemen rumah sakit. Pimpinan
program sebagai manajerial harus dapat menjamin mutu pelayanan
yang diberikan oleh pelaksana dalam memberikan pelayanan dan
mementingkan kenyamanan pasien. Kemampuan manajerial yang
harus dimiliki oleh pimpinan program antara lain: Perencanaan,
pengorganisasian, pengerakan dan pelaksanaan, pengawasan serta
pengendalian dan evaluasi. Dari beberapa fungsi manajerial
pimpinan program yang harus dijalankan adalah bagaimana
melakukan suatu perencanaan yang dituangkan ke dalam program
kerja pimpinan program dalam usaha meningkatkan kwalitas dan
mutu pelayanan dalam pencapaian target program.

C. TUJUAN
Tujuan umum:
Tercapainya usaha pencegahan dan mengurangi resiko penularan
HIV dan AIDS, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dengan
memberikan pelayanan VCT, ART,IO, PMTCT, dengan faktor resiko IDU

Tujuan khusus
1.Memberikan konseling dan testing secara rahasia
2.Melaksanakan pemeriksaan laboraturium
3.Menyediakan dan melaksanakan pelayanan perawatan dan
dukungan dan pengobatan, IO, PMTCT kepada ODHA
4.Membuat pencatatan dan pelaporan
5.Mengevaluasi program
D.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a.Kegiatan pokok
1.Menyusun program kerjatahunan
2.Mengadakan pertemuan
3.Mengusulkan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan SDM
4.Menyusun dan merencanakan kebutuhan tenaga sarana dan prasarana
5.Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan dalam usaha penanggulangan HIV-AIDS
b.Rincian kegiatan
1.Menyusun program kerja
a.Membuatan anggaran dan pembiayaan
b.Membuat laporan setiap bulan
c.Membuat jadwal kegiatan konselor

2.Mengadakan pertemuan rutin bulanan


a.Mengadakan rapat bersama Tim guna membahas masalah
yang ada terkait dengan pelaksanaan tugas
b.Melakukanp encatatan, pelaporan, evaluasi , analisa serta
tindak lanjut dari masalah yang ditemukan

3. Mengusulkan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan SDM


a.Membuat rekapitulasi tenaga berdasarkan teknis pelatihan
yang pernah diikuti serta tahun terakhir mengikuti.
b. Membuat daftar pengajuan calon-calonnama yang akan
mengikuti pendidikan atau pelatihan berdasarkan tugas masing-masing.
4. Menyusun dan merencanakan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana
a. Membuat kebutuhan tenaga tiap tahun
b.Membuat kebutuhan sarana dan prasarana setiap tahun
5.Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan dalam usaha
pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS
a.Mengontrol dan meliat secara langsung pelaksanaan
kegiatan tugas masing-masing tim tiap 6 bulan.
b.Mengadakan evaluasi Program

E.CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1.Membuat TIM Penangulangan HIV-AIDS
2.Rapat TIM
Menyusun kegiatan yang direncanakan
Melaksanakan kegiatan dan evaluasi
3.Melakukan audit
F.SASARAN
1.Menyusun Program kerja 100% pencatatan dan pelaporan pada
bulan Desember 2014
2.Mengadakan pertemuan Rutin bulanan 75% pencatatan dan
pelaporan pada bulan Desember 2014
3.Mengusulkan pendidikan dan pelatihan untuk SDM 50%
pencatatan dan pelaporan pada bulan Desember 2014
4.Mengusulkan dan merencanakan kebutuhan sarana dan
prasarana 100% pencatatan dan pelaporan bulan Desember

G.SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN


JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO JenisKegiatan 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melaksanakan dan menerapkan
standar pelayanan
Penanggulangan HIV/AIDS

Konsodilasi Organisasi :
 Penyusunan rencana RS untuk
melaksanakan program
Penanggulangan HIV/AIDS
 Pembentukan tim
 MOU Rujukan dengan RS
perujuk

2 Mengembangkan kebijakandan
SPO sesuai dengan standar

Pelayanan VCT
Pelayanan perawatan dan
pengobatan ART
Pelayanan PMTCT
3 Memberikan pendidikan
kesehatan tentang HIV
4 Peningkatan mutu SDM dengan
Pelatihan
5 Pengusulan sarana dan
Prasarana
6 Rapat tim
H.EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN
PELAPORAN
Pembuatan evaluasi kegiatan penyelenggaraan penanngulangan
HIV/AIDS dilakukan setiap tahun
I.PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
KEGIATAN
1.Laporan setiap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulannya ke komite pelayanan
2.Laporan hasil evaluasi kegiatan dilakukan diakhir tahun

Mengetahui tulang bawang 2018


Direktur rs penawar medika ketua tim hiv/aids

Dr. SABASDIN HARAHAP, SpB., FICS

Anda mungkin juga menyukai