2 Pembahasan
Pada bab ini merupakan pembahasan dari asuhan keperawatan pada klien yang
keperawatan Nyeri Akut di Ruang Kemuning Rumah Sakit Umum Dr.Hi Abdul
Moeloek Provinsi Lampung, dalam bab ini penulis akan membahas meliputi segi
4.2.1 Pengkajian
Pada saat melakukan pengkajian pada tanggal 09 juni 2018 sampai 11 juni 2018
dilakukan pengkajian pada pasien 1, klien pernah masuk rumah sakit Abdul
Moeloek pada saat klien usia 3 bulan untuk memeriksakan kepalanya yang
semakin membesar dan klien mengalami perubahan pada mata klien. Sering
mengalami kejang2, sering mengalami batuk dan pilek. Ibu klien mengatakan
klien sudah pernah dioperasi 2 kali di rumah sakit Abdul Moeloek. Operasi
pertama pada saat klien berusia 3 bulan untuk pemasangan selang Vp-Shunt.
Keluarga mengatakan operasi kedua dilakukan pada saat klien berusia 2 tahun
demam, dan mengalami sesak. Sedangkan pada tanggal 29 juni 2018 sampai 01
juli 2018 dilakukan pengkajian pada klien 2, riwayat kesehatan dahulu klien klien
pernah masuk rumah sakit Abdul Moeloek pada saat usia 6 untuk memeriksakan
kepalanya yang semakin membesar dan klien mengalami perubahan pada kaki
kanannya yang melemah. sebelumnya sering mengalami demam dan batuk pilek
biasa. Klien pernah di rawat di rumah sakit yang sama dan klien pernah di operasi
2 kali. Ibu klien mengatakan operasi pertama pada saat klien berusia 6 bulan
untuk pemasangan selang Vp-Shunt. Operasi kedua pada saat klien berusia 2,5
sering mengalami pusing yang hebat. Klien sering mengeluh pusing dan susah
Pada penelitian ini kedua responden menunjukan hal yang sama yaitu klien
motorik, penglihatan ganda, juling/ gerakan bola mata lainnya (Mendri dan
Prayogi, 2017). Sehingga penelitian menetapkan diagnosa utama pada klien 1 dan
klien 2 yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, nyeri akut dan resiko infeksi.
Association For Study Of Pain, nyeri adalah pengalaman emosional dan sensorik
tersebut.
Pada klien 1 dan klien 2 telah di lakukan tindakan pembedahan pemasangan
selang Vp-Shunt untuk kemudian mengalirkan cairan otak ke rongga tubuh lain
agar bisa di serap. Setelah dilakukan tindakan pembedahan klien 1 dan klien 2
mengalami masalah yang sama yaitu nyeri akut akibat post operasi pemasangan
selang Vp-Shunt. Keluarga mengatakan jika klien tampak rewel dan menangis
terus menerus. Klien 1 dan klien 2 tampak menahan nyeri dengan raut wajah yang
menahan kesakitan. Pada klien 1 di dapatkan data nyeri: Data Subjektif: Keluarga
tidak dapat tidur nyenyak setelah operasi, Keluarga mengatakan klien sangat
selalu mengatakan sakit, Keluarga mengatakan klien tampak menahan nyeri. Data
Objektif: klien tampak rewel, klien tampak terpasang selang vp-shunt, klien
tampak gelisah, raut wajah klien tampak meringis kesakitan, skala nyeri : 6,,
Sedangkan pada klien ke 2 di dapatkan data nyeri Data Subjektif: keluarga klien
kali menangis dalam 5 menit, keluarga mengatakan klien sangat gelisah, keluarga
mengatakan klien rewel, keluarga mengatakan klien tidak dapat tidur nyenyak
setelah operasi, keluarga mengatakan klien tampak menahan nyeri, keluarga
Data Objektif:: klien tampak rewel, klien tampak terpasang selang vp-shunt, klien
tampak gelisah, raut wajah klien tampak meringis kesakitan, skala nyeri : 7, suhu:
tampak memberontak.
Saat dilakukan pengkajian dan pengumpulan data senjang berkaitan antara data
menunjang penentu masalah keperawatan dari kedua subjek penelitian pada klien
1 dan 2 didapatkan data pengkajian maka terjadi persaman dan perbedaan data
antara klien 1 dan klien 2 dimana persamaannya : terdapat luka pada bagian
kepala dan abdomen sebelah kiri dengan diameter masing-masing pada klien 1
luka pada kepala 4 cm, pada luka abdomen 3 cm dan pada klien 2 luka pada
kepala 5 cm dan luka pada abdomen 3 cm, klien 1 dan klien 2 telah menjalani
operasi sebanyak 2 kali untuk pemasangan dan pelepasan selang Vp-Shunt. Selain
itu, data perbedaan pada klien 1 anak perempuan usia 2,5 tahun dengan ukuran
kepala 58 cm, klien 1 menjalai operasi pertama pada usia 3 bulan untuk
pemasangan selang Vp-Shunt dan operasi yang kedua pada usia 2 tahun untuk
Sedangkan pada klien ke 2 anak perempuan berusia 3,2 tahun dengan ukuran
kepala 96 cm, klien 2 menjalani operasi pertama pada usia 6 bulan untuk
pemasangan selang Vp-Shunt dan operasi kedua pada usia 2,5 tahun untuk
selalu mengalami pusing yang hebat. Sehingga sesuai data yang telah di
terdapat diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif, nyeri akut, dan resiko infeksi.
Dan pada klien 2 didapatkan diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif, nyeri
Dilihat dari tinjauan teori ternyata diagnosa yang telah di tetapkan sesuai dengan
teori yang ada, yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, nyeri akut, dan resiko
infeksi dan dari hasil data pengkajian tidak di temukan data untuk diagnosa yang
lainnya.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada klien 1 dan klien 2 didapatkan
masih sering kejang2. Keluarga mengatakan klien demam setelah obat bius nya
mengatakan klien sering mengatakan sakit dan klien sering memegang kepala.
intervensi yang sama untuk diagnosa nyeri akut menurut Sperr, M.K, (2008). Dari
kedua subjek penelitian diberikan atau tindakan yaitu: 1) kaji rasa nyeri anak
secara objektif. 2) Beri obat narkotika bersama obat-obatan nyeri lain, sesuai
program; pantau dan catat respons anak dengan cermat. 3) Libatkan orang tua
kepada anak dengan suara lembut, dan sediakan lingkungan yang tenang, yang
menentukan tercapai dengan tujuan yang diharapkan dan agar tidak terjadi nyeri
berat pada klien. Kedua klien mengalami nyeri dikarenakan kedua klien menjalani
kesenjangan antara klien 1 dan klien 2, keluarga setuju dengan renvana tindakan
4.2.4 Implementasi
Pada kedua subjek telah dilakukan tindakan sesuai dengan rencana keperawatan
yaitu: 1) Mengkaji rasa nyeri anak secara objektif. 2) Memberi obat narkotika
bersama obat-obatan nyeri lain, sesuai program; pantau dan catat respons anak
dengan cermat. 3) Melibatkan orang tua dalam penatalaksanaan nyeri anak sedini
Menurut Brislin dan Rose, 2005. Schechter et al, (2003) dalam Potter & Perry,
dari pada penanganan masalah klien yang lain. Perawat, klien, dan keluarga
merupakan mitra kerja sama dalam melakukan tindakan untuk mengontrol nyeri.
tindakan untuk mengurangi nyeri yang melengkapi apa yang sudah dianjurkan
oleh pemberi layanan kesehatan primer. Secara umum, perawat mencoba tindakan
invasif sebagai pilihan terakhir atau terapi pertama yang paling aman bersamaan
4.2.4 Evaluasi
dan klien 2. Hal ini sesuai dengan kriteria Sperr, M.K, (2008) sebagai berikut: 1)
Nyeri berkurang, 2) Skala nyeri berkurang, 3) Anak tidak rewel, 4) Anak merasa
Berdasarkan kriteria hasil tersebut, pada klien 1 dan klien 2 mengalami penurunan
nyeri pada kedua klien. Nyeri mulai berkurang, klien 1 dan klien 2 dapat bermain
dengan tenang, klien tidak rewel lagi, nafas klien normal, keluarga klien
jawab perawat yang membutuhkan berfikir kritis yang efektif, respon prilaku klien
sesudah periode waktu tertentu yang tepat. Apabila perawat mengevaluasi bahwa
membantu memutuskan waktu yang tepat untuk mencoba pengobatan yang lain.
dan cari alternatif lainnya. Waktu dan kesabaran penting untuk memaksimalkan
untuk menentukan intervensi yang paling efektif dan waktu pemberian obat.