Pada periode 1945 tingkat perekonomian indonesia berada pada titik terendah. Sebab-sebab yang
melatarbelakanginya yaitu :
1950
Faktor- faktor penyebab kacaunya perekonomian Indonesia 1945-1950 adalah sebagai berikut .
• Beredarnya mata uang Jepang di masyarakat dalam jumlah yang tak terkendali (pada bulan
Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar yang beredar di Jawa sedangkan secara umum uang yang
• Beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan Sekutu dari bank-bank yang
berhasil dikuasainya untuk biaya operasi dan gaji pegawai yanh jumlahnya mencapai 2,3 milyar.
• Repubik Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri sehingga pemerintah tidak dapat
Karena inflasi ini kelompok yang paling menderita adalah para petani sebab petani merupakan
produsen yang paling banyak menyimpan mata uang Jepang. Hasil pertanian mereka tidak dapat
dijual, sementara nilai tukar mata uang yang mereka miliki sangat rendah.
Pemerintah Indonesia yang baru saja berdiri tidak mampu mengendalikan dan menghentikan
peredaran mata uang Jepang tersebut sebab Indonesia belum memiliki mata uang baru sebagai
penggantinya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk sementara waktu menyatakan ada 3
Kas Negara mengalami kekosongan karena pajak dan bea masuk lainnyasangat berkurang
kepada produksi pertanian. Karena dukungan dari bidang pertanian inilah pemerintah Indonesia
Indonesia sebagai negara yang baru merdeka dituntut untuk mampu menghidupi negaranya
sendiri dalam berbagai aspek kehidupan, terutama aspek ekonomi. Perkembangan ekonomi
Indonesia mengalami perkembangan mulai masa pemerintahan Presiden Soekarno yang dikenal
dengan zaman Orde Lama. Kemudian mengalami perkembangan pada masa pemerintahan
Presiden Soeharto yang dikenal dengan zaman Orde Baru. Hingga zaman reformasi yang
mengalami perubahan besar-besaran dalam aspek ekonomi. Periode kekuasaan di Indonesia yaitu
Orde Lama, Orde Baru dan reformasi memiliki ciri khas masing-masing yang pada akhirnya juga
pembangunan yang dimaksud adalah orientasi pembangunan keluar, yakni pembangunan dengan
melakukan stabilisasi ekonomi negeri dengan memanfaatkan sumber luar negeri dan
pembangunan berorientasi ke dalam, yang merupakan usaha stablisasi ekonomi dengan
Orde Lama dibawah pimpinan Soekarno bersikap anti batuan asing dan berorientasi ke dalam.
Soekarno menyatakan bahwa nilai kemerdekaan yang paling tinggi adalah berdiri di atas kaki
sendiri atau yang biasa disebut “berdikari” (Mas’oed, 1989:76). Soekarno tidak menghendaki
adanya bantuan luar negeri dalam membangun perekonomian Indonesia. Pembangunan ekonomi
Indonesia haruslah dilakukan oleh Indonesia sendiri. Bahkan Soekarno melakukan kampanye
Ganyang Malaysia yang semakin memperkuat posisinya sebagai oposisi bantuan asing.
Semangat nasionalisme Soekarno menjadi pemicu sikapnya yang tidak menginginkan pihak
asing ikut campur dalam pembangungan ekonomi Indonesia. Padahal saat itu di awal
kemerdekaannya Indonesia membutuhkan pondasi yang kuat dalam pilar ekonomi. Sikap
Soekarno yang anti bantuan asing pada akhirnya membawa konsekuensi tersendiri yaitu
mengenai ekonomi negara, pengeluaran besar-besaran yang terjadi bukan ditujukan terhadap
pembangunan, melainkan untuk kebutuhan militer, proyek mercusuar, dan dana-dana politik
lainnya. Soekarno juga cenderung menutup Indonesia terhadap dunia luar terutama negara-
negara barat. Hal itu diperkeruh dengan terjadinya inflasi hingga 600% per tahun pada 1966
masyarakat pada era Orde Lama kemudian menurun karena rakyat tidak mendapatkan
Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia
bergantian menggunakan sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando. Hampir seluruh
1. Situasi politik yang diwarnai manuver dan sabotase, terutama dari kelompok-kelompok kanan
(masyumi, PSI, dan tentara-AD) yang tidak menghendaki kemandirian ekonomi nasional.
2. Pertarungan kekuasaan antar elit politik di tingkat nasional -yang berakibat jatuh-bangunnya
cabinet - tidak memberikan kesempatan kepada Soekarno dan kabinetnya untuk teguh
3) Yang paling pokok: borjuasi dalam negeri (pribumi) yang diharapkan menjadi kekuatan pokok
dalam mendorong industrialisasi dan kegiatan perekonomian justru tidak memiliki basis borjuis
yang tangguh.
ekonomi baru ini hanya akan berhasil dengan dukungan masyarakyat. Dalam usaha memasifkan
Kemudian fase baru dimulai dalam perkembangan Indonesia, yakni masa Orde Baru di bawah
pimpinan Soeharto. Di era Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto, slogan “Politik sebagai
Panglima” berubah menjadi “Ekonomi sebagai Panglima”. Karena pada masa ini, pembangunan
ekonomi merupakan keutamaan, buktinya, kebijakan-kebijakan Soeharto berorientasi kepada
kepemimpinan era Soekarno. Jika kebijakan Soekarno cenderung menutup diri dari negara-
negara barat, Soeharto malah berusaha menarik modal dari negara-negara barat itu.
Perekonomian pada masa Soeharto juga ditandai dengan adanya perbaikan di berbagai sector dan
pengiriman delegasi untuk mendapatkan pinjaman-pinjaman dari negara-negara barat dan juga
IMF. Jenis bantuan asing ini sangat berarti dalam menstabilkan harga-harga melalui “injeksi”
bahan impor ke pasar. Orde Baru berpandangan bahwa Indonesia memerlukan dukungan baik
dari pemerintah negara kapitalis asing maupun dari masyarakat bisnis internasional pada
umumnya, yakni para banker dan perusahaan-perusahaan multinasional (Mochtar 1989,67). Orde
Baru cenderung berorientasi keluar dalam membangun ekonomi. Langkah Soeharto dibagi
menjadi tiga tahap. Pertama, tahap penyelamatan yang bertujuan untuk mencegah agar
kemerosotan ekonomi tidak menjadi lebih buruk lagi. Kedua, stabilisasi dan rehabilitasi
pembangunan ekonomi. Hubungan Indonesia dengan negara lain dipererat melalui berbagai
kerjasama, Indonesia juga aktif dalam organisasi internasional, terutama PBB, dan penyelesaian
konflik dengan Malaysia. Awalnya bantuan asing sulit diperoleh karena mereka telah
dikecewakan oleh Soekarno, namun dnegan berbagai usaha dan pendekatan yang dilakukan
kucuran dana asing tersebut akhirnya diterima Indonesia. Ekonomi Indonesia mulai bangkit
Pada masa krisis ekonomi, ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian
disusul dengan era Reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie. Pada masa ini
tidak hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga kebijakan ekonomi.
Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa mengalami perubahan guna
Pada awal pemerintahan reformasi, masyarakat umum dan kalangan pengusaha dan investor,
termasuk investor asing, menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan dan kesungguhan
permasalahan yang ada di dalam negeri warisan rezim orde baru, seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN); supremasi hukum; hak asasi manusia (HAM); Tragedi Trisakti dan Semanggi
I dan II; peranan ABRI di dalam politik; masalah disintegrasi; dan lainnya.
Masa pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana Moneter
Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu, Habibie juga
Di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar
Dalam hal ekonomi, dibandingkan tahun sebelumnya, pada tahun 1999 kondisi perekonomian
Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan. Laju pertumbuhan PDB mulai positif walaupun
tidak jauh dari 0% dan pada tahun 2000 proses pemulihan perekonomian Indonesia jauh lebih
baik lagi dengan laju pertumbuhan hampir mencapai 5%. Selain pertumbuhan PDB, laju inflasi
dan tingkat suku bunga (SBI) juga rendah yang mencerminkan bahwa kondisi moneter di dalam
mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar
belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor
masyarakat.
Pada pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara Indonesia,
atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan langsung tunai kepada
rakyat miskin akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan sampai pada tangan rakyat atau
masyarakat yang membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana
pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus Bank Century yang
sampai saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk
baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi
dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6
persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan demikian prospek
Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor
eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada triwulan IV-
2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17 persen dan masih berlanjut
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan
pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang
Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan yang
signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain
masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makroekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh
Menko Darmin Nasution menegaskan, ekonomi Indonesia terus menunjukkan perbaikan yang
menggembirakan. Hal itu ditunjukkan dari berbagai indikator ekonomi, antara lain: kemiskinan
yang menurun, per tumbuh ekonomi yang stabil, inflasi terkendali, ketimpangan pendapatan
tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo- Wakil Presiden Jusuf Kalla di Bina Graha,
Dalam konferensi pers yang diinisiasi Kantor Staf Kepresidenan bersama Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Menko Darmin didampingi Menteri Pariwisata Arief Yahya,
Kepala BKPM Thomas Lembong, dan Kepala Bekraf Triawan Munaf. Acara dipandu Staf
Menurut Darmin, pertumbuhan ekonomi yang tadinya melambat, kini berbalik lebih cepat lagi.
Pondasi ekonomi kita, lanjut Darmin, sangat bagus. Ini jadi modal dasar bagi perekonomian
kedepan. Terlebih dari sisi infrakstruktur, kini sudah merata di seluruh Indonesia.
2. KEBIJAKAN APA SAJA YANG TELAH DILAKUKAM UNTUK
Pada awal kemerdekaan, kehidupan ekonomi Indonesia masih sangat kacau. Terjadi inflasi yang
parah yang disebabkan oleh beredarnya mata uang Jepang yang tidak terkendali. Selain itu,
adanya blokade dari pihak Belanda semakin menyulitkan ekonomi Indonesia. Dengan adanya
blokade tersebut, barang-barang dari RI tidak dapat diekspor. Belanda berharap terjadi
kegelisahan sosial, inflasi yang tinggi, dan kelangkaan bahan-bahan kebutuhan rakyat.
Pemerintah RI berusaha untuk menebus blokade Belanda tersebut. Upaya politis yang dilakukan
adalah pemberian bantuan beras kepada India sebanyak 5000 ton karena negara tersebut sedang
ditimpa bahaya kelaparan. Sebagai imbalannya, pemerintah Indonesia akan menerima bahan
pakaian yang dibutuhkan oleh rakyat. Pemberian bantuan beras ini menunjukkan adanya
solidaritas antara sesama bangsa Asia yang pernah dijajah oleh bangsa asing. Antara Indonesia
dan India kemudian tumbuh sikap saling membantu. Negara India terlibat secara aktif dalam
Dalam menanggulangi masalah ekonomi perintah RI juga menempuh tindakan yang bersifat
konseptual. Usaha-usaha tersebut direalisasikan oleh pemerintah pada bulan Februari 1946
masalah ekonomi negara yang bersifat yang mendesak yang antara lain masalah produksi dan
distribusi makanan, masalah sandang, serta masalah status dan administrasi pengelolaan
Mei 1946. Konferensi ini memiliki ruang lingkup lebih luas. Masalah yang dibahas adalah
program ekonomi pemerintah, masalah keuangan negara, pengendalian harga, distribusi, dan
Setelah diadakannya konferensi ekonomi ke-2, pemerintah tetap berusaha memecahkan masalah
ekonomi nasional. Atas inisiatif Menteri Kemakmuran, A.K. Gani maka tanggal 19 Januari 1917
dibentuk Badan Perancang Ekonomi. Badan ini merupakan badan yang bertugas membuat
rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun. Selain itu, badan ini juga
bertugas untuk mengkoordinasi dan merestrukturisasi semua cabang produksi dalam bentuk
badan hukum seperti yang dilakukan pada BPPGN dan PPN. Sesudah Badan Perancang
Karena perekonomian Indonesia sangat bergantung pada produksi pertanian, maka bidang ini
dijalankan kembali. Oleh Menteri Urusan Bahan Makanan Kasimo diturunkan Rencana Produksi
Tiga Tahun (1948-1950), yang lebih terkenal dengan nama Kasimo Plan. Kasimo Plan adalah
usaha swasembada pangan dengan petunjuk pelaksanaan yang prkatis. Isi dari Kasimo Plan
antara lain:
Menanami tanah kosong (tidak terurus) di Sumatera Timur seluas 287.277 hektare.
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan
oleh :
a. Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak
terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang
yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia
Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima
AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya
uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI
juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti
uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi
b. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu
a.Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan
perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke
c.Konferensi Ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat
dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah produksi dan
Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948, mengalihkan tenaga bekas
e.Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk
Masa ini disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya menggunakan
prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori mazhab klasik
yang menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan
belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. Pada akhirnya
sistem ini hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
a)Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret 1950, untuk
b)Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menumbuhkan wiraswastawan pribumi dan
mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan impor asing dengan
membatasi impor barang tertentu dan memberikan lisensi impornya hanya pada importir pribumi
serta memberikan kredit pada perusahaan-perusahaan pribumi agar nantinya dapat berpartisipasi
dalam perkembangan ekonomi nasional. Namun usaha ini gagal, karena sifat pengusaha pribumi
yang cenderung konsumtif dan tak bisa bersaing dengan pengusaha non-pribumi.
c)Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU
no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha pribumi.
pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional. Program ini tidak
berjalan dengan baik, karena pengusaha pribumi kurang berpengalaman, sehingga hanya
e)Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja Bundar, termasuk pembubaran Uni
tersebut.
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi
terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur
oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran bersama dan
Pada masa orde baru, pemerintah menjalankan kebijakan yang tidak mengalami perubahan
terlalu signifikan selama 32 tahun. Dikarenakan pada masa itu pemerintah sukses menghadirkan
suatu stablilitas politik sehingga mendukung terjadinya stabilitas ekonomi. Karena hal itulah
maka pemerintah jarang sekali melakukan perubahan-perubahan kebijakan terutama dalam hal
anggaran negara.
Pada masa pemerintahan orde baru, kebijakan ekonominya berorientasi kepada pertumbuhan
ekonomi. Kebijakan ekonomi tersebut didukung oleh kestabilan politik yang dijalankan oleh
pemerintah. Hal tersebut dituangkan ke dalam jargon kebijakan ekonomi yang disebut dengan
Trilogi Pembangungan, yaitu stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan
pemerataan pembangunan.
Hal ini berhasil karena selama lebih dari 30 tahun, pemerintahan mengalami stabilitas politik
sehingga menunjang stabilitas ekonomi. Kebijakan-kebijakan ekonomi pada masa itu dituangkan
pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN), yang pada akhirnya selalu
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk disahkan menjadi APBN.
APBN pada masa pemerintahan Orde Baru, disusun berdasarkan asumsi-asumsi perhitungan
dasar. Yaitu laju pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, harga ekspor minyak mentah Indonesia,
serta nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Asumsi-asumsi dasar tersebut dijadikan sebagai
tidak didasarkan pada perhitungan hal-hal makro. Akan tetapi, lebih kearah yang bersifat mikro-
ekonomi.
D.MASA REFORMASI
Pada masa krisis ekonomi,ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian
disusul dengan era reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie. Pada masa ini
tidak hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga kebijakan ekonomi.
Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa mengalami perubahan guna
Pemerintahan presiden BJ.Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-
manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk
mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun,
belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Padahal,
ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain masalah
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian
inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang
presiden Megawati.
untuk dipecahkan adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan-kebijakan yang
a)Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-
b)Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode
krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan
mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang
Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi belum
ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal keberadaan korupsi membuat
banyak investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu
mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar
belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor
masyarakat.
Susilo Bambang Yudhoyono dilantik sebagai presiden ke-6 Republik Indonesia pada tanggal 20
Oktober 2004. Beberapa kondisi dan kebijakan yang ditempuh pada masa pemerintahan SBY
1. Ketika dilantik sebagai presiden, ekspor hingga Oktober 2004 mencapai US $ 58.5 milyar atau
naik 15.08 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2003. Impor hingga
Oktober 2004 mencapai US $ 37.8 milyar atau naik tajam 40.7 % bila dibandingkan dengan
hari ke-26 memerintah, presiden mengunjungi Aceh. Kunjungan selama empat jam tersebut
dijaga ketat. Presiden mengajak GAM untuk mengakhiri separatisme yang diimplementasikan
Hal ini diwujudkan dengan mengadakan perundingan dengan GAM di Helsinki, Finlandia
melalui Crisis Management Initiative pimpinan Martti Ahtisaari. Perundingan tersebut berhasil
membuahkan kesepakatan perdamaian antara Indonesia dan GAM (Gerakan Aceh Merdeka).
3. Pelunasan utang terhadap IMF pada bulan Oktober 2006. Pelunasan tersebut dilaksanakan
dalam dua tahap, yaitu : tahap pertama pada Juni 2006 dengan nominal US $ 3,7 milyar. Dan
tahap kedua pada bulan Oktober 2006 sebanyak US $ 3,2. Pelunasan utang yang lebih cepat
Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, harga BBM dinaikkan sebanyak 3 kali.
Kebijakan ini ditempuh sebagai akibat melambungnya harga minyak di pasaran dunia, sehingga
menekan APEN. Namun, kemudian seiring dengan penurunan harga minyak dunia, pemerintah
pun mengambil kebijakan untuk menurunkan harga BBM. Dalam satu bulan pemerintah
menurunkan harga minyak sebanyak 2 kali, yaitu : pada tanggal 1 dan 15 Desember 2008. Pada
tanggal 15 Januari 2009 BBM pun kembali diturunkan untuk yang ketiga kalinya.
4. Kebijakan menaikkan BBM dilakukan guna mengurangi subsidi BBM. Pemerintah menilai
subsidi BBM dinilai belum dapat dinikmati oleh rakyat kecil dan hanya menguntungkan kelas
menengah ke atas. Pemerintah pun mengalihkan subsidi dalam bentuk Program Dana
Kompensasi Sosial. Bentuk dari program ini antara lain pemberian Bantuan Langsung Tunai
(BLT), penyediaan beras murah, dan pelayanan kesehatan bagi rakyat miskin.
kewajiban 20 persen alokasi dari APBN sebagaimana yang telah diputuskan oleh Mahkamah
Konstitusi. Dewan Perwakilan Rakyat memberikan respon positif atas keputusan tersebut.
BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan perhatian dari badan pemerhati jaminan sosial dunia yang
Co-operation and Development (OECD) serta Kementerian Tenaga Kerja Jerman. BPJS
Ketenagakerjaan jadi sorotan lantaran pelaksanaan program perlindungan bagi pekerja rentan
melalui Gerakan Nasional Peduli perlindungan Pekerja Rentan (GN Lingkaran) dan pekerja ojek
online.
Agus Susanto, Dirut BPJS menyebutkan jika GN Lingkaran menjadi pemberi perlindungan bagi
pekerja rentan dengan jumah yang cukup tinggi di Indonesia. Dan sampai saat ini sudah
mencapai 300.000 orang di seluruh Indonesia. Dan saat ini setidaknya sudah lebih dari 20.000
DAFTAR PUSAKA
http://www.suratkabar.id/42454/news/wow-inilah-4-kebijakan-pemerintah-jokowi-yang-jadi-
sorotan-dunia
https://www.sejarah-negara.com/2016/03/5-kebijakan-susilo-bambang-yudhoyono.html
http://www.gurusejarah.com/2016/07/kebijakan-pemerintah-indonesia-pada.html
http://pendidikansertapembelajaran.blogspot.co.id/2016/10/perkembangan-ekonomi-pada-masa-
reformasi.html
http://www.donisetyawan.com/category/sejarah-indonesia/masa-awal-kemerdekaan/