Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH PROFIL DAN KEGIATAN PKPA BBPOM

BANDUNG, APOTEK MEDIKA ANTAPANI, PT. TRIMAN


PHARMACEUTICAL INDUSTRY

Disusun oleh:

Siti Nurrohmah
(260112180094)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BBPOM (Balai Besar Prngawasan Obat dan Makanan) BANDUNG

1. Profil BBPOM Bandung


1.1. Tugas BBPOM
Tugas BBPOM atau unit pelaksanan teknis di lingkungan BPOM mengacu pada
Peratutan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014 Pasal 2, yakni melaksanakan
kebijakan di bidang pengawasan obat dan makanan mulai dari pengawasan atas
produk terapetik, narkotika, psikotropika, zat adiktif, obat tradisional, kosmetik,
produk suplemen juga pengawasan terhadap keamanan pangan dan bahan
berbahaya.
1.2. Fungsi BBPOM
Mengacu pada Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014 Pasal 3, Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan BPOM memiliki berbagai fungsi, antara lain;
a. Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan
b. Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu
produk terapetik, narkotika, psikotropika zat adiktif, obat tradisional, kosmetik,
produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya.
c. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk
secara mikrobiologi.
d. Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan
sarana produksi dan distribusi.
e. Investigasi dan penyidik pada kasus pelanggaran hokum
f. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang
ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
g. Pelaksanaan kegiatan layanan informasi konsumen
h. Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan
i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan.
j. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan, sesuai dengan bidang tugasnya.
1.3. Kewenangan BBPOM
Kewenangan mengacu pada Peratutan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 pasal 4
tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam melaksanakan tugas
pengawasan obat dan makanan, antara lain;
a. Menerbitkan izin edar produk dan sertifikat sesuai dengan standard an
persyaratan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu, serta pengujian obat dan
makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Melakukan inteljen dan penyidikan di bidang pengawasan obat dan makanan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. Pemberian sanksi administrative sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

1.4. Budaya Organisasi


Dalam berorganisasi harus membangun semangat seluruh anggota organisasi
dalam berkarsa dan berkarya. Semangat tersebut dapatlah terbentuk dari terciptanya
dan hidupnya nilai-nilai yang diamalkan oleh seluruh anggota organisasai yang biasa
disebut sebagai Budaya Organisasi. BBPOM sendiri memiliki budaya organisasi
yang dihidupkan, antara lain;
a. Professional
Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan dan
komitmen yang tinggi.
b. Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur dan keyakinan.
c. Kredibiliras
Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan internasional.
d. Kerjasama Tim
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang baik.
e. Inovatif
Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.
f. Responsive
Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah

1.5. Strategi dan Target Kerja


Sebagai bagian dari rencana strategis, sasaran strategis yang ingin dicapai oleh
BPOM dalam kurun waktu 5 tahun (2015-2019) meliputi menguatnya sistem
pengawasan obat dan makanan, meningkatnya kemandirian pelaku usaha,
kemitraan dengan pemangku kepentingan, dan partisipasi masyarakat, dan
meningkatkan kualitas kapasitas kelembagaan BPOM.
Terkait dengan pembangunan nasional 2015-2019 yang dijabarkan dalam bentuk
9 agenda prioritas pembangunan atau disebut Nawacita, BPOM dalam rangka
melaksanakan tugas dan kewajiban, ikut memiliki andil dengan mendukung
Navacita ke 5, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dengan menunjang
program Indonesia Sehat melalui pengawasan obat dan makanan, dimana BPOM
termasuk dalam Bidang sosial budaya dan kehidupan beragama- subbidang
kesehatan dan gizi masyarakat dan Bidang ekonomi- subbbdang UMKM dan
koperasi.

1.6. Arah Kebijakan dan Strategi BPOM


Arah kebijakan
a. Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk
melindungi masyarakat Peningkatan pembinaan dan bimbingan dalam rangka
mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan
dan daya saing produk Obat dan Makanan
b. Peningkatan Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi publik melalui
kemitraan pemangku kepentingan dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan
Obat dan Makanan
c. Penguatan kapasitas kelembagaan pengawasan Obat dan Makanan melalui
penataan struktur yang kaya dengan fungsi, proses bisnis yang tertata dan efektif,
budaya kerja yang sesuai dengan nilai organisasi serta pengelolaan sumber daya
yang efektif dan efisien.

Strategi
a. Eksternal
 Penguatan kemitraan dengan lintas sektor terkait pengawasan Obat dan
Makanan;
 Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui komunikasi, informasi dan
Edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan;

b. Internal
 Penguatan Regulatory System pengawasan Obat dan Makanan berbasis
risiko;
 Membangun Manajemen Kinerja dari Kinerja Lembaga hingga kinerja
individu/pegawai;
 Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif dan akuntabel serta
diarahkan untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan pegawai;
 Meningkatkan kapasitas SDM pengawas di BPOM di tingkat pusat dan
daerah secara lebih proporsional dan akuntabel;
 Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung maupun utama
dalam mendukung tugas Pengawasan Obat dan Makanan

1.7. Target Kerja


Indikator Kinerja Utama BPOM selama 5 (lima) tahun ke depan (2015-
2019) meliputi:
 Persentase obat yang memenuhi syarat;
 Persentase makanan yang memenuhi syarat;
 Jumlah industri farmasi yang meningkat tingkat kemandiriannya;
 Persentase industri pangan olahan yang mandiri dalam rangka menjamin
keamanan pangan;
 Capaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPOM

1.8. Sistem Pengawasan Obat dan Makanan


a. Prinsip Dasar
1. Tindakan pengamanan cepat, tepat, akurat dan profesional.
2. Tindakan dilakukan berdasarkan atas tingkat risiko dan berbasis bukti-
bukti ilmiah.
3. Lingkup pengawasan bersifat menyeluruh, mencakup seluruh siklus
proses.
4. Berskala nasional/lintas propinsi, dengan jaringan kerja internasional.
5. Otoritas yang menunjang penegakan supremasi hukum.
6. Memiliki jaringan laboratorium nasional yang kohesif dan kuat yang
berkolaborasi dengan jaringan global.
7. Memiliki jaringan sistem informasi keamanan dan mutu produk.

b. Kerangka Konsep
SISPOM tiga lapis diterapkan untuk menekan kemungkinan terjadinya
risiko hingga sekecil mungkin, meliputi:
1. Sub-sistem pengawasan Produsen
2. Sub-sistem pengawasan Konsumen
3. Sub-sistem pengawasan Pemerintah/BPOM
2. Jadwal Kegiatan PKPA di BBPOM Bandung
WAKTU KEGIATAN
Minggu ke-1  Pengarahan mahasiswa PKPA di BBPOM
(1-4 Januari 2019) Bandung
 Melakukan pengenalan lingkungan BPOM
 Penempatan di departemen masing-masing
 Melakukan Pembahasan materi
CPOB,CPOTB,CPKB,CDOB dan Pangan
Minggu ke-2  Mengamati pelaporan sediaan farmakovigilans
(7-11 Januari 2019)  Melakukan sampling atau pengambilan contoh di
pasaran
 Melakukan analisis sediaan di pasaran
 Melakukan penarikan sediaan / produk illegal
 Mengamati regulasi pendaftaran obat (perubahan
komposisi/kombinasi baru dll)
Minggu Ke-3  Melakukan pemusnahan sediaan
(14-18 Januari 2019)  Mengamati regulasi pelaporan dan pengawasan
obat, narkotik, psikotropik, dan OOT, obat
tradisional dan kosmetik
 Melakukan monitoring efek samping obat
 Melakukan penjaminan mutu obat, makanan dan
alkes
 Melakukan pengujian mutu obat, makanan dan
alkes
Minggu ke-4  Melakukan pengujian obat dan makanan,
(21-25 Januari 2019) kosmetika, obat tradisional, OOT
 Mengamati pengambilan keputusan berdasarkan
etik dan peraturan
 Melakukan Promkes (Promosi Kesehatan)
 Mengamati Layanan informasi dan penanganan
keluhan masyarakat
Minggu ke-5  Melakukan monitoring dan evaluasi
(28-31 Januari 2019)  Melakukan pengawasan iklan pada media cetak
 Melakukan penelurusan produk online yang
diduga illegal
 Mengikuti kegiatan inspeksi sarana target

3. Tugas Khusus
- Observasi produk kosmetik illegal yang dijual secara online.
- Analisis pemanfaatan fasilitas HaloBPOM oleh masyarakat terhadap pelaporan
peredaran produk illegal atau produk tidak teregistrasi di Indonesia.
Apotek Medika Antapani

1. Profil Medika Antapani


1.1. Sejarah Medika Antapani
Tahun 1986 : Berdiri Apotek Amadea, di Jl. Kiaracondong no. 95 Bandung.
Tahun 1989 : Apotek Amadea dikembangkan menjadi Apotek Arima dan
Balai Pengobatan Medika Antapani, di Jl. Purwakarta No.3
Antapani
Tahun 2007 : Pengukuhan PT. MEDIKA ANTAPANI sebagai badan hukum
Klinik Medika Antapani: SK Menteri Hukum dan Hak Asazi
Manusia RI No. W8 – 01241 HT. 01.01 – TH. 2007
Tahun 2012 : Klinik Medika Antapani diakreditasi menjadi Klinik Utama
Medika Antapani
Tahun 2015 : Mendirikan Klinik Pratama Medika Antapani 1 (Pelayanan
BPJS), di Jl. Purwakarta No.1 Antapani
Tahun 2016 : Mendirikan Bidan Praktek Mandiri (Pelayanan Umum dan
BPJS), di Jl. Terusan Jakarta Antapani
Tahun 2016 : Mendirikan Klinik Pratama Medika Antapani 2 (Pelayanan
BPJS), di Jl. Parakan Saat

1.2.Visi dan Misi


VISI
Menjadi pusat pelayanan kesehatan pilihan keluarga yang terkemuka dan
terbaik di Jawa Barat.
MISI
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan yang bermutu
dengan biaya yang terjangkau.
2. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
3. Meningkatkan nilai bagi pemegang saham dan karyawan serta memberikan
manfaat bagi masyarakat.
4. Memiliki sinergi dengan mitra usaha untuk bersama-sama meningkatkan daya
saing agar memiliki klinik kesehatan yang terkemuka di Bandung.
Memiliki Sumber Daya Manusia yang profesional dengan terus menerus
mengembangkan kompetensinya.

1.3. Unit Bisnis Medika Antapani


PT. Medika Antapani memiliki beberapa unit bisnis yaitu Apotek reguler,
Apotek BPJS, Klinik Utama Medika Antapani (KUMA), Klinik Pratama Medika
Antapani (KPMA), dan Bidan Praktek Mandiri (BPM).
a. Apotek Medika Antapani
Apotek memberikan pelayanan resep dokter nonspesialis dan spesialis baik
dari dokter dalam maupun luar Medika Antapani, pelayanan resep kontraktor,
Obat Wajib Apotek, pelayanan swamedikasi, dan alat kesehatan.
b. Apotek BPJS Medika Antapani
Apotek BPJS Medika Antapani merupakan bagian dari apotek Medika
Antapani yang secara teknis pelayanannya dilakukan terpisah untuk
memudahkan dan memaksimalkan pelayanan terhada pasien BPJS kronis,
pasien BPJS Prolanis dan PRB (Pasien Rujuk Balik) BPJS.
c. Bidan Praktek Mandiri (BPM)
Bidan Praktek Mandiri Antapani merupakan sub unit dari Klinik Pratama
Medika Antapani yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Beberapa pelayanan yang dapat diberikan oleh BPM adalah pelayanan cek
kehamilan atau kandungan dan pelayanan bantuan melahirkan.
d. Dokter Praktek Mandiri (DPM)
Pelayanan yang diberikan Dokter Praktik Mandiri (DPM) meliputi
pemeriksaan dan rehabilitasi oleh dr. Benny Ardjil, Sp.KJ.ICAP II dan dr.
Syafari Soma, Sp.KJ., serta pelayanan resep NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Adiktif). DPM ini terletak di Jalan Terusan Jakarta No. 14. Pelayanan
resep dilakukan di apotek regular Medika Antapani yang terletak di Jalan
Purwakarta No. 3 dan pelayanan resep NAPZA dilakukan di ruangan khusus
NAPZA dan dipisahkan dengan pelayanan resep umum di Apotek.
e. Klinik Pratama Medika Antapani (KPMA)-Purwakarta
Klinik Pratama Medika Antapani merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) yang hanya melayani peserta BPJS. Hingga September 2017,
pasien BPJS yang telah terdaftar di KPMA terhitung mencapai 49.000 orang.
Untuk memaksimalkan pelayanan terhadap peserta yang jumlahnya meningkat
secara signifikan, maka sebagian dari perserta tersebut dialihkan ke KPMA
Parakansaat. Pelayanan yang diberikan antara lain:
 Pelayanan OTC
 Pelayanan promotif dan preventif
 Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
 Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif
 Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
 Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis
 Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama
 Pelayanan Unit Gawat Darurat
Klinik Pratama memiliki tujuan pelayanan yang disesuaikan dengan program
Kapitasi Berbasis Kompetensi Pelayanan BPJS, yaitu:
 Menurunkan angka kontak kesakitan
 Menurunkan angka rujukan rawat jalan non spesialistik
 Aktivasi Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) Rutin

f. Klinik Pratama Medika Antapani (KPMA)-Parakan Saat


Klinik Pratama Medika Antapani Parakan Saat merupakan cabang dari
KPMA Purwakarta. Secara umum pelayanan yang diberikan sama,
perbedaannya hanya pada lokasi saja. Tujuan dari didirikannya KPMA Parakan
Saat ini adalah untuk menampung pasien KPMA Purwakarta ynag berasal dari
Parakan Saat karena selumnya jumlah pasien BPJS yan `g berkunjung ke
KPMA Purwakarta melebihi kapasitas sehingga pelayanan menjadi kurang
maksimal.

g. Klinik Utama Medika Antapani (KUMA)


Klinik Utama Medika Antapani merupakan fasilitas kesehatan tingkat 2 yang
melayani pasien umum, BPJS, dan kontraktor Inhealth. Pelayanan yang
diberikan antara lain:
 Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi dengan dokter umum dan spesialis
 Tindakan medis spesialistik
 Pelayanan obat dan BMHP
 Rehabilitasi medis
 Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratoium
Ketujuh unit ini dipisahkan karena beberapa hal, yaitu:
 Masing-masing unit memiliki jumlah pasien yang cukup banyak sehingga
apabila pelayanan digabungkan, maka akan sangat banyak pasien yang
berkunjung dan antrian menjadi lama.
 Dengan adanya pemisahan unit bisnis, maka antrian akan lebih adil bagi pasien
karena masing-masing pasien sama-sama mengantri untuk jenis pelayanan
yang serupa. Sementara jika unit tidak dipisahkan, maka jenis dan lamanya
pelayanan setiap pasien berbeda.
 Regulasi dari setiap unit berbeda sehingga berbeda pula dalam cara pengadaan,
pembayaran, jenis-jenis obat yang diperlukan, syarat administrasi pasien, dan
lain-lain.
Terganggunya sejumlah besar pasien dan dokter oleh pasien lain. Contoh:
Pasien NAPZA dianggap sangat mengganggu kenyamanan pasien lain dan
dokter sehingga unit dibuatlah unit baru yaitu unit DMP (Dokter Praktek
Mandiri) yang lokasinya dipisahkan dari KUMA
1.4. Struktur Organisasi

2. Jadwal Kegiatan PKPA di Apotek Medika Antapani


WAKTU KEGIATAN
Minggu ke-1  Orientasi mempelajari aspek administrasi dan
( 1 Februari 2019) perUU pendirian apotek dan praktik kefarmasian
Minggu ke-2  Mempelajari studi kelayakan apotek
( 4-9 Februari 2019)  Mempelajari manajemen keuangan
 Mempelajari analisis pareto
 Mempelajari manajemen penyimpanan obat
 Mempelajari pelaporan obat narkotik
psikotropika dan prekursor
 Latihan membaca resep tulisan dokter
Minggu ke-3  Mempelajari system pengelolaan SDM
( 11-16 Februari 2019)  Mempelajari administrasi dan manajemen IT
apotek
 Melakukan swamedikasi
 Melakukan pengkajian dan pelayanan resep
 Mempelajari cara pemesanan obat
 Melakukan promosi kesehatan
Minggu Ke-4  Melakukan swamedikasi
( 18-23 Februari 2019)  Melakukan pengkajian resep
 Melakukan compounding and Dispensing
 Memberikan pelayanan informasi obat
 Melakukan pemantauan terapi obat
Minggu Ke-5  Mengamati pengambilan keputusan berdasarkan
( 25-28 Februari 2019 ) etik dan peraturan
 Melakukan pelayanan resep
 Melakukan swamedikasi
 Mempelajari system penyimpanan obat

3. Tugas Khusus
- Mengetahui perbandingan system BPJS di Apotek dengan Rumah Sakit
- Analisis persentase kecelakaan yang terjadi berdasarkan kesalahan pembacaan
resep
PT. Triman Pharmaceutical Industry
1. Profil PT. Triman
1.1. Sejarah PT. Triman
PT.Triman merupakan perusahaan farmasi yang telah mendapatkan ijin BPOM
(Badan Pengawas Obat dan Makanan) untuk memproduksi produk dengan kualitas
dan kuantitas terbaik seperti obat paten maupun obat generik.
Perusahaan PT. Triman Pharmaceutical Industry didirikan pada tanggal 9 April
1968 oleh Drs. Iswanto Wangsaputra, Apt. Perusahaan ini awal berdiri dan
berlokasi di Jl. Sirnamanah, Bandung. Kemudian pada tahun 1980 pabrik dan
kantor pindah ke Jl. Banten No. 6 Bandung, dan pabrik pindah ke Jl. Pendeuy.
Bojongsalam - Rancaekek Bandung, pada tahun 1997 sampai dengan sekarang
untuk kantor pemasaran masih berada di Jl. Banten No. 6 Bandung.

1.2. Visi dan Misi PT. Triman


VISI
Menjadi perusahaan farmasi terkemuka di dunia pengobatan dengan
menggunakan etos kerja serta menggunakan sarana dan prasarana yang ada.
Berusaha untuk mewujudkan produksi yang dapat di pertanggung jawabkan.
MISI
- Memberikan produk yang terbaik kepada seluruh konsumen sesuai ketentuan
CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik).
- Kepuasan konsumen merupakan target kami.
- Menjadikan produk kami menjadi pilihan utama bagi para konsumen.
- Senantiasa meningkatkan kualitas di industri farmasi nasional.
1.3. Profil Company
PT. Triman hanya memproduksi sediaan:

a. Sediaan tablet non beta laktam


b. Sediaan antibiotik oral beta laktam
c. Sediaan supositoria
PT. Triman merupakan industri farmasi yang mengedepankan produksi obat
tablet dan supositoria. Tidak jarang PT. Triman menerima toll in dari industri
farmasi lain seperti dari kimia farma dan indofarma. Sehingga jumlah unit sediaan
yang dihasilkan pertahun nya sangat tinggi. PT. Triman mampu menghasilkan 7
milyar unit tablet per tahun dan 6 milyar unit supositoria per tahun. Dalam
produksinya, PT. Triman memiliki beberapa produk seperti Superhoid dan Triolax.
Dalam menjalankan perannya sebagai industri farmasi, PT. Triman memiliki
fasilitas pendukung (supporting facility) berupa:
a. 7 HVAC
b. Water treatment untuk menghasilkan purified water
c. Produksi kelas E
d. Laboratorium Quality Control
e. Laboratorium R&D
f. Gudang bahan baku dan barang jadi

Sejak pertama kali berdiri, PT. Triman sudah menghasilkan banyak produk
obat paten dan generik. Obat paten yang dihasilkan diantaranya Trimalgin, Trimol,
Triolax, Lemon, Tridexon dan Trimakal. Sedangkan obat generik yang dihasilkan
diantaranya kalsium Laktat, Allopurinol, dan Antalgin.
2. Jadwal dan Kegiatan PKPA di PT. Triman

WAKTU KEGIATAN
Minggu ke-1  Perkenalan dengan PT Triman
(4-8 Maret 2019)  Mengamati tugas dan tanggung jawab
departemen QA
 Mengamati kegiatan validasi
 Mengamati kegiatan evaluasi batch record
 Mempelajari dokumen Product Quality Review
(PQR)
 Mengamati tugas dan tanggung jawab bagian
audit proses dan in proses control (IPC)
 Mengamati audit proses dan audit produk
 Mengamati proses IPC
Minggu ke-2  Mengamati tugas dan tanggung jawab bagian
(11-15 Maret 2019) non-operasional departemen QA
 Mengamati kegiatan validasi sistem penunjang
(HVAC, PWS, AHU, Chiller, Boiler, Dust
Collection system, electricity system)
 Mengamati kegiatan kalibrasi dan kualifikasi
 Mengamati alur dan tata cara kualifikasi
 Mengamati alur dan tata cara registrasi obat
baru
 Alur dan tata cara registrasi variasi
 Alur dan tata cara registrasi ulang
Minggu Ke-3  Mengamati bagian change control
(18-22 Maret 2019)
 Mengamati tugas dan tanggung jawab bagian
recall, retur, CAPA
 Mengamati tugas dan tanggung jawab bagian
inspeksi diri
 Mengamati program inspeksi diri
 Mengamati kegiatan manajemen resiko mutu
 Mengamati penerapan K3
Minggu ke-4  Mengamati tugas dan tanggung jawab
(25-29 Maret 2019) departemen QC
 Bagian-bagian dalam dept QC
 Mengamati alur dan tata cara kegiatan
pemeriksaan bahan baku
 Mengamati alur dan tata cara kegiatan
pemeriksaan bahan pengemas
 Mengamati kegiatan pemeriksaan produk jadi
 Mengamati alur dan tata cara kegiatan uji
stabilitas produk
Minggu ke-5  Mengamati alur dan tata cara kegiatan
(1-5 April 2019) stabilitas on going
 Mengamati kegiatan investigasi keluhan
terhadap produk
 Mengamati kegiatan penanganan OOS
 Mengamati kegiatan pemeriksaan limbah
 Mengamati kegiatan penanganan working
standard
Minggu ke-6  Mengamati alur proses produksi
(8-12 April 2019)
 Mempelajari dokumen
Pengolahan/Pengemasan Induk (PPI)
 Mengamati kegiatan produksi sediaan solid
skala produksi besar (tablet dan kaplet)
 Mengamati kegiatan produksi sediaan solid
skala produksi kecil (soft capsule)
 Mengamati kegiatan produksi sediaan solid
ethical (dengan resep dokter)
Minggu ke-7  Mengamati kegiatan produksi antibiotik
(15-19 April 2019)  Mengamati kegiatan produksi semisolid (krim
dan gel)
 Mengamati kegiatan produksi semisolid
(suppositoria)
 Mengamati kegiatan produksi sediaan liquid
oral
 Mengamati kegiatan produksi sediaan steril
Minggu ke-8  Tugas dan tanggung jawab Departemen RnD
(22-26 April 2019)  Bagian-bagian di departemen RnD
 Mengamati kegiatan uji stabilitas (penentuan
ED dan BUD)
 Mempelajari dokumen-dokumen yang terdapat
di departemen RnD
 Mengamati alur dan tata cara pengembangan
obat
 Mengamati kegiatan praformulasi
 Mengamati kegiatan formulasi
 Mengamati perancangan PPIC
Minggu ke-9  Mengamati bagian logistik (gudang bahan
(29-30 April 2019) baku, penimbangan, kemasan, dan produk)
 Tugas dan tanggung jawab bagian logistik
 Megamati alur inventarisasi PT. Triman
 PPIC, Pengadaan bahan awal
 Mengamati proses penanganan limbah

3. Tugas Khusus
- Mengamati manajemen pengelolaan limbah di PT. Triman
- Mengetahui manajemen resiko mutu di PT. Triman
- Mengetahui system supply chain manajement PT. Triman

Anda mungkin juga menyukai