Anda di halaman 1dari 4

Nama : Achmad Badaruddin

Nim : 07041181823024
Mata Kuliah : Filsafat Hubungan Internasional
Dosen : NUR ASLAMIAH SUPLI, BIAM, M.SC

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

Soal:
1. Kemukakan pendapatmu apa sumbangan paham realis untuk filsafat ilmu
hubungan internasional ?

Jawab:
Realisme adalah salah satu paradigma utama yang digunakan dalam ilmu hubungan internasional.
Realisme merupakan suatu paham yang memandang manusia secara pesimis karena kaum realis
menganggap manusia itu adalah mahluk yang egois. Realisme dalam Hubungan Internasional
terinspirasi dari beberapa filsuf seperti Thucydides, Niccolo Machiavelli, dan Thomas Hobbes.
Perspektif Realisme adalah sebuah kontras dari perspektif Liberalisme yang memandang bahwa
manusia memiliki sifat dasar yang baik dan dapat berkerja sama dalam menciptakan perdamaian
dunia. Thucydides dalam karyanya “History of Peloponessian war” yang menceritakan tentang
perang antar Sparta dan Anthena dan melahirkan sebuah teori yaitu “Security Dilemma” yang
merupakan suatu tindakan yang ditempuh suatu negara dengan maksud untuk meningkatkan
keamanan negara tersebut, dan dimana teori ini digunakan hingga saat ini. filsafat dalam ilmu
hubungan internasional adalah ilmu yang memperlajari hubungan intenasional secara teoritis
berdasarkan filsuf- filsuf yang melakukan penelitian ke negara dan masarakat suatu negara yang
diteliti.

Dalam filsafat ilmu hubungan internasional, Kaum realisme menyumbangkan pikiran- pikiran
mereka tentang bagaimana cara pandang mereka terhadap hubungan internasional. Seperti contoh,
Thomas Hobbes dalam karyanya yang berjudul “Leviathan” mengatakan bahwa manusia
merupakan serigala bagi manusia lainnya (Homo homini Lupus), atau dengan kata lain dalam
memenuhi kebutuhan dan kepentingannya, manusia akan selalu berkonflik. Kaum realisme
berpendapat cara terbaik untuk mengakhiri konflik adalah perang. Thomas Hobbes
menganalogikan negara sebagai manusia yang haus akan kekuasaan, manusia akan selalu
berkonfik demi keinginan dan kepentingannya. Menurut pandangan Hans J. Morganthau 1948 ada
enam ciri eksplisit dari kaum realisme, yaitu:
1. International relations governed by law that have their roots in human nature, yang berarti
bahwa hubungan internasional diatur atas dasar hukum yang berakar dari sifat dasar
manusia yaitu sifat egois (selfish)
2. Interests are permanent, yaitu bahwa kepentingan akan selalu menjadi kajian utama
konflik antar negara, dinamika antar negara, dan interaksi antar negara.
3. State are the only actor in International relations, yang berarti kaum realisme berpandangan
bahwa negara adalah satu- satunya aktor dalam hubungan internasional
4. There is no Ethics and morality, yang berarti etik dan moral tidak berlaku bagi kaum realis,
yang ada hanyalah kepentingan yang tercapai
5. Politics is autonomus, yang berarti pemerintalah yang mengatur kekuatan suatu negara.
6. Maximizing Power, yaitu power atau kekuatan merupakan hal utama dalam pandangan
kaum realisme.

Dengan pandangan pesimis kaum realisme, mereka berpendapat bahwa hubungan harmonis antar
negara itu tidak dapat tercipta karena sifat dasar manusia yang anarki yang berusaha untuk terus
memikirkan kepentingannya sendiri dan berusaha agar bagaimana mereka dapat bertahan (survive)
dari ancaman internasional yang membahayakan negara tersebut. Dapat disimpulkan bahwa, teori-
teori perspektif realisme dapat membantu filsafat ilmu hubungan internasional dalam mengamati
tingkah laku negara yang anarki dalam mewujudkan kepentingannya dan juga realisme
berkembang menjadi sebuah bentuk pandangan bagaimana cara menghentikan peperangan dan
menciptakan perdamaian.

2. Dapatkah kamu menjelaskan fenomena konflik di Dunia dengan melihat dari


pandangan realist? Berikan contoh kasus konflik internasional dan jelaskan
mengapa konflik itu terjadi dengan sudut pandangan realist:

Jawab :
Kaum realisme berpandangan bahwa hubungan internasional merupakan hubungan yang anarki,
yang berarti tidak ada kekuatan yang lebih besar melainkan negara. Pada debat besar pertama “first
great debate” mene antara paham Liberalisme dan Realisme, kaum liberalisme beranggapan bahwa
perdamaian dunia itu dapat tercipta dengan adanya “collective power” dan terbentuklah sebuah
organisasi League of Nations (Liga Bangsa- bangsa), sedangkan kaum realisme sangat pesimis
akan terciptanya perdamaian dunia karena sifat dasar manusia yang selalu ingin mendapatkan apa
yang ia inginkan yang akhirnya sangat mudah untuk memicu sebuah konflik dan peperangan.
Pandangan kaum realisme ini akhirnya terbukti dengan bubarnya Liga bangsa- bangsa tersebut
dan pecahnya Perang dunia kedua pada 1939. Kaum realisme berpendapat bahwa kaum liberalisme
terlalu optimis dengan hubungan internasional yang penuh dengan perebutan kekuasaan dan
perbedaan kepentingan, bukanlah penyatuan kekuatan dan harmoni (Jackson & Sorensen, 1999).

Salah satu konflik yang masih sering diperbincangkan adalah Perang dingin pasca perang dunia
kedua antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perang ini adalah perang ideologi, yang
menghadapkan antara ideologi Demokratis- Kapitalis dan ideologi Komunisme. Dalam pandangan
saya, jika dilihat dalam perspektif realisme, kedua negara ini melakukan Balance of Power karena
kedua negara berusaha agar kedua negara tersebut tampak terlihat lebih baik dari lawannya.
Menurut Helmi Akbar dalam situsnya http://helmi-akbar-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-
94111-(SOH201)%20Teori%20Hubungan%20Internasional/ menyatakan bahwa pada dasarnya
perspektif realisme bersifat competitive dan conflictual, yang memandang bahwa suatu negara
harus bersaing dengan negara lain dalam memperebutkan kekuatan dan menyelesaikan persoalan
dengan konflik atau peperangan .

Perang ini dapat disebut sebagai perang ekspansi ideologi negara- negara yang memiliki power
yang ditujukan kepada negara- negara lemah dan juga adanya hasrat untuk ingin berkuasa serta
menjadi negara Super-power. Amerika Serikat menjalankan Politik Contaiment sebagai pencegah
penyebaran komunisme, yang menggunakan dalih untuk membantu negara- negara miskin pasca
perang dunia kedua, seperti Marshal plan, Turkman Dokrin, dan Colombo plan dan juga dengan
maksud untuk menyebarkan ideologi mereka sendiri. Disisi lain, Uni Soviet membuat negara-
negara di Eropa Timur (dan juga Jerman Timur) ikut bergabung kedalam Uni Soviet dan
terbentuklah sebuah terminologi, yaitu Blok Barat yang mewakili Demokrasi Kapitalis dan Blok
timur mewakili Komunisme. Secara pandangan kaum realisme, kedua negara tersebut melakukan
tindakan Balance of power yang mana, kedua negara saling menunjukkan kekuatannya masing-
masing dan tidak mau kalah dalam menyebarkan paham dan ideologi yang mereka anut. Balance
of power ini juga terus berlanjut hingga pada aspek teknologi luar angkasa. Keduanya saling
mengembangkan teknologi luar angkasa, dengan maksud saling menunjukkan bahwa salah satu
dari mereka lebih baik dari yang lainnya. Dalam perang dingin, Security dilemma juga tidak dapat
terelakan lagi, dikarenakan Amerika dan Uni Soviet saling bersitegang dalam mengembangkan
sejata nuklir, sehingga kedua negara saling meningkatkan kekuatan atau power dibidang militer
dan pertahanan.
DAFTAR PUSTAKA

Hadit Fikri. 2018. Apa itu realisme di https://youtu.be/hNLPoYpvi2c (Diakses 21 April 2019)
Seren Trihardja. 2014. Perang dingin dalam 5 menit di https://youtu.be/q6Ckcz0ETc8 (Diakses
23 April 2019)
Moh. Arief Setiawan. 2014. Perspektif Realisme dalam Ilmu Hubungan Internasional.[Internet].
Tersedia di http://moch-arief-fisip12.web.unair.ac.id/index.html
Helmi Akbar. 2014. Perspektif realisme dalam teori hubungan internasional. [Internet]. Tersedia
di http://helmi-akbar-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-94111-
(SOH201)%20Teori%20Hubungan%20Internasional-
Perspektif%20Realisme%20dalam%20Teori%20Hubungan%20Internasional.html

Anda mungkin juga menyukai