Anda di halaman 1dari 2

OVULASI

Merupakan proses lepasnya sel telur dari ovarium menuju tuba falopii yang terjadi pada 14
hari setelah hari pertama menstruasi dimulai. Lonjakan LH (luteinizing hormone) sebesar 6-
10 kali lipat yang puncaknya adalah 16 jam sebelum ovulasi sangat penting untuk peristiwa
tersebut terjadi, karena ia diperlukan bagi pertumbuhan akhir folikel. Tanpa adanya hormon
ini, folikel tidak akan berkembang ke tahap ovulasi, walaupun sebenarnya ada hormon FSH
(folicle stimulating hormone) yang juga meningkat, tetapi tak setinggi peningkatan LH. LH
tersebut mengubah fungsi sel granulosa menjadi sel yang menyekresikan progesteron,
sehingga sekresi estrogen sehari sebelum ovulasi agak menurun, sedangkan progesteronnya
naik.

Proses Ovulasi
Pada saat LH disekresi dalam jumlah besar, ia merangsang sekresi hormon steroid
folikular yang mengandung progesteron. Dari situ, teka eksterna (kapsul folikel) melepaskan
enzim proteolitik dari lisosom, yaitu enzin kolagenase yang dapat mencerai-beraikan ikatan
kolagen pada folikel. Hal tersebut mengakibatkan pelarutan dinding teka interna, kemudian
dinding tersebut melemah, seluruh folikel membengkak, dan terjadilah degenerasi stigma.
Selain itu, sekresi hormon steroid yang mengandung progesteron juga menyebabkan
pertumbuhan pembuluh darah baru ke dalam dinding folikel. Lalu, terjadilah sekresi
prostaglandin, yaitu hormon yang menyebabkan vasodilatasi. Hal tersebut mengakibatkan
transudasi plasma ke dalam folikel untuk mengalami pembengkakan folikel.
Kombinasi dari degenerasi stigma dan pembengkakan folikel akan membuat folikel pecah
yang nantinya juga membuat ovum dikeluarkan dari ovarium. Dengan menggunakan alat
Ovulation/LH Strip Test yang mana berprinsip pada ketika jumlah spesimen yang cukup
diterapkan pada pad sampel dari perangkat, LH dalam spesimen akan mengikat dan mengenai
antibodi anti-LH konjugasi di pad konjugat untuk membentuk kompleks dan bermigrasi di
sepanjang membran strip. Jika spesimen mengandung LH lebih dari sama dengan 20 ml U /
ml, kompleks tersebut akan memberikan tanda positif berupa munculnya warna merah pada
garis T, jika garis C akan selalu muncul tanpa kehadiran LH karena berfungsi sebagai
pengendalian internal sistem tes.
Pada praktikum kali ini, spesimen probandus memberikan tanda positif dengan
terbentuknya warna merah pada garis T, artinya probandus positif sedang dalam masa subur,
yang mana ketika kami hitung menggunakan penghitungan manual siklus menstruasi 28 hari,
hari dimana diambilnya spesimen untuk praktikum kali ini adalah kurang lebih 14 hari
sebelum hari pertama siklus menstruasi berikutnya dimulai. Didapatkannya garis berwarna
merah tidak setebal jika dibandingkan dengan warna merah pada spesimen probandus positif
hamil karena ovulasi yang dialami probandus bisa jadi sudah terlewat beberapa hari yang
lalu.

Cara Menghitung Ovulasi (Masa Subur)


 Amati dan pahami siklus menstruasi selama 6 bulan
 Kurangi siklus terpendek dengan angka 18, hasil menunjukkan hari pertama subur
 Kurangi siklus terpanjang dengan angka 11, hasil menunjukkan hari terakhir subur
Contoh
Siklus terpendek : 28 - 18 = 10 (hari pertama subur)
Siklus terpanjang : 29 – 11 = 18 (hari terakhir subur)
Masa subur : hari ke 10-18 siklus menstruasi, terhitung sejak hari pertama menstruasi

Indikator lain yang dapat digunakan untuk memprediksi masa subur


 Suhu basal tubuh meningkat, suhu normal 35.5-36.6 o C, jika suhu basal naik sedikit
lebih tinggi berarti mengalami ovulasi dalam 1-2 hari terakhir.
 Adanya peningkatan sekresi lendir dari mulut rahim, hal ini terjadi karena
peningkatan hormon estrogen, lendir bening-licin-elastis.
 Nyeri ringan hingga berat pada perut atau satu bagian punggung.
 Perasaan lebih bergairah.

Anda mungkin juga menyukai