Anda di halaman 1dari 21

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Jalannya penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan dikeluarkannya surat izin

penelitian Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu, Jurusan Keperawatan pada tanggal

23 juli 2014 dengan nomor surat 1050-PH/K.01-STIKES TMS/2014 kepada

Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Bengkulu, Kepala Badan

Kesatuan Dan Perlindungan Masyarakat Kota Bengkulu yang diteruskan ke dinas

kesehatan kota Bengkulu untuk mendapatkan surat rekomendasi dari puskesmas

Bentiring Kota Bengkulu.

Pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal 28 juli s/d 11 Agustus

2014. Adapun objek penelitian yang digunakan dalam penelian ini adalah seluruh

ibu yang pernah melakukan kunjungan untuk deteksi kehamilan ANC di

Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari

hubungan pendidikan, pengetahuan dan status ekonomi dengan pemeriksaan

antenatal care (ANC) pada ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu.

Pengumpulan data dengan studi dokumentasi dan wawancara

menggunakan data sekunder dan primer yang di peroleh dari catatan

perawatan/status pasien

66
67

Setelah melaksanakan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Bentiring

Kota Bengkulu, peneliti melakukan pengolahan data dengan analisis Univariat

dan Bivariat. Hasil penelitian tersebut disusun dalam bentuk tabel dan kemudian

di interprestasikan kedalam bentuk narasi.

2. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran pendidikan,

pengetahuan dan status ekonomi sebagai independent variable dan pemeriksaan

ANC sebagai dependent variable. Setelah dilaksanakan maka diperoleh data

sebagai berikut:

a. Gambaran pendidikan ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu.

Tabel 3
Gambaran pendidikan ibu hamil di Puskesmas Bentiring
Kota Bengkulu tahun 2014

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


Pendidikan dasar 16 24.2
Pendidikan menengah 35 53.0
Pendidikan tinggi 15 22.7
Total 66 100.0

Berdasarkan tabel 3 diatas tampak bahwa dari 66 sampel (100,0%)

terdapat 16 orang (24,2%) ibu hamil dengan pendidikan dasar, 35 orang

(53%) ibu hamil dengan pendidikan menengah dan 15 orang (22,7%) ibu

hamil dengan pendidikan tinggi.


68

b. Gambaran pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Tabel 4
Gambaran pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Bentiring
Kota Bengkulu tahun 2014

Pengetahuan Frekuensi Persentase


Tinggi 39 59.1
Rendah 27 40.9
Jumlah 66 100

Berdasarkan tabel 4 diatas tampak bahwa dari 66 sampel (100,0%)

terdapat 39 orang (59,1%) ibu hamil dengan pengetahuan tinggi, 27 orang

(40,9%) ibu hamil dengan pengetahuan rendah.

c. Gambaran status ekonomi ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Tabel 5
Gambaran status ekonomi ibu hamil di Puskesmas Bentiring
Kota Bengkulu tahun 2014

Persentase
Status ekonomi Frekuensi
(%)
kelas atas 13 19.7
kelas menengah 39 59.1
kelas bawah 14 21.2
Jumlah 66 100

Berdasarkan tabel 5 diatas tampak bahwa dari 66 sampel (100%)

terdapat 13 orang (19,7%) ibu hamil dengan status ekonomi kelas atas, 39
69

orang (59,1%) ibu hamil dengan status ekonomi kelas menengah dan 14

orang (21,2%) ibu hamil dengan status ekonomi kelas bawah.

d. Gambaran pemeriksaan ANC ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota

Bengkulu

Tabel 6
Gambaran pemeriksaan ANC ibu hamil di Puskesmas Bentiring
Kota Bengkulu tahun 2014

Persentase
Pemeriksaan ANC Frekuensi
(%)
Teratur 36 54.5
Tidak teratur 30 45.5
Jumlah 66 100

Berdasarkan tabel 6 diatas tampak bahwa dari 66 sampel (100%) terdapat

36 orang (54,5%) ibu hamil dengan pemeriksaan ANC teratur, 30 orang

(45,5%) ibu hamil dengan pemeriksaan ANC tidak teratur.

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan pendidikan,

pengetahuan dan status ekonomi dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) pada

ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan, maka tabulasi silang antara independent variable dan dependent

variable dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


70

a. Hubungan pendidikan dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu


hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Tabel 7
Hubungan pendidikan dengan pemeriksaan antenatal care (ANC)
pada ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Pemeriksaan ANC X2 P C

Tidak Total
Teratur
teratur
Pendidikan Pendidikan
4 12 16 9,649 0,008 0,357
dasar
Pendidikan
20 15 35
menengah
Pendidikan
12 3 15
tinggi
Total 36 30 66

Dari tabel tabulasi silang diatas antara pendidikan dengan pemeriksaan

antenatal care (ANC), Ternyata dari 16 ibu hamil dengan pendidikan dasar

terdapat 4 orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC teratur dan 12 orang

orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC tidak teratur. Dari 35 ibu hamil

dengan pendidikan menengah terdapat 20 orang ibu hamil dengan

pemeriksaan ANC teratur dan 15 orang orang ibu hamil dengan pemeriksaan

ANC tidak teratur. Dari 15 ibu hamil dengan pendidikan tinggi terdapat 12

orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC teratur dan 3 orang orang ibu

hamil dengan pemeriksaan ANC tidak teratur


71

Hasil uji statistic Pearson Chi-Square didapat nilai x2=9,649 dengan

p=0,008 < ά 0,05 berarti signifikan, maka Ho ditolak Ha diterima. Jadi

terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pemeriksaan

antenatal care (ANC) pada ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota

Bengkulu.

Hasil uji Contingency Coefficient didapat nilai C=0,357 dengan

p=0,008 < ά 0,05 berarti signifikan. Nilai C=0,357 tersebut dibandingkan

dengan nilai Cmax (karena nilai terendah dari baris atau kolom adalah 2).

Karena nilai C = 0,357 agak berjauhan dari nilai Cmax=0,707 maka katagori

hubungan sedang.

b. Hubungan pengetahuan dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu

hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Table 8
Hubungan pengetahuan dengan pemeriksaan antenatal care (ANC)
pada ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Pemeriksaan anc X2 P C
Tidak Total
Teratur
teratur
Tinggi 29 10 39 13,205 0,000 0,431
Pengetahuan
Rendah 7 20 27
Total 36 30 66

Dari tabel tabulasi silang diatas antara pengetahuan dengan pemeriksaan

antenatal care (ANC), Ternyata dari 39 ibu hamil dengan pengetahuan tinggi

terdapat 29 orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC teratur dan 10 orang
72

orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC tidak teratur. Dari 27 ibu hamil

dengan pengetahuan rendah terdapat 7 orang ibu hamil dengan pemeriksaan

ANC teratur dan 20 orang orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC tidak

teratur.

Hasil uji statistik Continuity Correction=13,205 dengan p=0,000 < ά

0,05 berarti signifikan, maka Ho ditolak Ha diterima. Jadi terdapat hubungan

yang signifikan antara pengetahuan dengan pemeriksaan antenatal care

(ANC) pada ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu.

Hasil uji Contingency Coefficient didapat nilai C=0,431 dengan p=0,000

< ά 0,05 berarti signifikan. Nilai C=0,431 tersebut dibandingkan dengan nilai

Cmax (karena nilai terendah dari baris atau kolom adalah 2). Karena nilai C =

0,431 tidak berjauhan dari nilai Cmax=0,707 maka katagori hubungan sedang.

c. Hubungan status ekonomi dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) pada

ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Tabel 9
Hubungan status ekonomi dengan pemeriksaan antenatal care (ANC)
pada ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Pemeriksaan ANC X2 P C
Tidak Total
Teratur
teratur
Kelas atas 10 3 13 12,547 0,002 0,400
Status
ekonomi Kelas menengah 24 15 39
Kelas bawah 2 12 14
Total 36 30 66
73

Dari tabel tabulasi silang diatas antara status ekonomi dengan

pemeriksaan antenatal care (ANC), Ternyata dari 13 ibu hamil dengan

status ekonomi kelas atas terdapat 10 orang ibu hamil dengan pemeriksaan

ANC teratur dan 3 orang orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC tidak

teratur. Dari 39 ibu hamil dengan status ekonomi kelas menengah terdapat

24 orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC teratur dan 15 orang orang ibu

hamil dengan pemeriksaan ANC tidak teratur. Dari 14 ibu hamil dengan

status ekonomi kelas bawah terdapat 2 orang ibu hamil dengan pemeriksaan

ANC teratur dan 12 orang orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC tidak

teratur.

Hasil uji statistik Pearson Chi-Square didapat nilai x2=12,547 dengan

p=0,002 < ά 0,05 berarti signifikan, maka Ho ditolak Ha diterima. Jadi

terdapat hubungan yang signifikan antara status ekonomi dengan

pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu hamil di Puskesmas Bentiring

Kota Bengkulu.

Hasil uji Contingency Coefficient didapat nilai C=0,400 dengan

p=0,002 < ά 0,05 berarti signifikan. Nilai C=0,400 tersebut dibandingkan

dengan nilai Cmax (karena nilai terendah dari baris atau kolom adalah 2).

Karena nilai C = 0,400 tidak berjauhan dari nilai Cmax=0,707 maka katagori

hubungan sedang.
74

B. Pembahasan

1. Gambaran pendidikan ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Pendidikan adalah proses pembelajaran yang didapat oleh disetiap

manusia (peserta didik) untuk dapat membuat manusia (peserta didik) itu

mengerti, paham dan lebih dewasa serta mampu membuat manusia (peserta didik)

lebih kritis dalam berfikir (Media Edukasi, 2011).

Hasil penelitian terdapat 16 orang (24,2%) ibu hamil dengan pendidikan

dasar. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sebagian kecil responden di wilayah

kerja puskesmas bentiring memiliki pendidikan yang rendah yaitu pendidikan

dasar. Pendidikan dasar meliputi pendidikan di jenjang SD dan SMP. Pendidikan

dasar yang yang dimiliki responden dipengaruhi oleh social ekonomi yang

dimiliki oleh responden, selain status social ekonomi yang rendah kondisi social

budaya juga mempengaruhi pendidikan responden dan semakin banyak yang

memiliki pendidikan yang tinggi maka semakin besar pengaruh social budaya

dilingkungannya.

Terdapat 35 orang (53%) ibu hamil dengan pendidikan menengah,

menunjukkan bahwa sebagian besar responden di wilayah kerja Puskesmas

Bentiring Kota Bengkulu dengan pendidikan menengah. Pendidikan menengah

merupakan pendidikan yang didapatkan di tingkat SMA. Pendidikan menengah

yang yang dimiliki responden juga dipengaruhi oleh social ekonomi yang dimiliki

oleh responden, dengan keterbatasan ekonomi responden tidak mampu untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi,


75

selain status social ekonomi yang rendah kondisi social budaya juga

mempengaruhi pendidikan responden

Terdapat 15 orang (22,7%) ibu hamil dengan pendidikan tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian kecil responden di wilayah kerja Puskesmas

Bentiring Kota Bengkulu dengan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi yang

dimiliki responden merupakan pendidikan yang didapatakan di jenjang perguruan

tinggi.

2. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui dengan satu hal atau

kumpulan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah

orang yang dipadukan secara harmonik dalam suatu bangun yang teratur (Azwar,

2010).

Hasil penelitian terdapat 39 orang (59,1%) ibu hamil dengan pengetahuan

tinggi, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden di wilayah kerja

Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu memiliki pengetahuan yang tinggi tentang

pemeriksaan ANC. Pengetahuan yang tinggi dimiliki oleh responden dipengaruhi

oleh pendidikan yang baik dan informasi yang dimiliki oleh responden, semakin

banyak informasi yang dimiliki leh responden maka semakin baik pengetahuan

responden. Terdapat 27 orang (40,9%) ibu hamil dengan pengetahuan rendah. Hal

ini menunjukkan bahwa hampir sebagian responden di wilayah kerja Puskesmas

Bentiring Kota Bengkulu memiliki pengetahuan yang rendah. Pengetahuan yang

rendah disebabkan oleh minimnya informasi yang didapatkan oleh responden,


76

pendidikan yang rendah dan jauhnya fasilitas kesehatan sehingga sulit untuk

mendapatkan informasi.

3. Gambaran Status Ekonomi Ibu Hamil Di Puskesmas Bentiring Kota

Bengkulu

Status ekonomi adalah sebuah komponen kelas sosial, mengacu pada

tingkat pendapatan keluarga dan sumber pendapatan. Pendapatan yang mencukupi

kebutuhan-kebutuhan keluarga umumnya berasal dari pekerjaan para anggota

keluarga dan sumber-sumber pribadi seperti pensiun dan bantuan-bantuan (non

public) (Mubarak, 2008).

Hasil penelitian terdapat 13 orang (19,7%) ibu hamil dengan status

ekonomi kelas atas, 39 orang (59,1%) ibu hamil dengan status ekonomi kelas

menengah dan 14 orang (21,2%) ibu hamil dengan status ekonomi kelas bawah.

Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden di wilayah kerja

Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu dengan status ekonomi menengah yaitu

dengan penghasilan keluarga Rp.1.350.000-Rp. 7.521.840/ bulan. Pengahsilan

responden dipengaruhi oleh pekerjaan, pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki

oleh responden. semakin banyak ketrampilan yang dimilki oleh responden maka

akan semakin mudah responden mendapatkan penghasilan.

4. Gambaran Pemeriksaan ANC Ibu Hamil Di Puskesmas Bentiring Kota

Bengkulu

Menurut Manuaba (2008), Pemeriksaan ANC adalah suatu upaya yang

dilakukan ibu hamil untuk memeriksakan keadaan kehamilan agar kemungkinan-


77

kemungkinan buruk pada kehamilan dapat ditangani sesegera mungkin. Hasil

penelitian terdapat 36 orang (54,5%) ibu hamil dengan pemeriksaan ANC teratur,

30 orang (45,5%) ibu hamil dengan pemeriksaan ANC tidak teratur. Hal ini

menunjukkan sebagian besar responden di wilayah kerja Puskesmas Bentiring

Kota Bengkulu melakuakn pemeriksaan ANC secara teratur. Kondisi ini

dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang didapatakan responden tentang

pemeriksaan ANC. Selain pengetahuan yang baik, pendidkan dan status ekonomi

juga mempengaruhi keteraturan pemeriksaan ANC pada ibu hamil.

5. Hubungan Pendidikan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Pada Ibu

Hamil Di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Dalam penelitian ini didapat tabulasi silang antara pendidikan dengan

pemeriksaan antenatal care (ANC), Ternyata dari 16 ibu hamil dengan

pendidikan dasar terdapat 4 orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC teratur dan

12 orang orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC tidak teratur. Dari 35 ibu

hamil dengan pendidikan menengah terdapat 20 orang ibu hamil dengan

pemeriksaan ANC teratur dan 15 orang orang ibu hamil dengan pemeriksaan

ANC tidak teratur. Dari 15 ibu hamil dengan pendidikan tinggi terdapat 12 orang

ibu hamil dengan pemeriksaan ANC teratur dan 3 orang orang ibu hamil dengan

pemeriksaan ANC tidak teratur. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang

mempengaruhi keteraturan pemerikaan ANC, karena tidak semua responden

dengan pendidikan yang tinggi teratur melakukan pemeriksaan ANC, dan tidak
78

semua responden yang pendidikan rendah tidak teratur melakukan peneriksaan

ANC

Hasil uji statistik Chi-Square tedapat hubungan yang signifikan antara

pendidikan dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu hamil di

Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu.hal ini sejalan dengan pendapat Widya,

(2004),Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan

perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan

seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan

menginplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya

dalam kesehatan. Tingkat pendidikan khususnya wanita mempengaruhi derajat

kesehatan.

Hasil uji Contingency Coefficient katagori hubungan sedang. Hal ini sesuai

dengan pendapat kuncoroningrat yang dikutip oleh Nursalam dan Siti Pariani

(2011), semakin tinggi pendidikan semakin mudah menerima informasi, sehingga

semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki begitu pula sebaliknya. Semakin

rendah tingkat pendidikan maka akan sulit mencerna pesan yang disampaikan,

tingkat pendidikan khususnya tingkat pendidikan ibu mempengaruhi derajat

kesehatan. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan

perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan

seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam

perilaku dan gaya hidup sehari-hari.


79

6. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Pada

Ibu Hamil Di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Pada penelitian ini didapat tabel tabulasi silang antara pengetahuan dengan

pemeriksaan antenatal care (ANC), Ternyata dari 39 ibu hamil dengan

pengetahuan tinggi terdapat 29 orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC teratur

dan 10 orang orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC tidak teratur. Dari 27 ibu

hamil dengan pengetahuan rendah terdapat 7 orang ibu hamil dengan pemeriksaan

ANC teratur dan 20 orang orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC tidak

teratur. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi

keteraturan pemerikaan ANC, karena tidak semua responden dengan pengetahuan

yang tinggi teratur melakukan pemeriksaan ANC dan tidak semua responden

yang pengetahuan yang rendah tidak teratur melakukan peneriksaan ANC.

Menurut Damayanti, (2009) mengatakan bahwa pengetahuan merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, selain adanya

keyakinan sarana dan motivasi. Pengetahuan merupakan dominan yang sangat

penting bagi terbentuknya perilaku. Perilaku yang didasari pengetahuan akan

lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Hasil uji statistik Chi-Square (Continuity Correction) didapat hubungan

yang signifikan antara pengetahuan dengan pemeriksaan antenatal care (ANC)

pada ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu. Hal ini sejalan menurut

Nursalam (2011), Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang secara ilmiah dan

mendasari dalam mengambil keputusan rasional dan efektif dalam menerima


80

perilaku baru yang akan menghasilkan persepsi yang positif dan negative. Dengan

banyak pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan ibu menjadi banyak tahu

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan atau ANC

Hasil uji Contingency Coefficient didapat katagori hubungan sedang, hal

ini sejalan menurut Damayanti (2009) mengatakan bahwa pengetahuan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, selain

adanya keyakinan sarana dan motivasi. Pengetaahuan merupakan dominan yang

sangat penting bagi terbentuknya perilaku. Perilaku yang didasari pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan yang masih kurang dapat

dilihat dari frekuensi kunjungan pemeriksaan selama kehamilan. Sedangkan

frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan dapat ditinjau dari tingkat kepatuhan

ibu hamil dalam melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan di tempat

pelayanan KIA. Kepatuhan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan

merupakan salah satu bentuk perilaku seorang ibu hamil. Menurut Lawrence

Green, faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ada 3 yaitu predisposisi,

faktor pendukung, dan faktor pendorong. Yang termasuk faktor predisposisi

diantaranya: pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan nilai. Sedangkan yang

termasuk faktor pendukung adalah status ekonomi, ketersediaan sarana-sarana

kesehatan dan sumber daya, dan yang terakhir yang termasuk faktor pendorong

adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2010).


81

Pengetahuan tentang kehamilan harus dimiliki ibu hamil untuk dapat

menyiapkan fisik atau mental agar sampai akhir kehamilannya sama sehatnya,

bilamana ada kelainan fisik atau psikologis bisa ditemukan secara dini dan

diobati, serta melahirkan tanpa kesulitan dengan bayi yang sehat. Berdasarkan

sebuah konsep perilaku “K-A-P” (Knowledge, attitude, pracite) menjelaskan

bahwa perilaku seseorang (misalnya perilaku ibu hamil terhadap kunjungan empat

kali pemeriksaan kehamilan) sangat dipengaruhi oleh sikapnya yang mendukung

terhadap anjuran pemeriksaan kehamilannya. Sikap (attitude) dipengaruhi oleh

pengetahuan (knowledge) tentang sesuatu misalnya pengetahuan manfaat

pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil (Notoatmodjo, 2010).

7. Hubungan Status Ekonomi Dengan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)

Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu.

Pada penelitian ini didapat tabel tabulasi silang antara status ekonomi

dengan pemeriksaan antenatal care (ANC), Ternyata dari 13 ibu hamil dengan

status ekonomi kelas atas terdapat 10 orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC

teratur dan 3 orang orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC tidak teratur. Dari

39 ibu hamil dengan status ekonomi kelas menengah terdapat 24 orang ibu hamil

dengan pemeriksaan ANC teratur dan 15 orang orang ibu hamil dengan

pemeriksaan ANC tidak teratur. Dari 14 ibu hamil dengan status ekonomi kelas

bawah terdapat 2 orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC teratur dan 12 orang

orang ibu hamil dengan pemeriksaan ANC tidak teratur. Hal ini menunjukkan

bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi keteraturan pemerikaan ANC, karena
82

tidak semua responden dengan status ekonomi kelas atas teratur melakukan

pemeriksaan ANC, dan tidak semua responden dengan status ekonomi kelas

nawah tidak teratur melakukan peneriksaan ANC.

Hasil uji statistik Chi-Square didapat hubungan yang signifikan antara

status ekonomi dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu hamil di

Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu. Hal ini sejalan dengan pendapat

Soejiningsih (2007), Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang

antenatal care (ANC) yang baik dan kesadaran untuk periksa, karena dapat

menyediakan semua kebutuhan dirinya baik yang primer maupun sekunder.

Menurut WHO (dalam Notoatmodjo, 2010) faktor ekonomi juga

berpengaruh terhadap seseorang dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan.

Status ekonomi keluarga juga berperan bagi seseorang dalam mangambil

keputusan bertindak termasuk tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.

Berbagai penelitian semakin menunjukkan bahwa status kesehatan dan

resiko kematian dirinya, tetapi juga terhadap kelangsungan hidup dan

perkembangan janin yang dikandungnya dan lebih jauh lagi terhadap

pertumbuhan janin tersebut sampai usia dewasa. Status sosial ekonomi ini

meliputi pendidikan dan pendapatan (Syafrudin & Mariam, 2010).

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan

tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi

pemeriksaan kahamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat

ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan kekurangan energy dan protein. Hal ini
83

disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energy dan

protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan (Depkes RI, 2008).

Hasil uji Contingency Coefficient didapat katagori hubungan sedang. Hal

ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003), faktor yang berperan dalam

menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi. Sosial

ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam masyarakat

yang ditentukan dengan variable pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, karena

ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan.

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan

tingkat ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi

pemeriksaan kahamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat

ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan kekurangan energy dan protein. Hal ini

disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energy dan

protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan (Depkes RI, 2008). Keadaan sosial

ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah

kesehatan yang dihadapi, hal ini disebabkan karena ketidakmampuan dan

ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah tersebut (Gunawan, 2009).

Meskipun faktor ekonomi bukan penentu utama ketidakpatuhan

seseorang, terhadap saran tenaga kesehatan, namun kemampuan seseorang untuk

membeli obat dari kantong sendiri sedikit banyak mempengaruhi kepatuhan

seseorang terhadap tenaga kesehatan. Biaya pembelian obat yang dirasa terlalu

mahal untuk ukuran kemampuan ekonominya, cenderung tidak dibeli meskipun


84

itu disarankan oleh tenaga kesehatan. Sedangkan obat gratis tidak terlalu disukai

karena dirasa kurang khasiatnya (Dani, 2005).


85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Bentiring Kota Bengkulu, tentang hubungan pendidikan, pengetahuan, dan status

ekonomi dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) pada ibu hamil di Puskesmas

Bentiring Kota Bengkulu:

1. Terdapat 16 orang (24,2%) ibu hamil dengan pendidikan dasar, 35 orang (53%)

ibu hamil dengan pendidikan menengah dan 15 orang (22,7%) ibu hamil dengan

pendidikan tinggi.

2. Terdapat 39 orang (59,1%) ibu hamil dengan pengetahuan tinggi, 27 orang

(40,9%) ibu hamil dengan pengetahuan rendah.

3. Terdapat 13 orang (19,7%) ibu hamil dengan status ekonomi kelas atas, 39 orang

(59,1%) ibu hamil dengan status ekonomi kelas menengah dan 14 orang (21,2%)

ibu hamil dengan status ekonomi kelas bawah.

4. Terdapat 36 orang (54,5%) ibu hamil dengan pemeriksaan anc teratur, 30 orang

(45,5%) ibu hamil dengan pemeriksaan anc tidak teratur.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pemeriksaan

antenatal care (ANC) pada ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu,

dengan katagori hubungan sedang

84
86

6. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemeriksaan

antenatal care (ANC) pada ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

dengan katagori hubungan sedang

7. Terdapat hubungan yang signifikan antara status ekonomi dengan pemeriksaan

antenatal care (ANC) pada ibu hamil di Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

dengan katagori hubungan sedang

B. Saran

1. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Agar mahasiswa STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu khususnya jurusan

keperawatan dapat mempelajari dan memahami hasil penelitian agar dapat

mengaplikasikan hasil penelitian ini dalam praktek keperawatan maternitas

khususnya dan dapat memberikan informasi pada masyarakat yang

membutuhkan.

2. Bagi Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu

Dianjurkan kepada seluruh petugas di Puskesmas Bentiring Kota

Bengkulu agar dapat memberikan penjelasan dan pendidikan kepada masyarakat

tentang pemeriksaan ANC pada ibu hamil.

3. Bagi Peneliti Lain

Agar dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dengan

menggunakan metode penelitian lain dan mencari faktor-faktor yang dominan

yang berhubungan keteraturan pemeriksaan ANC pada ibu hamil

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal Ikhsan
    Jurnal Ikhsan
    Dokumen17 halaman
    Jurnal Ikhsan
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Ok
    Kuesioner Ok
    Dokumen3 halaman
    Kuesioner Ok
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Eva
    Jurnal Eva
    Dokumen14 halaman
    Jurnal Eva
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen4 halaman
    KUESIONER
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    100% (1)
  • Samsul Kuesoner
    Samsul Kuesoner
    Dokumen6 halaman
    Samsul Kuesoner
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Marwan
    Kuesioner Marwan
    Dokumen7 halaman
    Kuesioner Marwan
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • KUESIONER
    KUESIONER
    Dokumen3 halaman
    KUESIONER
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Hasni
    Daftar Pustaka Hasni
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka Hasni
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Antonius Franklin Delano Rosevelt
    Belum ada peringkat