Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.

1
Januari 2015

MEMPELAJARI PEMBUATAN NUGGET KACANG MERAH

Thoriqul Huda 1) Hapsari Titi Palupi2)


1)
Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Yudharta
2)
Staf Pengajar Prodi ITP Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Abstrak
Nugget merupakan makanan yang murah sehat karena serta memiliki kandungan
gizi yang baik, maka digunakan kacang merah merah (Phaseolus vulgaris. L) sebagai
pengganti daging Tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui pengaruh lama
perendaman kacang merah (Phaseolus vulgaris. L) terhadap kualitas nugget kacang
merah. Perlakuan lama perendaman kacang merah (Phaseolus vulgaris. L) berpengaruh
nyata terhadap kadar air, kadar protein, dan kadar serat, tekstur dan warna,
karakteristik organileptik yang meliputi kesukaan tehadap warna, aroma, tekstur dan
rasa.nugget kacang merah. Perlakuan terbaik adalah lama perendaman selama 48 jam
dengan karakteristik kimia fisik yaitu: kadar air 50.61%; protein 5.73%; kadar serat
0.96% ; tekstur (fisik) 28.3 mm/g det ; warna/kecerahan 41.2% ; warna/intensitas merah
14.15%; sedangkan karakteristik oraganoleptik yaitu : rasa 3.9 (suka); aroma 3.25 (suka);
warna 4.25 (suka) ; tekstur 4.65 (sangat suka).

Kata Kunci : Nugget, kacang merah, lama perendaman kacang merah

PENDAHULUAN
Salah satu kebutuhan masyarakat dalam pembuatan nugget (Anggeraini,
saat ini adalah tersedianya bahan 2012).
makanan yang praktis, yaitu yang Kacang merah memiliki
bersifat ready to cook (siap untuk kandungan gizi yang sangat baik, hal
dimasak) dan ready to eat (siap untuk ini sangat menguntungkan bagi
dimakan). Nugget adalah salah satu kesehatan tubuh manusia apalagi jika
produk olahan daging yang terbuat diolah secara baik dan benar. Kacang
dari daging giling yang dicetak dalam merah kering merupakan sumber
bentuk potongan empat persegi. protein nabati, karbohidrat kompleks,
Potongan ini kemudian dilapisi serat, vitamin B, folasin, tiamin,
dengan tepung berbumbu (battered kalsium, fosfor, dan zat besi. Namun
dab breaded). Produk nugget dapat kelemahan dari kacang-kacangan
dibuat dari daging sapi, ayam, ikan adalah tingginya kandungan senyawa
dan lain-lain, tetapi yang popular nirgizi yang sebagian besar
dimasyarakat adalah nugget ayam. didominasi oleh asam fitat (Astawan,
Nugget yang berasal dari daging 2009) dan tingginya bau langu yang
mempunyai harga yang cukup mahal mengakibatkan produk akhir menjadi
dan kurang terjangkau. Namun untuk kurang diterima masyarakat
dapat menghasilkan nugget murah dan (Yodatama, 2011). Asam fitat akan
terjangkau serta memiliki kandungan membentuk ikatan kompleks dengan
gizi yang baik, dapat dilakukan zat besi atau mineral lain, seperti seng,
dengan penggunaan kacang merah magnesium, dan kalsium, menjadi
merah (Phaseolus vulgaris. L) sebagai bentuk yang tidak larut dan sulit
pengganti daging yang digunakan diserap tubuh (Suhanda, 2007).
Beberapa penelitian menunjukkan
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

bahwa proses perendaman, perebusan, aroma, tekstur dan rasa. Karakteristik


dan pengupasan kulit dapat organoleptik diperoleh dari pengisian
mengurangi kandungan senyawa skor kesukaan oleh panelis minimal
nirgizi yang ada dalam 20 orang. Skala nilai kesukaan mulai 1
tanaman-tanaman leguminosae (sangat tidak suka) sampai 5 (sangat
(Mohamed, R., E.A. Abou-Arab, A.Y. suka).
Gibriel, N.M.H. Rasmy dan F.M. Abu Analisa data dilakukan secara
Salem, 2011). Tujuan penelitian ANOVA dengan selang kepercayaan
adalah mengetahui pengaruh lama 5% dan 1%. Apabila ditemukan
perendaman kacang merah (Phaseolus pengaruh terhadap salah satu variebel
vulgaris L) terhadap kualitas nugget maka dilanjutkan dengan uji beda
kacang merah yang dihasilkan. nyata terkecil (BNT). Uji variabel rasa,
aroma, warna dan tekstur dianalisis
METODE ragam dengan metode Friedman.
Pengambilan keputusan
Bahan-bahan yang digunakan dilakukan untuk menentukan
dalam pembuatan nugget kacang perlakuan terbaik mempertimbangkan
merah (Phaseolus vulgaris L) adalah ke lima variable tersebut. Metode
kacang merah (pasar purwosari), pengambilan keputusan yang
tepung terigu (merk segitga biru), dipergunakan adalah metode indeks
tepung tapioka (rosebrand), telur, dan efektifitas (deGarmo, 1989)
bumbu-bumbu (garam, bawang putih termodifikasi oleh Susrini (2003).
dan merica)
Alat-alat yang dipergunakan Pelaksanaan Penelitian
untuk pembuatan nugget kacang Tahap proses pembuatan
merah (Phaseolus vulgaris L) adalah: nugget kacang merah (Phaseolus
kompor gas, dandang, pisau stainlees vulgaris. L) adalah :
steel, baskom, food processor, - perendaman kacang merah sesuai
timbangan, dan nampan. perlakuan.
Percobaan dilakukan dengan - proses blansir
menggunakan rancangan acak tunggal - dilanjutkan dengan proses
(RAT) dengan 5 variabel dan penghancuran kacang merah
masing-masing perlakuan diulang sampai halus.
sebanyak 3 kali, yaitu : A1= Tanpa - proses pencampuran bahan
Perendaman Kacang Merah, A2 = menjadi satu yang meliputi
Perendaman Kacang Merah 12 jam, kacang merah yang sudah
A3 = Perendaman Kacang Merah 24 dihaluskan, tepung terigu, tepung
jam, A4 = Perendaman Kacang Merah tapioka, telur dan bumbu.
36 jam, A5 = Perendaman Kacang menggunakan food processor.
Merah 48 jam - pencetakan pada loyang.
Variabel yang diuji meliputi kadar - pengukukusan selama 30 menit.
protein, kadar serat, kadar air, - pendinginan dengan suhu ruang.
meliputi tekstur/kekenyalan dan warna, - pemotongan dan pelapisan nugget
dan organileptik kesukaan warna, dilanjutkan penggorengan
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat kimia fisik dari nugget perendaman menyebabkan air masuk


kacang merah dari berbagai perlakuan dalam jaringan kacang dan teksur
dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah. menjadi lunak dan membengkak.
Kondisi ini akan meningkatkan
Kadar Air kadar air air nugget yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil analisa kadar Berdasarkan penelitian Agustina dkk
air yang dilakukan pada nugget (2013) menunjukkan bahwa
kacang merah (Phaseolus vulgaris. L) perendaman kacang merah
diperoleh rata-rata kadar air antara mengakibatkan dimensi kacang merah
46.56% sampai dengan 50.61%. (panjang, tinggi, dan lebar) menjadi
Berdasarkan analisis ragam perlakuan lebih besar dan akhirnya mencapai
perendaman pada kacang merah dimensi maksimum. Perubahan
(Phaseolus vulgaris. L) dalam dimensi tersebut dikarenakan
pembuatan nugget mempunyai masuknya air ke dalam kacang merah
pengaruh yang nyata . melalui proses difusi.
Pada Tabel 1 menunjukkan Kacang-kacangan mengandung
bahwa kadar air nugget semakin banyak granula pati yang tersusun dari
meningkat bila waktu perendaman amilosa. Menurut Zamindar et. al.
pada kacang merah semakin panjang. (2013) semakin lama waktu
Kadar air nugget tertinggi diperoleh perendaman maka akan meningkatkan
pada perlakuan perendaman kacang water absorption kacang merah.
merah 48 jam yaitu 50.61% dan kadar Kondisi ini tentu saja akan
air terkecil pada perlakuan tanpa meningkatkan kadar air produk hasil
perendaman 46.56%. Proses olahan dari kacang merah.

Tabel 1. Komposisi kimia dan sifat fisik dari nugget kacang merah dengan berbagai
perlakuan
Lama waktu perendaman (jam)
Komposisi
0 jam 12 jam 24 jam 36 jam 48 jam
Kadar air (%) 46.56 47,50 48.74 49.30 50.61
Kadar protein (%) 7.07 6.78 6.43 6.17 5.73
Kadar serat (%) 2.50 2.22 2.10 1.42 0.96
Warna (%) (L/kecerahan) 36.6 37.2 38.4 39.5 41.2
Warna (%) (a/kemerahan) 19.8 17.5 16.9 15.6 14.15
Tekstur mm/g det 20.9 22.3 24.2 26.0 28.3

Kadar Protein pengaruh sangat berbeda nyata pada


Kadar protein yang dilakukan kadar protein nugget.
pada nugget kacang merah (Phaseolus Kadar protein nugget tertinggi
vulgaris. L) diperoleh rata-rata kadar diperoleh pada perlakuan tanpa
serat antara 5.73% sampai dengan perendaman 7.07% dan kadar protein
7.07%. Hasil analisis ragam nugget terkecil pada perlakuan
menunjukkan bahwa perlakuan perendaman kacang merah 48 jam
perendaman pada kacang merah yaitu 5.73%. Kadar protein nugget
(Phaseolus vulgaris. L) dalam menurun akibat waktu perendaman
pembuatan nugget memberikan kacang merah yang semakin lama.
Kacang merah mengandung protein
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

yang bersifat larut dalam air akan Pada Tabel 1 menunjukkan


terlarut dan terurai akibat proses bahwa tekstur semakin meningkat bila
perendaman. Semakin lama waktu perendaman pada kacang merah
perendaman kacang, maka jumlah dilakukan semakin lama. Tekstur
protein yang bersifat larut air akan tertinggi diperoleh pada perlakuan
berkurang. Selain itu proses perendaman kacang merah 48 jam
perendaman menyebabkan enzim yaitu 28.3 mm/g det. Semakin lama
proteolitik menjadi aktif sehingga perendaman pada kacang merah maka
akan memecah protein menjadi asam nilai tekstur nugget kacang merah juga
amino. Menurut Fernandes (2010) akan semakin meningkat. Berdasarkan
proses perendaman dapat menurunkan penelitian Zamindar et. al, 2013
kadar protein tetapi daya cerna protein proses perendaman pada kacang
semakin meningkat merah akan memperbaiki digestibility
dan meningkatkan daya cerna pada
Kadar Serat Kasar produk hasil olahan kacang merah.
Berdasarkan hasil analisa kadar
serat kasar yang dilakukan pada Warna
nugget kacang merah (Phaseolus Pengukuran warna menggunakan
vulgaris. L) diperoleh rata-rata kadar Chromameter Minolla memberikam
serat antara 0.96% sampai dengan skala L* mengukur nilai kecerahan
2.50%. Kadar serat tertinggi diperoleh antara hitam sampai putih, koordinat
pada perlakuan tanpa perendaman nilai L=0 sampai L=100.
yaitu 2.50% dan kadar serat terkecil Berdasarkan hasil analisa tingkat
diperoleh pada perlakuan perendaman kecerahan (L*/lightness) yang
kacang merah 48 jam yaitu 0.96%. dilakukan pada nugget kacang merah
Semakin lama perendaman pada (Phaseolus vulgaris. L) diperoleh
kacang merah maka nilai serat nugget rata-rata tingkat kecerahan antara
kacang merah akan semakin menurun. 36.6% sampai dengan 40.2%.
Serat kasar adalah komponen bahan Berdasarkan analisis ragam perlakuan
pangan yang tahan terhadap enzim perendaman pada kacang merah
amilase. Serat kasar terdiri dari dua (Phaseolus vulgaris. L) mempunyai
golongan yaitu serat tidak larut dan pengaruh sangat berbeda nyata (BNT
serat larut. Serat larut pada kacang 5%) terhadap nugget kacang merah
merah akibat proses perendaman akan yang dihasilkan.
terlarut dalam air, sehingga Tabel 1 menunjukkan bahwa
mempengaruhi jumlah kadar serat nilai kecerahan semakin meningkat
kasar nugget kacang merah. bila perendaman pada kacang merah
dilakukan semakin lama. Nilai
Tekstur kecerahan tertinggi diperoleh pada
Tekstur nugget kacang merah perlakuan perendaman pada kacang
(Phaseolus vulgaris. L) diperoleh merah 48 jam yaitu 40.2% dan nilai
rata-rata antara 20.9 mm/g det sampai kecerahan terkecil diperoleh pada
dengan 28.3 mm/g det. Hasil analisis perlakuan tanpa perendaman yaitu
ragam menunjukkan bahwa 36.6%. Semakin lama perendaman
perlakuan perendaman pada kacang pada kacang merah maka nilai
merah (Phaseolus vulgaris. L) dalam rata-rata kecerahan nugget kacang
pembuatan nugget berpengaruh sangat merah akan semakin meningkat.
berbeda nyata .
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

Perendaman kacang merah Tabel 1 menunjukkan bahwa


(Phaseolus vulgaris. L) juga rata-rata tingkat kemerahan semakin
berpengaruh nyata terhadap nilai a menurun bila perendaman pada
(redness). Nilai a menunjukkan warna kacang merah dilakukan semakin
hijau (a negatif) sampai merah (a lama. Nilai tingkat kemerahan
positif). Hasil penelitian menunjukkan tertinggi diperoleh pada perlakuan A1
bahwa kacang merah (Phaseolus (tanpa perendaman) sebesar 19.8%
vulgaris. L) memberikan nilai a pada nilai tingkat kemerahan terkecil
kisaran warna merah. Berdasarkan diperoleh pada perlakuan A5
hasil analisa tingkat kemerahan (perendaman pada kacang merah
(a*/redness) yang dilakukan pada selama 48 jam) sebesar 14.15%.
nugget kacang merah (Phaseolus Semakin lama perendaman pada
vulgaris. L) diperoleh rata-rata tingkat kacang merah maka nilai tingkat
kemerahan antara 14.15% sampai kemerahan nugget kacang merah akan
dengan 19.8%. Rata-rata nilai semakin menurun. Penurunan
kemerahan (a*/redness) pada setiap disebabkan oleh degradasi selama
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1. proses perendaman

Organoleptik

Tabel 2 Nilai Kesukaan Terhadap Organoleptik Nugget Kacang Tanah


Lama waktu perendaman (jam)
Organoleptik
0 jam 12 jam 24 jam 36 jam 48 jam
Warna 2.85 3.30 3.70 4.05 4.25
Rasa 3.00 3.30 3.45 3.75 3.90
Aroma 2.50 3.30 3.40 3.30 3.25
Tekstur 2.50 3.30 3.80 4.30 4.65

Berdasarkan pengamatan Rasa


organoleptik oleh 20 panelis terhadap Berdasarkan analisis ragam
nugget kacang merah, nilai kesukaan perlakuan perendaman pada kacang
terhadap organoleptik warna, rasa, merah (Phaseolus vulgaris. L)
tekstur dapat dilihat pada Tabel 2. mempunyai pengaruh sangat berbeda
nyata (BNT 5%) terhadap nugget
Warna kacang merah yang dihasilkan. Dari
Berdasarkan analisis ragam hasil uji organoleptik nilai kesukaan
perlakuan perendaman pada kacang rasa nugget adalah 3,00 (netral)
merah (Phaseolus vulgaris. L) sampai 3.90 (suka) .Nilai kesukaan
mempunyai pengaruh sangat berbeda tertinggi pada perlakuan perendaman
nyata terhadap warna nugget kacang kacang merah 48 jam dan kesukaan
merah yang dihasilkan. Nilai kesukaan terendah pada perlakuan perendaman
terhadap tekstur adalah 2.85 (netral) kacang merah 0 jam. Semakain lama
sampai 4.25 ( suka). Semakin lama waktu perendaman kacang merah
perendaman pada kacang merah tingkat kesukaaan panelis pada nugget
maka tingkat kesukaan pada warna kacang merah semakin meningkat.
nugget semakin meningkat.
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

Tekstur yang dihasilkan Nilai kesukaan aroma


Berdasarkan analisis ragam nugget adalah 2.50 (tidak suka)
perlakuan perendaman pada kacang sampai 3.40 (netral).
merah (Phaseolus vulgaris. L) Nilai kesukaan tertinggi pada
mempunyai pengaruh sangat berbeda perlakuan perendaman kacang merah
nyata (BNT 5%) terhadap nugget 48 jam dan kesukaan terendah pada
kacang merah yang dihasilkan. Nilai perlakuan perendaman kacang merah
kesukaan terhadap tekstur adalah 2.50 0 jam yaitu dengan skor 2.50 (tidak
(tidak suka) sampai 4.65 (sangat suka). suka). Proses perendaman biji kacang
Semakin lama perendaman pada merah pada suhu ruang dengan
kacang merah maka tingkat waktu yang lama dapat
kesukaan pada tekstur nugget semakin berpengaruh terhadap kualitas produk,
meningkat. Hal ini didukung oleh warna, rasa, dan bau Agustina dkk
analisa fisik tekstur pada nugget (2013)
menunjukkan bahwa tekstur semakin
meningkat bila perendaman pada Pemilihan Alternative Terbaik
kacang merah dilakukan semakin Penelitian Dengan Indeks
lama. Proses perendaman pada kacang Efektifitas
merah akan menyebabkan peruraian
komponen kompleks menjadi Hasil perhitungan menggunakan
komponen sederhana akibat akibat metode indeks infektifitas, diperoleh
masuknya air kedalam bagaian biji perlakuan terbaik terdapat pada
kacang merah dan aktifitas enzim. perlakuan lama perendaman selama
meningkatkan daya cerna pada produk 48 jam dengan dengan menghasilkan
hasil olahan kacang merah, sehingga sifat kimia fisik dan organoleptik yaitu
tekstur nugget lebih lunak dan kondisi kadar air 50.61%; protein 5.73%;
ini disukai panelis. kadar serat 0.96%; tekstur (fisik) 28.3
mm/g det; warna/kecerahan 41.2% ;
Aroma warna/intensitas merah 14.15%;
Berdasarkan analisis ragam organoleptik rasa 3.9 (suka);
perlakuan perendaman pada kacang organoleptik aroma 3.25 (suka);
merah (Phaseolus vulgaris. L) organoleptik warna 4.25 (suka); dan
mempunyai pengaruh sangat berbeda organoleptik tekstur 4.65 (sangat
nyata terhadap nugget kacang merah suka).

KESIMPULAN

1. Perlakuan lama perendaman kacang menghasilkan sifat kimia fisik dan


merah (Phaseolus vulgaris. L) organoleptik yaitu kadar air 50.61%;
berpengaruh nyata terhadap protein 5.73%; kadar serat 0.96%;
kadar air, kadar protein, kadar tekstur (fisik) 28.3 mm/g det;
serat, tekstur, warna, serta warna/kecerahan 41.2% ;
organileptik warna, aroma, tekstur warna/intensitas merah 14.15%;
dan rasa nugget kacang merah. organoleptik rasa 3.9 (suka);
2.Perlakuan yang menghasilkan organoleptik aroma 3.25 (suka);
nugget terbaik adalah perlakuan organoleptik warna 4.25 (suka); dan
lama perendaman kacang merah organoleptik tekstur 4.65 (sangat
selama 48 jam dengan dengan suka).
Jurnal Teknologi Pangan Vol.6 No.1
Januari 2015

DAFTAR PUSTAKA

Aisha M. Nakitto, John H. Muyonga soaking water: International


and Dorothy Nakimbugwe*. 2015 Journal of Food Science and
Effects of combined traditional Technology 2010, 45, 2209–2218
processing methods on the Mohamed, R., E.A. Abou-Arab, A.Y.
nutritional quality of beans. Food Gibriel, N.M.H. Rasmy, dan F.M.
Science & Nutrition. Volume 3, Abu Salem. 2011. Effect of
Issue 3, pages 233–241, May Legume Processing Treatments
2015 Individually or In Combination
Anggeraini, A. 2012. Pengaruh on Their Phytic Acid Content.
Jumlah Wortel dan Lama African Journal of Food Science
Pengukusan Terhadap Mutu and Technology.
Nugget. Skripsi. Program Studi Nafiseh Zamindar, Mohamad Shahedi
Ilmu dan Teknologi Pangan. Baghekhandan, Ali Nasirpour,
Fakultas Pertanian. Medan : and Mahmoud Sheikhzeinoddin.
Universitas Sumatera Utara. Effects of combined traditional
Agustina, Nanik., Sri Waluyo, Warji, processing methods on the
Tamrin. 2013. Pengaruh Suhu nutritional quality of beans. J
Perendaman Terhadap Koefisien Food Sci Technol. 2013 Feb;
Difusi dan Sifat Fisik Kacang 50(1): 108–114. Published online
Merah (Phaseolus vulgaris L.). 2011 Jan 21. doi:
Jurnal Teknik Pertanian 10.1007/s13197-011-0234-2
Lampung– Vol. 2, No. 1: 35 - 42 Suhanda, I. 2007. Sehat dengan
Astawan, M. 2009. Sehat dengan Makanan Berkhasiat. Penerbit
Hidangan Kacang & Biji-Bijian. Buku Kompas. Jakarta.
Penerbit Swadaya. Depok. Yodatama, K.K. 2011. Perencanaan
Fernandes, Ana C., Waleska Nishida Unit Pengolahan “Brownies”
& Rossana P. da Costa Proenc. Kacang Merah (Phaseolus
2010. Influence of soaking on the vulgaris L.) Skala Industri Kecil.
nutritional quality of common Skripsi Fakultas Teknologi
beans (Phaseolus vulgaris L.) Pertanian, Universitas Brawijaya.
cooked with or without the Malang.

Anda mungkin juga menyukai