Anda di halaman 1dari 26

BAB1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Palpebra atau kelopak mata mempunyai struktur anatomi yang

kompleks yang menunjukkan suatu fungsi vital perlindungan bola mata.

Palpebra tidak hanya menunjukkan suatu perlindungan secara mekanik

terhadap sinar matahari dan benda-benda asing tetapi juga memegang

peranan terhadap pemeliharaan fisiologis dari permukaan kornea. Fungsi

yang adekuat dari palpebra memerlukan integritas dari sejumlah

komponen struktural, kedudukan dengan bola mata dan koordinasi

beberapa kelompok neuromuscular.1,2,3

Beberapa kelainan kongenital dan didapat bisa berdampak terhadap

palpebra. Kelainan ringan, seperti ptosis minimal atau dermatokalasis,

mungkin hanya berdampak secara kosmetik. Bila kelainan tersebut berat,

bagaimanapun akan mempengaruhi tajam penglihatan secara signifikan.

Dalam beberapa kasus, malposisi palpebra dapat menyebabkan trauma

pada kornea dan hilangnya penglihatan secara permanen.3-9

Supersilia dan palpebra merupakan bagian paling anterior dari sistem

visual yang berfungsi sebagai sistem proteksi. Selain berguna untuk

sistem proteksi visual, palpebra dan supersilia juga berperan dalam

membentuk ekspresi wajah. Sistem proteksi ini dijalankan dengan

mekanisme sensasi silia dan supersilia, sekresi kelenjar-kelenjar palpebra

dan pergerakan dari palpebra.3,6-11

1
2

Lapisan kulit dari palpebra merupakan lapisan kulit paling tipis

dibandingkan dengan lapisan kulit di bagian tubuh lain. Lapisan kulit yang

tipis ini memudahkan palpebra untuk membuka dan menutup fisura

palpebra dengan cepat dan konstan yang sangat berguna untuk sistem

perlindungan mata.2-6

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan tinjauan pustaka ini adalah untuk lebih

memahami mengenai anatomi dan fisiologi dari palpebra.


3

BAB 2
ANATOMI DAN FISIOLOGI PALPEBRA

2.1 Anatomi Palpebra

Palpebra berkembang sebagai suatu lipatan dari proliferasi permukaan

lapisan ektoderm sejak minggu ke 4-5 masa intrauterin. Kedua palpebra

superior dan interior, pada bulan ke 3 saling menempel satu sama lain.

Pada bulan ke 5 terjadi pemisahan kedua palpebra dan kemudian

berpisah secara sempurna pada bulan ke 7, pada waktu masih terjadi

penyatuan kedua palpebra, di depan kornea terbentuk sakus konjungtiva

yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan lempeng tarsal.

Otot orbikularis okuli yang juga berasal dari sel-sel mesenkim yang

kemudian dipersarafi oleh N. VII. 1,2,4,5,8

Silia berkembang dari suatu penonjolan epitel lapisan ektoderm

dimana bagian silia dari palpebra superior terbentuk lebih dulu. Silia

kemudian berkembang disetiap palpebra dalam 2 – 3 baris. Glandula

siliaris Moll dan Zeiss terbentuk dari folikel silia. 1,4,5,8

Pada palpebra superior terdapat suatu lekukan horizontal yang

dinamakan sulkus palpebra superior yang melekuk ke bagian orbital dan

tarsal.Sulkus yang terdapat di palpebra superior ini terbentuk oleh insersi

aponeurotik dari serat-serat levator palpebra superior ke kulit.Sulkus di

palpebra inferior, yang biasanya kurang jelas terlihat, dibentuk oleh

beberapa perlekatan antara kulit dan otot orbikularis okuli.3,8

3
4

Pada orang tua sering terlihat adanya dua buah sulkus dibawah

margin orbital inferior yang disebut sulkus lateral atau malar dan sulkus

medial atau nasojugal. Kedua sulkus ini terjadi karena perletakan kulit ke

periosteum di bawahnya.3,8

Palpebra superior dipisahkan barisan supersilia dari bagian frontal dan

berperan dalam pembentukan ekspresi dan konfigurasi wajah.Supersilia

dapat digerakkan bersamaan dengan pergerakan wajah, palpebra dan

otot ekstraokuler dapat pula digerakkan ke atas atau kebawah sesuai

dengan perubahan jalur aksis visual dan posisi dari palpebra.Struktur dan

lokasi supersilia berhubungan dengan protektif sistem penglihatan.3,6,8

Palpebra superior lebih besar dan lebih mudah bergerak

dibandingkan dengan palpebra interior. Kedua palpebra superior dan

inferior bertemu di sudut medial dan lateral (atau disebut juga kantus).

Diantara kedua palpebra terdapat suatu celah yang berbentuk elips

terbuka lebar, fisura ini membentuk sudut sekitar 600 di sudut sebelah

medial membentuk lingkaran.1-3,6-8


5

Gambar 1. Anatomi Luar Palpebra

Dikutip dari : http://en.wikipedia.org/wiki/Anatomy_of the eye

Pada saat mata tertutup, palpebra superior menutupi keseluruhan

kornea. Pada saat mata terbuka dan melihat ke depan, palpebra superior

menutup batas atas dari kornea. Palpebra inferior menutupi batasbawah

dari kornea ketika mata terbuka dan hanya sedikit menutupi kornea bawah

ketika mata tertutup.2-8

Sudut lateral mata berhubungan langsung dengan bola mata

sedangkan sudut medial yang berbentuk bulat terletak 6 mm sebelah

medial bola mata. Di sudut medial kedua palpebra dipisahkan oleh suatu

ruangan yang berbentuk segitiga yang disebut sakus lakrimalis. Pada

bagian tengah dari ruang ini terdapat karunkula lakrimalis dan suatu

lipatan yang berbentuk bulan sabit, yang terletak sebelah lateral dari

karunkula, yang disebut plika semilunaris. 1-3,5-8

Batas tepi dari setiap palpebra mempunyai ketebalan sekitar 2 mm

dan panjang 30 mm. 5/6 bagian lateral dari margin palpebra, yang disebut

bagian silaris, berbentuk persegi dan 1/6 bagian medialnya berbentuk


6

bulat, disebut bagian lakrimal.Sekitar 5 mm dari sudut medial terdapat

sedikit penonjolan yang disebut papilla lakrimalis. Pada puncak papilla

tersebut terdapat suatu lubang kecil yang disebut pungtum lakrimalis yang

kemudian masuk menuju kanalikuli lakrimalis. Pungtum dan kanalikuli

lakrimalis berfungsi dalam pengaliran air mata ke hidung.2,3,5-8

Gambar 2. Sistem Lakrimal

Di kutip dari : American Academy of Opthalmology, Fundamentals and Principles of

Opthalmology in Basic and Clinical Science Course

Bulu mata yang terdapat pada margin, mulai dari sudut lateral sampai

papilla lakrimalis, berbentuk kurva dan pendek. Bulu mata pada palpebra

superior lebih panjang dan lebih banyak dibandingkan yang di palpebra

inferior dan tersusun dalam 2 – 3 baris. Tepat di depan batas posterior

dari margin palpebra terdapat orifisium kelenjar tarsalis (glandula

meibom). Kelenjar tarsalis berjumlah sekitar 20-25 buah pada setiap

palpebra dan dapat dilihat sebagai garis yang berwarna kekuningan pada

permukaan dalam palpebra apabila palpebra dilipat keluar. Orifisum

kelenjar tarsalis menandai batas antara kulit dan kongjungtiva. Sebuah

garis berwarna keabu-abuan atau suatu lekukan kecil dapat terlihat


7

sepanjang batas antara bagian anterior dari palpebra yang dibentuk oleh

kulit dan otot orbikularis okuli dan bagian posterior yang dibentuk oleh

konjungtiva dan tarsal. 2,3,5-8

2.2 Struktur Palpebra

Dari bagian luar ke bagian dalam setiap palpebra terdiri dari.2,3,5-7

Gambar 3. Struktur Palpebra

Dikutip dari : American Academy of Opthalmology, Orbit, eyelids and lacrimal system in

Basic and Clinical Science Course

a. Kulit dan Jaringan Subkutan

Kulit di palpebra merupakan kulit yang sangat tipis, bahkan dikatakan

merupakan lapisan kulit yang paling tipis dibandingkan bagian tubuh lain

sehingga mudah untuk dilipat. Lapisan kulit di palpebra hanya

mengandung sedikit lemak.1-3,5,7,8

Pada pemeriksaan mikroskopik, kulit palpebra terdapat banyak

rambut-rambut kecil disertai dengan kelenjar sebasea dan kelenjar


8

keringat.Di lapisan epidermis banyak terdapat melanosit. Pada daerah

margin, lapisan dermis lebih tebal dan papilla lebih tinggi. Kulit di palpebra

kemudian berubah menjadi kongjungtiva tepat di depan batas posterior

dan orifisium kelenjar tarsalis.7,8

Bulu mata lebih banyak di palpebra superior dibandingkan dengan

palpebra interior dan melengkung kearah luar, pendek dan tebal. Bulu

mata biasanya lebih gelap daripada rambut kepala, tidak memutih seiring

dengan pertambahan usia dan disetiap folikel rambut terdapat kelenjar

sebasea Zeis dan kelenjar siliaris Moll.3,5

Jaringan subkutan dari palpebra sangat longgar, kaya akan serat-

serta elastis dan mengandung sedikit lemak, bahkan pada beberapa

individu tidak terdapat lemak.7,8

Gambar 4. Histologi Kulit Palpebra

Di kutip dari : : American Academy of Opthalmology, Fundamentals and Principles of

Opthalmology in Basic and Clinical Science Course


9

b. Otot – Otot Protraktor

Otot orbikularis okuli merupakan otot protaktor utama dari palpebra,

kontraksi otot-otot ini yang dipersarafi oleh N. VII, membuat fisura

palpebra menyempit dan berfungsi sebagai sistem pompa lakrimal. 1-3,5

Otot orbikularis okuli terdiri dari lapisan-lapisan otot yang berbentuk

elips dan datar melingkar di margin orbital yang melebar ke temporal, pipi

bagian orbital, palpebra sampai ke sakus lakrimalis. 1-3,5

Gambar 5. Otot Orbikularis Oculi

Keterangan : (A) Frontalis, (B) corrugator superciliaris, (C) procerus, (D) orbital

orbicularis, (E) preseptal orbicularis, (F) pretarsal orbicularis

Dikutip dari : http://www.medrounds.org/ocular-pathology-studyguide/2006/03/what-

is-anatomy-of-human-eyelid.html

Otot orbikularis okuli terdiri dari 3 bagian berdasarkan anatomi dan

fisiologinya yaitu bagian pretarsal, preseptal dan orbital. Bagian palpebra

dari otot ini (pretarsal dan preseptal) lebih banyak terlibat dalam

pergerakan tidak sadar, seperti mengedip, sedangkan bagian orbital


10

terutama berperan dalam penutupan palpebra secara kuat (“Winking” dan

blefarospasme). 1-3,5

Bagian pretarsal sebelah dalamnya menempel pada posterior puncak

lakrimal sedangkan bagian superfisialnya menempel pada bagian anterior

tendon kantus medialis. Bagian dalam dari otot pretarsal (Horner’s tensor

tarsi), suatu kumpulan serabut dari orbikularis pretarsal mengelilingi

kanalikuli untuk membantu pengaliran air mata. Otot-otot orbikularis

pretarsal di palpebra superior dan interior bersatu di area kantus lateralis

membentuk tendon kantus lateral.1-3,5

Otot orbikularis preseptal bagian dalamnya menempel pada fasia di

sekeliling sakus lakrimalis dan posterior puncak lakrimal, sedangkan

bagian superfisialnya menempel pada bagian anterior tendon kantus

medialis. Pada bagian lateral, otot-otot preseptal membentuk raphe

palpebra di atas batas lateral dari orbita. 1-3

Bagian orbital orbikularis okuli muncul dari bagian anterior dari tendon

kantus medialis dan menutupi periosteum. Pada sebelah bawah palpebra

inferior, serta-serta otot ini melintasi zigomatikum dan kemudian menutupi

otot-otot elevator dan bibir. 1-3,5

Di sebelah superior dan medial otot orbikularis bagian orbita terdapat

otot korugator supersiliar yang melintang secara horizontal kearah hidung.

Otot ini ikut berperan dalam membentuk alur vertikal pada jembatan

hidung.Di sebelah medial otot korugator terdapat otot proserus yang

berjalan vertikal.Di bawah otot orbikularis okuli terdapat satu lapisan


11

jaringan pengikat yang berisi pembuluh darah dan saraf untuk palpebra. 1-
3

Otot orbikularis okuli mendapat persarafan dari cabang temporal dan

zygomatikum N. Fasialis yang masuk ke lapisan dalam dari otot melalui

sisi lateral. Anatomi dari kantus medial amatlah rumit karena banyak

struktur yang tersusun secara 3 dimensi terletak pada area yang sempit.

Otot Horner’s berlokasi pada bagian ½ atas sakus lakrimal dan menempel

ke sakus melalui cabang posterior dari tendon kantus media dan jaringan

ikat, dengan relaksasi akan berbentuk struktur konveks anterior. Pada

saat otot Horner’s berkontraksi terjadi pemendekan jarak antara titik origin

dan insersi, bergerak menjauhi sakus. Sebagai hasilnya ½ atas dari

dinding lateral sakus melebar kearah lateral karena traksi dari otot

Horners. Pada saat relaksasi, kembali membentuk struktur koveks

anterior, mendorong ½ atas sakus kearah medial. 1-3

Orbikularis okuli preseptal atas dan orbital menempel ke forniks atas

sakus.forniks tertarik dan melebar ke superior pada saat kontraksi

orbikularis.Bagian otot orbikularis ini merupakan antagonis dari bagian

medial aponeurosis levator pada saat relaksasi orbikularis. 5

Kedua kanalikulus dan sakus lakrimalis terbagi menjadi dua

kompartemen yang berbeda pada hubungannya dengan otot Horner’s.

Bagian ½ atas dari sakus lakrimal berhubungan dengan otot Horner’s

melalui cabang posterior tendon kantus medial dan jaringan ikat. Bagian

½ bawah berhubungan dengan fasia oleh otot Horner’s. Bagian medial


12

kanalikulus lakrimal (kanalikulus lakrimal komunis) tidak tertutup oleh otot

Horner’s, tetapi tertutup oleh otot orbikularis preseptal dan orbital pada

permukaan anteriornya. 1-3

c. Septum Orbita

Kerangka fibrosa dari kelopak mata dibentuk oleh suatu lapisan

membran yang disebut septum orbital yang meluas pada bagian margin

orbital dan terletak di sebelah posterior dari ligament palpebra

medial.Pada sisi lateral orbita, septum orbita terletak di sebelah posterior

dari raphe otot orbikularis okuli tetapi sebelah anterior dari ligament

palpebra lateral. Septum orbital memisahkan kelompak mata dari isi ruang

orbita.1-3,5-8

Pada palpebra superior, septum orbita bersatu dengan aponeurosis

levator palpebra sekitar 2-5 mm di atas batas superior tarsal. Di palpebra

inferior septum orbita bersatu dengan fasia kapsulo palpebra sedikit di

bawah batas inferior tarsal.1-3,5-8

d. Lemak Orbita

Septum orbita berfungsi sebagai barrier antara orbita dengan palpebra

untuk mencegah penyebaran infeksi dan perdarahan.Lemak orbita

biasanya terletak di posterior septum orbita dan disebelah anterior

aponeurosis levator.Pada pasien usia lanjut, lemak orbita kadang-kadang

menonjol kearah palpebra. Lemak orbita merupakan suatu pertanda


13

penting dalam tindakan operasi palpebra dan perbaikan laserasi palpebra

karena lemak orbita ini terletak langsung di belakang septum orbita dan

didepan aponeurosis levator palpebra.2

e. Otot Rektraktor Palpebra

Otot rektraktor pada palpebra superior adalah otot levator palpebra

dengan aponeurosisnya dan otot tarsalis supersior (otot Muller’s).

Sedangkan di palpebra inferior otot rektraktor adalah fasia

kapsulopalpebra dan otot tarsalis inferior.2

Pada palpebra superior terdapat suatu kumpulan otot yang berfungsi

untuk menaikkan palpebra yang disebut otot levator palpebra superior.

Insersi dari tendon otot ini merupakan suatu aponeurosis yang masuk ke

septum orbital yang kemudian melekat pada permukaan anterior dari

lempeng tarsal superior. Beberapa serat dari otot levator palpebra

superior ada yang masuk di antara otot orbikularis okuli yang kemudian

melekat ke kulit dan membentuk alur horizontal pada palpebra superior.

Otot levator palpebra superior berasal dari bagian apeks orbita pada

bagian periorbita dari sphenoid ala parva, sedikit di atas annulus

zinnia.Panjang otot ini sekitar 40 mm, sedangkan panjang bagian

aponeurosisnya sekitar 14-20 mm2. Pada bagian peralihan antara bagian

otot dan aponeurosis terdapat suatu ligamen transversa superior yang

disebut Ligamen Whitnall. Ligamen ini berfungsi sebagai penahan

palpebra superior dan jaringan orbita superior.2


14

Bagian medial dan lateral dari aponeurosis levator palpebra superior

melebar sehingga disebut horn. Bagian lateral dari horn melekuk kearah

glandula lakrimalis sehingga batas lateral dari aponeurosis otot levator

palpebra superior ini diselubungi oleh kelenjar lakrimalis. Bentuk seperti

ini membagi kelenjar lakrimalis menjadi bagian tipis di palpebra dan

bagian tebal di orbital. Lateral horn kemudian menempel pada bagian

marginal dari tuberkel tulang zigomatikus dan ligmen palpebra lateral.

Perletakan medial dan lateral horn berguna untuk pergerakan otot di

palpebra superior.1-3,5-8

Dari bagian permukaan inferior dari aponeurosis berjalan suatu

lapisan otot halus yang tipis yang disebut otot tarsal superior yang

berinsersi di batas atas lempeng tarsal superior. Pada permukaan inferior

dari aponeurosis terdapat suatu lapisan fasia yang berjalan naik di

belakang septum orbital dan kemudian melekat pada periosteum orbita. 2

Otot Muller berasal dari permukaan dari aponeurosis levator, kira-kira

sejajar dengan ligament Whitnall, yang terletak sekitar 12-14 mm di atas

margin tarsal superior. Otot ini membantu mengangkat palpebra superior

sekitar 2 mm. Otot Muller ini melekat erat pada kongjungtiva di sebelah

posteriornya.2-5

Bagian otot berlapis dari levator palpebra superior dipersarafi oleh

serabut saraf yang berasal dari cabang nervus okulomotorik sedangkan

otot halus (otot tarsal superior) dipersarafi oleh serabut saraf simpatik dari

ganglion simpatik servikal superior. 2-5


15

Levator palpebra superior berfungsi menaikkan palpebra

superior.Keadaan takut atau gembira menyebabkan kontraksi otot halus

dan membuat palpebra superior lebih baik lagi.Paralisis dari saraf simpatik

ini menyebabkan otot tidak dapat bergerak naik (ptosis). Fasia

kapsulopalpebra dari palpebra inferior mempunyai fungsi yang

samadenganotot levator palpebra superior. Fasia ini berasal dari

perlekatan serabut otot rektus inferior. Septum orbital bersatu dengan

fasia kapsulopalpebra sedikit di bawah tarsus.2

Otot tarsalis inferior menempel pada batas bawah lempeng tarsal dari

palpebra inferior dan berhubungan dengan bagian fasia dari otot rektus

inferior. Otot tarsalis inferior berfungsi untuk menurunkan palpebra

inferior.1-3,5,8-10

f. Tarsus

Lempeng tarsal terdiri dari jaringan fibrosa yang padat yang

membentuk dan kekuatan pada palpebra. Lempeng tarsal dari palpebra

superior berbentuk bulan sabit dan lebih lebar daripada palpebra inferior.

Tepi atas lempeng tarsal melekat pada septum orbita dan levator palpebra

superior. Ukuran ketinggiannya sekitar 10 mm pada bagian tengah dan

makin rendah pada bagian sisinya.1-3,5,8

Ligamen palpebra medial melekatkan tarsal pada puncak lakrimal dan

bagian frontal prosesus maksila. Ligamen tersebut memiliki batas


16

atasyang tidak tegas tetapi batas bawahnya tegas dan tebal. Ligamen

palpebra medial terletak disebelah dari sakus lakrimalis.1-3,5,8-10

Ligamen palpebra lateral meletakkan tarsal ke margin orbital yang

dibentuk oleh tulang zigomatikus. Kelenjar tarsalis (Glandula Meibom)

menempel pada lempeng tarsal yang berjumlah sekitar 20-25 buah pada

setiap palpebra.Kelenjar ini tersusun dalam satu baris dan mensekresi

cairan melalui margin palpebra.Glandula tarsalis merupakan modifikasi

dari kelenjar sebasea, mempunyai saluran yang cukup panjang yang

dikelilingi oleh sekitar 10-15 asini. Lubang dari duktus tarsalis dibatasi oleh

epitel skuamosa dan sel-sel asini yang berbentuk polyhedral. Cairan yang

disekresikan oleh kelenjar tarsalis merupakan cairan berminyak yang

berfungsi mencegah pengaliran yang berlebihan dari air mata.1,2,3

g. Konjungtiva

Kongjungtiva palpebra merupakan suatu lapisan mukosa tipis yang

melapisi palpebra. Konjungtiva palpebra berhubungan dengan konjungtiva

bulbi di forniks superior dan inferior. Pada margin palpebra, konjungtiva

berubah menjadi lapisan kulit dimana lapisan epital skuamosa non keratin

berubah menjadi lapisan epital sel keratin bertingkat atau epidermis.1-6,8


17

Gambar 6. Konjungtiva

Dikuti dari: http://www.medrounds.org/ocular-pathology-studyguide/2006/03/what-is-

anatomy-of-human-eyelid.html

Pada bagian belakang palpebra terdapat suatu lekukan dangkal, yang

dinamakan sulkus subtarsal yang berfungsi untuk menangkap benda

asing yang masuk ke mata.Sulkus subtarsal ini terletak sekitar 2 mm dari

batas posterior margin palpebra. Lapisan kongjungtiva palpebra kaya

akan pembuluh darah sehingga bagian belakang dari palpebra tampak

berwarna kemerahan atau pink. Lapisan konjungtiva yang tipis membantu

pemeriksaan untuk dapat melihat glandula tarsalis yang berbentuk alur-

alur berwarna kekuningan.1-3,5,6,8

2.3 Vaskularisasi Palpebra

a. Arteri

Suplai darah arteri pada palpebra berasal dari 2 sumber utama yaitu :

1. Arteri karotis interna yang mengalirkan darah ke arteri oftalmika

dan cabang-cabangnya (supraorbita dan lakrimal)


18

2. Arteri karotis eksterna melalui pembuluh darah arteri di wajah

(angulardan temporal) Sirkulasi kolateral diantara kedua sumber

darah arteri ini beranastomose dan membentuk arcade marginal

dan perifer pada kedua palpebra.2,3,12

b. Vena

Pengaliran darah vena pada palpebra dapat dibagi menjadi 2 bagian

yaitu pretarsal dan post-tarsal.Pembuluh vena di jaringan pretarsal

mengalirkan darah ke venaangular di sebelah medial dan ke vena

temporal superficial di sebelah lateral. Darah vena dari post-tarsal

mengalir ke vena di orbital, cabang dalam dari vena fasialis anterior dan

pleksus pterigoid.2,12

Gambar 7.Vaskularisasi Palpebra

Dikuti dari: American Academy of Opthalmology, Fundamentals and Principles of

Opthalmology in Basic and Clinical Science Course


19

2.4 Saluran Limfatik

Pembuluh limfatik pada bagian medial dari palpebra mengalir menuju

nodus limfatik di submandibula.Sedangkan bagian lateralnya mengalir

menuju nodus preaurikular superficial dan kemudian ke nodus servikal

sebelah dalam.2,3,12

2.5 Persarafan

Persarafan sensorik palpebra berasal dari cabang supraorbital (V1)

dan maksilaris (V2) dari N. Trigeminus (N.V).Cabang-cabang suprorbita

mempersarafi bagian frontal dan lateral periokular.Cabang-cabang

maksilaris mempersarafi bagian palpebra inferior dan pipi.Persarafan

motorik pada palpebra berasal dari N. III, N. VII dan saraf-saraf

simpatis.2,3,12,16

Otot orbikularis okuli mendapat persarafan dari cabang temporal dan

zigmatikus saraf fasial. Otot halus dari palpebra (otot tarsal superior dan

inferior) mendapat persarafan dari saraf simpatik servikal superior.3


20

Gambar 8. Persarafan Palpebra

Dikuti dari: American Academy of Opthalmology, Fundamentals and Principles of

Opthalmology in Basic and Clinical Science Course

2.6 Fisiologi

Palpebra merupakan suatu bagian dari mata yang berperan penting

dalam fungsi proteksi mata. Palpebra melindungi mata dari trauma dan

sinar yang berlebihan dengan jalan menutup mata atau berkedip.

Palpebra juga membantu mendistribusikan air mata ke seluruh permukaan

anterior mata yang kemudian mengalir keluar melalui sudut medial mata

ke hidung.7,10,11,13,17

Fungsi proteksi dari palpebra dijalankan melalui mekanisme :

a. Sensasi silia

Fungsi perlindungan mata yang pertama dijalankan oleh silia dan

supersilia. Silia atau bulu mata tersusun dalam dua baris di margin

palpebra dengan jumlah sekitar 100-150 silia di palpebra superior dan

setengahnya pada palpebra inferior. Pada palpebra superior, silia


21

berbentuk kurva yang melengkung kearah luar atas sedangkan pada

pabpebra inferior melengkung kearah luar bawah.7

Silia yang tumbuh dari folikel rambut di palpebra superior dan inferior

berbentuk silindris, pendek, dan kokoh. Setiap folikel di kelilingi oleh

kelenjar sebasea (glandula Zeis) dan oleh suatu jaringan saraf yang

mempunyaiambang rangsang sangat rendah. Suatu rangsang yang

disebabkan oleh partikel debu sudah cukup untuk merangsang jaringan

saraf di folikel dan membuat reflex mengedip.Masa tumbuh rata-rata silia

sekitar 3-5 bulan yang kemudian akan rontok untuk kemudian diganti

dengan silia baru. Jika satu silia dicabut maka akan tumbuh silia baru

yang akan mencapai ukuran maksimal dalam 2 bulan. Jika silia digunting

maka pertumbuhannya akan lebih cepat dan akan mencapai ukuran

normal dalam beberapa minggu.7

b. Sekresi Kelenjar Palpebra

Sistem proteksi mata juga dijalankan melalui sekresi kelenjar di

palpebra yang terutama oleh kelenjar meibom yang terdapat di lempeng

tarsal. Kelenjar ini menghasilkan suatu cairan minyak yang melapisi bola

mata. Lapisan minyak yang bersifat minyak ini berfungsi untuk mencegah

agar cairan mata tidak keluar dari bola mata melalui margin palpebra.7

c. Pergerakan Palpebra

Pergerakan palpebra menutup dan membuka merupakan faktor

terpenting dalam fungsi perlindungan bola mata. Pergerakan palpebra

terdiri dari :
22

1. Elevasi

Elevasi dari palpebra superior disebabkan oleh kontraksi otot levator

palpebra superior yang mengangkat palpebra sekitar 10 mm melawan

gaya gravitasi. Elevasi daripalpebra superior ini juga dibantu oleh serta

otot-otot halus seperti otot Muller, yang muncul dari bawah permukaan

otot levator palpebra superior yang kemudian berinsersi pada margin atas

dari lempeng tarsal.7

Otot levator palpebra superior merupakan elemen utama dari

pergerakan elevasi palpebra superior yang dalam aktivitasnya

berhubungandengan otot rektus superior. Pada pergerakan yang dalam

aktivitasnya berhubungan dengan otot frontalis membantu otot levator

dalam mengangkat palpebra superior. Pada saat pergerakan bola mata

kearah atas, palpebra superior mengikuti pergerakan bola mata tersebut.7

2. Pergerakan Menutup

Pergerakan menutup dari palpebra disebabkan karena aksi dari otot

orbikularis okuli, yang dipengaruhi oleh kombinasi kerja otot dan saraf.7

3. Pompa Lakrimal

Air mata dipompa setiap kali mata berkedip. Air mata ini dikeluarkan

untuk melindungi mata dan membersihkannya dari kotoran yang mungkin

menempel. Mekanisme pompa ini adalah sebagai berikut : (1) pada mula

kedipan, saluran drainase lakrimal telah menganudng cairan air mata


23

yang telah memasukinya selama kedipan terdahulu: (2) ketika kelopak

mata atas turun, papillae yang mengandung bukaan puncta terangkat dari

batas kelopak medial; (3) sisa dari penutupan kelopak bekerja untuk

memeras kanalikuli dan sakus melalui kerja orbicularis oculi, memaksa

cairan yang terkandung keluar melalui duktus nasolakrimal; (4) saat

kelopak tertutup sempurna, sistem ini dikompresi dan sebagian besar

kosong dari cairan; (5) pada awal fase pembukaan mata, puncta masih

tertutup, dan kerja katup pada akhir bagian dalam kanalikuli (mungkin

dalam duktus nasolakrimal) bekerja untuk mencegah kembalinya cairan

atau udara, daya kompresif berakhir dan dinding elastis saluran ini

berupaya kembali ke bentuk normalnya, daya elastis ini menyebabkan

vakum parsial terbentuk dalam kanalikuli dan sakus; (6) tenaga hisapan

yang menahan bagian puncta batas kelopak mata dilepaskan ketika

kelopak telah cukup terbuka, yaitu sekitar dua pertiga terbuka, papillae

puncta secara tiba-tiba terbuka pada titik ini, membuka kanalikuli untuk

masukan cairan, yang terjadi selama beberapa detik pertama setelah

kedipan.2
24

BAB 3
KESIMPULAN

Palpebra mempunyai peranan penting dalam perlindungan mata

terutama proteksi sistem visual dan ekspresi wajah. Palpebra tidak hanya

menunjukkan suatu perlindungan secara mekanik terhadap sinar matahari

dan benda-benda asing tetapi juga memegang peranan terhadap

pemeliharaan fisiologis dari permukaan kornea.

Secara embriologik palpebra berkembang sebagai suatu lipatan dari

proliferasi permukaan lapisan ektoderm sejak minggu ke 4-5 masa intra

uterin. Kedua palpebra superior dan interior, pada bulan ke 3 saling

menempel satu sama lain. Pada bulan ke 5 terjadi pemisahan kedua

palpebra dan kemudian berpisah secara sempurna pada bulan ke 7.

Dari bagian superfisial ke bagian dalam setiap palpebra terdiri dari :

kulit dan jaringan subkutan, otot-otot protraktor, septum orbita,lemak

orbita,otot-otot retraksi,tarsus dan konjungtiva.Fungsi proteksi dari

palpebra dijalankan melalui mekanisme sensasi silia, sekresi kelenjar di

palpebra dan pergerakan palpebra.

24
25

DAFTAR PUSTAKA

1. Dutton JJ. The eyelids and anterior orbit;Diagnostic Atlas of common


eyelids disease. New york. WB Saunders Co. 2007: 1-10
2. Chalm K.V.MD.Phd. Orbit and ocular adnexa in Fundamentals and
Principles of Opthalmology in Basic and clinical science course; section
2. San Fransisco. American academy of ophthalmology. 2011-2012:
22-38
3. Chalm K.V. MD. Phd. Ocular development in Fundamentals and
Principles of Opthalmology in Basic and clinical science course;section
2. San fransisco. American academy of ophtalmology. 2011 – 2012:
113 - 20
4. John H.B. Facial and eyelids Anatomy in Orbit, Eyelids, and Lacrimal
System in Basic and clinical science course: section 7. Sanfransisco.
American academy of ophthalmology. 2011-2012: 131- 41
5. Snell RS, Lemp MA. The ocular appendages. In ; Clinical anatomy of
the eye. Second edition. Blackwell science. 1989: 91-107
6. Snell RS, Lemp MA. Embryolofy of the eye ; Clinical anatomy of the
eye. Second edition. Blackwell science. 1989: 2-14
7. Wobig J, Putterman AM. Eyelids anatomy. Cosmetic oculoplastic
surgery. WB Saunders company. Philadelphia. Second edition. 1993:
72-80
8. Jacobiec FA, Iwamato T. Ocular adnexa: Introduction to lid, conjungtiva
and orbit. Tasman and jaeger. Duane’s Ophthalmology.section
5.2007.
9. Vaughan DG, Asbury T, Riordan EP. Oftalmologi Umum. 17thedition
2010;81-98.
10. John H.B. Lacrimal System in Orbit, Eyelids, and Lacrimal System in
Basic and clinical science course: section 7. San fransisco. American
academy of ophthalmology. 2011-2012: 243- 46

25
26

11. Woog JW, Jacobiec FA. Lids. In : Principles and practice of


ophthalmology. Albert & Jacobiec. WB Saunders co. Vol. 3. 1994:
1685-1690
12. Glasgow B. Anatomy of the eye. Avalaible from
:http://www.medrounds.org/ocular-pathology-studyguide/2006/03/what-
is-anatomy-of-human-eyelid.html
13. Podos SM, Sugar J. The eyelids, In : External disease : cornea,
conjungtiva, scera, eyelids, lacrimal system. Text book of
ophtalmology. Vol. 8 Philadelphia. Mosby-Wolfe. 1994
14. Patel B. Eyelid Anatomy Avalaible from:
.http://emedicine.medscape.com/article/834932-overview
15. Anatomy of the eye. Wikipedia. Available from;
http://en.wikipedia.org/wiki/Anatomy_of the eye
16. Snell RS. Clinical anatomy for medical student. USA. Little brown & co.
Third edition. 1986: 113-115
17. Sool DB, Soll SM. Eyelid malpositions. In: Highlights ophtalmology.
World atlas series of ophthalmic surgery. Vol II. 1995: 192

Anda mungkin juga menyukai