MANAJEMEN INVENTORY
TUGAS MANAJEMEN FARMASI
OLEH:
Dima Nurohmah Hayati
12613132
PRODI FARMASI
G. Metode Perhitungan
Model Economic Order Quantity (EOQ).
1. Total Biaya Penyimpanan Persediaan ( Total Carrying Cost / TCC)
Dimana :
- Total Biaya Penyimpanan
Q = Kuantitas Pesanan
TCC = C. P. A S = Penjualan Tahunan
N = Frekuensi Pemesanan
- Persediaan Rata-Rata C = Biaya Penyimpanan
A = Q/2 P = Harga Beli Per Unit
Biaya TCC ini mencakup sewa gudang, pemeliharaan barang didalam gudang,
modal yang tertanam dalam inventori, pajak dan ansuransi. Besarnya biaya TCC
dapat diperhitungkan dengan dua cara yaitu berdasarkan presentasi tertentu dari
nilai Inventori rata-rata dan berdasarkan biaya perunit barang yang disimpan (
dari jumlah rata-rata).
Dimana :
- Total Biaya Pesanan
Q = Kuantitas Pesanan
S = Penjualan Tahunan
TOC = F. ( S / Q ) F = Biaya Tetap
Total Biaya Perseddiaan atau TIC ini didapat dari penjumlahan toatal
biaya persediaan dan total biaya pemesanan. Sehingga hasilnya diketahui total
biaya persediaan tersebut. Jadi rumusnya sebagai berikut:
Dimana :
- Total Biaya Persediaan
Q = Kuantitas Pesanan
TIC = TCC + TOC S = Penjualan Tahunan
N = Frekuensi Pemesanan
Atau C = Biaya Penyimpanan
P = Harga Beli Per Unit
TIC = C.P.( Q/2 ) + F. ( S/Q )
Ketiga perhitungan diatas bertujuan untuk mengetahui besaran biaya
dimasing-masing kategori. Setelah itu kita bisa mengaitkannya dengan Kuantitas
Pemesanan yang Ekonomis atau dikenal dengan EOQ ( Economic Ordering Quantity
Model).
Terdapat dua dasar keputusan dalam model EOQ ini dalam manajemen
persediaan, diantaranya yaitu:
1. Berapa jumlah bahan mentah yang harus dipesan pada saat bahan tersebut perlu
dibeli kembali – Replenishment Cycle.
2. Kapan perlu dilakukan pembelian kembali – Reorder point.
Dimana :
𝟐.𝐅.𝐒
EOQ = √ F = Biaya Tetap
𝐂.𝐏 S = Penjualan Tahunan
C = Biaya Penyimpanan
P = Harga Beli Per Unit
Model EOQ tidak lepas dari beberapa asumsi agar perhitungannya akurat.
Berikut ini beberapa asumsi mengenai model EOQ:
- Jumlah kebutuhan bahan mentah sudah dapat ditentukan lebih dulu secara
pasti untuk penggunaan selama satu tahun atau satu periode.
- Penggunaan bahan selalu pada tingkat yang konstan secara kontinyu
- Pesanan persis diterima pada saat tingkat persediaan sama dengan nol atau
diatas safety stock
- Harga konstan selama periode tersebut.
Persediaan Awal
EOQ + Safety Stock
Persediaan Rata-rata
( EOQ / 2 ) + Safety Stock
Penentuan besar kecilnya Safety Stock dipengaruhi oleh faktor pengalaman,
Faktor dugaan, Faktor Biaya dan Faktor keterlambatan. Jadi, setiap perusahaan
dalam menentukan besar kecilnya safety stock persediaan tidaklah sama.
Contohnya sebagai berikut:
Diketahui:
- Penggunaan perhari 15 Kg.
- Keterlambatan Pengiriman 10 hari
Ditanya:
- Berapa besarnya Safety stock yang harus disiapkan??
Jawab:
Safety stock = Penggunaan per hari X Kendala atau faktor-faktor
= 10 x 15 kg
= 150 Kg.
Jadi Safety stock yang harus disediakan sebesar 150 kg.
1. Dapat dijadikan dasar penukaran (trade off) antara biaya penyimpanan dengan
biaya persiapan atau biaya pemesanan (setup cost).
4. Lazim digunakan pada rumah sakit, yaitu pada persediaan obat. Jika ada
pasien yang sakit mendadak dan perlu obat segera, apotek rumah sakit dapat
melayani dengan cepat.
PenggunaanPOQ:
Dimana :
𝑰 + 𝑭𝟏 + 𝑿𝟐 . 𝑽𝟐 𝑿𝟏 = Unit produk yang harus
𝑿𝟏 =
𝑷 − 𝑽𝟏 dijual untuk mencapai
laba tertentu
I = Laba Sebelum Pajak
𝑭𝟏 = Total Biaya Tetap
𝑿𝟐 = Jumlah kuantitas Non
Unit
𝑽𝟐 = Biaya Variable Non Unit
𝑽𝟏 = Biaya Variable per unit
P = Harga Jual per unit
H. Pengawasan Persediaan
Hakikat dari pengawasan persediaan barang adalah mulai bahan baku dipesan
sampai produk jadi digunakan oleh konsumen, yang terdiri dari pengawasan fisik, nilai,
dan biaya. Pengawasan barang meliputi pengawasan bahan baku, bahan pembantu,
barang dalam proses, dan pengawasan barang jadi. Pengawasan bahan baku dan bahan
pembantu dimulai dari bahan dipesan sampai dengan permintaan pemakaian bahan
dalam proses produksi; pengawasan itu meliputi fisik (jumlah unit, kerusakan,
keuangan, kehilangan, dan tingkat perputaran), biayanya, dan nilainya dala bentuk
satuan uang.
Pengawasan barang dalam proses meliputi produk cacat, produk rusak, produk
hilang dalam proses produksi. Sedangkan pengawasan barang jadi meliputi rencana
penjualan, jadwal pengiriman, dan pelayanan purna jual. Keempat jenis barang itu
(bahan baku, bahan pembantu, barang dalam proses, dan barang jadi) jumlah
persediaannya secara fisik harus dikendalikan, agar tidak terjadi kekurangan dan
kelebihan. Kekurangan persediaan bahan baku dan bahan pemabantu dapat
mengakibatkan proses produksi terganggu, dan kekurangan persediaan barang jadi akan
mengakibatkan kesulitan memenuhi permintaan konsumen. Sebaliknya jika terjadi
kelebihan persediaan, dapat mengakibatkan modal yang ditanamkan dalam persediaan
tersebut besar, dan biaya modalnya besar
DAFTAR PUSTAKA
(1) Rangkuti Freddy. 1995: Manajemen Persediaan. Cetakan Pertama, raja Grafindo
Persada, Jakarta
(2) Warren, Fess, Niswonger. 1999: Prinsip-Prinsip Akuntansi, edisi kesembilan belas,
Jilid 1Penerbit Erlangga, Jakarta.
(3) Riyanto, Bambang. 1993: Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi kedua
Cetakan kedelapan, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta.
(4) Syamsuddin, M.A., Drs. Lukman. 2007: Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
(5) Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2001: Manajemen Keuangan. Erlangga.
Jakarta.