Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hablana Rizka

NRP : 08411640000007
Kelas : Sains Interior A

Merancang dengan Mempertimbangakan Keadaan Iklim Makro


Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di
bumi atau planet lain. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi
tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan
musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan
beberapa sistem klasifikasi iklim. Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi terhadap garis
khatulistiwa dikenal kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara umum akibat perbedaan dan
pola perubahan suhu udara, yaitu kawasan tropika (23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU-40°LU dan
23°LS-40°LS), sedang (40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS), dan kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-
90°LS).
Keadaan rata – rata cuaca yang menggambarkan situasi iklim suatu wilayah yang dimensinya
lebih dari 100 km disebut iklim makro. Iklim makro merupakan kondisi iklim pada suatu tempat
tertentu yang memiliki area cakupan yang luas dengan kata lain berhubungan dengan atmosfer.
Iklim makro dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) skala dengan berdasarkan ukuran wilayah tersebut,
yaitu : skala global dengan luas daerah ribuan kilometer, skala regional dengan luas daerah ratusan
kilometer dan skala lokal dengan luas daerah 10 kilometer.
Iklim makro sulit diatur oleh manusia karena dipengaruhi oleh lintasan matahari, posisi dan
model geografis, yang mengakibatkan pengaruh pada cahaya matahari dan pembayangan serta hal-
hal lain pada kawasan tersebut, misalnya radiasi panas, pergerakan udara, curah hujan, kelembaban
udara, dan temperatur udara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi iklim diantaranya adalah :
1. Kedudukan Bumi terhadap Matahari
Matahari merupakan sumber energi terbesar di bumi. Dalam penerimaan cahaya
matahari di permukaan bumi tidak sama sehingga menyebabkan cuaca yang
beragam. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : Bentuk bumi
yang bulat, rotasi bumi, revolusi bumi (perpindahan posisi matahari dari utara ke
selatan) yang mengakibatkan terjadi perubahan musim.
2. Lintang Tempat
Menggambarkan sebaran daratan di permukaan bumi yang dikaitkan dengan sinar
matahari. Berdasarkan lintang, bumi dibagi menjadi tiga zone : zona kutub, zona
subtropics, zona tropis (paling banyak menerima radiasi matahari).
3. Ketinggian Tempat
Permukaan bumi merupakan permukaan yang sangat kasar. Sebagai buktinya ada
daerah yang landai dan tinggi/curam. Berdasarkan variasi kekasaran, permukaan
daratan digolongkan menjadi tiga : dataran tinggi > 700 m dpl, dataran menengah
400 – 700 m dpl, dataran rendah < 400 m dpl.
4. Distribusi Daratan dan Lautan
Daratan dan lautan memiliki perbedaan dalam penerimaan energi matahari.
Misalnya adalah terjadinya angin laut dan angin darat. Kondisi cuaca/iklim daratan
sangat dipengaruhi keadaan di atas lautan. Angin darat pada malam hari daratan
lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Udara di daratan lebih
dingin daripada di laut sehingga daratan bertekanan maksimum dan lautan
bertekanan minimum. Oleh karena itu angin darat berhembus dari darat ke laut.
Angin laut pada siang hari daratan lebih cepat menyerap panas dibanding lautan.
Udara di daratan lebih cepat memuai sehingga tekanannya lebih rendah. Oleh
karena itu angin laut berhembus dari laut ke darat.
5. Peradaban Manusia
Berdasarkan laporan IPCC tahun 2007 kemungkinan manusia yang menyebabkan
terjadinya perubahan iklim adalah sebesar 90%, keadaan ini lebih tinggi dari laporan
terakhir dari IPCC pada tahun 2001 dimana kemungkinan manusia sebagai penyebab
perubahan iklim adalah sebesar 60%. Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa
penyebab utama terjadinya peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK) seperti peningkatan
gas CO2 yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan
penggunaan dari lahan hutan menjadi lahan yang bernilai ekonomi seperti
pemukiman dan perkebunan, sedangkan peningkatan gas metan dan gas dinitrogen
oksida disebabkan oleh aktivitas pertanian. Akan tetapi selain merupakan penyebab
perubahan iklim, manusia juga merupakan mahluk yang berusaha menghambat
perubahan iklim tersebut ( Anonim a, 2010).
Adapun unsur-unsur yang dimiliki iklim meliputi:
1. Suhu Udara
Suhu adalah unsur iklim yang sulit didefinisikan. Pengukuran suhu udara hanya
memperoleh satu nilai yang menyatakan nilai rata – rata suhu atmosfer. Secara fisis
suhu dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul benda, makin cepat
gerakan molekul, makin tinggi suhunya. Suhu dapat juga didefinisikan sebagai
tingkat panas suatu benda. Panas bergerak dari sebuah benda yang mempunyai
suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah.
Faktor – faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah
meliputi lama penyinaran matahari, sudut datang sinar matahari, relief permukaan
bumi, banyak sedikitnya awan dan perbedaan letak lintang.
2. Kelembapan Udara
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang
utama). Sumber lainnya berasal dari danau – danau, sungai – sungai, tumbuh –
tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang
dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut.
3. Curah Hujan
Endapan (presipitasi) didefinisikan sebagai bentuk air cair dan padat (es) yang jatuh
ke permukaan bumi. Meskipun kabut, embun, dan embun beku (frost) dapat
berperan dalam alih kebasahan (moisture) dari atmosfer ke permukaan bumi, unsur
tersebut tidak ditinjau sebagai endapan. Bentuk endapan adalah hujan, gerimis,
salju, dan batu es hujan (hail). Hujan adalah bentuk endapan yang sering dijumpai,
dan di Indonesia yang dimaksud dengan endapan adalah curah hujan. Jumlah curah
hujan dicatat dalan inci atau millimeter (1 inci = 25,4 mm). Jumlah curah hujan 1
mm, menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi permukaan 1 mm jika air tersebut
tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer. Di daerah tropis hujannya
lebih lebat dari pada di daerah lintang tinggi.
4. Tekanan Atmosfer
Udara pun mempunyai berat dan tekanan. Tekanan udara menunjukkan tenaga yang
bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap satuan luas tertentu.
Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut. Daerah
yang banyak menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh
karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat
tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan
angin.
5. Angin
Angin ialah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari
tekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin merupakan gerak
akibat/penyeimbang di dalam kumpulan partikel – partikel udara. Apabila sebagian
partikel – partikel tersebut mendapat/menerima energi sehingga geraknya semakin
cepat, keregangan meningkat dan berat jenis berkurang yang menyebabkan
pergolakan volume udara tersebut terhadap partikel yang lain.
6. Embun, Kabut, dan Perawanan
Embun terjadi dari kondensasi pada permukaan tanah terutama pada waktu malam
hari saat tanah menjadi dingin akibat radiasi yang hilang. Kadang – kadang angin laut
membawa sejumlah uap air pada siang hari yang kemudian mengembun pada waktu
malam yang dingin.
Kabut terbentuk di dalam udara dekat permukaan bumi. Kabut terbentuk melalui
pendinginan udara oleh sentuhan dan percampuran atau melalui penjenuhan udara
oleh penambahan kadar air. Jika udara dekat permukaan bumi mencapai titik
embun, maka kabut diperkirakan akan terjadi.
Perawanan adalah jumlah awan yang menutupi langit di atas stasiun pengamat.
Perawanan dinyatakan dalam persen, tetapi lebih umum dinyatakan dalam
perdelapanan dari langit yang tertutup awan, misalnya perawanan = 0 berarti langit
cerah, perawanan = 4 berarti separuh langit tertutup awan, perawanan = 8 berarti
langit mendung / tertutup oleh awan ( Anonim a, 2010 ).
Istilah perancangan berdasarkan iklim digunakan untuk menggambarkan teknik dalam
bangunan atau konstruksi yang berfungsi untuk mengurangi biaya pemanasan atau pendinginan
dengan menggunakan aliran energi alami untuk mencapai kenyamanan manusia dalam bangunan .
1. Pemecah angin : digunakan pada musim dingin
2. Tanaman dan air : digunakan pada musim panas
3. Ruang dalam/luar : digunakan pada musim dingin dan panas
4. Penutup atap tanah : digunakan pada musim dingin dan panas
5. Dinding dan jendela : digunakan pada musim dingin
6. Kulit bangunan : digunakan pada musim dingin
7. Pelindung matahari : digunakan pada musim panas
8. Ventilasi alami : digunakan pada musim panas
Dalam perancangan arsitektur terdapat istilah “Arsitektur Tropis” yang merupakan salah
satu cabang ilmu arsitektur , yang mempelajari tentng arsitektur yang berorientasi pada kondisi iklim
dan cuaca (seperti di indonesia ini) pada lokasi dimana masa bangunan , atau kelompok bangunan
berada , serta dampak , tautan ataupun pengaruhnya terhadap bangunan dan lingkungan sekitar
yang tropis.
Bangunan dengan desain arsitektur tropis , memiliki ciri khas atau karakter menyesuaikan
dengan kondisi iklim tropis , atau memiliki bentuk tropis . tetapi dengan adanya perkembangan
konsep dan teknologi , maka bangunan dengan konsep atau bentuk modern , hitech , bisa disebut
bangunan tropis , hal ini diatasi dengan adanya sistem sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, view dan
orientasi bangunan serta penggunaan material modern/hitech yang tidak merusak lingkungan
sekitar.
Desain bangunan dengan karakter tropis, memiliki beberapa persyaratan yaitu :
1. Harus memiliki view dan orientasi bangunan yang sesuai standar tropis (building
orientation)
2. Menggunakan bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis ,
seperti : sunshading , sunprotection , sunlouver , memperhatikan juga standar
pengaruh bukaan terhadap lingkungan sekitar (window radiation) .
3. Memiliki karakter atau ciri khas yang mengekspos bangunan sebagai bangunan
tropis , dengan penggunaan material ataupun warna warna yang berbeda.
Sistem lingkungan membentuk bangunan (buildings as a modifier, or climate modifier).
Modifier merupakan cara mengatasi iklim dengan mempergunakan teknologi tepat guna.
Cara mengelola/memanfaatkan iklim makro
1. Membuka jendela pada utara–selatan
2. Pohon perdu diletakkan di timur, sebab angin pada bulan Maret-September kering
(tidak membawa uap air), sehingga tidak lembab. Jika menanam pohon di barat,
sebaiknya dipertinggi agar tidak membawa uap air masuk ke ruangan
3. Yang dibuka dinding timur, sehingga bila Desember, angin tidak masuk
4. Kamar mandi sebaiknya ditaruh di sebelah barat saja agar cepat kering (tidak lembab)
5. Angin yang baik adalah yang lewat depan/samping (posisi bangunan tidak
membelakangi angin). Angin dari bawah dan atas tidak baik.
Sumber :
https://feelinbali.blogspot.co.id/2013/06/makalah-biologi-iklim-mikro-meso-dan.html
http://mengerjakantugas.blogspot.co.id/2009/02/iklim-makro-dan-iklim-mikro.html
http://arifmamama.blogspot.co.id/2013/11/iklim-dan-cuaca-bagi-arsitektur.html
https://www.academia.edu/12499825/JURNAL_RADIAL_PENGARUH_IKLIM_TERHADAP_BENTUK_D
AN_BAHAN_ARSITEKTUR_BANGUNAN

Anda mungkin juga menyukai