Merancang dengan Mempertimbangakan Keadaan Iklim Makro
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim. Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi terhadap garis khatulistiwa dikenal kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara umum akibat perbedaan dan pola perubahan suhu udara, yaitu kawasan tropika (23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU-40°LU dan 23°LS-40°LS), sedang (40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS), dan kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS- 90°LS). Keadaan rata – rata cuaca yang menggambarkan situasi iklim suatu wilayah yang dimensinya lebih dari 100 km disebut iklim makro. Iklim makro merupakan kondisi iklim pada suatu tempat tertentu yang memiliki area cakupan yang luas dengan kata lain berhubungan dengan atmosfer. Iklim makro dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) skala dengan berdasarkan ukuran wilayah tersebut, yaitu : skala global dengan luas daerah ribuan kilometer, skala regional dengan luas daerah ratusan kilometer dan skala lokal dengan luas daerah 10 kilometer. Iklim makro sulit diatur oleh manusia karena dipengaruhi oleh lintasan matahari, posisi dan model geografis, yang mengakibatkan pengaruh pada cahaya matahari dan pembayangan serta hal- hal lain pada kawasan tersebut, misalnya radiasi panas, pergerakan udara, curah hujan, kelembaban udara, dan temperatur udara. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi iklim diantaranya adalah : 1. Kedudukan Bumi terhadap Matahari Matahari merupakan sumber energi terbesar di bumi. Dalam penerimaan cahaya matahari di permukaan bumi tidak sama sehingga menyebabkan cuaca yang beragam. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : Bentuk bumi yang bulat, rotasi bumi, revolusi bumi (perpindahan posisi matahari dari utara ke selatan) yang mengakibatkan terjadi perubahan musim. 2. Lintang Tempat Menggambarkan sebaran daratan di permukaan bumi yang dikaitkan dengan sinar matahari. Berdasarkan lintang, bumi dibagi menjadi tiga zone : zona kutub, zona subtropics, zona tropis (paling banyak menerima radiasi matahari). 3. Ketinggian Tempat Permukaan bumi merupakan permukaan yang sangat kasar. Sebagai buktinya ada daerah yang landai dan tinggi/curam. Berdasarkan variasi kekasaran, permukaan daratan digolongkan menjadi tiga : dataran tinggi > 700 m dpl, dataran menengah 400 – 700 m dpl, dataran rendah < 400 m dpl. 4. Distribusi Daratan dan Lautan Daratan dan lautan memiliki perbedaan dalam penerimaan energi matahari. Misalnya adalah terjadinya angin laut dan angin darat. Kondisi cuaca/iklim daratan sangat dipengaruhi keadaan di atas lautan. Angin darat pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Udara di daratan lebih dingin daripada di laut sehingga daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Oleh karena itu angin darat berhembus dari darat ke laut. Angin laut pada siang hari daratan lebih cepat menyerap panas dibanding lautan. Udara di daratan lebih cepat memuai sehingga tekanannya lebih rendah. Oleh karena itu angin laut berhembus dari laut ke darat. 5. Peradaban Manusia Berdasarkan laporan IPCC tahun 2007 kemungkinan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim adalah sebesar 90%, keadaan ini lebih tinggi dari laporan terakhir dari IPCC pada tahun 2001 dimana kemungkinan manusia sebagai penyebab perubahan iklim adalah sebesar 60%. Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa penyebab utama terjadinya peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK) seperti peningkatan gas CO2 yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan dari lahan hutan menjadi lahan yang bernilai ekonomi seperti pemukiman dan perkebunan, sedangkan peningkatan gas metan dan gas dinitrogen oksida disebabkan oleh aktivitas pertanian. Akan tetapi selain merupakan penyebab perubahan iklim, manusia juga merupakan mahluk yang berusaha menghambat perubahan iklim tersebut ( Anonim a, 2010). Adapun unsur-unsur yang dimiliki iklim meliputi: 1. Suhu Udara Suhu adalah unsur iklim yang sulit didefinisikan. Pengukuran suhu udara hanya memperoleh satu nilai yang menyatakan nilai rata – rata suhu atmosfer. Secara fisis suhu dapat didefinisikan sebagai tingkat gerakan molekul benda, makin cepat gerakan molekul, makin tinggi suhunya. Suhu dapat juga didefinisikan sebagai tingkat panas suatu benda. Panas bergerak dari sebuah benda yang mempunyai suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah. Faktor – faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah meliputi lama penyinaran matahari, sudut datang sinar matahari, relief permukaan bumi, banyak sedikitnya awan dan perbedaan letak lintang. 2. Kelembapan Udara Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang utama). Sumber lainnya berasal dari danau – danau, sungai – sungai, tumbuh – tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut. 3. Curah Hujan Endapan (presipitasi) didefinisikan sebagai bentuk air cair dan padat (es) yang jatuh ke permukaan bumi. Meskipun kabut, embun, dan embun beku (frost) dapat berperan dalam alih kebasahan (moisture) dari atmosfer ke permukaan bumi, unsur tersebut tidak ditinjau sebagai endapan. Bentuk endapan adalah hujan, gerimis, salju, dan batu es hujan (hail). Hujan adalah bentuk endapan yang sering dijumpai, dan di Indonesia yang dimaksud dengan endapan adalah curah hujan. Jumlah curah hujan dicatat dalan inci atau millimeter (1 inci = 25,4 mm). Jumlah curah hujan 1 mm, menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi permukaan 1 mm jika air tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer. Di daerah tropis hujannya lebih lebat dari pada di daerah lintang tinggi. 4. Tekanan Atmosfer Udara pun mempunyai berat dan tekanan. Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut. Daerah yang banyak menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan angin. 5. Angin Angin ialah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari tekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin merupakan gerak akibat/penyeimbang di dalam kumpulan partikel – partikel udara. Apabila sebagian partikel – partikel tersebut mendapat/menerima energi sehingga geraknya semakin cepat, keregangan meningkat dan berat jenis berkurang yang menyebabkan pergolakan volume udara tersebut terhadap partikel yang lain. 6. Embun, Kabut, dan Perawanan Embun terjadi dari kondensasi pada permukaan tanah terutama pada waktu malam hari saat tanah menjadi dingin akibat radiasi yang hilang. Kadang – kadang angin laut membawa sejumlah uap air pada siang hari yang kemudian mengembun pada waktu malam yang dingin. Kabut terbentuk di dalam udara dekat permukaan bumi. Kabut terbentuk melalui pendinginan udara oleh sentuhan dan percampuran atau melalui penjenuhan udara oleh penambahan kadar air. Jika udara dekat permukaan bumi mencapai titik embun, maka kabut diperkirakan akan terjadi. Perawanan adalah jumlah awan yang menutupi langit di atas stasiun pengamat. Perawanan dinyatakan dalam persen, tetapi lebih umum dinyatakan dalam perdelapanan dari langit yang tertutup awan, misalnya perawanan = 0 berarti langit cerah, perawanan = 4 berarti separuh langit tertutup awan, perawanan = 8 berarti langit mendung / tertutup oleh awan ( Anonim a, 2010 ). Istilah perancangan berdasarkan iklim digunakan untuk menggambarkan teknik dalam bangunan atau konstruksi yang berfungsi untuk mengurangi biaya pemanasan atau pendinginan dengan menggunakan aliran energi alami untuk mencapai kenyamanan manusia dalam bangunan . 1. Pemecah angin : digunakan pada musim dingin 2. Tanaman dan air : digunakan pada musim panas 3. Ruang dalam/luar : digunakan pada musim dingin dan panas 4. Penutup atap tanah : digunakan pada musim dingin dan panas 5. Dinding dan jendela : digunakan pada musim dingin 6. Kulit bangunan : digunakan pada musim dingin 7. Pelindung matahari : digunakan pada musim panas 8. Ventilasi alami : digunakan pada musim panas Dalam perancangan arsitektur terdapat istilah “Arsitektur Tropis” yang merupakan salah satu cabang ilmu arsitektur , yang mempelajari tentng arsitektur yang berorientasi pada kondisi iklim dan cuaca (seperti di indonesia ini) pada lokasi dimana masa bangunan , atau kelompok bangunan berada , serta dampak , tautan ataupun pengaruhnya terhadap bangunan dan lingkungan sekitar yang tropis. Bangunan dengan desain arsitektur tropis , memiliki ciri khas atau karakter menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis , atau memiliki bentuk tropis . tetapi dengan adanya perkembangan konsep dan teknologi , maka bangunan dengan konsep atau bentuk modern , hitech , bisa disebut bangunan tropis , hal ini diatasi dengan adanya sistem sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, view dan orientasi bangunan serta penggunaan material modern/hitech yang tidak merusak lingkungan sekitar. Desain bangunan dengan karakter tropis, memiliki beberapa persyaratan yaitu : 1. Harus memiliki view dan orientasi bangunan yang sesuai standar tropis (building orientation) 2. Menggunakan bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis , seperti : sunshading , sunprotection , sunlouver , memperhatikan juga standar pengaruh bukaan terhadap lingkungan sekitar (window radiation) . 3. Memiliki karakter atau ciri khas yang mengekspos bangunan sebagai bangunan tropis , dengan penggunaan material ataupun warna warna yang berbeda. Sistem lingkungan membentuk bangunan (buildings as a modifier, or climate modifier). Modifier merupakan cara mengatasi iklim dengan mempergunakan teknologi tepat guna. Cara mengelola/memanfaatkan iklim makro 1. Membuka jendela pada utara–selatan 2. Pohon perdu diletakkan di timur, sebab angin pada bulan Maret-September kering (tidak membawa uap air), sehingga tidak lembab. Jika menanam pohon di barat, sebaiknya dipertinggi agar tidak membawa uap air masuk ke ruangan 3. Yang dibuka dinding timur, sehingga bila Desember, angin tidak masuk 4. Kamar mandi sebaiknya ditaruh di sebelah barat saja agar cepat kering (tidak lembab) 5. Angin yang baik adalah yang lewat depan/samping (posisi bangunan tidak membelakangi angin). Angin dari bawah dan atas tidak baik. Sumber : https://feelinbali.blogspot.co.id/2013/06/makalah-biologi-iklim-mikro-meso-dan.html http://mengerjakantugas.blogspot.co.id/2009/02/iklim-makro-dan-iklim-mikro.html http://arifmamama.blogspot.co.id/2013/11/iklim-dan-cuaca-bagi-arsitektur.html https://www.academia.edu/12499825/JURNAL_RADIAL_PENGARUH_IKLIM_TERHADAP_BENTUK_D AN_BAHAN_ARSITEKTUR_BANGUNAN