BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu kedokteran , gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di
dalam darah . Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam
tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l
(70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada
pagi hari, sebelum orang makan.
Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan
keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila
konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh,
pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian
sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa
dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah.
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena
pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di
dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih
banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi level
gula darah.
Tubuh manusia terdiri dari jutaan sel-sel, di mana masing-masing sel membutuhkan
energi untuk kehidupannya. Energi tersebut berasal dari makanan, terutama zat
karbohidrat. Yang termasuk karbohidrat antara lain glukosa (gula tebu), fruktosa (gula buah),
maltosa, sukrosa, laktosa, dan tepung (starch). Karbohidrat diurai menjadi glukosa, sebagian
menjadi galaktosa dan fruktosa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang berhubungan dengan glukosa darah
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Pengertian Glukosa darah atau kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di
dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
Glukosa (kadar gula darah), suatu gula monosakarida, karbohidrat terpenting yang digunakan
sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua
karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat,
galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan proteoglikan ( Murray R.
K. et al., 2003).
Di dalam darah kita didapati zat gula. Gula ini gunanya untuk dibakar agar
mendapatkan kalori atau energy. Sebagian gula yang ada dalam darah adalah hasil
penyerapan dari usus dan sebagian lagi dari hasil pemecahan simpanan energi dalam
jaringan. Gula yang ada di usus bisa berasal dari gula yang kita makan atau bisa juga hasil
pemecahan zat tepung yang kita makan dari nasi, ubi, jagung, kentang, roti, dan lain-lain
(Djojodibroto, 2001).
Gula dalam darah terutama diperoleh dari fraksi karbohidrat yang terdapat dalam
makanan. Gugus/molekul gula dalam karbohidrat dibagi menjadi gugus gula tunggal
(monosakarida) misalnya glukosa dan fruktosa, dan gugus gula majemuk yang terdiri dari
disakarida (sukrosa, laktosa) dan polisakarida (amilum, selulosa, glikogen).
Nilai normal glukosa dalam darah adalah 3,5-5,5 mmol/L. (James, Baker, & Swain,
2008). Dalam keadaan normal, kadar gula dalam darah saat berpuasa berkisar antara 80
mg%-120 mg%, sedangkan satu jam sesudah makan akan mencapai 170 mg%, dan dua jam
sesudah makan akan turun hingga mencapai 140 mg% (Lanywati, 2001).
Metabolisme merupakan segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup.
Proses yang lengkap dan komplit sangat terkoordinatif melibatkan banyak enzim di dalamnya,
sehingga terjadi pertukaran bahan dan energi. Adapun metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang
mempengaruhi kadar gula darah, yaitu :
a. Metabolisme karbohidrat
Gula darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk dalam aliran darah masuk
ke hati, dan disintesis menghasilkan glikogen kemudian dioksidasi menjadi CO2 dan
H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke dalam sel tubuh yang
memerlukannya. Kadar gula
dalam tubuh dikendalikan oleh suatu hormon yaitu hormon insulin, jika hormon
insulin yang tersedia kurang dari kebutuhan, maka gula darah akan menumpuk
dalam sirkulasi darah sehingga glukosa darah meningkat. Bila kadar gula darah ini
meninggi hingga melebihi ambang ginjal, maka glukosa darah akan keluar bersama
urin ( glukosuria ). ( Depkes RI, 2008 )
Beberapa jaringan di dalam tubuh, misalnya otak dan sel darah merah, bergantung
pada glukosa untuk memperoleh energi. Dalam jangka panjang, sebagian besar jaringan juga
memerlukan glukosa untuk fungsi lain misalnya membentuk gugus ribose pada nukleotida
atau bagian karbohidrat pada glikoprotein. Oleh karena itu, agar dapat bertahan hidup
manusia harus memiliki mekanisme untuk memelihara kadar gula darah.
Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar glukosa darah adalah
konsentrasi glukosa darah itu sendiri, dan hormone terutama insulin dan glucagon. Ketika
makan terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang kemudian meransang sel B pankreas
untuk meningkatkan sekresi insulin. Asam amino tertentu, terutama arginin dan leusin, juga
merangsang pengeluaran insulin dari pancreas. Kadar glukagon yang diskresikan sel A
pankreas, dalam darah mungkin meningkat atau menurun, bergantung pada isi makanan.
Kadar glukagon menurun sebagai respons terhadap makanan tinggi karbohidrat, tetapi kadar
glucagon meningkat sebagai respons terhadap makan makanan tinggi protein.
Setelah makan makanan campuran khusus yang mengandung karbohidrat, protein dan
lemak, kadar glucagon relatif tetap sedangkan kadar insulin meningkat.
Selama puasa, kadar glukosa darah menurun, insulin menurun dan kadar glucagon
meningkat. Perubahan hormone – hormone ini menyebabkan hati menguraikan glikogen
(glikogenolisis) dan membentuk glukosa melalui proses glukoneogenesis sehingga kadar
glukosa darah dapat dipertahankan.
Glukosa (mg/dL)
Glukosa, 700 g/hari iv 100
Puasa 12 jam 80
Kelaparan 3 hari 70
Selama puasa jangka panjang terjadi sejumlah perubahan dalam pemakaian bahan
bakar yang menyebabkan jaringan lebih sedikit menggunakan glukosa dibandingkan dalam
keadaan puasa singkat dan lebih banyak menggunakan bahan bakar yang berasal dari
triasilgliserol adipose (yaitu, asam lemak dan turunannya, badan keton). Oleh karena itu
kadar glukosa darah tidak turun secara drastis. Sebenarnya bahkan setelah kelaparan 5-6
minggu, kadar glukosa darah tetap dalam rentang 65 mg/dL.
1. Karbohidrat makanan,
2. Lemak dan protein makanan ataupun yang ada dalam darah sendiri
Karbohidrat dari makanan (ubi2an, biji2 an, buah2 an) setelah sampai diusus akan dicerna dan
terurai menjadi glukosa dan derivate lainnya. Glukosa yang ada dalam rongga usus oleh
jonjot2 mukosa usus akan diserap dan dibawa oleh darah keseluruh bagian tubuh. Kalau
tubuh memerlukan enerji untuk gerak, berpikir dan lainya, maka yang mula2 digunakan
sebagai sumber enerji adalah glukosa darah. Glukosa darah akan diproses oleh insulin yang
dihasilkan pancreas menjadi kalori (untuk enerji), air (H2O) dan CO2. Kalau tubuh tidak
memerlukan enerji maka glukosa darah oleh glucagon akan diubah dan disimpansebagai
glikogen otot . Kalau kadar glukosa darah tidak mencukupi maka glikogen otot oleh glucagon
akan diubah menjadi glucose. Sumber lain untuk mencatu glucose darah adalahlemak tubuh ,
protein tubuh melalui proses glukoneogenesis menjadi glucose.
Ada beberapa factor yang mengatur kadar glucose tidak melaui ambang batas:
1. INSULIN yang dihasilkan PANKREAS tubuh. Insulin mengubah glucose darah menjadi
enerji
2. GLUKAGON yang dihasilkan PANKREAS; apabila kadar glucose berlebih akan diubah
menjadi glikogen, atau sebaliknya apabial kadar glucose darah rendah akan mengubah
glikogen menjadi glucose
3. Proses glukoneogenesis yang akan mengubah Lemak dan protein tubuh menjadi glucose
darah apabila kadar glucose darah rendah
3. ABSORBSI GLUKOSA DARAH
Tubuh setelah mendapat intake makanan yang mengandung gula akan melakukan proses
pencernaan, dan absorbsi akan berlangsung terutama di dalam duodenum dan jejunum proksimal,
setelah absorbsi akan terjadi peningkatan kadar gula darah untuk sementara waktu dan akhirnya
kembali pada kadar semulabaseline. ( Sylvia Anderson Price, 2008 ). Besarnya kadar gula yang
diabsorbsi sekitar 1 gram/kg BB tiap jam. Kecepatan absorbsi gula di dalam usus halus konstan tidak
tergantung pada jumlah gula yang ada atau kadar dimana gula berada. Untuk mengetahui
kemampuan tubuh dalam memetabolisme karbohidrat dapat ditentukan dengan Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO). ( Sylvia Anderson Price, 2009 )
4. PENGERTIAN GLIKOLISIS
Glikolisis adalah proses penguraian molekul glukosa yang memiliki enam atom karbon,
secara enzimatik untuk menghasilkan dua molekul piruvat yang memiliki tiga atom karbon. Glikolisis
dapat terjadi di luar tubuh setelah sampel darah dikeluarkan dari dalam tubuh, bila tanpa zat
penghambat glikolisis maka komponen yang ada dalam sampel darah seperti eritrosit, lekosit, dan
juga kontaminasi bakteri dapat menyebabkan kadar glukosa darah menurun. Glikolisis juga dapat
terjadi karena pengaruh suhu dan lama penyimpanan. ( Henry, 2011 )
1. Hiperglikemia
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan dimana kadar
glukosa darah berada dibawah normal , yang terjadi karena ketidakseimbangan antara
makanan yang dimakan , aktivitas fisik dan obat-obatan yang digunakan. Syndrome
hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis antara lain : penderita merasa pusing , lemas ,
gemetar , pandangan menjadi kabur dan gelap , berkeringat dingin , detak jantung
meningkat dan terkadang sampai hilang kesadaran ( syok hipoglikemia ).
Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan
terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut.
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang dilakukan setelah pasien
berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah
pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan.
Prinsip : Proses kondensasi dengan akromatik amin dan asam asetat glacial pada suasana panas,
sehingga terbentuk senyawa berwarna hijau yang kemudian diukur secara fotometris. Beberapa
kelemahan / kekurangannya adalah metode kimia ini memerlukan langkah pemeriksaan yang
panjang dengan pemanasan, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan lebih besar. Selain itu reagen
pada metode ortho-toluidin bersifat korosif.
b.Metode Enzimatik
Prinsip : enzim glukosa oksidase menkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi glukonalakton
dan hydrogen peroksida.
sifat reaksi pertama spesifik untuk glukosa, khususnya B-D glukosa, sedangkan
reaksi kedua tidak spesifik, karena zat yang bisa teroksidasi dapat menyebabkan
hasil pemeriksaan lebih rendah. Asam urat, asam askorbat, bilirubin dan glutation
2. Metode Heksokinase
ATP membentuk glukosa 6-fosfat dan ADP. Enzim kedua yaitu glukosa 6-fosfat
dehidrogenase akan mengkatalis oksidasi glukosa 6-fosfat dengan nikolinamide
untuk mengukur kadar glukosa darah secara kuantitatif, dan untuk screening
pemeriksaan kadar glukosa darah. Sampel dapat dipergunakan darah segar kapiler
atau darah vena, tidak dapat menggunakan sampel berupa plasma atau serum
darah.
Prinsip : Tes strip menggunakan enzim glukosa oksidase dan didasarkan pada
teknologi biosensor yang spesifik untuk pengukuran glukosa, tes strip mempunyai
bagian yang dapat menarik darah utuh dari lokasi pengambilan / tetesan darah
kedalam zona reaksi. Glukosa oksidase dalam zona reaksi kemudian akan
mengoksidasi glukosa di dalam darah. Intensitas arus electron terukur oleh alat
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Didalam darah terdapat zat glukosa, glukosa ini gunanya untuk dibakar agar
mendapatkan kalori atau energi. Sebagian glukosa yang ada dalam darah adalah
hasil penyerapan dari usus dan sebagian lagi dari hasil pemecahan simpanan energi
dalam jaringan. Glukosa yang ada di usus bisa berasal dari glukosa yang kita makan
atau bisa juga hasil pemecahan zat tepung yang kita makan dari nasi, ubi, jagung,
kentang, roti atau dari yang lain..
Glukosa, fruktosa dan galaktosa masuk melalui dinding usus halus kedalam
aliran darah. Fruktosa dan galaktosa akan diubah dalam tubuh menjadi glukosa.
Glukosa merupakan hasil akhir dari pencernaan dan diabsorbsi secara keseluruhan
sebagai karbohidrat. Kadar glukosa dalam darah bervariasi dengan daya penyerapan,
akan menjadi lebih tinggi setelah makan dan akan menjadi turun bila tidak ada
makanan yang masuk selama beberapa jam. Glikogen dapat lewat dengan bebas
keluar dan masuk ke dalam sel dimana glukosa dapat digunakan semata-mata
sebagai sumber energi. Glukosa disimpan sebagai glikogen di dalam sel hati oleh
insulin (suatu hormon yang disekresi oleh pankreas). Glikogen akan diubah kembali
menjadi glukosa oleh aksi dariglukogen (hormon lain yang disekresi oleh pankreas)
dan adrenalin yaitu suatu hormon yang disekresi oleh kelenjar adrenalin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mark DB, Mark AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan
Klinis. Jakarta : EGC; 2000. Pg 462-471
2. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC; 2006
3. F Pasaribu, P Sitorus, S Bahri - Journal of Pharmaceutics and …, 2012
- jurnal.usu.ac.id
4. U Witasari, S Rahmawaty, S Zulaekah - 2009 - publikasiilmiah.ums.ac.id