Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH SITOHISTOTEKHNOLOGI

JARINGAN

Disusun Oleh :
• Meliana Sekarwangi
• Premianna Suci Ramadhani
• Siti Masturoh

PRODI DIII ANALIS KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MH.THAMRIN
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya, makalah mengenai “Jaringan” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Kami sangat
berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan edukasi mengenai Jaringan
yang ada pada manusia, hewan dan tumbuhan . Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat kami perbaiki dan menjadi
lebih baik lagi. Demikian makalah ini dibuat,semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan membawa manfaat bagi semua mahasiswa dan mahasiswi Universitas MH.Thamrin.

Jakarta, 11 Maret 2019

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. A.Latar Belakang ............................................................................... 1
B. B.Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. C.Tujuan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Jaringanl .......................................................................... 2
B. Klasifikasi Jaringan Manusia ............................................................. 2
C. Fungsi Jaringan Manusia .................................................................. 4
D. Contoh Jaringan Manusia .................................................................. 5
A. Pengertian Jaringan Tumbuhan.......................................................... 9
B. Sistem Jaringan Pada Tumbuhan ....................................................... 9
C. Pengertian Jaringan Hewan ............................................................. 18

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan-jaringan
yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ.
Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi
yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit
adalah histopatologi.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Jaringan Manusi, hewan dan tumbuhan?
2. Macam - macam jaringan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui suatu jaringan
2. Untuk mengetahui macam – macam jaringan
3. Untuk

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN JARINGAN
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, jaringan
hampir dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler). Setiap makhluk hidup berasal
dari perkembangbiakan secara kawin (generatif) ataupun secara tak kawin(vegetatif) pada
perkembangbiakan secara kawin terjadi percampuran antara sel ovum dan sperma membentuk
satu sel zigot. Zigot membelah terus-menerus sehingga terbentuk embrio, dan embrio
berkembang menjadi individu baru. Sel zigot membelah berkali-kali, mula-mula membentuk sel
yang seragam (blastula). Sel-sel tersebut belum mempunyai fungsi khusus. Pada saat
perkembangan embrio, sel-sel tersebut berkembang menjadi berbagai jenis sel yang bentuknya
sesuai dengan fungsinya. Sel mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Jadi dari sel yang seragam
berubah menjadi berbagaijenis sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya.

B. KLASIFIKASI JARINGAN MANUSIA


JARINGAN PENGUAT
Jaringan penguat disebut juga jaringan penyokong atau jaringan penunjang.
Yang termasuk jaringan penguat adalah :

1. Jaringan Ikat
Jaringan ikat terdiri dari serabut, sel-sel dan cairan ekstra seluler. Cairan ekstra seluler
dan serabut disebut matriks.Fungsi jaringan ikat adalah mengikat atau mempersatukan jaringan-
jaringan menjadi organ dan berbagai organ menjadi sistem organ, menjadi selubung organ dan
melindungi jaringan atau organ tubuh.

Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan ikat dibedakan menjadi dua:


a. Jaringan ikat longgar
Ciri-ciri : sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang
mengandung serabut kolagen dan serabut elastis. Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar
organ-organ, pembuluh darah dan saraf.
Fungsinya untuk membungkus organ-organ tubuh, pembuluh darah dan saraf.
b. Jaringan ikat padat
Nama lainnya jaringan ikat serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen yang
berwarna putih. Jaringan ini terdapat pada selaput urat, selaput pembungkus otot, fasia,
ligamen dan tendon.
Fasia adalah jaringan ikat berbentuk lembaran yang menyelimuti otot.Ligamen adalah
jaringan ikat yang berperan sebagai penghubung antar tulang.Tendon adalah ujung otot
yang melekat pada tulang. Fungsinya untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti
2
otot dengan tulang-tulang, tulang dengan tulang, juga memberikan perlindungan terhadap
organ tubuh.

2. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)


Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang disebut
mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang
banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan. Fungsinya untuk
menyokong kerangka tubuh.
Ada 3 macam jaringan tulang rawan :
a. Kartilago hialin
Matriksnya bening kebiruan. Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang
rawan pada batang tenggorok dan cabang batang tenggorok, ujung tulang rusuk yang
melekat pada tulang dada dan pada ujung tulang panjang.
Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga membantu
pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan, memberi
kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi kemungkinan tulang
rusuk bergerak saat bernafas.

b. Kartilago fibrosa
Matriksnya berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini terdapat pada perekatan ligamen-
ligamen tertentu pada tulang, persendian tulang pinggang, pada calmam antar ruas tulang
belakang dan pada pertautan antar tulang kemaluan kiri dan kanan. Fungsi utama untuk
memberikan proteksi dan penyokong.

c. Kartilago elastik
Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan. Jaringan ini terdapat pada dawn telinga,
epiglottis, pembuluh eustakius dan laring.

3. Jaringan Tulang
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam matriks,
matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama
garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan
berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka.
Tulang dapat dibagi menjadi 2 macam :
a. Tulang keras, bila matriks tulang rapat dan padat.Contoh : tulang pipa.
b. Tulang spons, bila matriksnya berongga.Contoh : tulang pendek.

4. Jaringan Darah
Jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan.
Bagian-bagian dari jaringan darah adalah :
a. Sel darah Dibagi menjadi sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengangkut
oksigen dan sel darah putih (lekosit) berfungsi untuk melawan benda-benda asing
yang masuk ke dalam tubuh.
3
b. Keping-keping darah (trombosit)Berfungsi dalam proses pembekuan darah.
c. Plasma darah
Komponen terbesar adalah air, berperan mengangkut sari makanan, hormon, zat
sisa hasil metabolisms, antibodi dan lain-lain.

5. Jaringan Limfe/Getah Bening


Asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah, komponen
terbesarnya adalah air dimana terlarut zat-zat antara lain glukosa, garam-garam, asam
lemak. Komponen selulernya adalah limfosit.
Jaringan limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe. Fungsi jaringan limfe
selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut cairan jaringan,
protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah.

c FUNGSI JARINGAN MANUSIA


.

Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan,
termasuk manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti artropoda: jaringan
epitelium, jaringan pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf.
 Jaringan epitelium.
Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ seperti
permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ yang dilapisinya, sebagai
organ sekresi dan penyerapan.
Jaringan epitel terdiri dari 3 macam:
1. Eksotelium: epitel yang membungkus bagian luar tubuh
2. Endotelium: epitel yang melapisi organ dalam tubuh
3. Mesotelium: epitel yang membatasi rongga tubuh
Fungsi jaringan epitelium yakni:
a. Absorpsi, misalnya pada usus yang menyerap sari-sari makanan
b. Sekresi, contohnya testis yang mensekresikan sperma
c. Ekskresi, kulit yang mengeluarkan keringat
d. Transportasi, mengatur tekanan osmosis dalam tubuh
e. Proteksi, kulit melindungi jaringan tubuh di bawahnya
f. Penerima rangsang, kulit yang menanggapi rangsang dari luar
g. Pernapasan, kulit katak berfungsi sebagai alat pernapasan

4
h. Alat gerak, selaput kaki pada kulit katak membantu dalam pergerakan
i. Mengatur suhu tubuh, kulit mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat jika
tubuh kepanasan
 Jaringan pengikat.
Sesuai namanya, jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat jaringan dan alat
tubuh. Contoh jaringan ini adalah jaringan darah.
 Jaringan otot.
Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot licin yang dapat
ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat ditemukan pada
rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan di jantung.
 Jaringan saraf.
adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan organ serta
menerima dan meneruskan rangsangan.
 Jaringan penyokong
adalah jaringan yang terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang yang
berfungsi untuk memberi bentuk tubuh,melindungi tubuh,dan menguatkan bentuk
tubuh

D.CONTOH JARINGAN MANUSIA

Jaringan Tulang
A. Jenis Tulang
Pada dasarnya tulang dibedakan atas tulang rawan dan tulang sejati ( tulang keras).
Pengelompokan ini terutama berdasarkan zat-zat penyusun tulang. Secara fisik, tulang rawan
berbeda dengan tulang sejati. Tulang rawan tampak lebih transparan dan bersifat lentur,
sedangkan tulang sejati tampal bewarna gelap dan bersifat kaku.

1) Tulang rawan
Tulang rawan atau kartilago tidaklah sekuat struktur tulang, tetapi mereka dikenal bersifat
lentur dan disebut dengan kondrin. Tulang rawan menjadi lentur karena matriksnya
mengandung serabut-serabut kolagen dan elastik. Kandungan serabut kolagen yang tinggi
makin menguatkan tulang rawan tersebut. Kartilago tidak memiliki sel-sel saraf dan pembuluh
darah. Oleh karena itu, mereka dianggap sangat cocok untuk mengisi ruang-rung kosong antar
tulang ( sebagai sendi).Pada anak-anak, tulang rawan berasal dari jaringanMesenkim (
embrional ) tetapi pada orang dewasa dibentuk oleh perikondrium ( selaput tulang rawan )
yang banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan (kondrosit). Sel-sel tulang rawan ini

5
terletak di dalam suatu rongga kecil yang disebut lakuna.
ada stadium embrio, rangka hewan mamalia terdiri atas kartilago (tulang rawan). Pada
perkembangan selanjutnya, sebagian mengalami osifikasi (mengeras) menjadi tulang keras
dan hanya sebagian kecil yang tersisa pada stadium dewasa. Misalnya pada daun telinga,
hidung, serta antarruas tulang belakang dan tulang dada.Tulang rawan berfungsi sebagai
rangka tubuh pada awal embrio, menunjang jaringan lunak dan organ dalam, serta melicinkan
permukaan tulang dan sendi.
Ada tiga tipe kartilago, yaitu :
1. Kartilago hialin, merupakan tipe kartilago yang bersifat keras dan sedikit fleksibel. Kartilago
hialin memiliki matriks yang mengandung serabut elastis lebih banyak daripada serabut
kolagen, berwarna putih kebiruan, mengkilat, dan jernih sehingga mereka tampak seperti kaca.
Fungsinya adalah membantu pergerakan, membantu jalannya pernapasan, memberi kekuatan,
menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa, dan membantu
pergerakan persendian. Kartilago hialin ditemukan pada ujung tulang panjang, puncak hidung,
ujung tulang-tulang rusuk, laring, dan trakea.
2. Kartilago fibrosa, merupakan tipe kartilago yang bersifat lebih kuat dibandingkan kartilago
hialin. Sebab, matriks dari kartilago fibrosa terdiri atas beberapa deretan tebal serabut kolagen
dan Matriks pada jaringan ini sedikit dan berwarna gelap serta keruh. Kartilago fibrosa
dikenal tahan terhadap tekanan dan ketegangan. Fungsinya adalah untuk memberikan
kekuatan dan melindungi jaringan yang lebih dalam, memberikan sokongan dan proteksi.
Mereka anatara lain ditemukan di antara tulang-tulang vertebra dan daerah lutut,
perekatanligamen-ligamen tertentu pada tulang, persendian tulang pinggang, dan pada
pertautan antartulang kemaluan kiri dan kanan.
3. Kartilago elastic, merupakan tipe kartilago yang lebih fleksibel dibandingkan dengan kartilago
hialin, karena matriksnya paling banyak mengandung serabut elastic. Matriksnya berwarna
kuning. Fungsinya adalah memberikan fleksibelitas dan menguatkan jaringan tulang rawan .
Kartilago elastik antara lain ditemukan pada, embrio , daun telinga dan epiglottis, bronkiolus,
pembuluh.

Dalam perkembangannya, kartilago tidak mengalami proses remodeling atau perubahan


bentuk, seperti halnya yang terjadi pada tulang. Oleh karena itu, kartilago dikatakan sebagai
materi kerangka embrio yang ideal.

1) Tulang sejati ( osteon )


Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit. Osteosit di bentuk
oleh osteoblas. Osteoblas berasal dari fi broblas. Oleh karena itu, osteoblas berperan penting
dalam proses pembentukan tulang.Tulang sejati berbeda dengan tulang rawan, sebab tulan
sejati mengalami mineralisasi yaitu proses perubahan penyusunan materi organik menjadi
materi anorganik. Mineral yang dominan pada tulang ini adalah kalsium dan fosfat.
Matriksnya padat terdiri dari zat pelekat kolagen dan endapan garam-garam mineral (terutama
garam kapur atau kalsium), dan karena Usia manusia atau hewan yang makin bertambah
maka akan menurunkan kadar kolagen dan meningkatkan kadar zat kapur, proses ini
disebut pengapuran. Proses pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini banyak
terdapat di dalam tubuh menyusun rangka. Tulang sejati dapat menjadi kuat karena adanya

6
garam-garam mineral ( terutama berupa kalsium pospat ) dan serabut-serabut protein di dalam
matriks tulang. contohnya dari berat tubuh mamalia dewasa, 15% berupa tulang. Oleh karena
itu susunan tulang menjadi keras dan kaku Fungsinya adalah melindungi organ-organ tubuh
dalam yang lemah dan mengikat otot-otot. Berdasarkan strukturnya, tulang sejati ( Tulang
keras, selanjutnya akan disebut tulang saja ) dapat dibedakan atas tulang kompak dan tulang
spons.

a) Tulang kompak
Tulang kompak merupakan tipe tulang dengan matriks yang tersusun rapat dan padat,
misalnya pada tulang panjang. Secara histologi, tulang kompak telah terorganisasi dengan
rapi. Pada penampang melintang sebuah tulang panjang, sel-sel tulang yang disebut osteosit
terdapat di dalam lacuna. Lakuna merupakan rongga kecil yang tersusun di dalam lingkaran-
lingkaran kosentris mengelilingi sebuah kanal pusat ( kanal Havers ). Ruang-ruang antar
lacuna biasa berisi matriks. Di dalam matriks terdapat beberapa kanal kecil yang berperan
sebagai penghubung satu lacuna dengan lacuna lainnya dan dengan kanal Havers. Kanal-kanal
kecil itu disebut kanalikuli. Melalui kanalikuli itulah sel-sel tulang memperoleh oksegen dan
bahan makanan serta membuang limbah.

b) Tulang spons
Tulang spons merupakan tipe tulang dengan matriks yang tersusun longgar atau
berongga- rongga seperti struktur sarang lebah. Susunan matriks demikian disebuttrabekula.
Pada tulang spons tidak terdapat sistem Havers. Contohnya pada tulang-tulang pipih, tulang
pendek, Meskipun lebih ringan dibanding tulang kompak dan strulturnya berongga, tulang
spons masih termasuk kuat untuk menahan suatu tekanan. Tulang spons tidak terorganisasi
seperti tulang kompak. Letak osteosit tidak teratur di dalam trabekula. Ruang-ruang kosong
dalam tulang spons seringkali berisi tulang merah. Kanalikuli berperan menyalurkan nutrisi
dari sumsum tulang merah.

A. Bentuk Tulang
Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibedakan atas tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek,
tulang sesamoid, dan tulang tidak beraturan.

1) Tulang pipa
Tulang pipa atau tulang panjang merupakan tulang yang berbentuk seperti pipa dengan kedua
ujung membulat berbentuk bonggol. Kedua ujung tulang pipa yang membulat disebut epifise.
Sebagian besar epifise disusun oleh tulang spons yang mengandung sumsum tualng merah.
Pada epifise biasa terdapat lapisan tipis kartiligo halian tempat terjadinya persendian.
bagian tengah atau bagian yang memanjang disebut diafisae. Pada diafise terdapat rongga
besar yang berisi sumsum tulang kuning. Dinding rongga tersebut disusun oleh tulang kompak
dan dilapisi oleh suatu membrane tipis yang disebut endosteum.
Diantara epifise dan diafise terdapat metafise. Pada metafise terdapat suatu bagian yang
disebut cakra epifise.cakra epifis terdiri atas tulang rawan dan mengandung banyak osteoblas
Cakra epifise merupakan bagian tulang pipa yang dapat tumbuh memanjang terutama dalam
usia pertumbuhan.
7
Cakraepifisis orang dewasa ( sekitar umur 20 ) tidak tumbuh meninggi lagi karena sudah
menulang semua. Kemudian tulang pipa juga memiliki lapisan periostum yang menyelimuti
seluruh tulang. Periosteum, yaitu selaput yangmenyelimuti bagian luar tulang. Periosteum
mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat, dan pembuluh darah.
Periosteum merupakan tempat melekatnya otototot skeleton ke tulang dan berperan dalam
nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusuk.
Sumsum tulang-tulan pipa dibedakan atas sumsum tulang merah dan sumsum tulang
kuning. Sumsum tulang merah berperan aktif dal;am pembentukan sel-sel darah merah , sel
darah putih, dan keeping darah. Sumsum tulang kuning tidak aktif dalam pembentukan sel-
sel darah. Mereka keanyakan hanya berperan sebagai tempat penyimpanan cadangan makan
( pembentuk lemak ). Sumsum tulang kuning dapat berperan membentuk sel-sel darah jika
seorang menderita penyakit anemia hebat, misalnya karena penyakit malaria, cacing tambang,
atau pendarahan hebat.
Sumsum tulang dapat rusak karena pengaruh obat-obat sulfa yang berlebihan dan pengaruh
racun yang dikeluarkan oleh cacing tambang. Seorang anak yang masih bayi, seluruh bagian
tulangnya berisi sumsum tulang merah. Pada orang dewasa, sumsum merah hanya terdapat
pada bagian tulang yang berongga, sedangkan bagian lainnya berisi sumsum kuning.

Pada permukaan luar tulang pipa terdapat semacam selaput yang disebut periosteum.
Periosteum berperan untuk melindungi tulang dan tempat melekatnya tendon dan ligament.
Periosteum menutupi semua permukaan luar tulang, kecuali pada daerah persendian.
Periosteum mengandung bany+ak pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf. Oleh karena
itu, kerusakan pada peristeum akibat patah tulang dapat menyebabkan rasa sakit / nyeri.
Contoh tulang pipa antara lain adalah tulang paha, tulang lengan atas, tulang hasta, tulang
pengumpil, tulang betis, dan tulang kering.

2) Tulang pipih
Tulang pipih merupakan tulang yang berbentuk seperti lempengan. Tulang pipih mempunyai
dua lapisan tulang kompak, yaitu lamina eksterna dan interna ossis karnii.Kedua lapisan
dipisahkan oleh satu lapisan tulang spongiosa disebut diploe. dan di tengahnya berupa lapisan
tulang seperti bunga karang (spons) yang di dalamnya berisi sumsum merah sebagai tempat
pemben-tukan selsel darah Tulang piph berperan untuk melindungi organ-organ dibawahnya
dan tempat melekatnya otot. Contoh tulang pipih antara lain adalah tulang tengkorak, tulang
rusuk, tulang dada, dan tulang belikat.

3) Tulang pendek
Tulang pendek merupakan tulang yang strukturnya berukuran pendek dan berbentuk bulat
atau kubus. Tulang ini mempunyai inti tulang spongiosa yang dikelilingi tulang
kompak.tulang pendek berperan dalam meredam pengaruh goncangan yang keras dan terdapat
pada persendian yang kompleks. Contoh tulang pendek adalah tulang telapak tangan dan
telapak kaki., ruas – ruas tulang belakang.

4) Tulang sesamoid
Tulang sesamoid merupakan tulang kecil berbentuk biji. Tulang sesamoid terdapat di dalam
tendon yang menghubungkan tulang-tulang ke otot. Contoh tulang sesamoid adalah tulang
palela.
8
5) Tulang tidak beraturan
Tulang tidak beraturan merupakan tulang-tulang dengan bentuk tidak menetu. Contoh tulang
ini adalah tulang vertebra, tulang rahang, tulang wajah, dan tulang panggul
A. Pengertian Jaringan Pada Tumbuhan
Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang mempunyai
kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan, manusia artinya jaringan
tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan membelah, memanjang dan defrensiasinya
tak terbatas sehingga dari kemampuannya jaringannya, organisme tumbuhan ini dapat
diperbanyak dengan Vegetatif mengingat kemampuan totipotensi itu tubuh tumbuhan pun
terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan
berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan.
B. Sistem Jaringan Pada Tumbuhan
Seperti organisme lain, sel-sel tumbuhan dikelompokkan bersama-sama ke berbagai
jaringan. Jaringan ini dapat sederhana, yang terdiri dari jenis sel tunggal, atau kompleks, yang
terdiri dari lebih dari satu jenis sel. Atas dan di luar jaringan, tanaman juga memiliki tingkat
lebih tinggi dari sistem struktur jaringan tumbuhan disebut. Ada tiga jenis sistem jaringan:
jaringan dermal, jaringan pembuluh darah, dan sistem tanah jaringan.
1. Jaringan Dermal
Sistem jaringan dermal terdiri dari epidermis dan periderm. Epidermis umumnya satu
lapisan sel berdekatan. Hal kedua meliputi dan melindungi tanaman. Hal ini dapat dianggap
sebagai tanaman "kulit." Tergantung pada bagian tanaman yang meliputi, sistem jaringan
dermal dapat mengkhususkan diri sampai batas tertentu. Misalnya, kulit ari daun tanaman
yang mengeluarkan lapisan yang disebut kutikula yang membantu tanaman menahan air.
Epidermis pada tanaman daun dan batang juga mengandung pori-pori yang disebut stomata.
Penjaga sel di epidermis mengatur pertukaran gas antara tanaman dan lingkungan dengan
mengontrol ukuran bukaan stomata.
Para periderm, juga disebut kulit kayu, menggantikan epidermis pada tumbuhan yang
mengalami pertumbuhan sekunder. Para periderm yang berlapis-lapis yang bertentangan
dengan epidermis berlapis tunggal. Ini terdiri dari sel-sel gabus (phellem), phelloderm, dan
phellogen (kambium gabus). Sel gabus adalah sel tak hidup yang meliputi bagian luar batang
9
dan akar untuk melindungi dan memberikan isolasi untuk tanaman. Para periderm melindungi
tanaman dari patogen, luka, mencegah kehilangan air yang berlebihan, dan insulates tanaman.

2. Jaringan Dasar
Sistem jaringan dasar mensintesis senyawa organik, mendukung pabrik dan menyediakan
penyimpanan untuk tanaman. Hal ini sebagian besar terdiri dari sel parenkim tetapi juga dapat
mencakup beberapa collenchyma dan sel sclerenchyma juga. Sel parenkim mensintesis dan
menyimpan produk organik di tanaman. Sebagian besar metabolisme tanaman terjadi dalam
sel. Parenkim sel dalam fotosintesis kontrol daun. Sel collenchyma memiliki fungsi dukungan
pada tanaman, terutama pada tanaman muda. Sel-sel ini membantu untuk mendukung tanaman
sementara tidak menahan pertumbuhan karena kurangnya dinding sekunder dan tidak adanya
agen pengerasan di dinding utama mereka. Sel sclerenchyma juga memiliki fungsi dukungan
pada tanaman, tapi tidak seperti sel collenchyma, mereka memiliki agen pengerasan dan jauh
lebih kaku.
3. Jaringan Vaskular
Xilem dan floem seluruh tanaman membentuk sistem jaringan pembuluh darah. Mereka
memungkinkan air dan nutrisi lainnya yang akan diangkut di seluruh pabrik. Xilem adalah
terdiri dari dua jenis sel yang dikenal sebagai tracheids dan elemen kapal. Tracheids dan
elemen kapal membentuk struktur berbentuk tabung yang menyediakan jalur untuk air dan
mineral untuk perjalanan dari akar ke daun. Sementara tracheids ditemukan di semua
tumbuhan vaskular, pembuluh hanya ditemukan di angiosperma. Floem terdiri sebagian besar
dari sel yang disebut saringan-tabung sel dan sel pendamping. Sel-sel ini membantu
pengangkutan gula dan nutrisi yang dihasilkan selama fotosintesis dari daun ke bagian lain
dari tanaman. Sementara sel trakeid yang tak hidup, saringan-tabung dan pendamping sel-sel
floem yang hidup. Companion sel memiliki inti dan aktif gula transportasi masuk dan keluar
dari saringan-tabung.
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :
1. Jaringan meristem/muda
2. Jaringan dewasa
10
1.Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah dan jaringan ini
relatif sangat muda , sitoplasmanya penuh , mempunyai kemampuan totipotensi yang
tinggi karena kemampuan membentuk jaringan yang lain berupa jaringan dewasa.
Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam

A. Jaringan Meristem Primer


Jaringan meristem ini pada tumbuhan pada bagian organ yang paling muda.
Merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embriona/tunas/ lembaga
mempunyai kemampuan untuk membelah, memanjang dan berdefrensiasi serta
specialisasi membentuk jaringan yang dewasa.

 jaringan ini cenderung menghasilkan hormon auksin sehingga membuat terjadinya


pembelahan yang terus menerus kearah memanjang.
 letak Jaringan ini di ujung batang, ujung akar yang kemudian dikenal dengan meristem
apikal yang mengarah je dominansi apikal
 Pertumbuhan jaringan meristem primer ini sering disebut pertumbuhan primer.
 jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang bukan
melebar.

B. Jaringan Meristem Sekunder


Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan meristem
primer yang melakukan defrensiasi dan spesialisasi merupakan jaringan dewasa namun
mempunyai kemampuan totipotensi lagi jaringan ini berada di bagian tengah dari organ
untuk melakukan pembentukan jaringan yang berbeda dari yang sebelumnya. Pertumbuhan
jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Pertumbuhannya kearah
membesar sehingga menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan
meristem sekunder yaitu kambium.
11
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal,
meristem interkalar dan meristem lateral.
1. Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang.
Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan
memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang
terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
2. Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan
meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar
adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel meristem interkalar
menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
3. Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan
skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah
besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium.
Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan
membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti melaukakan totipotensi, jaringan ini
hanya membelah tetapi tidak melakukan defrensiasi membentuk jaringan lain.
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam
a. Jaringan Epidermis
 Jaringan yang letaknya paling luar
 Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel hidup berbentuk pipih selapis yang berderet
rapat tanpa ruang antar sel.
 Tidak mengandung khlorofil kecuali pada epidermis tumbuhan Bryophita dan
Pterydophyta serta sekitar epidermis pada sel penutup stomata
 Bentuk sel jaringan epidermis seperti balok
 Mengalami modifikasi membentuk aneka ragam sel yang sesuai dengan fungsinya
 Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya
sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis.
12
Fungsi jaringan epidermis antara lain :
 Pelindung/Proteksi jaringan didalamnya
 Tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali akar yang muda, bisa kemasukan air
karena osmosis
 Peresap air dan mineral pada akar yang muda.
 Oleh karena itu akar-akar yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan-
tonjolan yang disebut bulu akar.

· Untuk penguapan air yang berlebihan. Bisa melalui evaporasi atau gutasi
Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang permukaannya
bergabung
b. Jaringan Parenkim
Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum
berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman
pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama
(isodiametrik) dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang
tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim.
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit
akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam.
Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-
rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh
tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
 Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan
berfungsi untuk fotosintesis.
 Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang
berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam
sitoplasma.
13
 Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada
tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.
 Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara
karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan
daun tumbuhan hidrofit.

c. Jaringan Penguat/Penyokong
Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan meliputi 2 jaringan yaitu
Jaringan Kolenkim
Kolenkim terdiri dari sel-sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan penebalan
pada dinding sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh. Umumnya terletak pada bagian
peripheral batang dan beberapa bagian daun. Dinding sel yang plastis dan fleksibel pada
kolenkim member dukungan yang cukup untuk sel-sel tetangganya. Karena kolenkim
jarang menghasilkan dinding sel sekunder, jaringan ini tampak sebagai sel-sel dengan
penebalan dinding sel yang ekstensif.
Hubungan erat antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang dimana
kedua jaringan ini terletak bersebelahan. Banyak contoh menunjukkan tidak adanya batas
khusus antara kedua jaringan, karena se-sel dengan ketebalan sedang ada antara kedua jenis
jaringan yang berbeda ini.
Jaringan Sklerenkim
Sklerenkim adalah jaringan pendukung pada tanaman.
 Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat
tebal.
 Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa (gambar
jaringan sklerenkim).
 Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe: serat (fibre)
atau sklereid.
 Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada penampang
membujur (longitudinal section; L.S.),
14
 sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh
tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
 Terdapat pada bagian keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh
sel-sel batu (stone cell, sklereid).
 Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan
jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
 Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin,
sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras.
 Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid
d. Jaringan Pengangkut/ Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh terdiri dari xilem dan floem. Kedua jaringan ini disebut jaringan
kompleks karena terdiri dari berbagai jaringan yang berbeda struktur dan fungsinya. Fungsi
utama xylem adalah mengangkut air serta zat-zat yang terlarut didalamnya. Floem berfungsi
mengangkut zat makanan hasil fotosintesis.
Jaringan pengangkut pada tanaman sering disebut jaringan vaskular Disebut jaringan
vascular karena sarana transportasi atau pengangkutannya berupa pembuluh pembuluh
(vasculer). Pembuluh (vasculer) itu untuk membawa air dan larutan ke seluruh tanaman
Floem dan xylem dipisah oleh beberapa baris sel meristem berdinding tipis yang
disebut cambium.
1. Xylem
Yang merupakan karakteristik sel sel xylem adalah berkas pengangkut dan trakeid
yang memiliki dinding sel tebal mengandung lignin dan merupakan pengangkut air. Trakeid
berbentuk memanjang, serupa dengan serat tapi berdiameter lebih besar. Pada penampang
melintang berkas pengangkut tampak besar dan bulat pada jaringan xylem.
2. Floem
Floem terdiri dari unsur tapis (sel tapis dan komponen pembuluh tapis), sel pengiring
/ sel pengantar, parenkim dan serabut / serat floem. Berdasarkan asal terbentuknya terbagi
menjadi floem primer dan floem sekunder. Floem primer berasal dari prokambium sedangkan
floem sekunder berasal dari kambium. Berdasarkan proses terbentuknya floem primer terdiri
15
dari protofloem dan metafloem. Protofloem adalah floem primer yang pertama kali
terbentuk sedangkan metafloem terbentuk kemudian. Protofloem menjadi dewasa dalam
bagian tumbuhan yang masih mengalami pembentangan. Elemen tapis membentang dan
segera kehilangan fungsinya. Elemen floem primer pada Anggiospermae biasanya sempit dan
tidak menyolok. Sel pengantar tidak selalu ada. Bagian floem yang berfungsi dalam
pengangkutan adalah bagian kulit kayu paling dalam.

Jaringan pengangkut (xilem dan floem)


Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas dua macam, yaitu xilem dan floem. Kedua
jaringan ini saling mendukung satu sama lain dalam sistem transportasi tumbuhan.
a. Xilem (Pembuluh Kayu)
Xilem atau pembuluh kayu berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar
menuju daun. Xilem ini terdiri atas sel-sel trakea, trakeid, serabut xilem, dan sel-sel jaringan
parenkim xilem.
Trakea yang mempunyai nama lain elemen pembuluh, merupakan bagian dari xilem yang
tersusun atas sel-sel dan berbentuk tabung yang paling berhubungan pada ujung-ujungnya. Di
bagian dinding ujung sel trakea mengalami reduksi dan berubah menjadi lubang-lubang
preforasi.
Berbeda dengan trakea, bentuk sel trakeid adalah lancip dan panjang dengan keadaan
dinding sel yang berlubang-lubang. Lubang-lubang inilah yang kita kenal sebagai noktah.
Keadaan dinding sel xilem tebal, penebalan ini disebabkan oleh kandungan zat lignin (zat
kayu) yang membentuknya.

16
Pembentuk jaringan xilem yang lain adalah serabut xilem. Serabut xilem tersusun oleh
sel-sel yang panjang dengan ujung yang meruncing. Keadaan dinding sel serabut xylem tebal
dan memiliki noktah yang lebih sempit jika dibandingkan dengan noktah pada trakeid. Sel-sel
jaringan parenkim pada xylem berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
b. Floem (Pembuluh Tapis)
Nama lain jaringan floem adalah jaringan pembuluh tapis. Jaringan ini berperan
penting dalam proses pengangkutan zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan. Floem terdiri atas buluh tapis, sel pengiring, parenkim, dan serabut floem
(sklereid).Sel-sel buluh tapis pada floem merupakan sel-sel yang berbentuk tabung, bagian
ujungnya berlubanglubang. Tabung buluh tapis ini akan membentuk saluran yang saling
berhubungan satu sama lain dari pangkal hingga ke ujung tumbuhan. Saluran-saluran
pembuluh ini berdekatan dengan sel-sel pengiring.
Bentuk sel pengiring adalah silinder. Ukuran sel-selnya lebih besar dibandingkan
dengan sel-sel penyusun buluh tapis. Sel-sel pengiring juga mengandung plasma yang
pekat. Sel-sel yang menyusun serabut floem bentuknya panjang dengan keadaan ujung-
ujung saling berimpitan. Keadaan dinding selnya tebal dan berperan sebagai penguat
jaringan floem

Jaringan parenkim floem tersusun atas sel-sel yang hidup dan memiliki dinding
primer yang memiliki lubang-lubang kecil bagian tersebut disebut noktah halaman. Sel-sel
jaringan parenkim floem ini tempat menyimpan zat tepung, damar, dan kristal-kristal pada
tumbuhan.
17
c. Pengertian Jaringan Hewan
Jaringan adalah kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk
membentuk suatu organ. Jenis jaringan yang umumnya dimiliki oleh vertebrata dan
manusia ada empat macam, yaitu jarinan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan
saraf.

Berdasarkan jumlah lapisan embrionya, hewan dibagi menjadi:

1. Hewan diploblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas lapis.

Contoh: Coelenterata, tidak mempunyai mesoderm.

2. Hewan triploblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas 3 lapis.

Contoh: cacing tanah, siput, Arthropoda, dan Chordata.

Jaringan Epitel

Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi seluruh permukaan tubuh. Jaringan epitel
membatasi antara organ-organ tubuh dengan rongga tubuh. Jaringan yang melapisi lapisan
luar tubuh disebut epithelium. Jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh
disebut mesotelium. Jaringan epitel yang membatasi organ dalam tubuh disebut endothelium.

 Ciri-ciri jaringan epitel sebagai berikut :


 Melaksanakan fungsi absorpsi dan proteksi atau sebagai kelenjar.
 Sel-sel epitel terikat oleh zat pengikat(semen) sehingga hamper tidak ada ruangan
antarsel.
 Sel-sel epitel melekat pada lamina basalis yang berfungsi mengkat jaringan dengan
jaringan dengan bagian yang ada di bawahnya.

Jaringan epitel dapat dogolongkan menjadi beberapa kelompok.

a. Berdasarkan Bentuk dan Jumlah Lapisan Sel

18
Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel dibedakan menjadi 3 macam, yaitu epitel pipih,
epitel batang (silinder), dan epitel kubus. Berdasarkan jumlah lapisannya, jaringan epitel
dapat dibedakan menjadi :

 Epitel Simpleks (satu lapis sel)


 Epitel Kompleks ( beberapa lapisan sel)

1. Epitel Silindris Berlapis

Epitel silindris berlapis tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk silinder. Epitel
silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring.

2. Epitel Pipih Berlapis

Epitel pipih berlapis tersusun atas beberapa lapis sel-sel pipih. Sel-sel epitel pipih memiliki
sitoplasma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat. Jaringan ini di antaranya terdapat pada
rongga mulut, rongga hidung, Dan kerongkongan. Sesuai dengan jumlah lapisannya yang
banyak, jaringan ini berperan sebagai pelindung, misalnya terhadap gesekan.

3. Epitel Kubus Selapis

Jaringan ini tersusun atas selapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus selapis di antaranya
terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal. Struktur
jaringan ini sangat sesuai untuk proses absorpsi dansekresi.

4. Epitel Kubus Berlapis

Jaringan ini tersusun atas beberapa lapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus berlapis terdapat pada
mulut, kerongkongan, dan kelenjar keringat pada kulit. Sesuai dengan strukturnya, jaringan ini
berperan sebagai pelindung dari gesekan.

5. Epitel Silindris Selapis

Epitel silindris selapis tersusun atas sel-sel berbentuk silinder. Pada jaringan ini, biasanya terdapat sel-
sel goblet. Sel goblet berfungsi dalam menghasilkan lendir (mucus) yang berperan dalam
mempermudah penyerapan makanan (absorpsi). Biasanya, jaringan ini terdapat pada usus halus dan
saluran pencernaan lainnya.

19
6. Epitel Silindris Berlapis

Epitel silindris berlapis tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk silinder. Epitel silindris
berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring. Jaringan ini berperan
dalam proses sekresi. Biasanya, jaringan ini berada pada lapisan paling luar.

7. Epitel Silindris Berlapis Semu Bersilia

Epitel silindris berlapis semu bersilia tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel tidak sejajar sehingga
seolah-olah epitel tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada jaringan ini terdapat silia yang berfungsi
menggerakkan partikel yang berada di atasnya. Misalnya, kotoran atau debu tidak akan masuk ke
dalam paru-paru karena digerakkan oleh silia pada sel-sel saluran pernapasan.

8. Epitel Transisi

Epitel transisi terdiri atas berlapis-lapis sel. Akan tetapi, sel-sel penyusun jaringan ini selalu berubah
bentuknya. Pada keadaan tegang, sel-sel tersebut berbentuk lebih pipih dan panjang. Adapun pada
keadaan normal (relaksasi), sel-selnya berbentuk bulat dan besar. Jaringan ini banyak terdapat di
kandung kemih, saluran ureter dan ginjal.

9. Epitel Kelenjar

Epitel kelenjar tersusun atas, beberapa jaringan epitel yang memiliki peran dalam penyerapan
(absorpsi) dan menyekresikan senyawa kimia. Misalnya, sel-sel epitel yang terdapat pada rongga
(lumen) dari rongga pencernaan memiliki kemampuan untuk menyekresikan mucus. Mucus tersebut
berfungsi menjaga kelembapan permukaan organ pencernaan.

Jaringan Ikat

Jaringan pengikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan tengah embrio).
Selain menjadi jaringan pengikat (darah, tulang rawan, tulang, dan lemak), mesenkim juga menjadi
jaringan lain berupa otot, pembuluh darah, beberapa kelenjar, dan epitelium. Letak sel-sel jaringan
pengikat tidak berhimpitan rapat (berpencar-pencar), jika berhubungan hanya pada ujung-ujung
protoplasmanya.Jaringan pengikat mempunyai beberapa fungsi, yaitu untuk melekatkan suatu
jaringan dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi rongga di antara organ-organ, dan
menghasilkan imunitas.

20
B. Komponen Jaringan Pengikat
1. Matriks

Matriks tersusun oleh serabut-serabut dan bahan dasar.

1. Serabut

Serabut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut
retikular.

 Serabut Kolagen

Serabut kolagen mempunyai daya elastisitas rendah, daya regang sangat tinggi, berwarna
putih, dan bentuknya berupa berkas-berkas beragam. Serabut kolagen terdapat pada tendon
(penghubung otot dengan tulang) dan jaringan pengikat longgar.

 Serabut Elastin

Serabut elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari serabut kolagen,
dan bentuknya seperti bangunan bercabang-cabang dan tebal. Serabut elastin tersusun oleh
protein dan mukopolisakarida.

 Serabut Retikular

Serabut retikular mempunyai daya elastisitas rendah. Hampir sama dengan serabut kolagen,
tetapi ukurannya lebih kecil. Serabut ini berperan menghubungkan antara jaringan pengikat
dengan jaringan lainnya.

b. Sel-Sel Jaringan Pengikat

Beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks sebagai berikut.

 Fibroblast

Fibroblast berfungsi mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut.

 Makrofag

Makrofag berfungsi dalam pinositosis dan fagositosis.

 Sel Tiang (Sel Mast)

21
Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin.

 Sel Lemak

Sel lemak berfungsi menyimpan lemak.

 Berbagai Jenis Sel Darah Putih

Sel darah putih berfungsi melawan pathogen (berupa bakteri, virus, atau Protozoa) yang menimbulkan
penyakit.

b Macam-Macam Jaringan Pengikat

1. Jaringan Pengikat Biasa

Jaringan pengikat biasa dibedakan menjadi jaringan pengikat longgar dan jaringan pengikat padat.

a) Jaringan Pengikat Longgar

Jaringan ini mempunyai cirri-ciri utama yaitu susunan serat-seratnya yang longgar. Matriksnya
berupa cairan lendir (mucus). Pada matriks terdapat berkas serabut kolagen yang fleksibel, tetapi
tidak elastis. Jaringan pengikat longgar terdapat di sekitar pembuluh darah, saraf, dan sekitar
organ tubuh.

b) Jaringan Pengikat Padat

Jaringan ini mempunyai struktur serat-serat terutama kolagen yang padat. Jaringan pengikat padat
dibedakan menjadi jaringan-jaringan pengikat padat teratur dan tidak teratur. Jaringan pengikat
padat teratur misalnya pada tendon. Sementara itu, jaringan pengikat padat tidak teratur misalnya
di lapisan bawah kulit.

2. Jaringan Pengikat dengan Sifat Khusus

Jaringan pengikat dengan sifat khusus terdiri atas jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan
tulang keras, serta darah dan limfa.

a) Jaringan Tulang Rawan

Sel tulang rawan disebut kondrosit. Jaringan tulang rawan (kartilago) terdiri atas kartilago hialin,
kartilago fibrosa, dan kartilago elastis.

22
(1) Kartilago Hialin

Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna putih kebiru-biruan, dan tembus
cahaya. Kartilago hialin terdapat pada ujung tulang keras, cakram epifisis, persendian, dan saluran
pernapasan (dari hidung sampai dengan bronkus). Kartilago hialin berfungsi untuk memberi kekuatan,
menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa, dan membantu pergerakan
persendian.

(2) Kartilago Fibrosa

Kartilago fibrosa mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar sehingga matriksnya berwarna
gelap dan keruh. Kartilago fibrosa terdapat pada ruas-ruas tulang belakang, simfisis pubis, dan
persendian. Kartilago fibrosa berfungsi untuk menyokong dan melindungi bagian di dalamnya

(3) Kartilago Elastis

Kartilago elastis mengandung serabut elastis dan serabut kolagen. Matriksnya berwarna keruh
kekuning-kuningan. Kartilago ini lebih elastis dari kartilago yang lain sehingga mudah pulih posisinya.
Kartilago ini terdapat diepiglotis, daun telinga, dan bronkiolus. Kartilago elastis berfungsi untuk
memberi fleksibilitas dan sebagai penyokong.

b) Jaringan Tulang Keras(Osteon)

Sel tulang disebut osteosit yang dibentuk oleh osteoblast. Antara osteosit yang satu dengan yang lain
dihubungkan olehkanalikuli. Matriks osteoblast mengandung kalsium fosfat yang memperkeras matriks
sehingga tulang lebih keras daripada tulang rawan. Pada tulang keras atau kompak, sel-sel tulang
tersusun membentuk sebuah sistem yang disebut sistem Havers. Bagian tengah sistem Havers terdapat
saluran disebut saluran Havers yang berisi pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf. Di antara dua
saluran Havers dihubungkan oleh saluran Volkman. Di sekeliling sistem Havers terdapat lapisan tulang
yang disebut lamela. Pada lamela-lamela inilah terdapat osteosit (sel-sel tulang) yang menempati lakuna
(rongga) yang tersusun secara konsentris.

c) Jaringan Darah

Darah merupakan jaringan pengikat. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler.
Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan substansi padat.Substansi cair disebut plasma darah,
sedangkan substansi padat berupa sel-sel darah. Ada tiga tipe sel darah, yaitu eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping-keping darah).

23
Darah mempunyai beberapa fungsi berikut.

(1) Mengangkut sari makanan, O2, dan hormon ke sel-sel tubuh.

(2) Mengangkut zat sisa dan CO2 dari sel-sel tubuh.

(3) Mengatur suhu badan.

(4) Leukosit dapat berfungsi untuk melawan penyakit.

(5) Menutup luka dengan pembekuan darah.

(d) Jaringan Limfa (Jaringan Getah Bening)

Limfa merupakan suatu cairan yang dikumpulkan dari berbagai jaringan dan kembali ke aliran darah.
Komponen selular berupa limfosit dan granulosit (neutrofil, eosinofil, dan basofil). Fungsi limfa adalah
mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem peredaran

Jaringan Otot

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Jaringan ini berfungsi melakukan pergerakan pada berbagai
bagian tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi karena di dalamnya terdapat serabut kontraktil yang
disebut miofibril. Jaringan otot dapat dibagi menjadi jaringan otot polos, otot lurik (seran lintang), dan
otot jantung.

a. Otot Polos

Otot polos mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya meruncing.
Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan bentuknya pipih. Misalnya
pada pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan, kandung kemih, dan saluran pernapasan.
Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran
pencernaan.

b. Otot Lurik

Sel atau serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut panjang. Otot lurik bekerja di bawah kehendak
(otot sadar) sehingga disebut otot volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf pusat.
Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena
biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Otot lurik berfungsi sebagai alat

24
gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan
tubuh.

c. Otot Jantung

Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Setiap sel otot jantung mempunyai satu atau dua
inti yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot jantung bekerja di luar kehendak (otot tidak sadar)dan
selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung berlangsung secara otomatis,
teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Ciri khas otot jantung adalah mempunyai diskus
interkalaris.

Jaringan Saraf

Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf ini mempunyai struktur bercabang-
cabang ke berbagai bagian tubuh untuk mengatur aktivitasnya. Neuron mendapat suplai makanan
melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron terdiri atas bagian-bagian berikut.

a. Badan sel saraf yang mengandung inti sel dan neuroplasma.

b. Neurit atau akson atau cabang panjang, berfungsi membawa impuls meninggalkan badan sel saraf.

c. Dendrit atau cabang pendek, berfungsi membawa impuls ke badan sel saraf.

Akson dikelilingi oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann. Akson diselubungi oleh selaput yang
dinamakan neurilema. Bagian akson yang tidak tertutup oleh selubung mielin dinamakan nodus
Ranvier. Titik pertemuan antara terminal akson yang satu dengan neuron yang lain disebut sinapsis.
Titik pertemuan (sinapsis) ini berfungsi meneruskan rangsang ke sel saraf yang lain dengan cara
mengeluarkan bahan kimia yang disebut neurotransmiter.

Berdasarkan cara memindahkan rangsang dan posisi yang ditempati, neuron dibedakan menjadi tiga
sebagai berikut.

a. Neuron Afferent (Neuron Sensorik)

Neuron afferent menyampaikan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) kepada sistem saraf
pusat (otak dan sumsum tulang belakang).

b. Neuron Intermedier (Interneuron)

Neuron intermedier menyampaikan impuls dari neuron sensorik atau dari neuron intermedier yang lain

25
ke neuron motorik.

c. Neuron Efferent (Neuron Motorik)

Neuron efferent menyampaikan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan
respon. Badan sel saraf terletak di pusat saraf dan ganglion. Ganglion adalah kumpulan badan sel saraf
yang letaknya tertentu, misalnya di kiri-kanan sumsum tulang belakang. Sel saraf mempunyai beberapa
fungsi berikut.

a. Merespon perubahan lingkungan (iritabilitas).

b. Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun sebaliknya (konduktivitas).

c. Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau menghindar.

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi sama. Cabang ilmu Biologi
yang memepelajari khusus tentang jaringan disebut histology. Jaringan pada hewan dibedakan
menjadi 4, yaitu : Jaringan Epitelium, Jaringan Pengikat, Jaringan Otot, dan Jaringan Saraf.
Keempat jaringan tersebut mempunyai fungsi dan karakteristik tersendiri. Jaringan epitel dibagi
lagi menjadi jaringan yang berbentuk pipih, kubus, dan silindris. Jaringan pengikat dibagi
menjadi pengikat biasa, khusus, penyokong, dan penghubung. Untuk jaringan otot dibagi
menjadi otot polos, lurik, dan jantung. Sementara jaringan saraf memiliki bagian-bagian
tertentu seperti badan sel, akson, dan lainnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://nabilaarifannisa.blogspot.com/2012/06/jaringan-tulang.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan
Soerodikoesoemo, Wibisono, dkk, 1993, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, Penerbit,
DepdikbudJakarta. http://yayanajuz.blogspot.com/2012/03/sistem-jaringan-tumbuhan.html
http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/05/jaringan-pada-
tumbuhan.htmlhttp://zonemakalah.blogspot.com/2012/03/jaringan-meristem-dalam-
struktur.html

Anda mungkin juga menyukai