Anda di halaman 1dari 11

MUHAMMAD IRFAN SATRIA MULIA – 1102016135 - FKB

MUHAMMAD IRFAN SATRIA MULIA – 1102016135 - FKB

I. ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT


 Kulit adalah organ terbesar pada tubuh manusia.
 Kulit yang tidak berambut disebut Kulit Glabrosa ; ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki. Memiliki relief yang jelas di permukaan-nya yang disebut
Dermatoglyphics. Kulit Glabrosa kira kira 10x lipat lebih tebal dibandingkan dengan kulit yang paling tipis
 Kulit Glabrosa kaya akan kelenjar keringat tetapi miskin kelenjar Sebasea
 Kulit yang berambut selain memiliki banyak folikel juga memiliki Kelenjar Sebasea

 Fungsi Kulit:
Perlindungan Fisik Kosmetis
Perlindungan Imunologik
Ekskresi
Pengindera
Pengaturan Suhu Tubuh
Pembentukan Vit D
MUHAMMAD IRFAN SATRIA MULIA – 1102016135 - FKB

LAPISAN KULIT:
1. EPIDERMIS
Lapisan Kulit yang senantiasa Beregenerasi, berespon terhadap rangsangan dari luar maupun dalam tubuh manusia.
Tebal bervariasi antara 0,4 – 1,5 mm.
Penyusun terbesar epidermsi adalah Keratinosit
Terselip di antara keratinosit adalah Sel Langerhans dan Melanosit

1.A Stratum Basalis


Keratinosit Stratum Basalis berbentuk toraks, berjajar di atas lapisan Struktural yang disebut Basal Membran Zone
Terdapat 3 subpopulasi keratinosit di stratum basalis:
1. Sel Punca (Stem Cells)
- Sel ini lambat membelah diri. Biasanya aktif saat terjadi kerusakan luas epidermis yang membutuhkan regenerasi cepat.
2. Transient amplifying cells (TAC)
- Sesuai namanya, aktif bermitosis dan merupakan subpopulasi terbesar stratum basalis
3. Sel Pascamitosis
- Sel yang telah mengalami beberapa kali membelah diri dan siap bermigrasi ke lapisan di atas stratum basalis
Mengandung Sitoskeleton yang memberi kekuatan pada keratinosit untuk menahan gaya mekanik pada kulit
Sitoplasma Keratinosit banyak mengandung Melanin, pigmen warna yang tersimpan dalam melanosom. Melanin berfungsi memberikan warna secara
keseluruhan pada kulit seseorang
Sel Merkel berfungsi sebagai reseptor mekanik atau Mechanoreseptor terutama berlokasi pada kulit dengan sensitivitas raba yang tinggi

1.B Stratum Spinosum


Keratinosit Stratum Spinosum memiliki bentuk poligonal, berukuran lebih besar daripada keratinosit Stratum Basal
Terdapat penyambung antar keratinosit yang disebut Desmosom
Desmosom mengandung berbagai protein struktural seperti Desmoglein dan Desmokolin yang berfungsi sebagai pemberi kekuatan pada epidermis untuk
menahan trauma fisik di permukaan kulit
Keratinosit pada stratum ini juga membentuk struktur khusus yang disebut Lamellar Granules (LG). Struktur ini terdiri dari berbagai protein dan lipid seperti
glikoprotein, glikolipid, fosfolipid, dan yang terpenting adalah Glukosilseramid yang kelak akan berperan membentuk sawar lemak pada stratum korneum
MUHAMMAD IRFAN SATRIA MULIA – 1102016135 - FKB

Sel Langerhans berfungsi sebagai pertahanan imunologik manusa

1.C Stratum Granulosum


‘ Mengandung Keratohyaline granules (KG) yang mengandung Profilagrin dan Loricrin yang penting dalam pembentukan Comfied cell envelope .
Mengalami apoptosis
Beberapa molekul Filagrin nanti akan dipecah menjadi molekul Asam Urokanat yang memberikan kelembaban Stratum Korneum dan menyaring sinar UV
CCE akan menjadi bagian dari sawar kulit di Stratum Korneum

1.D Stratum Korneum


Mengandung Matriks lipid ekstraselular ampuh menahan kehilangan air dan juga mengatur permeabilitas, deskuamasi, aktivitas peptida antimikroba, eksklusi
toksin dan penyerapan kimia secara selektif
Korneosit berperan dalam pemberi penguatan terhdap Trauma mekanis

2.DERMIS
Berfungsi memberi ketahanan pada kulit, termoregulasi, perlindungan imunologik, dan ekskresi
Fungsi diatas dapat dilakukan dengan baik karena struktur fibrosa dan filamentosa, ground substance, dan selular yang terdiri atas endotel, fibroblas, sel
radang, kelenjar, folikel rambut dan saraf
Serabut Kolagen yang membentuk sebagian besar Dermis
Ground Substance terbentuk dari Proteoglikan dan Glikosaminoglikan yang dapat menyerap dan mempertahankan air dalam jumlah besar sehingga berperan
dalam pengaturan cairan dalam kulit dan mempertahankan growth factors dalam jumlah besar
Terdapat Fibroblas yang memproduksi protein matriks jaringan ikat dan serabut kolagen serta elastik di dermis

3.SUBKUTIS
Terdiri atas jaringan lemak yang mampu mempertahankan suhu tubuh dan merupakan cadangan energi, juga menyediakan bantalan yang meredam trauma
melalui permukaan kulit.
MUHAMMAD IRFAN SATRIA MULIA – 1102016135 - FKB

4.ADNEKSA KULIT
4.A Folikel Rambut 4.B Kelenjar Ekrin

Kelenjar Ekrin berada pada epidermis dan dermis. Bagian di


epidermis disebut Akrosiringium. Bagian Sklerotik kelenjar ekrin
terletak di dermis dalam, dekat perbatasa subkutis.

Fungsi Utama Kelenjar Ekrin:


1. Mengatur penglepasan Panas
2. Ekskresi air dan elektrolit
3. Mempertahankan keasaman permukaan kulit sehingga mencegah
kolonisasi kuman patogen
MUHAMMAD IRFAN SATRIA MULIA – 1102016135 - FKB

II.DERMATOFITOSI
ciri khas tinea: papul, merah, batas tegas, eritem tidak rata, pinggir lebih aktif, tengah central healing, basah
Tinea kapitis Tinea barbae Tinea korporis Tinea kruris Tinea pedis et manus Tinea unguium
= ringworm of the scalp = tinea sikosis, barber’s itch = tinea sirsinata, tinea = tinea inguinalis, jockey itch, = Athlete’s foot, ringworm of = dermatophytic onychomyco-sis,
glabrosa, kurap, herpes sircine eczema marginatum, ringworm the foot, kutu air ringworm of the nail
trichophy-tique, Scherende of the groin, dhobi itch
Flecthe
kulit dan rambut kepala dagu dan jenggot, kumis bagian lainnya yang tidak genitokrural, sekitar anus, kaki dan tangan kuku jari tangan dan kaki

(rambut terminal wajah laki) disebutkan 5 tinea yang lain bokong, kdng perut bagian kulit dorsum dan plantar,
kulit tidak berambut, kulit bawah, lipat paha, inguinal, sela-sela jari (intertriginosa)
halus genitalia, pubis, perianal,
kec: telapak tangan dan perineal
inguinal
Dermatofita, kecuali T.rubrum, T.mentagrophytes, T.rubrum, T.mentagrophytes, T.rubrum, T.mentagrophytes, T.rubrum, T.mentagrophytes T.rubrum, T.mentagrophytes,
E.floccosum dan T.violaceum T.violaceum, M.gypseum, E.floccosum var. interdigitale, E.floccosum, E.floccosum
T.concentricum M.canis, M.auduoini candida
anak 3-14 tahun dewasa (petani, perah susu) dewasa (panas, keringat, dewasa (tukang cuci, petani,
kebersihan kurang) atlet, tentara)
penularan dari kucing dan kontak langsung dengan ternak langsung autoinokulasi, via
Anjing kuda, anjing tornites
MUHAMMAD IRFAN SATRIA MULIA – 1102016135 - FKB

radang berat: T.mentagrophy- GK: UNILATERAL! GK: ASIMETRIS GK: ASIMETRIS GK: biasa dari distal, kuku suram,
tes, T.verrucosum tipe: bercak/plakat batas tegas, gelap, rapuh, mudah rusak,
jarang: T.rubrum (tapi ada) 1. inflammatory kerion oval, meluas sentrifugal, permukaan menebal, detritus di
2. superfisial: folikulitis tepinya aktif, central healing, bawahkuku banyak elemen jamur
Bakterial anular, polisiklik kronis, sangat kronis, sulit
3. sirsinata: T.sirsinata pd kulit sangat gatal (+) disembuhkan!
Glabrosa gatal (+) berkeringat makin gatal
anak: tanda radang lebih Subkelas T.unguium:
eritem, papul, skuama meluas terlihat krn infeksi yg pertama kronis: skuama + liken + kronis: fissura2 (kulit pecah) 1. subungual distal
ke luar, gambaran polisiklik, Kali hiperpigmentasi - paling sering

kerion juga bisa kronis: tanda aktif hilang, hny - distal/distolateral proksimal

ada hiperpigmentasi - putih kuning cokelat, onikolisis,
menebal, rapuh, hiperkeratosis
Tinea imbricata (Dayakse subungual
Schurft = Tokelau) 2. subungual proksimal

- T.concentricum - paling jarang,proksimal distal
- khas tinea korporis 3. leukonikia trikofita/mikofita
- okoosentris, genteng, sisik - bercak putih-kuning pudar, batas
(++) tegas, kasar, rapuh, bercak bisa
- konfluens, batas tidak tegas dikerok

- gatal (awal) tanpa - permukaan kuku kaki
keluhan (menahun)
- mirip iktiosis
DD: DD: DD: DD tinea pedis: PP semua tinea:

dermatitis seboroik dermatitis kontak intertrigo kandidosis interdigital KOH 10-20% pada sediaan kulit
Psoriasis dermatitis numularis eritrasma retensi keringat struktur seperti tabung, multipel,
alopesia areata dermatitis seboroik dermatitis seboroik dermatitis kontak alergik bersepta (terbagi oleh sekat),
LE discoid pitiriasis rosea Psoriasis dermatitis atopik dan bercabang (hifa atau miselia),
Trikotilomania psoriasis Kandidiasis psoriasis pustulosa maupun spora berderet (arthro-
Folikulitis eritema anularis sentrifugum skabies pada kaki spora) pada kelainan kulit lama
DD tinea manus: dan/atau sudah diobati. Sediaan
dishidrosis dilihat dibawah mikroskop dengan
Sistemik Topikal Tinea pedis cahaya yang minim.
Griseofulvin Antijamur Umum
- ultramicrosize Imidazol atau Alilamin hilangkan faktor predisposisi
dosis tunggal 10-15 mg/kg digunakan pagi dan sore selama minimal 2-4 migngu - kaos kaki serap keringat dan
- microsize 5-25 mg/kg dioleskan sampai 3 cm di luar batas lesi diganti tiap hari
diberikan brg makanan lemak diteruskan sampai minimal 2 minggu setelah sembuh - kaki bersih dan kering
lama: min 6-8 mg sampai 3-4 Sistemik (bila topikal gagal) - hindari sepati tertutup, sepatu
Bln Griseofulvin sempit, sepatu OR
Itrakonazol - microsized 500-1000mg/hari selama 2-6 minggu - setelah mandi bedak anti
100 mg/hari selama 5 mg Ketokonazol jamur di sela-sela jari kaki
(3-5 mg/kg) evaluasi 12 200 mg/hari selama 4 minggu Khusus
Minggu Itrakonazol Sistemik
Terbinafin 100 mg/hari selama 2 minggu, atau Antibiotik sistemik

62,5-250 mg/hari selama 6 mg 200 mg/hari selama 1 minggu infeksi sekunder
3-6 mg/kg/hari selama 4 mg Terbinafin Topikal
Antibiotik sistemik 250 mg/hari selama 1-2 minggu Rendam kaki larutan kalium
MUHAMMAD IRFAN SATRIA MULIA – 1102016135 - FKB

pada kerion permanganat 1/5000 atau


Kortikosteroid oral larutan karbonat natrikus
pada kerion Obat antijamur
0,5-1 mg/kg selama 2-4 mg Salep Whifield setelah kaki
Topikal direndam larutan rendaman
Sampo ketokonazol 2% Ketokonazol 2%
Sampo selenium sulfide 2,5%
Tinea manus sama krg lebih dgn
tinea kruris korporis
lihat tabel Tinea pedis lihat tabel
Tinea manus

TINEA KAPITIS
1. Grey patch ringworm/ 2. Kerion/ 3. Black dot ringworm 4. Tinea favosa
noniflammatory/human/epidemic tipe inflammatory
M.auduoini (tanda radang minimal) M.canis dan M..gypseum (jelas gambaran) T. tonsurans dan T.violaceum (end) T. schoenleini
M.ferrugineum (ext A) T.tonsurans dan T.violaceum (tidak jelas) T.schoenleini T.violaceum dan M.gypseum

>anak >dewasa, P sebelum remaja dewasa
 
papul merah kecil bercak tegas folikulitis pustular kerion (boggy mass studded rambut infeksi patah tepat di muara folikel, infeksi dermatofit kronik pada scalp, kulit
tegas pucat dan bersisik with broken hairs and follicular orifices oozing tertinggal ujung rambut penuh spora, kadang glabrosa, atau kuku

rambut abu-abu, tanda tidak kilat with pus), oozing: lunak dan basah tumbuh ke dalam kulit krusta tebal dalam folikel rambut alopesia

rambut mudah patah (beberapa mm dari jaringan parut alopesia sikatrikal (ireversibel) multipel, batas tidak tegas sikatrikal (skutula)

permukaan kulit) dan terlepas alopesia +/- bau urin tikus mousy odor
MUHAMMAD IRFAN SATRIA MULIA – 1102016135 - FKB

alopesia setempat alopesia sikatrikal


skuama (+) nempel di rambut = grey patch sisik tebal (+) skuama difus krusta tebal (skutula), bentuk cawan
gatal (+) gatal (+) tidak menyembuh di usia akil balik
nyeri, demam, limfadenopati servikal
 
inflamasi minmal inflamasi berat sarang lebah inflamasi minimal folikulitis

pustular/lirfurunkel kerion
wood: kuning kehijauan melampaui grey patch wood: (-) pada Trichophyton
oksiput/tengkuk

TINEA PEDIS
Vesikulobulosa/ dishidrotik/
Intertriginosa kronik Hiperkeratotik kronik Ulserativa akut
recurrent blistering tinea pedis
skuama, erosi, dan eritem di interdigital dan moccasin, bilateral vesikel tegang >3mm, vesikupustul, atau bula vesikulopustul dan daerah ulserasi purulen luas
subdigital (antara dari ¾ atau 4/5) penebalan kulit telapak kaki, tepi, punggung kaki pada plantar pedis

dermatofitosis simpleks: meluas ke telapak kaki kulit kaki yang tebal skuama bercak/difus, kulittipis telapak kaki dan daerah periplantar koinfeksi bakteri, gram (-)
Sekitarnya eritema yg bervariasi
dermatofitosis kompleks: oklusi dan koinfeksi disertai tinea manus unilateral selulitis, limfangitis, limfadenopati, demam

bakterial maserasi, pruritus, malodor two feet and one hand syndrome

menahun fissure yang nyeri bila tersentuh sering menyebabkan reaksi id vesikular
maserated type

dry type
MUHAMMAD IRFAN SATRIA MULIA – 1102016135 - FKB

III. PANDANGAN ISLAM DALAM MENJAGA KESEHATAN KULIT


Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kebersihan, tidak hanya kebersihan batiniah, tetapi juga kebersihan lahiriah (fisik). Dalam Al
Quran serta hadits Rasulullah saw. bertebaran perintah, langsung maupun tidak langsung, yang memerintahkan seorang muslim untuk
senantiasa menjaga kebersihan.

Salah satu hadits yang terkait dengan hal itu adalah sebagai berikut.

“Bersihkanlah dirimu karena sesungguhnya Islam itu bersih.” (Riwayat Ibnu Hibban).

Kebersihan bahkan merupakan salah satu prasyarat dari hadirnya cinta Allah Swt. kepada seorang hamba, ”Innallâha yuhibbul mutathahirîna;
sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang membersihkan dirinya.”

Bagian tubuh manusia yang sangat diperhatian Islam untuk dibersihkan adalah kulit. Kulit dapat diibaratkan sebagai kertas pembungkus ajaib
yang memiliki kemampuan melindungi tubuh dari mikroorganisme penyebab penyakit. Jika tubuh dianggap sebagai kastil yang dikepung musuh,
kita bisa menyebut kulit sebagai dinding kastil yang kuat.

Wudu merupakan salah satu mekanisme canggih yang Allah Swt. tetapkan atas orang beriman untuk menjaga kebersihan kulit ini. Apabila ada
najis atau kotoran yang menempel pada kulit, ibadah shalat yang dilaksanakan bisa menjadi batal. Itulah mengapa Allah dan Rasul-Nya
memerintahkan kita untuk berwudu menjelang shalat. Penemuan-penemuan ilmiah terbaru semakin menguatkan pandangan bahwa wudu
sangat efektif untuk menjaga kesehatan kulit manusia.

Pakaian gaya Barat dirancang bukannya untuk menutup aurat, tetapi untuk mendatangkan syahwat. Akibatnya, pergaulan antara pria dan wanita
cenderung tidak mengenal kehormatan diri dan tidak lagi didasari oleh iman dan akhlaq yang terpuji. Sikap dan perilaku tidak terhormat seperti
digambarkan di atas sangat dibenci oleh Islam. Sehingga untuk mencegah dan menangkalnya, Islam telah mensyariatkan pemakaian jilbab bagi
wanita muslim.
MUHAMMAD IRFAN SATRIA MULIA – 1102016135 - FKB

Allah SWT berfirman :

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya
ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu.” (Al-Ahzab: 59)

Ayat ini menegaskan bahwa wanita-wanita mukmin diperintah untuk menjulurkan jilbabnya, yakni memakai hijab untuk menutup auratnya.
Adapun yang dimaksud dengan jilbab atau hijab itu adalah sejenis baju kurung dengan kerudung yang longgar bentuknya, yang didesain supaya
dapat menutup kepala, muka, dan dada. Model pakaian seperti itu sudah umum dipakai oleh kaum muslimah karena merupakan simbol
penampilan wanita pribadi yang shalihah.

Rasulullah saw bersabda, “Wahai Asma’, sesungguhnya wanita itu bila sudah menstruasi (baligh) tidak pantas terlihat tubuhnya kecuali ini dan
ini. Dan beliau menunjukkan muka dan telapak tangannya.” (HR Abu Dawud dan Aisyah)

Syariat Islam mewajibkan wanita mengenakan jilbab, yakni berpakaian yang benar-benar menutup aurat, tidak lagi agar kaum wanita tidak
terjerumus menjadi alat penggoda bagi setan untuk melecehkan akhlaq dan nilai-nilai kemanusiaan.. Dengan kata lain, jilbab dapat
dikategorikan sebagai pengontrol perilaku wanita guna menyelamatkan kehormatan dirinya dari berbagai macam godaan dan
rongrongan setan.

Anda mungkin juga menyukai