Anda di halaman 1dari 33

iii

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“TEKNOLOGI PENGUSIR HAMA TANAMAN PADI (Oryza sativa) BERBASIS


GELOMBANG ULTRASONIK TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLER DAN SENSOR Pasif Infrared Resistor (PIR) SEBAGAI
UPAYA PENINGKATAN HASIL PANEN PADI DESA TULUNG AGUNG
KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG”

BIDANG KEGIATAN
PKM PENERAPAN TEKNOLOGI

Diusulkan Oleh :

Rita Anggraini 1514071048 Angkatan 2015


Ferdy Indra Sasongko 1414071037 Angkatan 2014
Anggelia Fitri 1514121164 Angkatan 2015
Risca Fara Midta Sari 1514131053 Angkatan 2015

UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
iv
v

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
BAB 2 TARGET LUARAN.............................................................................................................. 3
BAB 3 METODE............................................................................................................................... 3
3.1 Alat dan Bahan........................................................................................................................ 3
3.2 Metode Pembuatan Alat ......................................................................................................... 3
3.3 Proses Pabrikasi ...................................................................................................................... 4
3.4 Mekanisme Kerja Alat............................................................................................................ 4
3.5 Uji Coba Alat ........................................................................................................................... 5
BAB 4 HASIL YANG DICAPAI ..................................................................................................... 5
4.1. Hasil Perancangan.................................................................................................................. 5
4.2. Pengujian Alat ........................................................................................................................ 6
4.3. Prinsip Kerja Alat .................................................................................................................. 7
4.4. Penerapan Alat dilapangan ................................................................................................... 8
BAB 5 POTENSI HASIL................................................................................................................ 10
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA......................................................................... 10
Lampiran 1. Penggunaan dana ...................................................................................................... 11
Lampiran 2. Program Arduino pada system kendali .................................................................. 13
Lampiran 3. Foto kegiatan ............................................................................................................. 14
Lampiran 4 lainnya........................................................................................................................ 16
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk besar, berdasarkan data
yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tjahjo Kumolo, jumlah
penduduk Indonesia per 30 Juni 2016 sebanyak 257.912.349 jiwa. Sedangkan laju
pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini 1,49 persen. Maka dalam satu tahun
penduduk indonesia bertambah sekitar 4 juta jiwa, sebagaimana dikatakan Kepala
BKKBN Pusat dr Surya Chandra (tribun, 2017). Pertumbuhan penduduk yang pesat
tentu berpengaruh terhadap kebutuhan pangan di Indonesia yang mengkonsumsi nasi
yang berasal dari tanaman padi (Oryza sativa).
Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi penghasil beras terbesar di
Indonesia, dengan total panen pada 2016 mencapai 137 ribu ton. Salah satu
kabupaten penghasil beras terbesar di Lampung yaitu Kabupaten Pringsewu. Potensi
sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Pringsewu sebagian besar dimanfaatkan
untuk kegiatan pertanian. Struktur perekonomian Kabupaten Pringsewu didominasi
oleh sektor pertanian dengan komoditas yang dominan adalah padi sawah dan padi
ladang. Kecamatan Gading rejo merupakan kecamatan yang memiliki luhas lahan
persawahan terbesar di Kabupaten Pringsewu, dengan luar area mencapai 5.826 ha.
Produktivitas penanaman padi di Kecamatan Gading Rejo khususnya desa
Tulung Agung terus di tingkatkan guna menaikkan hasil panen padi.
Kegiatanpeningkatan produksi padi ini terdapat beberapa kendala dan permasalahan
yang dijumpai. Permasalahan mendasar yang sering terjadi adalah penurunan
produksi padi yang disebabkan antara lain penyusutan luas lahan, serangan hama dan
penyakit. Hama merupakan penyebab yang cukup serius dalam penurunan produksi
padi. Hama yang sering melanda lahan persawahan padi dan menjadi perhatian saat
ini adalah hama wereng dan tikus sawah (Rattus argentiventer).Menurut Kementerian
Pertanian RI, tahun 2013, Indonesia kehilangan hasil produksi padi akibat serangan
tikus sawah diperkirakan dapat mencapai 200.000 – 300.000 ton per tahun.
Ketua kelompok tani desa Tulung agung Muhalim mengatakan bahwa
penurunan hasil panen padi akibat serangan hama wereng dan tikus mencapai 2-2,5
ton per ha, dengan kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Pendekatan
penanggulangan hama wereng dan tikus yaitu dengan cara pembasmian
menggunakan pestisida dan gropyokan. Metode ini dirasa kurang efektif karena
membutuhkan pekerja yang banyak.
Penanggulangan hama pada tanaman padi yang sedang dikembangkan yaitu
menggukanan gelombang ultrasonic yang di letakkan di areal sawah guna mengusir
hama tikus dan wereng. Tikus merupakan salah satu hewan yang peka terhadap
2

gelombang ultrasonik karena tikus memiliki jangkauan pendengaran antara 5-60 kHz
(Heffner 2007) penelitian yang dilakukan oleh Bugi tahun 2015 tentang pembasmi
hama menggunakan gelombang ultrasonik menunjukan kapasitas pendengaran
serangga mencapai 40.000 kHz dengan pengujian alat terhadap tikus dengan tingkah
laku tikus menggaruk-garuk bagian kupingnya lalu tingkah laku lainnya seperti ingin
pergi ketika alat penghasil gelombang ultrasonic dinyalakan. Penelitian selanjutnya
dilakukan oleh Simeon et al (2013) dengan membuat alat pengusir tikus berbasis
rangkaian elektronika. Alat tersebut mengeluarkan variasi frekuensi acak antara 31-
105 kHz dengan efisiensi frekuensi rata-rata sebesar 86.5%. Kesimpulan dari
penelitiannya adalah alat tersebut memiliki potensi untuk mengusir tikus dan hama
lain. Kinerja dari alat dapat ditingkatkan, misalnya dengan menggunakan
mikrokontroler yang dipasang untuk mengirimkan suara pada pita frekuensi yang
khusus, perlu adanya modifikasi agar tikus dan hama tidak beradaptasi gengan
gelombang yang konstan..Sehingga di butuhkan teknologi terapan Alat pengusir
hama Berbasis Gelombang Ultrasonik yang dimodifikas Menggunakan
Mikrokontroler dan Sensor Pasif Infrared Resistor (PIR) di daerah persawahan.
1.2 Tujuan Program
Tujuan dari adanya program ini adalah :
1. Membantu pemerintah dalam hal ini KEMENRISTEK-DIKTI untuk ikut serta
dalam program pembangunan masyarakat.
2. Melaksanakan TRI-DHARMA Perguruan Tinggi Khususnya UNILA untuk
mengabdikan keilmuannya kepada masyarakat dalam kerangka peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat.
3. Membantu masyarakat menciptakan teknologi tepat guna yang dapat digunakan
dengan mudah yang dapat meningkatkan hasil panen melalui pengendalian hama
tanaman padi .
4. Memodifikasi Teknologi yang sudah ada menggunakan Mikrokontroler dan
Sensor PIR agar efektif dan tepat guna.
1.3 Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
1. Adanya desain teknologi tepat guna yang dikhususkan untuk mengusir hama
wereng dan tikus sawah tanpa membunuh sehingga tidak mengganggu rantai
makanan di areal persawahan Mitra.
2. Teknologi yang dihasilkan dapat diterapkan di masyarakat dan meningkatkan
hasil panen dan efisiensi energi.
3. Terbantunya petani dalam mengatasi kerugian karena matinya tanaman padi
akibat wereng dan tikus sawah yang menurunkan hasil panen.
1.4 Kegunaan Program
Kegunaan dari program ini adalah :
3

1. Membantu pemerintah dalam langkah mewujudkan swasembada pangan.


2. Membantu petani dalam proses pengusir hama wereng dan tikus.
Meningkatkan pendapatan petani dengan meningkatkan hasil panen padi.

BAB 2 TARGET LUARAN

Adapun target luaran dari kegiatan ini yaitu :


1. Adanya desain teknologi tepat guna yang dikhususkan untuk mengusir tikus
diareal persawah tanpa membunuh sehingga tidak mengganggu rantai
makanan di areal persawahan Mitra.
2. Teknologi yang dihasilkan dapat diterapkan di masyarakat dan meningkatkan
hasil panen dan efisiensi energi.
3. Terbantunya petani dalam mengatasi kerugian karena matinya tanaman padi
akibat wereng dan tikus sawah yang menurunkan hasil panen.
4. Terpublikasinya kegiatan baik dalam bentuk media cetak, media masa, dan
artikel ilmiah untuk pengetahuan bagi masyarakat atau akademisi yang akan
melakukan penelitian lanjutan.
5. Didapatkannya hak paten dari teknologi yang di buat.

BAB 3 METODE

3.1 Alat dan Bahan


Lokasi lahan yang dipakai adalah lahan persawahan milik mitra di desa Tulung
Agung kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Lampung. Untuk alat pengusir
hama (wereng dan tikus sawah) bahan yang digunakan berupa tweeter berkapasitas
sampai 50 Khz, Panel surya, regulator baterai, charger controler, besi bulat,
mikrocontroler Arduino Atmega 328, Sensor PIR, LCD, relay, solder, timah, LED
merah, resistor, kapasitor, Travo, IC 555, Real Time Clock (RTC), Micro SD card
Module, Memori SD 4 GB dan untuk mengukur kelayakan penggunaan alat
menggunakan osiloskop.

3.2 Metode Pembuatan Alat

Pada tahap awal dilakukan perancangan alat dari Harris Pirngadi, dkk, Jurnal
Hayati, edisi 2010 berjudul,Aplikasi gelombang suara untuk mengusir Hama Wereng
dan Ekologi tikus sawah dan teknologi pengendaliannya, Sudarmaji dan Herawati,
Lap. Penelitian, Balai besar Penelitian Tanaman Padi, Mentan 2007. yang
4

dimodifikasi menggunakan Mikrokontroler dan Sensor PIR untuk membuat variasi


pada gelombang antara 20 kHz sampai 50kHz yang berubah 5 kHz setiap 2 menit
dan meningkatkan frekuensi gelombang jika terbaca gerakan oleh sensor Piragar
hama tidak mudah beradaptasi dengan gelombang yang konstan dan panel surya
sebagai sumber energi. Setelah itu pembuatan alat diserahkan kepada ahli alat.

3.3 Proses Pabrikasi

Setelah selesai dilakukan desain, tahapan selanjutnya adalah proses pembuatan


(pabrikasi). Pabrikasi dilakukan di bengkel Daya Alat Mesin Pertanian Jurusan
Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang di Jurusan Ketua
Tim .Proses pabrikasi harus dilakukan secara presisi sehingga memerlukan analisis
dan perhitungan yang cukup yang di lakukan oleh ketua tim dan satu anggota yang
menguasai bidang ini.
Dalam proses pembuatan alat ini diperlukan alat-alat utama seperti bor tangan,
las gergaji besi dan solder. Bor tangan digunakan untuk membuat lubang tempat
masuk baut dan mur. Mesin las berfungsi untuk mengelas bagian besi penunjang .
Gergaji besi berfungsi untuk memotong bagian alat. Solder untuk
menyolder/menyambungkan rangkaian alat seperti panel surya tweeter dan alat
kelistrikan penunjang lainnya.

3.4 Mekanisme Kerja Alat

Alat pengusir hama padi ini Teknologi Pengusir Hama Tanaman Padi Berbasis
Gelombang Ultrasonik dan Mikrokontroler mengeluarkan gelombang utrasonik
dengan frekuensi 25 kHz – 500 kHz dimana suara tersebut terdengar oleh hama
tanaman padi seperti wereng dan tikus sawah namun tidak didengar oleh manusia,
wereng dan tikus yang mendengar gelombang suara tersebut akan merasa bising dan
terganggu sehingga akan pergi dari daerah yang dijangkau oleh alat. Teknologi ini
dilengkapi dengan mikrokontroler arduino uno ATMega 328 yang berfungsi sebagai
pengacakan gelombang ultrasonik yang telah di program, tujuan pengacakan
gelombang ultrasonik agar tikus dan wereng tidak mudah beradaptasi dengan alat
karena sifat tikus dan wereng dapat beradaptasi atau terbiasa dengan suara-suara yang
sering mereka dengar. Alat ini menggunakan energi listrik bersumber energi matahari
yang diperoleh dari panel surya, penggunaan panel surya karena di daerah
persawahan jauh dari sumber listrik PLN. Tweeter yang berperan sebagai pengeluar
gelombang ultrasonik memiliki 4 arah yaitu depan, belakang, samping kanan, dan kiri
dengan jangkauan gelombang mencapai 25 m tiap arah sehingga radius alat ini seluas
2.500 m2 . masing-masing tweeter (depan, belakang, kanan dan kiri) 100 cm dan
5

membentuk sudut 60 derajat agar arah gelombang ultrasonik mengarah kebawah tepat
pada tanaman padi dan tanah dimana jalur tikus dan wereng berlalu lalang.
Mulai
Tweeter
Gel
ultrasonik
Ultrasonik
Matahari

mikrokontoler
Panel surya Selesai
Sensor PIR

Solar charge
controler ACCU

Gambar 1. diagram alur kerja alat

3.5 Uji Coba Alat

Uji coba alat pertama dilakukan dengan mengukur gelombang suara menggunakan
oliloskop di Laboratorium Fisika Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan uji
kepekaan alat teehadap objek yaitu tikus. Jika alat sudah dirasa siap digunakan maka
akan dipasang langsung di persawahan tempat mitra. Ujicoba dilakukan untuk
mengetahui apakah alat sudah bekerja sesuai dengan kebutuhan mitra atau tidak.

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI

4.1. Hasil Perancangan


Keterangan
1. Panel suryapenyedia energi
1 2. Tempat Speker keluaran

2
gelombang ultrasonik, batrai,
inverter, regulator dan servo
3. Sistem pengendali yang telah
terprogram
3
4. Sensor PIR

Gambar 2. Gambar keseluruhan alat


6

Gambar 3. Program system kendali

4.2. Pengujian Alat

Teknologi yang telah selesai dibuat dilakukan pengujian pada sensor PIRdan Speker.
untuk mengukur kelayakan alat diterapkan di lapangan . Speeker yang digunakan
merupakan speker merek ZENCO Ultrasonic wave Pest Eraser VX-8088 dengan
capasitas maksimum 300 m2 dan frekuensi 10.000 – 65.000 Hz.
1. Pengujian pada sensor pir
Pengujian pada sensor bertujuan untuk melihat kepekaan sensor dan jarak baca
dari sensor terhadap manusia dengan maksimal jarak jangkauan 5 meter tiap
sensor. Akan di sajikan dalam tabel berikut :
2. Pengujian speeker

Pengujian terhadap speker dilakukan menggunakan osiloskop dan multimeter


digital untuk mengetahui frekuensi yang dikeluarkan sudah mencapai
gelombang ultrasonik atau belum. Dalam pengujian menggunakan multimeter
dan osiloskop frekuesi yang di tampilkan berubah setiap detiknya disesuaikan
pada penyetelan frequency dan speedpada speker. nilai keluaran berubah
mulai dari 0 sampai < 65 Khz.
7

A B

Gambar 4. Pengujian speeker menggunakan multimeter (a) dan osiloskop (b)

3. Pengujian keseluruhan alat (semi lapangan)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji keselurufan fungsi alat dengan


dipasang di ruangan yang di masukkan mencit 8 ekor dan makanan berupa
kuaci dan ikan asin di sekitar alat. Pengujian dilakukan pada 5 juni 2018 dari
pukul 1:30 s.d 6:00 pagi di jurusan Teknik Pertanian dengan pemantauan
menggunakan kamera dan alat yang dihubungkan terhadap program arduino
untuk merekam open sketch dari sensor PIR.
Pada pengujian ini program dibuat khusus yaitu dengan membuat alat hidup
hanya jika PIR mencapai H=1 , hal ini dilakukan untuk memancing datangnya
tikus mendekati makanan yang berada didekat alat.

Gambar 5. Pengujian semi lapang alat


4.3. Prinsip Kerja Alat

Alat ini bekerja dengan mengeluarkan gelombang ultrasonik hingga 65 kHz dengan
setiap speeker memiliki luar cakupan tiap 1 speeker seluas 300 m2 dan satu alat
memiliki 4 speker yang berlawanan arah sehingga pengeluaran alat ini mencapai
8

+_1.200 m2. speeker mengeluarkan gelombang ultrasonic dikendalikan menggunakan


mikrokontroler berdasarkan informasi dari RTC dan sensor PIR. Speeker hidup setiap
30 menit sekali selama 30 detik. Lalu akan hidup kembali jika sensor PIR menangkap
kedatangan dari tikus.

4.4. Penerapan Alat dilapangan

1. Serah Terima Alat


Penyerahan teknologi pengusir hama tanaman padi ini dilakukan pada tanggal 1
juli 2018 di desa Tulung Agung Kecamatan Gading Rejo kabupaten Pringsewu
kepada Kepala kelompok tani Bina Karya III bapak Muhalim. Setelah
penyerahan alat maka alat ini langsung di pasasang di lokasi persawahan warga
yang sering diserang oleh tikus.

Gambar 6. Serah terima alat kepada warga

Gambar 7. Pemasangan alat di areal persawahan


2. Kinerja alat
a. Daya yang digunakan
Alat ini terdiri dari panel surya sebagai penyedia energy listrik yang akan
disalurkan kepada speeker, system kontrol, dan sensor PIR. Panel surya yang
digunakan memmiliki kapasitas 50 wp , speeker output 20 watt, dan system
9

kendali kurang lebih 1 watt. Panel surya dapat menyimpan daya hingga 200
watt hour tiap harinya saat panas terik. Speeker ultrasonic dihidupkan selama
30 detik setiap 30 menit sekali dan hidup ketika sensor mendeteksi . system
kendali bekerja selama 24 jam. Dengan perhitungan pemakaian sebai berikut :
Daya yang dihasilkan
Kapasitas panel surya 50 watt peak , Peak 1 hari = 4 jam sehingga
 50 wp x 4 jam = 200 watt hour / day ................ daya yang
tersimpan/hari
Penggunaan energi
System kendali dan sensor output kurang lebih 1 watt dan bekerja selama 24
jam
1 speaker output 20 watt ( alat menggunakan 4 speaker )
Tiap speaker hidup selama 30 dt/30 menit sehingga dalam sehari alat ini hidup
selama 24 menit = 0,4 jam
 Speeker 1 : 20 watt x 0,4 jam = 8 watt hour/ day
 Speeker 2 : 20 watt x 0,4 jam = 8 watt hour/ day
 Speeker 3 : 20 watt x 0,4 jam = 8 watt hour/ day
 Speeker 4 : 20 watt x 0,4 jam = 8 watt hour/ day
 Sistem kendali dan sensor : 1 watt x 24 jam = 24 watt hour/ day
Totalpenggunaan selama satu hari = (8x4) + 24 = 56 watt hour/day
Sisa daya jika alat dan cuaca berjalan normal :
daya-pemakaian = 200 – 56 = 144 watt
Sehingga daya yang tersimpan oleh panel cukup dan masih tersisa untuk
kinerja alat saat terdeteksi tikus atau juka cuaca dihari selanjutnya tidak
terik.
Pemasangan alat di areal persawahan milik bapak miyono di desa tulung agung
dengan luas lahan 2200 meter persegi (dibagi menjadi 2 = 1.200 m2 untuk pengujian
( lahan A) dan 1.200 untuk perbandingan(lahan B)) varietas Pandan Organik Wangi
dengan umur 55 hari setelah tanam (HST).
Luas lahan A = 1.200 m2
Luas lahan B = 1.200 m2
Kerusakan
lahan A = 0,75%
Lahan B = 41 %
diperkirakan
10

Lahan 1.200 m2 hasil panen 325 gabah kering giling (tanpa kerusakan)
Maka perkiraan hasil panen :
Lahan A = 322,5 Kg
Lahan B = 191,75 Kg

BAB 5 POTENSI HASIL

Teknologi ini merupakan pergabungan beberapa teknologi yang dirangkai


menjadi satu yaitu menggunakan solar sel untuk sumber energy yang dilengkapi
dengan sensor PIR yang terhubung dengan mikro servo yang dikendalikan oleh
mikrokontroler yang telah terprogram. Dengan berbagai penggabungan teknologi ini
dirasa cukub baru untuk penggunaannya pada lingkup pertanian maka teknologi ini
cukup berpotensi untuk mendapatkan hak paten.
Penerapan teknologi pengusir hama tanaman padi ini juga tentunya dapat
meningkatkan perekonomian mitra dikarenakan hasil panen akan lebih baik dari
sebelumnya sehingga hasil penjualan akan meningkat. Selain penggunaannya untuk
mengusir tikus alat ini juga berpotensi mengusir wereng, dan burung pemakan padi
karena pendangaran dari wereng dan tikus juga dalam skala ultrasonic.

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Setelah pemasangan alat ini diareal persawahanAdapun rencana yang akan


kami lakukan yaitu :
1. Melakukan evaluasi dan perbaikan terkait kinerja alat untuk meningkatkan
efektifitas alat.
2. Mengukur keberhasilan penerapan alat dengan studi kualitas lahan persawahan
yang dipasang alat dan yang tidak.
3. Publikasi jurnal internasional.
4. Pendaftaran hak paten alat pada drikjen HKI.
11

Lampiran 1. Penggunaan dana

No Material Kuantitas Harga Satuan Total


1 kabel kecil 2 meter 1000 2000
2 kabel pelangi 5 meter 10000 50000
3 kotak panel 1 buah 150000 150000
4 power suply 1 buah 70000 70000
5 spacer 30 buah 2000 60000
6 transistor 4 buah 5000 20000
7 sd card 1 buah (8GB) 85000 85000
8 accu solar cell 1 buah 450000 450000
regulator solar
9 cell 1 buah 450000 450000
10 solar cell 1 buah 650000 650000
11 sensor pir 4 buah 15000 60000
12 RTC 1 buah 30000 30000
13 arduino 1 buah 100000 83000
14 speker 4 buah 350000 1400000
15 papan pcb 2 buah 6000 12000
16 regulator 4 buah 5000 20000
17 resistor 20 buah 500 10000
18 jumper MM 1 paket 15000 15000
19 jumper FF 1 paket 15000 15000
20 jumper FM 1 paket 15000 15000
21 LCD 2004 1 buah 75000 75000
22 modul sd card 1 buah 20000 20000
23 timah 1 gulung 20000 20000
24 LED 5 buah 1000 5000
25 I2C 1 buah 35000 35000
26 relay 2 buah 40000 80000
27 inferter 1 buah 350000 350000
28 mencit 8 ekor 12000 96000
29 mur baut 5 buah 1000 5000
30 lakban 2 rol 8000 16000
31 lem bakar 3 buah 20000 6000
32 mata bor 12 mm 1 buah 50000 50000
33 paku beton 20 buah 500 10000
34 mata bor 4 mm 2 buah 15000 30000
35 skrup besar 1 kotak 30000 30000
36 kabel 20 m 4000 80000
12

37 stop kontak 2 buah 15000 30000


38 terminal 1 chanel 6 buah 15000 90000
39 pabrikasi 1 unit 250000 250000
40 biaya perjalanan 5 kali 20000 100000
41 ongkos kirim 8 kg 19000 152000
Transpportasi
42 peninjauan awal 3 motor 50000 150000
Transportasi
43 pemasangan alat 1 mobil 400000 400000
Transportasi
Monitoring dan
44 Evaluasi 1 1 Mobil 400000 400000
Transportasi
Monitoring dan
45 Evaluasi 2 1 mobil 250000 250000
BBM monitoring
46 2 1 mobil 70000 70000
47 Jilid dan print 6 rangkap 8900 52000
6499000
total
13

Lampiran 2. Program Arduino pada system kendali


14

Lampiran 3. Foto kegiatan

Perangkaian alat dan pemrograman


15

Diskusi bersama dosen pembimbing dan dekan fakultas pertanian

Diskusi dan kunjungan ke mitra

Pumasangan alat di persawahan


16

Lampiran 4 lainnya

Narasumber di Radar TV Lampung


17

Terpublikasi di Web Fakultas Pertanian

Terpublikasi di kompasiana
18

Peluang paten karena tidak terdapat yang sama seperti alat ini
19

Poster PKM
20

Draf jurnal yang dibuat


21

Pengiriman draf jurnal di IJEI (International journal of engineering invention)


22

Lampiran 5 lainnya
23
24
25
26
27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai