1
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT PLUIT
No. 096/PRS/V/2017
TENTANG
PANDUAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
______________________________
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Semua kegiatan konstruksi dan renovasi bangunan harus diatur dengan baik sehingga
paparan terhadap debu, uap dan bahaya-bahaya yang menyertai dapat dibatasi.
Pengendalian debu dan materi sisa konstruksi bangunan pada akhirnya bertujuan untuk
melindungi karyawan, pasien dan pengunjung dari kemungkinan dampak penyakit, seperti
halnya peralatan dan prosedur yang ada.
II. TUJUAN
Tujuan umum untuk meminimalkan resiko infeksi Rumah Sakit pada pasien yang mungkin
bisa terjadi ketika ada penyebaran jamur atau bakteri di udara dengan debu atau aerosol
atau air selama konstruksi dan renovasi di rumah sakit. Dan mengontrol penyebaran debu
dari komponen bangunan selama renovasi di rumah sakit.
Tujuan Khusus untuk mengendalikan penyebaran agen-agen infeksi air-borne dan/ atau
water-borne yang tersembunyi didalam komponen-komponen bangunan adalah penting
pada semua fasilitas yang ada di Rumah Sakit Pluit.
III. DEFINISI
ICRA ( Infection Control Risk Assesmen )renovasi/ pembangunan adalah proses
menetapkan resiko potensial dari transmisi udara yang bervariasi dan kontaminasi
melalui air kotor dalam fasilitas selama konstruksi, renovasi dan kegiatan
maintenance.Kegiatan tersebut merupakan multi disiplin, proses kolaborasi yang
mengevaluasi jenis/macam kegiatan konstruksi dan kelompok resiko untuk klasifikasi
penetapan tingkat.
IV KEBIJAKAN
Rumah Sakit menetapkan system demolisi/pembongkaran dan renovasi untuk mengu
rangi risiko infeksi di fasilitas.
BAB II
2
RUANG LINGKUP
Diberlakukan pada saat renovasi gedung dan fasilitas di rumah sakit Pluit
BAB III
3
TATALAKSANA
Bila ada kegiatan renovasi atau pembangunan dilakukan koordinasi dengan bagian- bagian yang
terkait yaitu Komite PPI, Bagian Sarana dan Prasarana, Sanitasi Lingkungan, Tim K3, Bagian
Keamanan, pimpinan proyek dan Unit / Ruangan yang direnovasi.
Langkah – langkah :
1. Dilakukan identifikasi type/jenis proyek konstruksi oleh Bagian Sarana dan Prasarana
TABEL IDENTIFIKASI TYPE PROYEK KONSTRUKSI
TYPE KRITERIA
A Inspeksi dan kegiatan non invasive
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
- Pelepasan atau pemasangan plafon untuk pemeriksaan visual saja, maksimal 1
plafon per 50 meter persegi.
- Pengecatan( tetapi tidak pengamplasan).
- Pemasangan wallpaper, pekerjaan listrik, pipa kecil dan kegiatan yang tidak
menghasilkan debu atau memerlukan pemotongan dinding atau akses kelangit –
langit selain untuk pemeriksaan yang kelihatan.
4
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
- Kegiatan yang membutuhkan shift kerja berturut-turut.
- Memerlukan pembongkaran berat atau pemindahan /penghapusan system
perkabelan lengkap.
- Konstruksi baru
2. Identifikasi kelompok resiko pasien yang akan terpengaruh oleh KPPI . Apabila lebih dari 1
kelompok resiko, pilih kelompok resiko terbesar
IDENTIFIKASI KELOMPOK RESIKO PASIEN
RESIKO RESIKO SEDANG RESIKO TINGGI RESIKO SANGAT
RENDAH TINGGI
- Area perkantoran - Cardiologi - IGD - Area dengan pasien
- Area yang tidak - Echocardiografi - Laboratorium immunocompromis
berhubungan - Fisioterapi - Kamar bersalin - Perawatan luka bakar
dengan aktifitas - Radiologi/MRI - Kamar perawatan - CSSD
pelayanan pasien - Endoskopi - Perinatology - ICU
- Polibedah - Kamar solasi
- Polianak bertekanan negative
- Perawatan anak - Perawatan onkologi
dan neonatus - Kamar operasi
- Farmasi
- Recovery room
(kamar pemulihan)
- Hemodialisa
3. Padankan antara kelompok resiko pasien dengan type proyek konstruksi pada matrix, untuk
mendapatkan kelas pencegahan infeksi yang diperlukan. Persetujuan Komite PPI diperlukan
bila kegiatan konstruksi dan tingkat resiko mencapai kelas III atau IV.
5
I 1. Laksanakan pekerjaan dengan metode 1. Bersihkan area kerja setelah
meminimalisasi timbulnya debu dari menyelesaikan tugas
pelaksanaan kegiatan konstruksi.
2. Segera meletakkan kembali ke tempat
semula plafon atap yang diganti.
II 1. Menyediakan sarana aktif untuk 1. Lap permukaan kerja dengan
mencegah debu udara dari penyebaran ke pembersih / desinfektan.
atmosfer.
2. Semprot dengan air pada permukaan 2. Sebelum ditransportasi kan, tempat
kerja untuk mengendalikan debu pada kan wadah sampah konstruksi dalam
waktu pemotongan . wadah tertutup rapat
3. Segel pintu yang tidak terpakai dengan 3. Pel basah dan / vacuum dengan
lakban. HEPA filter vacuum sebelum
4. Blokir dan tutup ventilasi udara. meninggalkan area kerja
5. Tempatkan tirai debu di pintu masuk dan 4. Setelah selesai perbaiki system
keluar area kerja. HVAC di area kerja
6. Hilangkan atau isolasi system HVAC
(Heating, Ventilation, Air Conditioning )
di area kerja 1.
III 1. Untuk mencegah kontaminasi dari system 1. Jangan melepas penghalang dari
saluran maka hilangkan/lepaskan atau area kerja sampai dengan proyek
isolasi system HVAC di area kerja. yang sudah selesai diperiksa oleh
2. Lengkapi semua barrier penting yaitu Komite PPI, K3 dan dibersihkan
gypsum, triplek plastic untuk menutup oleh bagian kebersihan rumah sakit.
area dari area yang tidak untuk kerja atau 2. Lepaskan bahan penghalang secara
menerapkan metode pengendalian kubus hati-hati untuk me- minimalisir
(gerobak dengan dilapisi plastic dan penyebaran kotoran dan puing-
disegel koneksi ke tempat kerja dengan puing yang terkait dengan
HEPA vacuum untuk menyedot debu konstruksi.
sebelum keluar) sebelum konstruksi 3. Vacuum area kerja dengan HEPA
dimulai. filtered vacuum.
3. Menjaga tekanan udara negative di dalam 4. Area dipel dengan pel basah dengan
tempat kerja dengan menggunakan HEPA cairan pember sih/ desinfektan.
unit yang dilengkapi dengan penyaringan 5. Setelah sele sai, mengem balikan
udara. system HVAC dimana pekerjaan
4. Wadah untuk limbah konstruksi harus dilakukan.
ditutup rapat.
5. Wadah untuk transportasi atau gerobak
agar ditutup rapat.
BAB IV
DOKUMENTASI
8
- Formulir Tindakan Pengendalian Infeksi pada Renovasi dan pemeliharaan bangunan
Rumah Sakit Pluit.
- Pemantauan Kualitas Udara dan Air.
DAFTAR PUSTAKA
9
DIREKTUR UTAMA
RUMAH SAKIT PLUIT
10
LAMPIRAN
Saran tambahan :
13
Mengetahui Kepala Unit Pelayanan tempat proyek : Tanggal :
14
TYPE KRITERIA
A Inspeksi dan kegiatan non invasive
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
- Pelepasan atau pemasangan plafon untuk pemeriksaan visual saja,
maksimal 1 plafon per 50 meter persegi.
- Pengecatan( tetapi tidak pengamplasan).
- Pemasangan wallpaper, pekerjaan listrik, pipa kecil dan kegiatan yang
tidak menghasilkan debu atau memerlukan pemotongan dinding atau
akses kelangit – langit selain untuk pemeriksaan yang kelihatan.
Identifikasi kelompok resiko pasien yang akan terpengaruh. Apabila lebih dari 1 kelompok
resiko, pilih kelompok resiko terbesar.
IDENTIFIKASI KELOMPOK RESIKO PASIEN
15
RESIKO RESIKO SEDANG RESIKO TINGGI RESIKO SANGAT
RENDAH TINGGI
- Area perkantoran - Cardiologi - IGD - Area dengan pasien
- Area yang tidak - Echocardiografi - Laboratorium immunocompromis
berhubungan - Fisioterapi - Kamar bersalin - Perawatan luka bakar
dengan aktifitas - Radiologi/MRI - Kamar perawatan - CSSD
pelayanan pasien - Endoskopi - Perinatology - ICU
- Polibedah - Kamar solasi
- Polianak bertekanan negative
- Perawatan anak - Perawatan onkologi
dan neonatus - Kamar operasi
- Farmasi
- Recovery room
(kamar pemulihan)
- Hemodialisa
Padankan antara kelompok resiko pasien dengan type proyek konstruksi pada matrix, untuk
mendapatkan kelas pencegahan infeksi yang diperlukan. Persetujuan Komite PPI diperlukan bila
kegiatan konstruksidan tingkat resiko mencapai kelas III atau IV.
16
SELAMA PEMBANGUNAN PROYEK
1. Minimalkan timbulnya debu.
2. Segera letakkan kembali plafon atap yang diganti.
SETELAH SELESAI PROYEK
1. Bersihkan area kerja setelah tugas selesai.
Petugas Kebersihan :
Mengetahui KPPI :
Mengetahui KPPI :
20
Petugas kebersihan :
21