Anda di halaman 1dari 33

A.

RESPON ORANG TUA TERHADAP BAYI BARU LAHIR

A. BOUNDING ATTACHMENT
1) Pengertian Bounding Attachment
Boundingattachment terjadi pada kala IV dimana diadakan kontak antara ibu-
ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih. Pengertian BoundingAttachment menurut
beberapa ahli yaitu :
a. Menurut Klause dan Kennel (1983) adalahinteraksi orang tua dan bayi secara nyata,
baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama
segerabayi setelah lahir.
b. Nelson (1986), bounding : dimulainyainteraksi emosi sensorik fisik antara orang
tua dan bayi segera setelah lahir,attachment: ikatan yang terjalin antara individu
yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisikyang akrab.
c. Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan
perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah
lahir;attachment: adalah interaksi antara ibu danbayi secara spesifik sepanjang
waktu.
d. Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang
tua danbayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara
individu.
e. Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang
seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
f. Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu prosesyang
saling merespon antara orang tua danbayi lahir.
g. Perry (2002), bounding: prosespembentukan attachment atau
membangunikatan; attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan
dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubunganorang tua dan bayi.
h. Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayangdengan
keterikatan batin antara orang tuadan bayi.
i. Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu
danbayi setelah proses persalinan, dimulai padakala III sampai dengan postpartum.

Jadi bisa kita simpulkan Bounding adalah proses pembentukan sedangkan


attachment (membangun ikatan), jadi boundingattachment adalah sebuah peningkatan
hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. dimulai pada
kala III sampai dengan postpartum. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari
suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai
memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.

Halaman 1
2) Prakondisi yang mempengaruhi ikatan / BoundingAttachment (Mercer, 1996) yaitu :
a. Kesehatan emosional orangtua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu
akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak
menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu
tercapainya proses boundingattachment ini.
b. Suatu tingkat ketrampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang
kompeten.Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu
dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-
masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah
pula boundingattachment terwujud.
c. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan.
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang
juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang
terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk
memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
d. Kedekatan orangtua dengan bayi.
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin
secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
e. Kecocokan orangtuadenagn bayi ( termasuk keadaan, temperamen dan jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan
anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan. Pada awal
kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang
lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis
dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.
Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota keluarga yang lain
juga dibutuhkan dalam perkembangan psikologis anak yang baik nantinya. Beberapa hal
yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses perubahan peran menjadi seorang
ayah, diantaranya :
 Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan mempunyai
keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
 Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga perhatian yang
disebabkan oleh :
 cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak
 kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah
tentang bagaimana perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain
sebagainya.
 Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan
keberhasilannya sebagai seorang ayah)
 Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis
kelamin.

Halaman 2
3) Tahap-Tahap BoundingAttachment
 Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara,
dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
 Bounding (keterikatan)
 Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
4) Elemen-Elemen BoundingAttachment
 Sentuhan – Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif olehorang
tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan
cara mengeksplorasitubuh bayi dengan ujung jarinya.
 Kontak mata – Ketika bayi baru lahirmampu secara fungsional
mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak
waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan
melakukankontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell,
1982).
 Suara – Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga
penting. Orang tuamenunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
 Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiapanak memiliki aroma yang unik (Porter,
Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan
aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
 Entrainment – Bayi baru lahirbergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan
orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkatkepala, menendang-
nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya.
Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan
balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasiefektif yang
positif.
 Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan
ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahirialah membentuk
ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantuproses ini dengan
memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu
saat bayimengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat
meningkatkaninteraksi sosial dan kesempatan bayiuntuk belajar.
 Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa
kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua–
anak.
Penelitian belum dapat membuktikan bahwa kontak dini merupakan hal yang penting
untuk hubungan orangtua-anak. Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa
keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
 Kadar oksitosin dan prolaktinmeningkat.
 Reflek menghisap dilakukan dini.
 Pembentukkan kekebalan aktifdimulai.

Halaman 3
 Mempercepat proses ikatan antaraorang tua dan anak , bodywarmth
(kehangatan tubuh); waktu pemberiankasih sayang; stimulasi hormonal).
5) Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan BoundingAttachment :
 Menit pertama jam pertama
 Sentuhan orangtua pertama kali
 Adanya ikatan yang baik dan sistematis
 Terlibat proses persalinan
 Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan
pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu serta memberi rasa nyaman.
 Fasilitas untuk kontak lebih lama
 Perawat maternitas khusus (bidan)
 Libatkan anggota keluarga lainnya
 Informasi bertahap mengenai bondingattachment
6) Dampak positif boundingattachment
 Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
 Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
 Hambatan boundingattachment
 Kurang support sistem
 Ibu dengan risiko
 Bayi dengan risiko
 Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan
7) Hambatan BoundingAttachment
 Kurangnya support sistem.
 Ibu dengan resiko (ibu sakit).
 Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
 Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
8) Cara untuk melakukan BoundingAttachment ada bermacam-macam antara lain:
 Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir atau yang
biasa disebut dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), secara langsung bayi akan
mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan
diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

Manfaat Inisiasi Menyusu Dini


1) Untuk bayi
 Kehangatan
Christenssonetal, (1992) melaporkan bahwa dibandingkan bayi-bayi yang
diletakan dalam boks ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya
mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat dan stabil.

Halaman 4
 Kenyamanan
Ternyata bayi-bayi yang dilakukan inisiasi dini lebih jarang menangis
dibandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.
 Kualitas perlekatan Di banding bayi yang dipiosahkan dari ibunya, bayi-bayi yang di
lakukan inisiasi dini mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik pada
waktu menyusu.
2) Untuk ibu
Pelepasan plasenta yang lebih cepat akan mengurangi resiko terjadinya pendarahan.
Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu
 Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya
dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian
karenahypothermia (kedinginan).
 Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak
jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga
mengurangi pemakaian energi.
 Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu.
Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri
yang lebih ganas dari lingkungan.
 Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan
antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk
pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk
mengolah asupan makanan.
 Asi yang pertama (colostrum) mengandung beberapa Antibodi yang dapat
mencegah infeks pada bayi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
 Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi
usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein
manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus
bayi.
 Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif
dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
 Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang
keluarnya oksitosin yang penting karena:
 Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan
mengurangi perdarahan ibu.
 Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai
bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri),
dan timbul rasa sukacita/bahagia.
 Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna
putih) dapat lebih cepat keluar.

Halaman 5
3) Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara
ibu dan bayi terjalin proses lekat (earlyinfantmotherbounding) akibat sentuhan badan
antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi
selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak
dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar
terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu
merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat
digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks
let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan
merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu
kesatuan keluarga.

B. RESPON AYAH DAN KELUARGA


Reaksi orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman. Masalah lain
juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dan lain-
lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif dan ada juga
yang negatif.
a) Respon Positif
Respon positif dapat ditunjukkan dengan:
 Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia.
 Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik.
 Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi.
 Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi.
b) Respon Negatif
Respon negatif dapat ditunjukkan dengan:
 Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai
keinginan.
 Kurang berbahagia karena kegagalan KB.
 Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang
mendapat perhatian.
 Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam
membina keluarga karena kecemasan dalam biaya hidupnya.
 Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat.
 Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa
malu dan aib bagi keluarga.
c) Perilaku Orang Tua
Perilaku orang tua yang dapat mempengaruhi ikatan kasih sayang antara orang tua
terhadap bayi baru lahir, terbagi menjadi:
 Perilaku memfasilitasi.
 Perilaku penghambat.

Halaman 6
d) Perilaku Memfasilitasi
 Menatap, mencari ciri khas anak.
 Kontak mata.
 Memberikan perhatian.
 Menganggap anak sebagai individu yang unik.
 Menganggap anak sebagai anggota keluarga.
 Memberikan senyuman.
 Berbicara/bernyanyi.
 Menunjukkan kebanggaan pada anak.
 Mengajak anak pada acara keluarga.
 Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak.
 Bereaksi positif terhadap perilaku anak.
e) Perilaku Penghambat
 Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menghindar, menolak
untuk menyentuh anak.
 Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak memberikan
nama pada anak.
 Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai.
 Tidak menggenggam jarinya.
 Terburu-buru dalam menyusui.
 Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.
f) Respon Orang Tua
Respon orang tua terhadap bayinya dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu:
 Faktor internal.
 Faktor eksternal.
g) Faktor Internal
Yang termasuk faktor internal antara lain genetika, kebudayaan yang mereka
praktekkan dan menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan
sebelumnya, pengalaman yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka lakukan
selama kehamilan ( mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua, keinginan
menjadi orang tua yang telah diimpikan dan efek pelatihan selama kehamilan ).
h) Faktor Eksternal
Yang termasuk faktor eksternal antara lain perhatian yang diterima selama
kehamilan, melahirkan dan postpartum, sikap dan perilaku pengunjung dan apakah
bayinya terpisah dari orang tua selama satu jam pertama dan hari-hari dalam
kehidupannya.
i) Sikap Orang Tua

Halaman 7
Kondisi yang mempengaruhi sikap orang tua terhadap bayi meliputi:
 Kurang kasih sayang.
 Persaingan tugas orang tua.
 Pengalaman melahirkan.
 Kondisi fisik ibu setelah melahirkan.
 Cemas tentang biaya.
 Kelainan pada bayi.
 Penyesuaian diri bayi pascanatal.
 Tangisan bayi.
 Kebencian orang tua pada perawatan, privasi dan biaya pengeluaran.
 Gelisah tentang kenormalan bayi.
 Gelisah tentang kelangsungan hidup bayi.
 Penyakit psikologis atau penyalahgunaan alkohol dan kekerasan pada anak.
j) Respon Antara Ibu dan Bayi
Respon Antara Ibu dan Bayi sejak kontak awal hingga tahap perkembangannya meliputi:
 Touch (Sentuhan). Ibu memulai dengan sebuah ujung jarinya untuk memeriksa
bagian kepala dan ekstremitas bayinya. Perabaan digunakan sebagai usapan lembut
untuk menenangkan bayi.
 Eye to Eye Contact (Kontak Mata). Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan
kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap
perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting
dalam hubungan manusia pada umumnya.
 Odor (Bau Badan). Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan
baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup.
Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya
Asi pada waktu tertentu.
 Bodi Warm (Kehangatan Tubuh). Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu
akan dapat langsung meletakkan bayinya di atas perut ibu, baik setelah tahap kedua
dari proses melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong. Kontak yang segera ini
memberi banyak manfaat baik bagi ibu maupun si bayi yaitu terjadinya kontak kulit
yang membantu agar si bayi tetap hangat.
 Voice (Suara). Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua
akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang
karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam
rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan
membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang
selama beberapa hari oleh sairan amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.
 Entrainment (Gaya Bahasa). Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur
pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa
dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi.
Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam
memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif
bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.
 Biorhythmicity (Irama Kehidupan). Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan
diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas
bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara

Halaman 8
konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk
mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.
k) Kata Kunci
Respon orang tua terhadap bayi baru lahir, bayi baru lahir, respon orang tua
terhadap BBL, respon ayah dan keluarga, respon ayah dan keluarga terhadap bayi baru
lahir, memfasilitasi menjadi orang tua, pascanatal, respon orang tua pada bayi baru lahir,
keluarga dengan anak baru lahir, makalah respon orang tua terhadap bayi, respon ayah
terhadap keluarga perilaku menghambat, respon ayah dan, respon ayah adainternql dqn
external, makalah respon ayah dan keluarga, pengertian repon ayah dan keluarga
terhadap ibu dan bayi baru lahir, makalah tentang respon orang tua terhadap bayi baru
lahir, makalah respon orang tua terhadap bayi baru lahir, Peran orang tua terhadap bbl.

C. SIBLING RIVALRY
SiblingRivalry dapat diartikan sebagai persaingan antara saudara kandung.
Persaingan antara saudara kandung merupakan respon yang normal seorang anak karena
merasa ada ancaman gangguan yang mengganggu kestabilan hubungan keluarganya dengan
adanya saudara baru. Meskipun siblingrivalrymempunyai pengertian yang negatif tetapi ada
segi positifnya, antara lain:
1) Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa
keterampilan penting.
2) Cara cepat untuk berkompromi dan bernegosiasi.
3) Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi siblingrivalry,
sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:
1) Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2) Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3) Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda.
4) Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
5) Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
6) Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu
sama lain.
7) Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil
bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
8) Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
9) Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.

Halaman 9
10) Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan
fisik.
11) Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk
anak-anak.
12) Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
13) Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14) Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-
hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari siblingrivalry yang paling
bagus.

Peran bidan dalam mengatasi siblingrivalry, antara lain:


 Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca
kelahiran.
 Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang
bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan

B. PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU DALAM MASA NIFAS

A. ADAFTASI PSIKOLOGIS IBU MASA NIFAS


Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan, menjelang proses
kelahiran maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut, kecemasan seorang wanita
dapat bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas
merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Masa nifas
adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu berikutnya. Waktu yang tepat
dalam rangka pengecasanpostpartum adalah 2-6 jam, 2 jam-6 hari, 2 jam-6 minggu (atau
boleh juga disebut 6 jam, 6 hari 6 minggu ). Perubahan peran seorang ibu memerlukan
adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah. Pengawasan postpartum masa nifas sangat
diperlukan yang tujuannya adalah sebagai berikut :
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi
2) Melaksanakan skrining yang komprenshensif, mendeteksi masalah mengobati, atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB,
menyusui, pemberian imunisasi pada saat bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan KB
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah
sebagai berikut :
1) Fungsi m enjadi orang tua
2) Respon dan dukungan dari keluarga
3) Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan
4) Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan.

Halaman 10
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut :
a) Fase taking in
Fase ini merupakan fase ketergantungan, yang berlangsung dari hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga
cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain
rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan
pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.
Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah :
 Kekecewaan pada bayinya.
 Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami.
 Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya
 Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.
 Fase takinghold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa khawatir
akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan
ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah
komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian penyuluhan / pendidikan kesehatan
tentang perawatan diri dan bayinya. Tugas bidan antara lain : mengajarkan cara
perawatan bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan, senam nifas,
pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain-lain.

b) Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase
ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri
dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan peawatan diri dan bayinya.
Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan
dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi.
Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.
Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai berikut :
 Fisik : istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih
 Psikologi : dukungan dari keluarga sangat diperlukan
 Sosial : perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan menemani
saat ibu merasa kesepian
 Psikososial

Halaman 11
B. POST PARTUM BLUES
Gangguan psikologi pascapartum dibagi menjadi tiga kategori yaitu postpartum
blues atau kesedihan pascapartum, depresi pascapartumnonpsikosis, dan psikosis
pascapartum. Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pasca persalinan atau pada
saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan dan
berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan. Postpartum
blues merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan yang bisa berdampak pada
perkembangan anak karena stress dan sikap ibu yang tidak tulus terus-menerus bisa
membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung rewel, pencemas,
pemurung dan mudah sakit. Keadaan ini sering disebut puerperium atau trimester keempat
kehamilan yang bila tidak segera diatasi bisa berlanjut pada depresi pascapartum yang
biasanya terjadi pada bulan pertama setelah persalinan. Saat ini postpartum blues diketahui
sebagai suatu sidrom gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama
setelah persalinan.
 Faktor-Faktor Penyebab PostPartum Blues
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum
diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum
blues, antara lain :
1) Faktor yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin
dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh
pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek
supresiaktifitas enzim monoamineoksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja
menginaktifasinoradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood
dan kejadian depresi. Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
2) Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan
3) Latar belakang psikososial ibu
4) Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya
Ada beberapa hal yang menyebabkan postpartum blues yang menonjol, diantaranya :
 Lingkungan melahirkan yang dirasakan kurang nyaman oleh ibu
 Kurangnya dukungan dari keluarga maupun suami
 Sejarah keluarga atau pribadi yang mengalami gangguan psikologis
 Hubungan sex yang kurang menyenangkan setelah melahirkan
 Tidak ada perhatian dari suami maupun keluarga
 Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa lanak-kanak atau
remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat
 Takut tidak menarik lagi bagi suaminya
 Kelelahan, kurang tidur
 Cemas terhadap kemampuan merawat bayinya
 Kekecewaan emosional (hamil, salin)
 Rasa sakit pada masa nifas awal.

Halaman 12
 Gejala-GejalaPostPartum Blues
Gejala-gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang
ibu. Gejala tersebut biasnya muncul pada hari ke-3 atau 6 hari setelah melahirkan.
Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya, yaitu :
 Sering tiba-tiba menangis karena merasa tidk bahagia.
 Tidak sabar
 Penakut
 Tidak mau makan
 Tidak mau bicara
 Sakit kepala sering berganti mood
 Mudah tersinggung (iritabilitas)
 Nerasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan
 Tidak bergairah
 Tidak percaya diri
 Tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan
 Merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja dilahirkan
 Merasa tidak menyayangi bayinya
 Insomnia yang berlebihan
 Gejala-gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan
menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika
masih berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut
postpartumdepression.

 Cara Mengatasi PostPartum Blues


Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan penanganan ditingkat
perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersama-sama, dengan
melibatkan lingkungannya, yaitu : suami, keluarga dan juga teman dekatnya. Hal-hal
yang dapat dilakukan seorang bidan :
 Menciptakan ikatan antara bayi dan ibu sedini mungkin
 Memberikan penjelasan pada ibu, suami dan keluarga bahwa hal ini merupakan
suatu yang umum dan akan hilang sendiri dalam dua minggu setelah melahirkan
 Simpati, memberikan bantuan dalam merawat bayi dan dorongan pada ibu agar
tumbuh rasa percaya diri
 Memberikan bantuan dalam merawat bayi
 Menganjurkan agar beristirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi.

Halaman 13
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara
yaitu :
a) Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan
dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara:
 Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi.
 Dapat memahami dirinya
 Dapat mendukung tindakan konstruktif.
b) Dengan cara peningkatan support mental
 Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan
pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak,
menyiapkan susu dan lain-lain.
 Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi
kesibukan merawat bayi
 Suami seharusnya tahu permasalahan yang di hadapi istrinya dan lebih
perhatian terhadap istrinya
 Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir
 Memperbanyak dukungan dari suami
 Suami menggantikan peran istri ketika istri kelelahan
 Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja
melahirkan
 Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
 Mengganti suasana, dengan bersosialisasi
 Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya.

Selain hal diatas, penangan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan pada
diri klien sendiri, diantaranyadnegan cara :
a) Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
b) Tidurlah ketika bayi tidur
c) Berolahraga ringan
d) Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
e) Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
f) Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
g) Bersikap fleksibel
h) Kesempatan merawat bayi hanya detang 1x
i) Bergabung dengan kelompok ibu

Halaman 14
 Cara Mencegah PostPartum Blues
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi risiko postpartum blues yaitu:
a. Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai postpartum blues, sehingga anda
sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka anda segera mendapatkan bantuan
secepatnya.
b. tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan
makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan
kehamilan.
c. Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan
selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat anda merasa lebih
baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri anda
d. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah
atau pindah kerja, sebelum atau sesudah melahirkan. Tetplah hidup secara
sederhana dan menghidaristress, sehingga dapat segera dan lebih mudah
menyembuhkan postpartum yang di derita.
e. Beritahukan perasaan
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang anda
inginkan dan butuhkan demi kenyamanan anda sendiri. Jika memiliki masalah dan
merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera diberitahukan kepada pasangan
atau orang terdekat.
f. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang anda cintai selama melahirkan, sangat
diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau orangtuaanda, atau siapa saja yang
bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri anda, bahwa mereka akan
selalu berada di sisi anda setiap mengalami kesulitan.
g. Persiapkan diri dengan baik
Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan. Senam hamil akan sangat
membantu anda dalam mengetahui berbagai informasi yang diperlukan, sehingga
nantinya anda tak akan terkeut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika anda tahu
apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari.
Lakukan pekerjaan rumah tangga, dukungan emosional. Dukungan emosi dari
lingkungan dan juga keluarga, akan membantu anda dalam mengatasi rasa frustasi
yang menjalar. Ceritakan pada mereka bagaimana perasaan serta perubahan
kehidupan anda, hingga anda merasa lebih baik setelahnya.

Halaman 15
C. KESEDIHAN DAN DUKA CITA
Derduka yang paling besar adalah disebabkan karena kematian bayi meskipun
kematian terjadi saat kehamilan. Berduka adalah respon psikologis terhadap kehilangan.
Proses berkuda terdiri dari tahap atau fase identifikasi respon tersebut. Berduka adalah
proses normal, dan tugas berduka penting agar berduka tetap normal. Kegagalan untuk
melakukan tugas berduka, biasanya di sebabkan keinginan untuk menghindari nyeri yang
sangat berat dan stress serta ekspresi yang penuh emosi. Seringkali menyebabkan reaksi
berduka abnormal atau psikologis. Tahap-tahap berduka :
1) Syok
Merupakan respon awal individu terhadap kehilangan. Manifestasi perilaku dan
perasaan meliputi : penyangkalan, ketidakpercayaan, putus asa, ketakutan, ansietas,
rasa bersalah, kekosangan, kesendirian, kesepian, isolasi, mati rasa, introversi (
memikirkan dirinya sendiri) tidak rasional bermusuhan, kebencian, kegetiran,
kewasspadaan akut, memberontak dan kurang konsentrasi.
Manifestasi klinis :
 Gel distress somatik yang berlangsung selama 20-60 menit
 Menghela nafas panjang
 Penurunan berat badan
 Anoreksia, tidur tidak tenang, keletihan dan gelisah
 Penampilan kurus dan tampak lesu
 Rasa penuh di tenggorokan, tersedak, nafas pendek, nyeri dada, gemetaran
internal
 Kelemahan umum dan kelemahan tertentu pada tungkai
2) Berduka
Menangis adalah salah satu bentuk pelepasan yang umum. Penerimaan
terhadap fakta kehilangan dan upaya terhadap realitas yang harus ia lakukan terjadi.
Selain masa ini, kehidupan orang yang berduka terus berlanjut. Dominasi kehilangan
secara bertahap menjadi ansietas terhadap masa depan.
3) Resolusi
Fase menentukan hubungan baru yang bermakna. Selama periode ini seseorang
yang berduka menerima kehilangan, penyesuaian telah komplet dan individu kembali
pada fungsinya secara penuh.
Manifestasi perilaku reaksi berduka abnormal atau patologis meliputi :
 Menghindari dan distorsi pernyataan emosi berduka normal
 Depresi agitasi, kondisi psikosomatik, mengalami gejala penyakit menular atau
terakhir yang di derita orang yang meninggal
 Aktivitas yang merusak keberadaan sosial ekonomi individu
 Mengalami kehilangan pola interaksi sosial

Halaman 16
Tanggung jawab utama bidan dalam peristiwa kehilangan adalah membagi
informasi tersebut dengan orang tua, bidan juga harus mendorong dan menciptakan
lingkungan yang aman untuk pengungkapan emosi berduka. Jika kehilangan terjadi pada
awal kehamilan, bidan dapat dipanggil untuk berpartisipasi dalam perawatan.
 Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan keseimbangan
cairan dalam tubuh.
 Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang terjadi
pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak diganti.
 Keseimbangan asam basa tubuh Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

C. KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS

A. NUTRISI DAN CAIRAN


1) NUTRISI
Nutrisi yang di konsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori
bagus untuk proses metabolisms tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI.
Wanita dewasa memerlukan 2.200 k kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori yang sama
dengan wanita dewasa + 700 k. kalori pada 6 bulan pertama kemudian + 500 k. kalori
bulan selanjutnya.
2) GIZI IBU MENYUSUI
 Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
 Makan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang
cukup.
 Minum sedikitnya 3 liter setiaphari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
 Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin.
 Minum Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan Vitamin A kepada bayinya
melalui ASInya.
Sesudah satu bulan pasca persalinan, makanlah makanan yang mengandung
kalori cukup banyak untuk mempertahankan berat badan si ibu.
Jika ibu ingin menyusui bayi kembar dua, kembar tiga atau bayi baru lahir beserta
dengan kakaknya yang balita ibu meembutuhkan kalori Iebih banyak dari pada ibu
menyusui satu bayi saja. Jika ibu ingin menurunkan berat badan batasi besarnya
penurunan tersebut sampai setengah kilogram perminggu. Pastikan diet ibu
mengandung 1500 kalori dan hidrusi diet cairan atau obat-obatan pengurus badan.
Penurunan berat badan lebih dari setengah kilogram perminggu dan
pembatasan kalori yang terlalu ketat akan rnengganggu gizi dan kesehatan ibu serta
dapat membuat ibu memproduksi ASI lcbih lanjut.

Halaman 17
3) KARBOHIDRAT
Makanan yang dikonsumsi dianjurkan mengandung 50-60% karbohidrat.
Laktosa (gula susu) adalah bentuk utama dari karbohidrat yang ada dalam jumlah lebih
besar dibandingkan dalam susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan
mudah di metabolisme menjadi dua gula sederhana (galaktosa dan glukosa) yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi selama masa bayi.
4) LEMAK
Lemak 25-35% dari total makanan. Lemak menghasilkan kira-kira setengah
kalori yang diproduksi oleh air susu ibu.
5) PROTEIN
Jumlah kelebihan protein yang diperlukan oleh ibu pada masa nifas adalah
sekitar 10-15%. Protein utama dalam air susu ibu adalah whey. Mudah dicerna whey
menjadi kepala susu yang lembut yang memudahkan penyerapan nutrient kedalam
aliran darah bayi. Sumber karbohidrat yaitu :
 Nabati :tahu, tempe dan kacang – kacangan
 Hewani : daging, ikan, telur, hati, otak, usus, limfa, udang, kepiting
6) VITAMIN DAN MINERAL
Kegunaan vitamin dan mineral adalah untuk melancarkan metabolisme tubuh.
Beberapa vitamin dan mineral yang ada pada air susu ibu perlu mendapat perhatian
khusus karena jumlahnya kurang mencukupi, tidak mampu memenuhi kebutuhan bayi
sewaktu bayi bertumbuh dan berkembang.
Vitamin dan mineral yang paling mudah menurun kandungannya dalam
makanan adalah Vit B6, tiamin, As.folat, kalsium, seng, dan magnesium. Kadar Vit B6,
tiamin dan As.folat dalam air susu langsung berkaitan dengan diet atau asupan
suplemen yang dikonsumsi ibu. Asupan vitamin yang tidak memadai akan mengurangi
cadangan dalam tubuh ibu dan mempengaruhi kesehatan ibu maupun bayi.
 Sumber vitamin : hewani dan nabati
 Sumber mineral : ikan, daging banyak mengandung kalsium, fosfor, zat besi, seng
dan yodium.
7) CAIRAN
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh.
Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi.
 Asupan tablet tambah darah dan zat besi diberikan seta= 40 haripost partum
 Minum kapsul Vit A (200.000 unit)

Halaman 18
B. AMBULASI PADA MASA NIFAS
Persalinan merupakan proses yang melelahkan, itulah mengapa Ibu disarankan
tidak langsung turun ranjang setelah melahirkan karena dapat menyebabkan jatuh pingsan
akibat sirkulasi darah yang belum berjalan baik. Ibu harus cukup beristirahat, dimana Ibu
harus tidur terlentang selama 8 jam post partum untuk mencegah perdarahan post partum.
Setelah itu, mobilisasi perlu dilakukan agar tidak tcrjadi pembengkakan akibat tersumbatnya
pembuluh darah Ibu. Pada persalinan normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh
pemasangan infuse atau kateter dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya Ibu
diperbolehkan untuk mandi dan pergi kc wc dcngan dibantu, satu atau dua jam setelah
melahirkan secara normal. Sebelum waktu ini, Ibu diminta untuk melakukan latihan menarik
nafas yang dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mcngayunkan
tungkainya dari tepi ranjang. Pasien Sectio Caesarea biasanya mulai ‘ambulasi’ 24-36 jam
sesudah melahirkan. Jika Pasien menjalani analgesia epidural, pemuiihan sensibilitas yang
total harus dilakukan dahulu sebelum ambulasi dimulai. Setelah itu Ibu bisa pergi ke kamar
mandi. Dengan begitu sirkulasi darah di dalam tubuh akan berjalan dengan baik. Gangguan
yang tidak diinginkan pun bisa dihindari.
Mobilisasi hendaknya dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan gerakan
miring ke kanan dan ke kiri. Pada hari kedua Ibu telah dapat duduk, lalu pada hari ketiga Ibu
telah dapat menggerakkan kaki yakni dengan jalan-jalan. Hari keempat dan kelima, Ibu
boleh pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka. Terkait dengan mobilisasi, Ibu sebaiknya mencermati
faktor-faktor berikut ini:
 Mobiliasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan Ibu terjatuh.
Khususnya jika kondisi Ibu masih lemah atau memiliki penyakit jantung. Meski begitu,
mobilisasi yang terlambat dilakukan juga sama buruknya, karena bisa menyebabkan
gangguan fungsi organ tubuh, aliran darah tersumbat, teranggunya fungsi otot dan lain-
lain.
 Yakinlah Ibu bisa melakukan gerakan-gerakan di atas secara bertahap.
 Kondisi tubuh akan cepat pulih jika Ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat.
Tidak Cuma itu, sistem sirkulasi di dalam tubuh pun bisa bcrfungsi normal kembali akibat
mobilisasi. Bahkan penelitian menyebutkan early ambulation (gerakan sesegera
mungkin) bisa mencegah aliran darah terhambat. Hambatan aliran darah bisa
menyebabkan terjadinya trombosis vena dalam atau DVT (Deep Vein Thrombosis) dan
bisa menyebabkan infeksi.
 Jangan melakukan moblisasi secara berlebihan karena bisa membebani jantung.

Latihan postnatal dilakukan seperti diuraikan dalam gambar 20.2. biasanya


latihan dimulai pada hari pertama dan dilakukan sehari sekali dengan pengawasan Bidan.
Pada beberapa Rumah Sakit, fisioterapis menyelenggarakan kelas-kelas latihan postnatal
pada hari-hari tertentu setiap minggu.

Halaman 19
Tujuan latihan dijelaskan pada lbu sehingga la menyadari pentingnya
meluangkan waktu untuk mengikuti latihan ketika di Rumah Sakit dan akan melanjutkannya
setelah di rumah nanti. Latihan membantu menguatkan otot-otot perut dan dengan
demikian menghasilkan bentuk tubuh yang baik, mengencangkan dasar panggul sehingga
mencegah atau memperbaiki stres inkontinensia, dan membantu memperbaiki sirkulasi
darah di seluruh tubuh.

C. ELIMINASI : BAB/BAK
1) Fungsi Sistem Perkemihan
a) Mencapai hemostatis internal
 Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Cairan yang terdapat dalam tubuh terdiri dari air dan unsur-unsur yang
terlarut di dalamnya. 70 % dari air tubuh terletak di dalam sel-sel dan
dikenal sebagai cairan intraselular. kandungan air sisanya disebut cairan
ekstraselular. Cairan ekstraselular dibagi antara plasma darah, dan cairan
yang langsung memberikan lingkungan segera untuk sel-sel yang disebut
cairan interstisial (Cambridge, 1991: 2)
 batas normal PH cairan tubuh adalah 7,35-7,40
Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH <>
b) Mengeluarkan sisa metabolisme, racun dan zat toksin
ginjal mengekskresi hasil akhir metabolisme protein yang mengandung nitrogen
terutama : urea, asam urat, dan kreatinin.
2) Keseimbangan dan keselarasan berbagai proses di dalam tubuh
a) Pengaturan Tekanan Darah
Menurunkan volume darah dan serum sodium (Na) akan meningkatkan serum
pottasium lalu merangsang pengeluaran renin yang dalam aliran darah diubah
menjadi angiotensin yang akan mengekskresikan aldosteron sehingga
mengakibatkan terjadinya retensi Na+ + H2O kemudian terjadi peningkatan
volume darah yang meningkatkan tekanan darah.
b) Angiotensin juga dapat menjadikan vasokontriksi perifer yang mengakibatkan
peningkatan tekanan darah.
c) Perangsangan produksi sel darah merah
Dalam pembentukan sel darah merah diperlukan hormon eritropoietin untuk
merangsang sumsum tulang hormon ini dihasilkan oleh ginjal.
3) Sistem Urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut
menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar sterorid setelah
wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa
pasca partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita
melahirkan. diperlukan kira-kira dua sampai 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan
dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil (Cunningham,

Halaman 20
dkk ; 1993). Pada sebagian kecil wanita, dilaktasi traktus urinarius bisa menetap selama
tiga bulan.

a) Komponen Urine
Glikosuria ginjal diinduksikan oleh kehamilan menghilang. Laktosuria
positif pada ibu meyusui merupakan hal yang normal. BUN (blood urea
nitrogen), yang meningkat selama pasca partum, merupakan akibat otolisis
uterus yang berinvolusi, Pemecahan kelebihan protein di dalam sel otot uterus
juga menyebabkan proteinuria ringan (+1) selama satu sampai dua hari setelah
wanita melahirkan. Hal ini terjadi pada sekitar 50% wanita. Asetonuria bisa
terjadi pada wanita yang tidak mengalami komplikasi persalinan atau setelah
suatu persalinan yang lama dan disertai dehidrasi.
b) Diuresis Postpartum
Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan
yang tertimbun di jaringan selama ia hamil. salah satu mekanisme untuk
mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil ialah diaforesis luas,
terutama pada malam hari, selama dua sampai tiga hari pertama setelah
melahirkan. Diuresis pascapartum, yang disebabkan oleh penurunan kadar
estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan
hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan, merupakan mekanisme
tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Kehilangan cairan melalui keringat dan
peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg
selama masa pasca partum. Pengeluaran kelebihan cairan yang tertimbun
selama hamil kadang-kadang disebut kebalikan metabilisme air pada masa
hamil (reversal of the water metabolisme of pregnancy)
c) Uretra dan Kandung Kemih
Trauma bila terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih
dapat mengalami hiperemesis dan edema, seringkali disertai di daerahdaerah
kecil hemoragi. Kandung kemih yang oedema, terisi penuh dan hipotonik dapat
mengakibatkan overdistensi, pengosongan yang tak sempurna dan urine
residual kecuali jika dilakukan asuhan untuk mendorong terjadinya
pengosongan kandung kemih bahkan saat tidak merasa untuk berkemih.
Pengambilan urine dengan cara bersih atau melalui kateter sering
menunjukkan adanya trauma pada kandung kemih. Uretra dan meatus urinarius
bisa juga mengalami edema.
Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung
kemih setelah bayi lahir, dan efek konduksi anestesi menyebabkan keinginan
untuk berkemih menurun. Selain itu, rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat
dorongan saat melahirkan, leserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau
mengubah refleks berkemih. Penurunan berkemih, seiring diuresis

Halaman 21
pascapartum, bisa menyebabkan distensi kandung kemih. Distensi kandung
kemih yang muncul segera setelah wanita melahirkan dapat menyebabkan
perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi
dengan balk. pada masa pascapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan ini
dapat menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga
mengganggu proses berkemih normal (Cinningham, dkk,1993). Apabila terjadi
distensi berlebih pada kandung kemih dalam mengalami kerusakan lebih lanjut
(atoni). Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus kandung
kemih biasanya akan pulih kembali dalam lima sampai tujuh hari setelah bayi
lahir

 INKONTINENSI URINE
Ketidaksanggupan sementara atau permanen otot sfingter eksterna untuk
mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih Jika kandung kemih dikosongkan secara
total selama inkontinensi (Inkontinensi komplit) Jika kandung kemih tidak secara total
dikosongkan selama inkontinensia (inkontinensi sebagian) Penyebab Inkontinensi
 Proses ketuaan
 Pembesaran kelenjar prostate
 Spasme kandung kemih
 Menurunnya kesadaran
 Menggunakan obat narkotik sedative
Ada beberapa jenis inkontinensi yang dapat dibedakan :
 Total inkontinensi
Adalah kelanjutan dan tidak dapat diprediksikan keluarnya urine. Penyebabnya
biasanya adalah injury sfinter eksternal pada laki-laki, injury otot perinela atau
adanya fistula antara kandung kemih dan vagina pada wanita dan kongenital atau
kelainan neurologis.
 Stress inkontinensi
Ketidaksanggupan mengontrol keluarnya urine pada waktu tekanan abdomen
meningkat contohnya batuk, tertawa — karena ketidaksanggupan sfingter eksternal
menutup.
 Urge inkontinensi
Terjadi pada waktu kebutuhan berkemih yang baik, tetapi tidak dapat ketoilet
tepat pada waktunya. Disebabkan infeksi saluran kemih bagian bawah atau spasme
kandung kemih.
 Fungisonal inkontinensi
Adalah involunter yang tidak dapat diprediksi keluarnya urine. Biasa
didefinisikan sebagai inkontinensi persists karena secara fisik dan mental mengalami
gangguan atau beberapa faktor lingkungan dalam persiapan untuk buang air kecil di
kamar mandi.

Halaman 22
 Refleks inkontinensi
Adalah involunter keluarnya urine yang diprediksi intervalnya ketika ada reaksi
volume kandung kemih penuh. Klien tidak dapat merasakan pengosongan kandung
kemihnya penuh.

 ENURESIS
 Sering terjadi pada anak-anak
 Umumnya terjadi pada malam hari — nocturnal enuresis
 Dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
Penyebab Enuresis
 Kapasitas kandung kemih lebih besar dari normalnya
 Anak-anak yang tidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi dari keinginan
berkemih tidak diketahui, yang mengakibatkan terlambatnya bagun tidur untuk
kekamar mandi.
 Kandung kemih irritable dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam
jumlah besar.
 Suasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah (misalnya persaingan
dengan saudara kandung, cekcok dengan orang tua). Orang tua yang mempunyai
pendapat bahwa anaknya akan mengatasi kebiasaannya tanpa dibantu untuk
mendidiknya.
 lnfeksi saluran kemih atau perubahan fisik atau neurologi sistem perkemihan.
 Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral atau makanan pemedas
 Anak yang takut jalan pada gang gelap untuk kekamar mandi.

 PERUBAHAN SISTEMIK PASCAPARTUM, URINARIUS


Setelah melahirkan, sistem urinarius kembali kepada kondisi seperti sebelum
hamil. Perubahan ini merupakan perubahan yang retrogresif yang efeknya banyak
menghabiskan tenaga dan berat badan. Hamper segera setelah melahirkan,terjadi
diuresis untuk membersihkan tubuh dari kelebihan cairan yang di kumpulkan oleh tubuh
selama kehamilan.
Temuan kajian :
1) Kehilangan tonus kandung kemih untuk sementara
2) Kehilangan sensasi untuk berkemih
3) Uterus terdesak oleh distensi kandung kemih
4) Peningkatan produksi urin
5) Peningkaatan keringat

Implikasi keperawatan :
1) Dapatkan riwayat pascapartum dan lakukan pemeriksaan fisik lengkap
2) Dapatkan riwayat proses persalinan lengkap

Halaman 23
3) Kaji distensi kandung kemih dengan palpasi atau perkusi diatas abdomen dan diatas
simfisis pubis.
4) Palpasi fundus uteri; fundus yang lunak dan redup mungkin mengindikasikan distensi
kandung kemih.
5) Anjurkan kepada klien untuk berjalan ke kamar mandi dan berkemih pada akhir jam
pertama pascapartum.
6) Temani klien selama proses berkemihnya yang pertama untuk mengantisipasi rasa
pusing yang dialami klien.
7) Nyalakan keran air, berikan klien segelas air, atau alirkan air hangat diatas vulva untuk
membantu proses berkemih.
8) Pasang kateter jika kandung kemih klien mengalami distensi dank lien tidak mampu
untuk berkemih sendiri pada akhir jam pertama.
9) Pantau masukan dan keluaran engan ketat untuk mencegah terjadinya
ketidakseimbangan cairaan.

D. KEBERSIHAN DIRI DAN PERINEUM


1) PENGERTIAN KEBERSIHAN
Dibawah ini dijelaskan macam-macam pengertian kebersihan yaitu sebagai berikut :
 Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu,
sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses
penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti
bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya.
 Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene yang baik. Manusia perlu
menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak
malu, tidak mcnyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri
maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri,
seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan mcmakai pakaian yang bersih.
 Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan memakai air dan
sejenis sabun atau deterjen. Mencuci tangan dengan air dan sabun, atau
menggunakan produk kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah
penularan influenza dan batuk-pilek.
 Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan
berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara
melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan
mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan
makan, membersihkan kamar mandi dan jamban, serta
membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan
halaman dan selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.
 Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan
manusia. Kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan kamar bedah di rumah

Halaman 24
sakit, sedangkan kebersihan di pabrik makanan berbeda dengan kebersihan di
pabrik semikonduktor yang bebas debu.

2) KEBERSIHAN PADA MASA NIFAS


Empat puluh minggu masa kehamilan telah terlewati dengan mulus. Namun
masih harus menjalani proses yang tak kalah merepotkan, yakni proses “pembersihan
diri” alias masa nifas. Biasanya berlangsung 40 hari. Tahapan-tahapan selama masa nifas
ini, vagina akan terus-menerus mengeluarkan darah. Biasanya darah tersebut
mengandung trombosit, sel-sel tua, sel-sel mati (nekrosis), serta sel-sel dinding rahim
(endometrium), yang disebut lokia. Ibu pasca melahirkan akan mengalami empat
tahapan perubahan lokia dalam masa nifas ini:
 Merah segar (lokia lubra). Tahap pertama ini akan berlangsung selama tiga hari
pertama setelah melahirkan. Darah pada tahapan pertama ini berpotensi
mengandung banyak kuman penyakit.
 Merah dan berlendir (lokia sanguinolenta). Untuk tahapan kedua ini biasanya
berlangsung selama satu hingga dua minggu
 Kuning kecoklatan lalu merah muda (lokia serosa). Cairan yang berwarna seperti ini
biasanya mulai keluar dua minggu hingga satu bulan setelah melahirkan.
 Kekuningan lalu bening (lokia alba). Cairan ini keluar selama sekitar dua minggu,
yakni dari minggu keempat sampai minggu keenam. Bila cairan lokia sudah
berwarna bening, tandanya masa nifas Anda berlangsung normal. Kebersihan yang
kurang terjaga di masa nifas bukan hanya dapat mengundang infeksi pada vagina
tapi juga rahim.
Pada prinsipnya, urgensi kebersihan vagina pada saat nifas dilandasi beberapa alasan
yaitu :
 Banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina.
 Vagina berada dekat saluran buang air kecil dan buang air besar yang tiap hari kita
lakukan.
 Adanya luka di daerah perineum yang bila terkena kotoran dapat terinfeksi.
 Vagina merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki kuman. untuk kemudian
menjalar ke rahim.

Halaman 25
3) LANGKAH MENJAGA KEBERSIHAN VAGINA
Berikut mengenai cara membersihkan vagina yang benar :
 Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang
digunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke belakang
hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina baik itu dari air
seni maupun feses yang mengandung kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada
luka jahitan.
 Vagina boleh dicuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptik karena dapat
berfungsi sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan takut memegang daerah
tersebut dengan saksama.
 Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahilan, upaya menjaga kebersihan
vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptik
selama 10 menit. Lakukan setelah BAK atau BAB.
 Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan, pembalutnya tidak diganti. Bila
seperti itu caranya maka akan percuma saja. Bukankah pembalut tersebut sudah
dinodai darah dan kotoran? Berarti bila pembalut tidak diganti, maka vagina akan
tetap lembap dan kotor.
 Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan
pembalut baru. Ingat pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB atau
minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasa tak nyaman.
 Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi salep antibiotik yang
dircsepkan oleh dokter.

4) PERAWATAN PADA TINDAKAN EPISIOTOMI


Jika persalinan normal sampai memerlukan tindakan episiotomi, ada beberapa
hal yang harus dilakukan agar proses pemulihan berlangsung seperti yang diharapkan.
Inilah cara perawatan setelah episiotomi:
 Untuk menghindari rasa sakit kala buang air besar, ibu dianjurkan memperbanyak
konsumsi serat seperti buah-buahan dan sayuran. Dengan begitu tinja yang
dikeluarkan menjadi tidak keras dan ibu tak perlu mengejan. Kalau perlu, dokter
akan memberikan obat untuk melembekkan tinja.
 Dengan kondisi robekan yang terlalu luas pada anus, hindarkan banyak bergerak
pada minggu pertama karena bisa merusak otot-otot perineum. Banyak-banyaklah
duduk dan berbaring. Hindari berjalan karena akan membuat otot perineum
bergeser.
 Jika kondisi robekan tidak mencapai anus, ibu disarankan segera melakukan
mobilisasi setelah cukup beristirahat.
 Setelah buang air kecil dan besar atau pada saat hendak mengganti pembalut darah
nifas, bersihkan vagina dan anus dengan air seperti biasa. Jika ibu benar-benar takut
untuk menyentuh luka jahitan disarankan untuk duduk berendam dalam larutan

Halaman 26
antiseptik selama 10 menit. Dengan begitu, kotoran berupa sisa air seni dan feses
juga akan hilang.
 Bila memang dianjurkan dokter, luka di bagian perineum dapat diolesi salep
antibiotik.

5) BILA TERJADI INFEKSI


Infeksi bisa terjadi karena ibu kurang telaten melakukan perawatan pasca
persalinan. Ibu takut menyentuh luka yang ada di perineum sehingga memilih tidak
membersihkannya. Padahal, dalam keadaan luka, perineum rentan didatangi kuinan dan
bakteri sehingga mudah terinfeksi. Gejala-gejala infeksi yang dapat diamati adalah :
 suhu tubuh melebihi 37,5° C.
 menggigil, pusing, dan mual
 keputihan
 keluar cairan seperti nanah dari vagina
 cairan yang keluar disertai bau yang sangat
 keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri
 terasa nyeri di perut
 perdarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit. Misalnya, seminggu
sesudah melahirkan, pendarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah kembali
banyak keluar.

Bila ada tanda-tanda seperti di atas, segera periksakan diri ke dokter. Infeksi
vagina yang ringan biasanya ditindaklanjuti dengan penggunaan antibiotik yang adekuat
untuk membunuh kuman-kuman yang ada di situ.

6) ALASAN MENJAGA KEBERSIHAN VAGINA


Setelah seluruh hasil pemantauan dinyatakan baik, ibu bisa meneruskan
perawatan secara pribadi. Selama masa pasca persalinan, entah itu normal atau sesar,
akan terjadi perdarahan selama 40 hari atau masa nifas. Di sinilah pentingnya menjaga
kebersihan di daerah seputar vagina dengan saksama. Kebersihan vagina selama masa
nifas harus dilakukan karena beberapa alasan, seperti :
 Banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina.
 Vagina merupakan daerah yang dekat dengan tempat buang air kecil dan tempat
buang air besar yang tiap hari kita lakukan.
 Adanya luka di daerah perineum yang bila terkena kotoran dapat terinfeksi.
 Vagina merupakan organ terbuka sehingga mcmudahkan kuman yang ada di daerah
tersebut menjalar ke rahim.

Halaman 27
E. ISTIRAHAT
Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru merupakan masalah yang sangat
penting sekalipun kadang-kadang tidak mudah dicapai. keharusan ibu untuk beristirahat
sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan dengan beban kandungan
yang berat dan banyak keadaan yang menganggu lainnya, plus pekerjaan bersalin,bukan
persiapan yang baik dalam menghadapi kesibukan yang akan terjadi pada hal hari-hari
postnatal akan dipengaruhi oleh banyak hal : begitu banyak yang harus dipelajari asi yang
diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat, karangan bunga,
hadiah-hadiah serta menyambut tamu, dan juga kekhawatiran serta keprihatian yang tidak
ada kaitannya dengan situasi ini. dengan tubuh yang letih dan mungkin Pula pikiran yang
sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang cukup.
1) ISTIRAHAT MALAM
Selama satu atau dua malam yang pertama, ibu yang baru mungkin memerlukan
obat tidur yang ringan. Biasanya dokter akan memberikannya jika benar-benar
diperlukan. Kerapkali tubuhnya sendiri yang mengambil alih fungsi obat tidur ini dan ia
benar-banar tidur lelap sehingga pemeriksaan tanda-tanda vital serta fundus uteri
hanya sedikit mengganggunya. Sebagian ibu menemukan bahwa lingkungan yang asing
baginya telah mengalihkan perhatiannya dan sebagian lainnya merasa terganggu oleh
luka bekas episiotomi sehingga semua ini akan menghalangi tidurnya ketika pengaruh
pembiusan sudah hilang. Rasa nyeri atau tcrganggu selalu memerlukan pemeriksaan dan
analgesik dapat diberikan sebelum pasien menggunakan obat tidur.
Setelah hari kedua postnatal ,pemberian obat tidur pada malam hari biasanya
sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada
malam hari. ibu harus dibantu agar dapat beristirahat lebih dingin dan tidak diganggu
tanpa alasan. Hal-hal kecil yang menarik perhatiannya seperti suara pintu yang berderik
atau bunyi tetesan air dari keran harus dilaporkan pada siang harinya sehingga dapat di
atasi sebelum suara-suara tersebut mengganggu tidur ibu.
Ibu yang baru yang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat dan semua
keadaan yang di temukan harus dilaporkan pada dokter. Insommia merupakan salah
satu tanda peringatan untuk psikosis nifas.

2) ISTIRAHAT SIANG
Waktu siang hari di rumah sakit tidak perlu terlalu diprihatinkan, namun banyak
orang mengatakan hal tersebut harus pulang ke rumah untuk bisa beristirahat
merupakan pernyataan yang sering terdengar dan petugas yang terlibat dalam unit
asuhan maternitas harus mendengarkan serta mencari mcngapa keluhan tersebut bisa
tcrjadi.
Pada hampir setiap rumah sakit bersalin, priode istirahat yang jelas perlu
disediakan secara teratur dan kerapkali di perlukan selama satu jam sebelum makan
siang tirai ditarik, radio dimatikan, staf keperawatan harus bekerja tanpa suara, tamu
yang ingin berkunjung dilarang dan pangilan telpon tidak diteruskan kepada pasien

Halaman 28
kecuali benar-benar mendesak. Ibu harus dibantu untuk mengatur sendiri bagaimana
memanfaatkan waktu istirahat ini: berbaring telungkup (mungkin dengan bantal di
bawah panggulnya ) untuk membantu drainase uterus jika posisi nyaman baginya.
priode istirahat ini umumnya memberikan manfaat fisik maupun psikologis yang sangat
besar. Beberapa rumah sakit mengulangi waktu istirahat yang jelas pada sore harinya.
Kalau ditanya apa yang membuat bangsal postnatal tampak begitu sibuk,
jawaban sebagian ibu mengungkapkan hal yang terjadi. kejadian yang rutin dan
teratur,seperti visite dokter, program latihan, peragaan dalam memandikan bayi atau
bahkan menyusui bayi tampaknya bukan masalah. kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan curahan emosi, seperti menghadapi tamu dan panggilan telpon dari luar,
atau menulis surat ucapan terima kasih atas pengiriman kartu ucapan selamat dan
hadiah, semua ini lah yang melelahkan ibu baru melahirkan barang kali perawat yang
dapat merasakan kesibukan ibu dalam menghadapi hal-hal semacam itu. Dapat
membantunya dengan membahas prioritas, Apakah setiap orang yang mangirim surat
ucapan selamat benar-benar memerlukan jawaban. Di samping itu, perawat harus
berhati-hati pada saat jam kunjungan untuk menjaga agar ibu tidak terlalu lelah.

3) TIDUR
Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah
melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat
penumpukan kelelahan karena persalinan dan kesulitan beristirahat karena perineum.
Nyeri perineum pasca partus berkolerasi erat dengan durasi kala II persalinan. Rasa tidak
nyaman di kandung kemih, dan perineum, serta gangguan bayi, semuanya dapat
menyebabkan kesulitan tidur, yang dapat mempengaruhi daya ingat dan kemampuan
psikomotor. Secara eoritis pola tidur kembali mendekati normal dalam 2 / 3 minggu
setelah persalinan, tetapi ibu yang menyusui mengalami gangguan pola tidur yang lebih
besar.
Yang sangat di idamkan ibu baru adalah tidur dia tidur lebih banyak istirahat di
minggu 2 dan bulan 2 pertama setelahmelahirkan, bias mencegah depresi
danmemulihkan tenaganya yang terkurashabis.
Banyak orang yang mengalami sulit tidur.Orang dewasa butuh rata - rata 7 -
8 jam untuk tidur dan
semakin sedikit waktu yangdibutuhkan untuk tidur saat orang semakintua. Orang yang s
udah tua biasanyamembutuhkan 5 - 6 jam, sesekali begadang tidak mengganggu kecuali
menyebabkan kelelahan esok harinya. Gangguan tidur yang menetap sering diakibatkan
stres,kegelisahan, atau depresi yang membuatAnda torus capai, kesal, dan tak dapat
berkonsentrasi. Simpton atau gejala fisikseperti nyeri, masalah pernafasan dan hotflush
( serangan rasa panas ) Juga beberapa obat dapat mengganggu tidur.

Halaman 29
Kurang istirahat Akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
 Mengurangi jumlah AS1 yang di produksi
 Memperlambat proses involusio uterus dan meningkatkan perdarahan
 Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

Ada beberapa hal yang dapat Anda coba lakukan untuk lebih mudah tertidur di malam
hari.
 Pergi ke tempat tidur dan bangun di saat sama setiap hari. Bahkan jika lelah jangan
tidur siang.
 Jangan makan makanan berat kurang dart tiga jam sebelum pergi tidur. Hindari kopi,
tch, minuman kola, alkohol dan merokok. Jika Anda lapar, makan biskuit atau pisang.
Minum segelas susu hangat setengah jam sebelum tidur.
 Lakukan hal yang membantu Anda mengatasi kesulitan tidur ( lihat tip praktis di
bawah )
 Coba obat herbal yang membuat tidur nyenyak ( lihat obat alami di bawah )
 Jika Anda merasa tegang, lakukan latihan relaksasi ( lihat relaksasi ) beberapa saat
sebelum tidur. Berendamlah dalam air hangat. Minyak lavender
 Jangan makan makanan berat kurang dari tiga jam sebelum pergi tidur. Hindari kopi,
tch, minuman kola, alkohol dan merokok. Jika Anda lapar, makan biskuit atau pisang.
Minum segelas susu hangat setengah jam sebelum tidur.
 Lakukan hal yang membantu Anda mengatasi kesulitan tidur ( lihat tip praktis di
bawah )

Mengelola tidur , coba tip berikut :


 Untuk Berhenti bekerja setidaknya sejam sebelum waktu tidur dan baca buku atau
dengarkan musik menenangkan. Buat ruangan tenang, redup dan sejuk.
 Untuk Jika tak bisa tertidur dalam 30 menit, bangun dan pergi ke ruangan lain dan
baca. Jangan menonton TV.
 Untuk Jika kepala anda penuh dengan tugas untuk esok harinya, taruh buku catatan
di samping tempat tidur dan catat.

F. SEKSUAL
Masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari, menurut orang awam
merupakan masa nifas yang penting untuk di pantau. Nifas merupakan masa pembersihan
rahim, sama hal nya seperti masa haid. Darah nifas mengandung trombosit, sel -
sel degeneratif, set - sel matidan sel - sel endometrium sisa.
Banyak pasangan suami - istri merasa frekuensi berhubungan intim semakin
berkurang setelah memiliki anak. Ada anggapan bahwa wanita usai persalinan
kurang bergairah karena pengaruh hormon. Terutama pada bulan - bulan pertama pasca
melahirkan, kegiatan mengurus bayi dan menyusui membuat istri lebih banyak
mencurahkan perhatian kepada si kecil di bandingkan suami. Untuk memiliki waktu berdua

Halaman 30
saja sulit apalagi berhubungan intim. Beberapa bulan pertama
setelah melahirkan, memanghormon pada wanita akan di program ulang untuk menyusui
dan mengasuh bayi. Waktu dan tenaga seakan tercurah hanya untuk si kecil, sehingga sulit
rasanya mencari waktu untuk berhubungan intim.
Ibu yang baru malahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali setelah
6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu
semua luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi dan luka bekas section cesarean ( SC
) biasanya telah sembuh dengan baik. Bila suatu persalinan di pastikan tidak ada luka atau
perobekan jaringan, hubungan seks bahkan telah boteh dilakukan 3 - 4 minggu setelah
proses melahirkan itu. Meskipun hubungan telah dilakukan setelah minggu ke - 6
adakalanya ibu - ibu tertentu mengeluh hubungan masih terasa sakit atau nyeri meskipun
telah beberapa bulan proses persalinan. Gangguan
seperti ini disebut dyspareuniaatau rasa nyeri waktu senggarna. Padakasus semacam ini ada
beberapakemungkinan yang bisa menjadi penyebab,yaitu :
1) Sesuai tradisi. Setelah melahirkan ibu - ibu sering mengkonsumsi jamu - jamu tertentu.
Jamu - jamu ini mengandung zat zat yang memiliki sifat astringents yang berakibat
menghambat produksi cairan
pelumas pada vagina saat seorangwanita terangsang seksual.
2) Jaringan baru yang terbentuk karena proses penyembuhan luka guntingan jalan lahir
masih sensitif.
3) Faktor psikologis yaitu kecernasan yang berlebihan turut berperan. Hubungan seksual
yang memuaskan memerlukan suasana hati yang tenang. Kecemasan akan menghambat
proses perangsangan sehingga produksi cairan pelumas pada dinding vagina akan
terhambat. Cairan pelumas yang minim akan berakibat gesekan penis dan dinding
vagina tidak terjadi dengan lembut, akibatnya akan terasa nyeri dan tidak jarang akan
ada luka lecet baik pada dinding vagina maupun kulit penis suami. Kondisi inilah yang
menyebabkan rasa sakit. Selain itu ada dua lagi penyebab yang mungkin menurunkan
gairah seksual ibu pascamelahirkan. Pertama penyebab langsung seperti luka pada
persalinan. Kemudian penyebab tidak langsung seperti depresi, baby blues atau
kelelahan.
Pada prinsipnya, tidak ada masalah untuk melakukan hubungan seksual setelah
selesai masa nifas 40 hari. Hormon prolaktin tidak akan membuat ibu kehilangan gairah
seksual. Beragam perilaku seksual pada ibu - ibu pasca melahirkan yang menyusui, Jika
sebagian lagi merasa tidak bergairah untuk melakukan kegiatan seksual, sedangkan
sebagian lagi merasakan hasrat seksual yang tinggi. Intinya ialah
permasalahanpsikologis ibu untuk melakukan hubungan seksual. Jika memang ibu sudah
tidak mengatami luka pasca persalinan, maka boleh – boleh saja.

Halaman 31
G. LATIHAN ATAU SENAM NIFAS
Masa NIFAS adalah masa setelah ibu persalinan. Pada masa nifas ibu mengalami
beberapa perubahan fisiologis, diantaranya adalah:
1) Involusio uterus yang dimulai segera setelah persalinan dan proses ini selesai
biasanya setelah 6 minggu
2) Laktasi sebagai respon terhadap kerja prolaktin yang disekresi oleh kelenjar
hipofisis anterior
3) Perubahan fisiologis pada bagian tubuh lain yang mengembalikan tubuh pada
kondisi sebelum hamil.

a) DEFINISI SENAM NIFAS


SENAM NIFAS adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan, setelah
keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam nifas merupakan latihan yang tepat untul
memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara fisiologis maupun psikologis.
Wanita yang setelah persalinan seringkali mengeluhkan bentuk tubuhnya yang melar.
Hal ini dapat dimaklumi karena merupakan akibat membesarnya otot rahim karena
pembesaran selama kehamilan dan otot perut jadi memanjang sesuai usia kehamilan
yang terus bertambah. Setelah persalinan, otot-otot tersebut akan mengandur. Selain
itu, peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal. Hingga untuk
mengembalikan tubuh ke bentuk dan kondisi semula salah satunya dengan melakukan
senam nifas yang teratur di sarnping anjuran-anjuran lainnya.

b) WAKTU UNTUK MELAKUKAN SENAM NIFAS


Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam 24 jam setelah persalinan, secara
teratur setiap hari. Kendala yang sering ditemui adalah tidak sedikit ibu yang setelah
melakukan persalinan takut untuk melakukan mobilisasi karena takut merasa sakit atau
menambah pendarahan. Anggapan ini tidak tepat karena 6 jam setelah persalinan
normal dan 8 jam setelah persalinan caesar, ibu sudah dianjurkan untuk melakukan
mobilisasi dini. Tujuannya mobilisasi ini agar terutama peredaran darah ibu dapat
berjalan dengan baik. Selanjutnya ibu dapat melakukan senam nifas.
Degan melakukan senam nifas tepat waktu, maka hasil yang didapat pun bisa
maksimal. Senam nifas tentunya dilakukan secara bertahap hari demi hari. Bentuk
latihan senam antara ibu yang habis persalinan normal berbeda dengan caesar. Pada ibu
yang mengalami persalinan caesar, beberapa jam setelah keluar dari kamar operasi,
pernafasan lah yang dilatih guna mempercepat penyembuhan luka operasi, sementara
latihan untuk mengencangkan otot perut dan melancarkan sirkulasi darah di tungkai
baru dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun dari tempat tidur. Sedangkan pada
persalinan normal, bila keadaan ibu cukup baik, semua gerakan senam bisa dilakukan.
Walaupun banyak kegunaannya, tidak semua ibu setelah persalinan dapat
melakukan senam nifas. Untuk ibu-ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan
tentu tidak boleh melakukan senam nifas. Demikian juga untuk penderita kelainan
seperti jantung, ginjal atau diabetes. Jangankan untuk melakukan senam, ibu tersebut

Halaman 32
justru harus istirahat total sekitar 2 minggu postpartum. Sedangkan pada ibu pada
persalinan normal dan bila tidak dibatasi oleh pemasangan infus juga tanda vital ibu
(tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi) normal, maka ibu dapat mulai melakukan
ambulasi dini seperti ke kamar mandi untuk BAK sendiri dan senam nifas 24 jam setelah
persalinan.

c) TUJUAN/ KEGUNAAN SENAM NIFAS


Banyak sekali manfaat dari melakukan senam nifas. Secara umum adalah untuk
mengembalikan keadaan ibu agar kondisi ibu kembali seperti sediakala sebelum
kehamilan, manfaat itu antara lain :
 Memperbaiki sirkulasi darah sehingga mencagah terjadinya pembakuan (trombosis)
pada pembuluh darah terutama pembuluh tungkai.
 Memperbaiki sikap tubuh setelah kehamilan dan persalinan dengan memulihkan dan
menguatkan otot-otot punggung.
 Memperbaiki tonus otot pelvis
 Memperbaiki regangan otot tungkai bawah
 Memperbaiki regangan otot abdomen setelah hamil
 Meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul
 Memperlancar terjadinya involusio uteri

Halaman 33

Anda mungkin juga menyukai