Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TRANSGENIK

ENETICALLY MODIFIED ORGANISM (GMO)

DISUSUN OLEH :
NAMA : ADE DISKA IBRAHIM
NIM : 125080600111077
KELAS : I-03

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobil a’lamin kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
rahmad-Nya karena makalah bioteknologi tentang ENETICALLY MODIFIED ORGANISM (GMO)
telah kami selesaikan, meskipun terdapat berapa kendala teknis dan non teknis.
Makalah ini berisi teori-teori singkat tentang materi transgenik atau ENETICALLY MODIFIED
ORGANISM (GMO). Setiap bab disusun secara sistematis berisi teori dasar, metode dan tujuan, serta
proses dari transgenik itu sendiri.
Penulis merasa bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena keterbatasan
kami. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan masukan dari pembaca untuk penyempurnaan dan
perbaikan kedepannya. Terima Kasih.

Malang, 10 Januari 2014

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada saat ini penggunaan GMO atau Genetically Modified Organism telah meluas dikarenakan
adanya beberapa kelebihan yang didapatkan pada produk ini. GMO yang merupakan hasil rekayasa
genetika, tidak dapat disangkal mempunyai beberapa kelebihan. Beberapa produk pertanian yang
merupakan GMO bisa tahan terhadap hama, tahan terhadap berbagai penyakit, penggunaan pestisida
yang lebih sedikit, mempunyai penampilan yang menarik, mempunyai nutrisi yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan produk yang asli, dan lain sebagainya. Beberapa kelebihan dari GMO tersebut
diklaim dapat mengatasi masalah populasi dan pangan yang dihadapi oleh dunia.
Rekayasa genetika merupakan salah bentuk kemajuan teknologi paling mutakhir dalam dunia
biologi molekuler. Oleh karena itu, rekayasa genetika memegang peranan penting dalam merubah
susunan genetika makhluk hidup sesuai dengan keperluan manusia di masa ini. Penerapan rekayasa
genetika juga telah memasuki perangkat terpenting bagi makhluk hidup yakni gen sehingga tumbuhan
yang dihasilkan dari rekayasa genetika ini diharapkan memiliki sifat-sifat yang unggul, yang berbeda
dari tanaman aslinya. Disusul dengan perkembangan bioteknologi sehingga pemuliaan tanaman
merupakan salah satu sektor paling menjanjikan dalam industri pertanian. Namun, seperti teknologi
baru lainnya, keberadaan tanaman hasil rekayasa genetika mulai menuai kontroversi di masyarakat
dunia. Ada pihak yang mendukung dihasilkannya tanaman hasil rekayasa genetik (sering disebut
sebagai tanaman transgenik), tetapi ada beberapa pihak yang dengan jelas penggunaan tanaman
transgenik ini pada manusia. Hal ini menimbulkan polemik bagi masyarakat dunia terhadap keberadaan
makanan hasil tanaman transgenik yang sudah tersebar luas di berbagai pasar.
Perbaikan dan peningkatan kualitas produksi pertanian (intensifikasi) untuk beberapa tahun yang lalu
masih signifi-kan, karena ketersediaan sumber daya alam dan teknologi pertanian cukup memadai dan
berimbang dengan ketersediaan lahan dan peningkatan jumlah penduduk. Keadaan ini sulit untuk
dipertahankan dimasa akan datang, kecuali ada pendekatan baru yang mena-warkan ide dan teknik
untuk meningkatkan produktifitas pertanian. Penggunaan rekayasa genetika memiliki potensi untuk
menjadi problem solving dari ancaman krisis pangan tersebut. Dengan segala kekurangannya rekayasa
genetik. Dalam makalah ini kami mencoba membahas mengenai rekayasa genetika, tumbuhan hasil
modifikasi genetik dan polemik yang ditimbulkannya. Pembahasan ini merupakan peninjauan ulang
terhadap berbagai jurnal dan artikel terkait rekayasa genetika dan pengaruhnya.
B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.Apa yang dimaksud dengan GMO?
2.Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam GMO?
3.Apa saja contoh-contoh hasil dari GMO pertanian?
4.Apa itu golden rice?
5.Apa dampak negatif yang ditimbulkan dari proses GMO pertanian ini?
6.Bagaimana solusi untuk mengurangi dampak negatif dari proses GMO pertanian?

C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
1.Untuk mengetahui pengertian GMO.
2.Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam GMO pertanian.
3.Untuk mengetahui contoh-contoh hasil dari GMO pertanian.
4.Apa itu golden rice?
5.Untuk mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan dari proses GMO pertanian.
6.Untuk mengetahui solusi untuk mengurangi dampak negatif dari proses GMO pertanian.

D.Manfaat Penulisan
Adapun beberapa manfaat yang dapat kami uraikan dalam penulisan makalah ini yaitu:
1.Kita dapat mengetahui pengertian GMO.
2.Kita dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam GMO pertanian.
3.Kita dapat mengetahui contoh-contoh hasil dari GMO pertanian.
4.Apa itu golden rice?
5.Kita dapat mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan dari proses GMO pertanian.
6.Kita dapat mengetahui solusi untuk mengurangi dampak negatif dari proses GMO pertanian.

E.Metode Penulisan
Adapun metode yang penulis gunakan dalam menyelesaikan makalah ini adalah metode
kepustakaan dan metode diskusi, dimana penulis mencari literatur yang ada kaitannya dengan
GMO pertanian, kemudian kami menyimpulkannya dengan terstruktur menjadi sebuah makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian GMO (Genetically modified organisms)


Selama bumi ini ada, selama itu pulalah manusia akan tetap ada dengan segala kebutuhan yang
dari hari-kehari kian meningkat baik kulitas maupun kuantitasnya. Meningkatnya kulitas hidup serta
nilai-nilai budaya manusia itu sendiri akan menuntut peningkatan dari kulitas kebutuhannya, sedangkan
pertambahan jumlah populasi manusia akan meningkatkan kuantitas kebutuhan tersebut. Untuk
memenuhi kebutuhan manusia tersebut maka berkembanglah suatu kemajuan teknologi baru yang
memberikan kesempatan kepada manusia untuk menjadi arsitek kehidupan yaitu GMO. GMO adalah
Suatu jasad yang memiliki sifat baru, yang sebelumnya tidak dimiliki oleh jenis jasad tersebut, sebagai
hasil penambahan gen yang berasal dari jasad lain. Juga disebut organisme transgenik.

B. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam GMO pertanian


GMO pertanian merupakan solusi bioteknologi dibidang pertanian, sejak dari mempersiapkan
bahan sampai dengan pengolahannya menjadi produk siap olah maupun siap hidang. Dengan batasan
ini ada ruang lingkup kegiatan dapat diklaim juga sebagai bidang GMO pertanian, serta kultur sel
tanaman dalam rangka menghasilkan bibit unggul tanaman.

C. Hasil dari GMO pertanian


Teknik-teknik GMO pertanian telah dimanfaatkan terutama untuk memberikan karakter baru
pada berbagai jenis tanaman. Penekanan pemberian karakter tersebut dapat dibagi kedalam beberapa
tujuan utama yaitu peningkatan hasil, kandungan nutrisi, kelestarian lingkungan, dan nilai tambah
tanaman-tanaman tertentu. Sebagai contoh, beberapa tanaman transgenik yang dikembangkan adalah:
a.Peningkatan kandungan nutrisi: Pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi jalar
b.Peningkatan rasa: tomat dengan pelunakan yang lebih lama, cabe, buncis, kedelai
c.Peningkatan kualitas: pisang, cabe, stroberi dengan tingkat kesegaran dan tekstur yang
meningkat
d.Mengurangi alergen: polong-polongan dengan kandungan protein allergenik yang lebih
rendah
e.Kandungan bahan berkhasiat obat: tomat dengan kandungan lycopene yang tinggi
(antioksidan untuk mengurangi kanker), bawang dengan kandungan allicin untuk
menurunkan kolesterol, padi dengan kandungan vitamin A dan besi untuk mengatasi anemia
dan kebutaan
f.Tanaman untuk produksi vaksin dan obat-obatan untuk mengobati penyakit manusia
g.Tanaman dengan kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak, dan lain-lain

Selain itu, pemanfaatan GMO pertanian seperti rekayasa genetika juga dapat memudahkan
petani dalam budidaya tanaman. Misalkan dalam pengendalian gulma yaitu dengan menghasilkan
tanaman yang memiliki ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu. Sebagai contoh adalah Roundup
Ready yang terdiri dari kedelai, canola dan jagung yang tahan terhadap herbisida Roundup. Di dunia
saat ini telah banyak dilepas berbagai tanaman transgenik. Sebagai contoh, di Asia yaitu di China pada
tahun 2006 saja, telah telah ada sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antara lain padi, jagung, kapas,
rapeseed, kentang, kedelai, poplar, tomat (delay ripening dan ketahanan virus), petunia (warna bunga),
paprika (virus resistance), kapas (ketahanan hama) yang telah dilepas untuk produksi.
Kemajuan dan penerapan GMO pertanian tidak terlepas dari tanaman pangan. Untuk memenuhi
kebutuhan pangan dunia termasuk kebutuhan nutrisi, kemajuan GMO telah mewarnai trend produksi
pangan dunia. Padi saat ini masih merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian prioritas
utama untuk teknik biologi molekuler dan transgenik saat ini masih diutamakan pada padi. Selain
karena merupakan tanaman pangan utama, padi memiliki genom dengan ukuran sehingga dapat
digunakan sebagai tanaman model utama. Selain padi tanaman pangan yang telah banyak mendapat
sentuhan GMO adalah kentang. Adapun beberapa contoh dan paparannya adalah sebagai berikut.

D.Golden Rice
1. Sejarah Golden Rice
Penerapan bioteknologi pada tanaman padi sebenarnya telah lama dilakukan namun menjadi
sangat terdengar ketika muncul golden rice pada tahun 2001 yang diharapkan dapat membantu jutaan
orang yang mengalami kebutaan dan kematian dikarenakan kekurangan vitamin A dan besi. Vitamin A
sangat penting untuk penglihatan, respon kekebalan, perbaikan sel, pertumbuhan tulang, reproduksi,
hingga penting untuk pertumbuhan embrionik dan regulasi gen-gen pendewasaan.
Luasan lahan pertanian yang semakin sempit mengakibatkan produksi perlahan harus
ditingkatkan. Peningkatan ini tidak hanya berupa peningkatan bobot panen namun juga nutrisi atau
nilai tambah. Oleh sebab itu dari suatu luasan yang sebelumnya hanya menghasilkan karbohidrat
diharapkan dapat ditambah dengan vitamin dan mineral. Hal inilah yang mendorong para peneliti padi
mengembangkan Golden Rice. Pada awalnya penelitian dilakukan untuk meningkatkan kandungan
provitamin A berupa beta karoten, dan saat ini fokus penelitian tetap dilakukan.
Nama Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning menyerupai
emas. Rekayasa genetika merupakan metode yang digunakan untuk produksi Golden Rice. Hal ini
disebabkan karena tidak ada plasma nutfah padi yang mampu untuk mensintesis karotenoid.
Pendekatan transgenik dapat dilakukan karena adanya perkembangan teknologi transformasi dengan
Agrobacterium dan ketersediaan informasi molekuler biosintesis karotenoid yang lengkap pada bakteri
dan tanaman. Dengan adanya informasi tersebut terdapat berbagai pilihan cDNA. Produksi prototype
Golden Rice menggunakan galur padi japonica (Taipe 309), teknik transformasi menggunakan
agrobacterium dan beberapa gen penghasil beta karoten tanaman daffodil hingga bakteri.
Padi ini merupakan hasil rekayasa genetika. Ide ini berangkat dari keprihatinan dijumpainya
banyak anak-anak, terutama di Asia dan Afrika, yang menderita kekurangan vitamin A.
Kekurangan vitamin A bisa menyebabkan kebutaan dan memperburuk penderita diare, sakit
pernafasan, dan cacar air. Lalu dipikirkan bagaimana memenuhi asupan vitamin A secara praktis. Maka
padi menjadi pilihan utama, karena termasuk makanan pokok bagi hampir seluruh penduduk dunia.
2. Cara Melakukan Golden Rice
Bagaimana rekayasa golden rice dilakukan, sehingga bijinya bisa mengandung beta karoten dan
berwarna oranye kekuningan? Beta karoten adalah zat warna oranye kekuningan, seperti pada tanaman
wortel. Ia terbentuk dari bahan dasar (prekusor) geranyl geranyl diphosphate (GGDP).
Melalui jalur biosintesa, GGDP akan diubah menjadi phytoene, diteruskan menjadi lycopene,
dan selanjutnya diubah lagi menjadi beta karoten. Secara alami, dalam biji padi sudah terdapat GGDP,
tetapi tidak mampu membentuk beta karoten. Perubahan dari GGDP menjadi phytoene dilaksanakan
oleh enzim phytoene synthase (PHY) yang disandi oleh gen phy. Selanjutnya, gen crtI mengkode enzim
phytoene desaturase yang bertanggung jawab untuk mengubah phytoene menjadi lycopene. Ada satu
enzim lagi yang diperlukan untuk mengubah lycopene menjadi beta karoten, yaitu lycopene cyclase
(LYC).
Melalui sejumlah proses, maka gen phy, crtl, dan lyc yang berasal dari tanaman daffodil (bunga
narsis / bakung) disisipkan ke tanaman padi sehingga padi mampu memproduksi beta karoten berwarna
oranye kekuningan, yang kemudian disebut sebagai golden rice.
3. Kandungan Golden Rice
Provitamin A berupa beta karoten. Beta karoten merupakan zat warna oranye kekuningan,
seperti pada tanaman wortel. Golden rice mengandung betakarotena dan di dalam tubuh manusia
betakarotena tersebut akan diubah menjadi vitamin-A.Vitamin A yang ada di dalam beras ini sanggup
mengatasi defisiensi atau kekurangan Vitamin A pada manusia. Golden rice juga mempunyai
kandungan karbohidrat layaknya beras pada umumnya, juga mengandung zat besi (Fe).
4.Manfaat Golden Rice
Manfaat dari pembuatan beras emas (golden rice) adalah mampu menyediakan rekomendasi
harian yang dianjurkan dari vitamin dalam 100-200 gram beras sehingga dengan mengkomsumsi beras
emas (golden rice) ini dapat menyediakan kebutuhan vitamin A dan karbohidrat yang diperlukan oleh
tubuh. Mengatasi kekurangan vitamin A karena mengandung beta karoten tinggi.
5. Kerugian dari Golden Rice
Kekhawatiran terhadap golden rice dalam hal kesehatan antara lain karena ada kekhawatiran zat
penyebab alergi (alergen) berupa protein dapat ditransfer ke bahan pangan, terjadi resistensi antibiotik
karena penggunaan marker gene, dan terjadi outcrossing, yaitu tercampurnya benih konvensional
dengan benih hasil rekayasa genetika yang mungkin secara tidak langsung menimbulkan dampak
terhadap keamanan pangan.
Terhadap lingkungan dan perdagangan, pangan hasil rekayasa genetika (PRG) dikhawatirkan
merusak keanekaragaman hayati, menimbulkan monopoli perdagangan karena yang memproduksi PRG
(dalam hal ini Golden rice) secara komersial adalah perusahaan multinasional, menimbulkan masalah
paten yang mengabaikan masyarakat pemilik organisme yang digunakan di dalam proses rekayasa,
serta pencemaran ekosistem karena merugikan serangga nontarget misalnya.

E. Beberapa manfaat makanan hasil modifikasi genetik


Kebutuhan manusia akan ketersediaan bahan pangan akan meningkat dua kali lipat pada 50
tahun mendatang. Hal ini memerlukan ketersediaan makanan untk menghadapi tantangan di masa
datang dan makanan hasil modifikasi genetik diharapkan dapat memenuhi permasalahan ini dengan
kelebihannya :
a. Tahan hama.
Kerugian tanaman akibat serangan hama serangga merupakan hal yang mengejutkan,
kehancuran dihasilkan dengan kerugian keuangan bagi petani dan mati kelaparan di
negara-negara berkembang. Petani biasanya menggunakan berton-ton pestisida kimia
setiap tahunnya tetapi konsumen tidak ingin memakan makanan yang telah terkena
pestisida karena membahayakan kesehatan manusia dan sisa di lahan yang menggunakan
pestida dan pupuk dapat mencemari air dan hal membahayakan bagi lingkungan.
Munculnya makanan hasil modifikasi genetik seperti jagung B.t., dapat membantu
mengurangi penggunaan pestisida kimia dan mengurangi pengeluaran akibat dijualnya
hasil tanaman ke pasar.
b. Toleran terhadap herbisida.
Pada beberapa hasil tanaman, hal yang kurang efisien dalam mencabut rumpur liar, maka
para petani selalu menyemprotkan dengan jumlah banyak herbisida yang berbeda-beda
untuk memusnahkan keberadaan rumput liar, membutuhkan waktu dan proses-proses yang
mahal, bahwa dibutuhkan perlindungan sehingga herbisida tidak membahayakan hasil
tanaman atau lingkungan. Hasil tanaman modifikasi genetik menjadi resisten pada satu
jenis herbisida yang dapat membantu melindungi lingkungan dari bahaya residu sejumlah
herbisida.

c. Tahan penyakit
Banyak jenis-jenis virus, jamur dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada
tanaman. Para ahli biologi tanaman bekerja menciptakan tanaman-tanaman dengan
rekayasa genetik tahan terhadap penyakit-penyakit ini.

d. Toleran terhadap dingin


Suhu dingin yang tidak diharapkan akan membunuh bibit yang sensitif. Suatu gen anti
beku dari ikan air dingin telah diintroduksikan ke dalam tanaman seperti tembakau dan
kentang. Dengan gen anti beku ini, tanaman ini mampu untuk bertahan dalam temperature
dingin yang pada kondisi normal dapat membunuh bibit yang tidak dimodifikasi.

e. Toleran kekeringan / toleran salinitas


Pertumbuhan populasi dunia dan kelebihan lahan adalah kebutuhan untuk perumahan
disamping produksi makanan, para petani akan butuh untuk menanam hasil tanaman di
lokasi sebelumnya belum digunakan pengolahan tanaman. Pembuatan tanaman yang dapat
bertahan selama periode panjang terhadap kekeraingan atau kadar garam yang tinggi yang
terkandung dalam tanah dan air tanah akan membantu orang untuk menanam hasil
tanaman di lahan yang kurang bersahabat.
f. Nutrisi
Kekurangan nutrisi umumnya terjadi di negara-negara dunia ketiga dimana perbaikan pada
hasil tanaman seperti beras adalah bahan makanan utama bagi kehidupan mereka.
Walaupun demikian, beras tidak mengandung sejumlah besar nutrisi yang dibutuhkan
untuk mencegak malnutrisi. Jika beras dapat direkayasa genetik untuk mengandung
vitamin dan mineral tambahan maka kekurangan nutsisi dapat dihindari.
g. Farmasi
Obat-obatan dan vaksin sering menimbulkan pengeluaran dan kadang kala dibutuhkan
konsisi penyimpanan khusus yang tidak tersedia di negara-negara dunia ketiga. Para
peneliti bekerja untuk mengembangkan vaksin yang dapat dimakan pada tomat dan
kentang. Vaksin ini akan lebih mudah untuk dikirim, disimpan dan dikelola daripada
vaksin suntik yang konvensional.
h. Pengobatan tanaman
Tidak semua tanaman modifikasi genetik tumbuh sebagai hasil tanaman atau buah.
Berlanjutnya polusi tanah dan air tanah menjadi masalah di seluruh bagian di dunia.
Tanaman seperti pohon poplar yang telah di rekayasa genetik untuk dapat membersihkan
polusi logam berat dari tanah yang telah terkontaminasi.

F. Dampak negatif yang ditimbulkan dari proses bioteknologi pangan


Pemanfaatan bioteknologi untuk meningkatkan produksi pertanian menimbulkan kecemasan
bagi sementara pihak tentang kesehatan, yang menyangkut keselamatan umum, perlindungan lingkunga
sampai resiko terhadap kesehatan perorangan. Bioteknologi pertanian memberikan harapan terciptanya
suatu isitem pertanian yang berkelanjutan. Tetapi ada yang berpendapat bahwa bioteknologi dapat
mengakibatkan terciptanya gulma baru maupun hama dan penyakit baru, memasukkan racun dalam
makanan, merusak pendapatan petani, mengganggu sistem pangan dunia, dan merusak
keanekaragaman hayati.
Pentingnya lingkungan dalam sistem pertanian sering dikaitkan dengan konservasi sumber daya
alam dan sumber daya hayati. Kekhawatiran dari penerapan bioteknologi pertanian adalah potensi
timbulnya organisme baru yang dapat berkembang biak dengan tidak terkendali sehingga merusak
keseimbangan alam. Tanaman transgenik yang memiliki keunggulan sifat-sifat tertentu dikhawatirkan
menjadi “gulma super” yang berperilaku seperti gulma dan tidak dapat dikendalikan. Selain
menimbulkan dampak agroekosistem, produk pangan transgenik dikhawatirkan membahayakan bagi
kesehatan manusia. Salah satu tanaman transgenik dapat menimbulkan alergi pada uji laboratorium,
yaitu kedelai transgenik yang mengandung methionine-rich protein dari Brazil.
Ada empat jenis resiko yang mungkin ditimbulkan oleh produk transgenik yaitu : (1) Efek
akibat gen asing yang diintroduksi ke dalam organisme transgenik, (2) Efek yang tidak diharapkan dan
tidak ditargetkan akibat penyisipan gen secara random dan interaksi antara gen asing dan gen inang di
dalam organisme transgenik, (3) Efek yang dikaitkan dengan sifat konstruksi gen artifisial yang
disisipkan ke dalam organisme transgenik, dan (4) Efek dari aliran gen, terutama penyebaran secara
horizontal dan sekunder dari gen dan konstruksi gen dari organisme transgenik ke spesies yang tidak
berkerabat.
Resiko di atas menimbulkan potensi bahaya bagi lingkungan dan manusia sebagai berikut: (1)
Pemindahan DNA transgenik secara horisontal ke mikroorganisme tanah, yang dapat mempengaruhi
ekologi tanah, (2) Kerusakan organisme tanah akibat toksin dari transgenik yang bersifat pestisida, (3)
Gangguan ekologis akibat transfer transgen kepada kerabat liar tanaman, (4) Kerusakan pada serangga
yang menguntungkan akibat transgenik bersifat pestisida, (5) Timbulnya virus baru, (6) Meningkatnya
resistensi terhadap antibiotik, termasuk dan terutama pada manusia yang memakan produk transgenik,
dan (7) Meningkatnya kecenderungan allergen, sifat toksik atau menurunnya nilai gizi pada pangan
transgenik.
Keamanan pangan merupakan jaminan bahwa suatu pangan tidak akan menyebabkan bahaya
bagi konsumen, apaila pangan tersebut disiapkan/dimasak dan atau dikonsumsi sesuai dengan petunjuk
dan penggunaan makanan tersebut. Untuk produksi bahan pangan, jasad hidup yang digunakan
haruslah jasad hidup kelompok GRAS (Generally Recognizes as Safe), yaitu kelompok jasad hidup
yang dianggap aman digunakan sebagai sumber bahan pangan.
Dalam rangka pengendalian pangan, parameter obyektif sangat diperlukan dalam pembuatan
keputusan. Hal itu adalah kebutuhan terhadap kualitas pangan dan standard keamanan, pedoman dan
rekomendasi. Perdagangan pada pangan organik dan hasil pertumbuhan pada sektor ini dibatasi oleh
ketidakadaan peraturan yang harmonis diantara partner-partner dagang yang potensial. Pada tahun
1991, masyarakat Eropa mengadopsi peraturan tentang produksi organik hasil pertanian. Pada tahun
1999, CODEX Alimentarius Commission (CAC) membuat pedoman untuk produksi, pemrosesan,
pelabelan dan pemasaran makanan-makanan yang diproduksi secara organik. Peraturan-peraturan ini
mengatur prinsip-prinsip produksi organik di lahan, pada tahap persiapan, penyimpanan, transportasi,
pelabelan dan pemasaran. Hal ini tidak secara langsung mencakup hewan ternak tetapi pada proses
pengembangan peraturan untuk produksi hewan ternak secara organik. Adopsi dari pedoman
internasional merupakan langkah yang penting dalam penyediaan pendekatan yang terpadu untuk
mengatur subsektor makanan organik dan fasilitas bagi perdagangan makanan organik. Pemahanam
umum tentang pengertian dari organik seperti halnya yang ada pada pedoman internasional yang
diketahui memberikan ukuran yang penting terhadap gerakan pemberdayaan perlindungan konsumen
melawan praktek-praktek kecurangan.
G. Solusi untuk mengurangi dampak negatif dari proses bioteknologi pangan
Pengertian pertanian organik awalnya berkembang dari konsep pertanian akrap lingkungan yang
di perkenalkan oleh Mokichi Okada pada tahun 1935, yang kemudian dikanal dengan konsep Kyusei
Nature Farming (KNF). Konsep ini memiliki lima prinsip, yaitu : (1) Menghasilkan makanan yang
aman dan bergizi; (2) Menguntungkan baik secara ekonomi maupun spiritual; (3) Mudah dipraktekkan
dan mampu langgeng; (4) Menghormati alam dan menjaga kelestarian lingkungan; dan (5)
Menghasilkan makanan yang cukup untuk manusia dengan populasi yang semakin meningkat.
Pertanian organik merupakan metode pertanian yang tidak menggunakan pupuk sintetis dan
pestisida. Gambaran ini tidak menyebutkan esensi dari bentuk pertanian, tetapi pengelolaan pertanian
seperti pemupukan tanah dan pengendalian masalah hama penyakit. Meskipun banyak teknik tunggal
yang digunakan pada pertanian organik digunakan dalam kisaran luas sistem pengelolaan pertanian,
yang membedakan pertanian organik adalah titik tekan dari pengelolaannya. Pada sistem organik titik
tekannya adalah pemeliharaan dan pengembangan secara menyeluruh pada kesehatan tanah-mikroba-
tanaman-hewan (holistic approach) pada pertanian individual, yang berpengaruh terhadap hasil saat ini
dan di masa mendatang. Penekanan pada pertanian organik adalah pada penggunaan input (termasuk
pengetahuan) dengan cara yang mendorong proses biologis dalam penyediaan unsur hara tersedia dan
ketahanan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman. Pengeloaan secara langsung diarahkan
pada pencegahan masalah, dengan menstimulasi proses-proses yang mendukung dalam penyediaan
hara dan pengendalian hama penyakit.
Departmen Pertanian Amerika Serikat (1980), menegaskan konsep pertanian organik adalah
sebagai berikut: sistem produksi yang menghindari penggunaan pupuk sintetis, pertisida, hormon
pertumbuhan, dan bahan aditif sintetik makanan ternak. Untuk hasil yang maksimum, sistem pertanian
organik mengandalkan rotasi tanaman, sisa-sisa tanaman, pupuk kandang, legume, pupuk hijau,
sampah-sampah organik, budidaya mekanis, batuan mineral, dan aspek-aspek pengendalian hama
penyakit biologis untuk memelihara produktivitas tanah untuk menyediakan hara tanaman dan untuk
mengendalikan serangga, gulma dan organisme pengganggu tanaman lainnya.
Menurut CAC (1999), pertanian organik adalah keseluruhan sistem pengelolaan produksi yang
mendorong dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologis
dan aktivitas biologis tanah. Hal itu menekankan penggunaan praktek-praktek pengelolaan yang
mengutamakan penggunaan input off-farm yang memperhitungkan kondisi regional sistem yang
disesuaikan secara lokal. Hal ini merupakan penyempurnaan dengan menggunakan jika memungkinkan
agronomik, biologis, dan metode mekanis yang bertentangan dengan penggunaan bahan-bahan sintetik
untuk memenuhi fungsi-fungsi spesifik dalam sistem.
Sistem pertanian organik berpijak pada kesuburan tanah sebagai kunci keberhasilan produksi
dengan memperhatikan kemampuan alami dari tanah, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan
kualitas yang baik bagi hasil pertanian maupun lingkungan. Ada tiga kunci yang harus ada pada sistem
pertanian organik, yaitu : (1) merupakan suatu sistem pertanian menyeluruh; (2) membatasi bahan
aatau input noorganik; dan (3) menjaga kelestariaan dan kelangsungan agroekosistem. Prinsip pertanian
organik adalah bersahabat dan selaras dengan lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dipaparkan pada bagian pembahasan, dapat saya simpulkan bahwa
penerapan bioteknologi pangan yang bertujan demi ketahanan pangan adalah sesuatu yang baik dan
berguna untuk kelangsungan kehidupan manusia dan juga makhluk bumi. Jika ternyata hasil dari proses
bioteknologi pangan tersebut menimbulkan dampak balikan yang justru membahayakan bagi kesehatan
manusia itu sendiri, kita merasa itu adalah salah satu bagian dari cuplikan adegan proses panjang ke
arah penemuan cara untuk menghasilkan ketahanan pangan bagi masyarakat dunia. Karena kita harus
percaya bahwa kesempurnaan adalah milik Tuhan yang maha segala-galanya dan kita sebagai makhluk
ciptaannya harus berusaha minimal untuk mencapai satu bagian (walaupun kecil) dari kesempurnaan
tersebut. Haram hukumnya bagi kita untuk menghentikan sebuah proses discovery (penemuan) hanya
dengan alasan-alasan yang bahkan jauh lebih tidak ilmiah dari apa yang kita temukan. Dalam masalah
bioteknologi pangan yang justru menimbulkan bahaya bagi kesehatan, salah satu solusinya adalah
pertanian organik. Karena pertanian organik ini lebih mengutamakan kesuburan tanah sebagai faktor
penting pertumbuhan tanaman.
B. Rekomendasi
Kesadaran yang perlu ditingkatkan bagi seluruh makhluk bumi adalah bagaimana menciptakan
bumi yang lebih baik dan lebih lestari ke depannya tanpa meninggalkan aspek kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, dalam proses peningkatan ketahanan pangan dengan
bioteknologi pangan, harus juga diperhatikan aspek kelestarian SDA dan SDM tersebut. Jangan sampai
bioteknologi pangan justru membuat degradasi kualitas kesehatan masyarakat bumi. Dan juga penulis
merekomendasikan untuk melakukan pertanian organik (sebagai solusi sementara yang ditemukan oleh
para ahli sebelum ditemukan lagi solusi-solusi baru lainnya), dalam meningkatkan produksi pangan.
Penulis yakin bahwa IPTEK akan terus berkembang dan selalu ke arah kepentingan kemaslahatan dan
kebaikan umat manusia, sehingga kita (termasuk penulis) harus berusaha untuk membuat penemuan-
penemuan baru khususnya di bidang ketahanan pangan ini.

Anda mungkin juga menyukai