Anda di halaman 1dari 58

LEVEL -04

SISTEM PEMISAHAN

Heri Rustamaji

Teknik Kimia Unila


STRUKTUR UMUM SISTEM PEMISAHAN
Untuk menentukan struktur umum sistem pemisahan
pertama kita harus menentukan fasa aliran yg keluar
dari reaktor (Gmbr 4-1). Untuk proses uap-cair hanya
ada tiga kemungkinan :

1) Jika keluaran reaktor adalah cair, kita asumsikan


bahwa kita hanya perlu sistem pemisahan cairan.
Sistem ini meliputi kolom distilasi, unit ekstraksi,
distilasi azeotrop, dll. Namun biasanya tidak akan ada
unit absorber, adsorber. Lihat gambar 4.1.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 2


Gambar 4-1. Fasa aliran keluaran reaktor

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 3


Gambar 4-2. Keluaran reaktor cairan

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 4


2) Jika keluaran reaktor adalah campuran dua
fasa, kita dapat menggunakan reaktor sebagai
pembagi fasa (atau menempatkan flash drum
setelah reaktor). Kita mengalirkan cairan ke
sistem pemisahan cairan.
 Jika reaktor diopersikan di atas temperatur
air pendingin, kita biasanya mendinginkan
aliran uap reaktor sampai 100oF dan membagi
fasa aliran tersebut.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 5


 Jika temperatur rendah dari cairan yang diflash kita
temukan mengandung lebih banyak reaktan
(dan tidak ada komponen produk yg terbentuk
sebagai intermediate dalam reaksi rantai),
selanjutnya kita mendaur ulang (recycle) cairan
tersebut ke reaktor (seperti refluk kondenser)
 Jika temperatur rendah dari cairan yang diflash
mengandung sebagian besar produk, kita mengirim
aliran ini ke sistem pemulihan uap.
 Tapi jika aliran keluaran reaktor hanya sedikit
mengandung uap, kita sering mengirim keluaran
reaktor secara langsung ke sistem pemisahan
cairan (seperti distilasi).

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 6


Gambar 4-3. keluaran reaktor uap-cair

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 7


3) Jika keluaran reaktor semuanya adalah uap, kita
mendinginkan sampai 100oF (temperatur cooling
water) dan kita berusaha mencapai pemisahan fasa
(phase split) atau mengkondensaskan semua aliran
ini. Cairan terkondensasi dikirim ke sistem
pemulihan cairan, dan uap dikirim ke sistem
pemulihan uap.
Jika pemisahan fasa tidak ditemukan, kita melihat
apakah kita dapat memberi tekanan reaktor shg
fasa terbagi tersebut diperoleh. (kita melihat apakah
tekanan tinggi dapat dicapai dengan hanya
menggunakan pompa pada aliran umpan cairan, dan
kita mengecek untuk melihat bahwa tekanan tdk
berpengaruh terhadap distribusi produk).

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 8


 Jika pemisahan fasa masih belum diperoleh,
selanjutnya kita pertimbangkan kemungkinan
menggunakan tekanan tinggi dan kondenser
parsial yang direfrigerasi. Pada kasus tidak
terdapat pemisahan fasa yang dapat diperoleh
tanpa refregerasi, kita juga pertimbangkan
kemungkinan mengirim aliran keluaran
reaktor secara langsung ke sistem pemulihan
uap.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 9


Gambar 5-4. Keluaran reaktor uap

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 10


Kita perlu untuk meyakinkan bahwa
struktur yang sama diperoleh untuk kisaran
variabel desain yang dipertimbangkan.
Aturan ini didasarkan pada hirarki bahwa
pemisahan fasa (phase split) adalah metode
pemisahan yang termurah dan asumsi
bahwa beberapa tipe pemisahan distilasi
dimungkinkan.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 11


SISTEM RECOVERY UAP

Ketika kita berusaha untuk mensistesis


sistem pemulihan (recovery) uap, kita perlu
membuat dua keputusan:
1) Apa lokasi yang terbaik
2) Apa tipe sistem pemulihan yang
termurah

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 12


Penempatan Sistem Pemulihan Uap

Terdapat empat pilihan untuk lokasi sistem


pemulihan uap.
1) Aliran Purging (pembersihan)
2) Aliran daur ulang gas (gas recycle)
3) Aliran uap flash
4) Tidak sama sekali

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 13


Gambar 4-5. Lokasi sistem pemulihan uap

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 14


Aturan yang kita gunakan untuk membuat keputusan tersebut
adalah sebagai berikut (Gambar 4-5):
1) Tempatkan sistem pemulihan uap pada aliran purging jika
sejumlah signifikan bahan yang berharga dihilangkan di
pembersihan. Alasannya bahwa aliran pembersihan umumnya
memiliki laju alir terkecil.
2) Tempatkan sistem pemulihan pada aliran daur ulang gas jika
material merusak terhadap operasi reaktor (racun katalis)
terdapat pada aliran ini atau jika daur ulang beberapa
komponen menurunkan distribusi produk. Aliran daur ulang
gas umumnya memiliki laju alir terkecil kedua.
3) Tempatkan sistem pemulihan gas pada aliran flash gas jika poin
1 dan poin 2 tidak tepat, misal laju alir lebih tinggi, tapi kita
menyelesaikan dua tujuan.
4) Jangan gunanakan sistem pemulihan uap jika poin 1 dan poin 2
tidak penting.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 15


Tipe Sistem Pemulihan Uap

Pilihan paling umum adalah:


1) Kondensasi-tekanan tinggi atau temperatur
rendah atau keduanya
2) Absorpsi
3) Adsorpsi
4) Proses pemisahan membran
5) Sistem reaksi

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 16


Strategi
o Kita merancang sistem pemulihan gas sebelum
mempertimbangkan sistem pemisahan cairan
karena setiap proses pemulihan uap biasanya
menghasilkan cairan yang selanjutnya harus
dimurnikan.
o Sebagai contoh adalah absorber gas dimana kita
perlu menyuplai solven ke absorber. Kita juga
mengenalkan loop baru daur ulang gas antara
sistem pemisahan (gambar 4-6).
o Umumnya kita perlu untuk memperkirakan
ukuran dan harga setiap unit untuk menentukan
mana yang paling murah.
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 17
P-13
Daur ulang gas H2,P-13
CH4
P-13

purge

Sistem
pemulihan
uap

uap
H2, CH4 P-1 P-11

0 cairan
uap 35 C Phase
P-4
Sistem reaktor
split
P-2
P-17

Toluen
P-12

benzen P-6

Sistem pemisahan
cairan difenil P-7

Daur ulang cairan


P-5

Gambar 4-6. Lop daur ulang sistem pemisahan

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 18


Komponen Ringan
Beberapa komponen ringan akan dilarutkan
dalam cairan yang meninggalkan pembagi fasa
dan normalnya beberapa akan dilarutkan dalam
aliran cairan yang meninggalkan sistem
pemulihan uap. Jika komponen ringan ini
kemungkinan kontaminan produk, harus
dibuang.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 19


Kombinasi Sistem Pemulihan Uap dan
Sistem Pemisahan Cairan
 Jika kita menggunakan kondenser dan flash drum untuk
membagi fasa keluaran reaktor beberapa komponen
cairan peling ringan akan meninggalkan dengan flash uap
dan tidak akan dipulihkan di sistem pemulihan cairan.
 Namun demikian, jika hanya ada sedikit jumlah uap
dalam aliran yang meninggalkan kondenser dan jika
pembagian pertama dalam sistem pemisahan cairan
dipilih distilasi, kita dapat mengeliminasi pembagi fasa
dan mengumpankan keluaran reaktor secara langsung
kedalam kolom distilasi.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 20


 Diameter kolom distilasi dengan umpan dua
fasa perlu lebih besar (untuk menangani)
kenaikan lalu lintas uap) daripada kolom yang
menggunkan flash drum.
 Namun demikian, kenaikan biaya ini mungkin
lebih kecil dari bidaya engan menggunakan
sistem pemulihan uap untuk menghilangkan
komponen cairan dari aliran uap flash.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 21


SISTEM PEMISAHAN CAIRAN
Keputusan yang kita perlukan untk mensintesis sistem pemisahan
cairan adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana seharusnya komponen ringan dipisahkan jika
merupakan kontaminan produk
2) Apa yang seharusnya ditandai dari komponen ringan.
3) Apakah kita mendaur ulang komponen-komponen yang
membentuk azeotrop dengan reaktan atau apakah kita
memisahkan azeotrop.
4) Pemisahan apa yang dapat dilakukan dg distilasi?
5) Urutan kolom seperti apa yang kita gunakan?
6) Bagaimana seharusnya kita menyelesaikan pemisahan jika
distilasi tidak cocok.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 22


Alternatif Pemisahan Komponen Ringan

1) Turunkan tekanan atau naikkan temperatur


aliran, dan pisahkan komponen ringan dalam
pembagi fasa (phase splitter)
2) Gunakan kondenser parsial pada kolom
produk
3) Gunakan bagian pasteurisasi pada kolom
produk
4) Gunakan kolom stabilizer sebelum kolom
produk
Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 23
Kondenser parsial Seksi pasteurisasi Kolom stabilizer

Gambar 4-7. Alternativ memisahkan light end

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 24


Menempatkan Light End
 Untuk menempatkan light end kita dapat membuangnya
(kemungkinan ke sistem flare), mengirim light end sebagai
bahan bakar, atau mendaur ulang light end ke sistem
pemulihan uap atau flash drum.
 Jika light end memiliki nilia sangat kecil, kita akan
memisahkannya dari proses melalui vent. Jika vent ini
menyebabkan polusi udara, kita coba membuang melalui sistem
flare (pembakaran) untuk membakarnya. Jika sebagian besar
light end mudah terbakar, kita coba pulihkan nilai bahan
bakarnya.
 Namun jika light end berharga, kita ingin tetap dalam proses .
Jika kita mendaur ulangnya ke sistem pemulihan uap, kita
membuat aliran daur lain kedalam proses.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 25


Azeotrop dengan Reaktan
 Jika komponen membentuk azeotrop dengan
reaktan, kita memilih mendaur ulang komponen
tsb atau memisahkan azeotrop dan mendaur ulang
reaktan.
 Memisahkan azeotrop umumnya membutuhkan
dua kolom dan mahal. Namun demikian, jika kita
mendaur ulang, kita harus memperbesar semua
peralatan dalam lop daur ulang untuk menangani
peningkatan aliran komponen.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 26


Kemungkinan Penerapan Distilasi
 Secara umum distilasi adalah peralatan pemisahan
campuran-cairan paling murah. Namun demikian,
jika relativ volatilitas dua komponen dengan titik
didih yang berdekatan kurang dari 1,1 distilasi
menjadi sangat mahal.
 Misalnya perlu rasio refluk besar yg berarti laju
alir uap besar, diameter kolom besar, kondenser
dan reboiler besar, kebutuhan steam besar dan air
pendingin mahal.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 27


 Kapanpun kita menemukan dua komponen
berdekatan yg memiliki volatilitas relatif
kurang dari 1,1 dalam campuran, kita
kelompokkan komponen ini bersama dan kita
olah kelompok ini sebagai komponen tunggal
dalam campuran.
 Dengan kata lain kita membuat urutan distilasi
yang terbaik untuk kelompok itu dan
komponen lain, dan kemudian memisahkan
komponen yang menyatu (azeotrop)
menggunakan prosedur lain. Gambar 4-7.

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 28


Gambar 4-7. Pemisahan distilasi

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 29


Basic principle of distillation

Principle
xLK=xHK
yLK>yHK
- use boiling point difference
for separation
- described by vapor liquid
equilibrium (VLE)

VLE- Txy Diagram

- x1 and y1 in equilibrium

30
Effect of Pressure

- keep the pressure low

P2 > P1

31
Column Configuration

remove heat
at lower T

input heat
at higher T

32
Column Notation- EMO

33
Realistic View

34
Minimum Reflux Ratio

Understand the effects of


changing reflux rate or
boilup rate.

35
Total Reflux

Find minimum number


of trays (Nmin)

36
Capital cost vs operating cost (energy)

RR= 1.1~1.2 RRmin

37
Pressure/Condenser Algorithm

Remark: Prefer using cooling water as cooling media.


Urutan Kolom untuk Kolom Sederhana

Definitions

- single feed
- two products
- key components are
adjacent in boiling pt.
- column has a condenser
and a reboiler

39
• Jumlah urutan yang berbeda P –1 kolom distilasi biasa
(ordinary distillation) NS, untuk menghasilkan P produk.

[2(P  1)]!
Ns  (8.9)
P ! (P  1)!
P # of Separators Ns
2 1 1
3 2 2
4 3 5
5 4 14
6 5 42
7 6 132
8 7 429

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 40


Direct vs Indirect (LOF vs HOF)

41
Two Alternatives for NC= 3

42
 Untuk pemisahan tajam campuran tiga
komponen (tanpa azeotrop) kita dapt juga
memulihkan komponen paling ringan dahulu
atau komponen paling berat dahulu dan
berikutnya memisahkan dua komponen
tersisa (lihat gambar 4-8).
 Ketika jumlah komponen meningkat, jumlah
alternatif urutan meningkat dengan cepat.
Tebel 1. Pemisahan yang dapt dibuat dalam
14 alternatif untuk 5 campuran komponen
tertera pada tebal 2

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 43


Contoh: 3 Komponen

Gambar 4-8. Alternativ distilasi untuk tiga campuran

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 44


Tabel 1. Jumlah Alternative

Jumlah komponen Jumlah urutan

2 1
3 2
4 5
5 14
6 42

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 45


Five Alternatives for NC= 4

46
Contoh: 4 Komponen

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 47


Contoh: 4 Komponen

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 48


Tabel 2. Urutan kolom untuk 5 aliran produk
Kolom 1 kolom 2 kolom 3 kolom 4
1 A/BCDE B/CDE C/DE D/E
2 A/BCDE B/CDE CD/E C/D
3 A/BCDE BC/DE B/C D/E
4 A/BCDE BCD/E B/CD C/D
5 A/BCDE BCD/E BC/D B/C
6 AB/CDE A/B C/DE D/E
7 AB/CDE A/B CD/E C/D
8 ABC/DE D/E A/BC B/C
9 ABC/DE D/E AB/C A/B
10 ABCD/E A/BCD B/CD C/D
11 ABCD/E A/BCD BC/D B/C
12 ABCD/E AB/CD A/B C/D
13 ABCD/E ABC/D A/BC B/C
14 ABCD/E ABC/D AB/C A/B

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 49


14 Alternatives for NC= 5

50
Contoh

Design a sequence
of ordinary
distillation columns
to meet the given
specifications.
Penyelesaian

the first column in position to


separate the key components with
the greatest SF.

 Sequence separation points in the


order of decreasing relative volatility
so that the most difficult splits are
made in the absence of other
components.
Kemungkinan Solusi

a = 1.5

a = 3.6 a = 2.8

a = 1.35
Hirarki Umum untuk Urutan Kolom
1. Pisahkan komponen korosive segara
mungkin
2. Pisahkan komponen reaktiv atau monomer
segera mungkin
3. Pisahkan produk sebagai distilat
4. Pisahkan aliran daur ulang sebagai distilat,
terutama jika didaur ulang ke reaktor
pecked bed

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 54


Hirarki Urutan Kolom untuk Kolom Sederhana

1) Paling sedikit dulu


2) Paling ringan dulu
3) Pemulihan pemisahan tinggi terakhir
4) Pemisahan sulit terakhir
5) Pemisahan komponen ekimolar yang
dominan
6) Pemisahan berikutnya harus paling murah

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 55


Keterkaitan Sistem Pemisahan dan Proses

Pilih urutan yang


meminimalkan jumlah
kolom dalam lop daur
ulang (recycle loop)

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 56


(a) (b)

Gambar.4.9 Pemilihan urutan merubah biaya daur ulang

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 57


TERIMA KASIH

Heri Rustamaji Teknik Kimia Unila 58

Anda mungkin juga menyukai