Anda di halaman 1dari 2

Nama : Krisbiliyadi Budiharjo

NIM : 1172050051

PERANAN KONSELOR DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN


Konselor merupakan pelaku utama dalam sebuah pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Oleh karena itu menurut Prof. Sofyan S. Will seorang konselor harus memiliki
kualifikasi yang mempuni sebagai seorang konselor. Adapun kualitas seorang konselor
meliputi semua kriteria keunggulan, termasuk pribadi, pengetahuan, wawasan,
keterampilan dan nilai-nilai yang dimilikinya. Hal yang menjadi perbincangan menarik
tentang kualitas seorang konselor adalah kualitas pribadinya.
Beberapa pakar konseling telah melakukan penelitian tentang hal ini, secara
umum dapat disimpulkan bahwa keefektifan seorang konselor ditentukan oleh kualias
pribadinya. Menurut Virginia Satir ( 1965 ) karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang
konselor adalah reseorce person ( berpengetahuan luas ) dan model of communication (
baik dan cakap dalam berkomunikasi ). Tidak hanya Virginia Satir saja yang
mengemukakan pandangannya mengenai karakteristik seorang konselor. Tokoh lain
seperti Jay Haley ( 1971 ), Munson ( 1961 ), Menne ( 1975 ) juga melakukan hal yang
serupa.
Selain dari pakar-pakar yang disebutkan di atas, beberapa praktisi sesuai dengan
kualifikasinya masing-masing juga mengemukakan pandangannya masing-masing
mengenai kriteria yang efektif untuk seorang konselor. Dari pendapat-pendapat tersebut
dapat disimpulkan secara umum bahwa kriteria yang efektif bagi seorang konselor
meliputi empati, respek, menerima, menghargai, memahami dan jujur. Seorang pakar
konseling Roger mengatakan bahwa peranan aspek kepribadian lebih besar peranannya
daripada teknik. Uraian di atas berlaku untuk kualifikasi konselor secar umum dan
professional.
Adapun guru sebagai konselor pendidikan di lingkungan sekolah memiliki
kualifikasi yang berbeda dengan yang disebutkan di atas. Kualifikasi guru sebagai
konselor pendidikan tidak seberat kualifikasi konselor umum dan professional di atas.
Dalam pelaksanaannya, untuk menjalankan pekerjaannya sebagai konselor dengan baik,
seorang konselor atau pembimbing harus memenuhi beberapa syarat. Diantaranya
seorang guru BK harus memiliki pengetahuan yang luas baik segi teori maupun praktek.
Dalam segi psikologi, seorang pembimbing harus bisa mengambil tindakan yang
bijaksana. Seorang pembimbing harus sehat fisik dan psikisnya. Seorang pembimbing
harus mempunyai kecintaan terhadap pekerjaan dan kliennya juga perlu mempunyai
inisiatif yang baik sehingga dapat memperoleh kemajuan dalam usaha bimbingan dan
konseling ke arah yang lebih sempurna.
Permasalahan selanjutnya, siapakah yang pantas menjad pembimbing di
lingkungan pendidikan dalam hal ini di sekolah. Yang pantas menjadi seorang
pembimbing di sekolah adalah guru yang dididik sebagai konselor. Yang selanjutnya
pembimbing di sekolah harus dipegang oleh guru pembimbing. Kedua kriteria tersebut
menjadi kualifikasi untuk menjadi pembimbing di sekolah karena memiliki kelemahan
dan keuntungannya masing-masing. Idealnya untuk kesuksesan pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah, sekolah harus mempunyai keduanya yaitu
pembimbing dan guru pembimbing.
Secara spesifik, disekolah juga dikenal dengan adanya program bimbingan dan
konseling agama, dengan tujuan siswa-siswa yang mengalami kesulitan rohani. Dalam
pelaksanaanya seorang pembimbing agama selain harus memiliki kualifikasi
sebagiamana guru pembimbing lainnya, juga harus memiliki syarat-syarat mental
psikologis. Diantaranya memiliki keyakinan akan kebenaran agama yang dianutnya juga
menghayati serta mengamalkannya. Memiliki sikap dan kepribadian yang menarik
terhadap anak bimbingnya, memiliki ketenangan jiwa juga rasa tanggung jawab yang
tinggi. Memiliki ketangguhan dan kesabaran serta keuletan dalam mengemban tugas dan
kewajibannya, memiliki jiwa progresif dan integritas pribadi.
Seorang konselor memiliki tanggung jawab yang ringan. Karena itu seorang
kensoler tidak boleh meninggalkan prinsip juga kode etik bimbingan. Dimana ketiganya
ini saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain. Adapun prinsip yang berkenaan
dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling diantaranya diarahkan untuk
pengembangan individu. Pengambilan keputusan yang diambil oleh klien hendaknya
berdasakan keinginan sendiri. Permaslahan individu dilayani oleh tenaga professional
yang relevan dengan permasalahan tersebut. Perlu adanya kerja sama dengan personal
sekolah dan orangtua. Terakhir proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan
individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.

Anda mungkin juga menyukai