Anda di halaman 1dari 36

I(TMENTERIAN pERtIfcANAAN PEMBA"IIGUNAN NASIOI{ALI

BN)AN PERENCANA.AN PEMBANGUNAN NASIONAL


,^
REPUBLIK INDONESIIA

PETUITJUK PELIIIGANAAN
NOMOR 5 /JUXLAJ(/SES/HK/O8 l2OtA
TENTAISG
PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN IYASIONAL/IIEPALII BADAN PERENCANA.CN
PEMBANGUNAIY NASIOITAL ITOMOR I TAHUN 2016 TEIYTANG
PEDOMAN PEIIYUSUNAN TATA I,AKSANA DAN STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR N)MIITISTRASI PEMERII{TAIIAN DI
BEMENTERIAN PER.EITCANAAN PEMBAI{GUITAI| NASIONAL/BN)AIT
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Menimbang a. bahwa untuk meningkatkan akuntabilitas kine{a


dan melaksanakan amanat Peraturan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasionai/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Nomor 1 Tahun 2016 tentang pedoman
Penyusunan Tatalaksana dan Standar
Operasional Prosedur Administrasi pemerintahan
di Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional perlu
' dis4sun
-z- petunjuk pelaksanaan
atas pelaksanaan peraturan menteri tersebut;
b bahwa dalam melaksanakan amanat Pasal 7 ayat
h Undang-Undang Nomor 30 Tahun
(2) huruf
2OI4 tentang Administrasi Pemerintahan,
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional wajib menyusun standar operasional
-2-

menyusun standar operasional prosedur


penyelenggaraan administrasi pemerintahan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Petunjuk Pelaksanaan tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1

Tahun 2076 tentang Pedoman Penyrrsunan


Tatalaksana dan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan di Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO9 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038);
3. Undang-Undang Nomor 3O Tahun 2Ol4 ter.tarrg
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5601);
4. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2O15 tentang
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional;
5 Peraturan Prcsiden Nomor 66 Tahun 2015 tentang
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 20 Tahun 2016;
6 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun
2O18 tcntang Penyusunan Peta Proses Bisnis
Instansi Pcmerintah;
7 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun
2012 tcntang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan ;

t3 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan


Nasional/ Kcpala Badan Perencanaan
Pcmbangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyusunan Tatalaksana dan
Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan di Kemcnterial Pcrencaraan
Pembangunan Nasional/Badan Pcrcncanaan
Pembangunan Nasional;
9 Peraturan Mcnteri Pcrcncanaan Pembangunan
Nasional/Kcpala Badan Pcrencanaan
Pcmbangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2O16
tentang Organisasi dan Tata Kcrja Kcmenterian
Percncanaan Pembangunan Nasional/Badan
Percncanaan Pcmbangunan Nasional
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Perencanaan Pcmbangunan
Nasional/Kepala Badan Percncanaan
Pembangunan Nasional Nomor 6 Tahun 2017;
-4-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PETUNJUK PELAKSANAAN TENTANG
PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI
PERENCAI{AAN PEMBANGUNN{ NASIONAL/ I(EPALA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
NOMOR 1 TAHI]N 2OL6 TENTANG PEDOMAN
PETfYUSUNAN TATALAKSANA DAN STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN DI KEMENTERIAN PER"ENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PEREITCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL.
PERTAMA Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kcpala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Tatalaksana dan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan di
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Petunjuk
Pelaksanaan ini yang merupakan satu kesatuan dan
bagian tidak terpisahkan dalam Petunjuk Pelaksanaan
ini.
KEDUA Petunjuk Pelaksanaan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 Agustus 2018
SEKRETARIS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
SEKRETARIS UTAMA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

GELLWYNN JUSUF
LAMPIRAN
PETUNJUK PELAKSANAAN
NO. s /JUKLAK/SES/HK/08/2018
TANGGAL 3 AGUSTUS 2018

PETUNJUK PELAKSANAAN
TENTANG
PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAI'AN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN TATA LAKSANA DAN STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
-11-

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PEI{DAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang.......... 1

1.2 Tujuan...... 2

1.3 Ruang Lingkup............ 2

1.4 Definisi 2

BAB II PEDOMAN PENYTISUNAN TATATAKSANA 4


4

2.2 Tingkatan Tata,1aksana......-. 4

2.3 Pemetaan dan Analisis Tatalaksana............. 8

2.4 Perbaikan Taulaksana........... 10

2.5 Aspek-Aspek Penvusunan/ Perbaikan Tatalaksana............... 11

2.6 Mekanisme Penyusunan/ Perbaikan Tatalaksana................. 11

BAB III STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMIMSTRASI L4

PEMERINTAHAN
3.1 Jenis SOP AP.................... t4
3.2 Format SOP AP...... 15

3.3 Bagian Identitas SOP 4P............. 16

3.4 Bagian Flowchart..... i8


3.5 Langkah- Langkah Penyusunan SOPAP t9
3.6 Penetapan SOP AP 23

3.7 Penerapan SOP AP 24

3.8 Pemantauan dan Evaluasi SOP AP............. 24

BABIV PENUTUP......... 2A
-111-

DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Ilustrasi Peta Tatalaksana Kementerian
PPN/ Bappenas 4

Gambar 2. Ilustrasi Program Utama dan Pendukung


Kementerian PPN/ Bappenas.................... )
Gambar 3. Ilustrasi Keluaran Utama Kementerian
PPN / Bappenas. . .. .. ...... ... . ...... 6
Gambar 4. Ilustrasi Keluaran Pendukung Kementerian
PPN/Bappenas............. 7

Gambar 5. Ilustrasi Tatalaksana Unit Kerja 8


-lv-

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Contoh format pemetaan dan anatsis tatalaksana.. I
Tabel 2. Contoh format perbaikan tatalaksana 11

Tabel 3. Contoh Format SOP AP.. ..... ... 16

Tabel 4. Contoh Lembar Identitas........ 17

Tabel 5. Contoh Formulir Identifikasi SOP Berdasarkan


Tugas dan Fungsi........... 20
Tabel 6. Contoh: Identifi kasi Kegiatan/ identifi kasi langkah. 21

Tabel 7. Contoh Format SOP Pembuatan Laporan


Kehadiran Pegawai. zc
Tabel 8. Format Dokumen Pemantauan SOP....................... 24
Tabel 9. Format Dokumen Evaluasi SOP AP........... 26
-1-
B/IB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi 2075-2019, salah satu sasaran Reformasi
Birokrasi adalah birokrasi yang efektif dan efisien. Untuk
meningkatkan akuntabilitas dalam birokrasi yang efektif dan efisien,
perubahan di bidang ketatalaksanaan dilakukan melalui program
penguatan ketatalaksanaan.
Program penguatan kebijakan ketatalaksanaan meliputi
pen1msunan tatalaksana diatur dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12
Tahun 2O11 tentang Pedoman Penataan Tatalaksana (Business
Process) sedangkan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan (SOP AP) diatur dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35
Tahun 2O 12 tentang Pedoman Pen5,'usunan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan.
Tujuan program penguatan kebijakan ketatalaksanaan ini
adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
tugas dan fungsi Unit Kerja di Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Kementerian PPN/ Bappenas).
Kementerian PPN/ Bappenas telah men],'r.rsun Peraturan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaal
Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyrrsunan Tatalaksana dan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan di Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional. Oleh karena itu, Kementerian PPN/ Bappenas perlu
-2-
men]msun petunjuk pelaksanaan untuk melaksanakan Peraturan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor l Tahun 2016.

1.2 Tujuan
Petunjuk pelaksanaan ini disusun dengan tujuan untuk
memberikan panduan bagi Unit Kerja di Kementerian PPN/Bappenas
mengenai pen).usunan tatalaksana dan SOP AP.

1.3 Ruang Lingkup


Petunjuk Pelaksanaan ini mencakup:
1- PenyusunanTatalaksana;
2. Penyusunan SOP AP; dan
3. Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan SOP AP.

1.4 Definisi
Dalam Petunjuk Pelaksanaan ini yang dimaksud dengan:
1. Tatalaksana (proses bisnis) adalah sekumpulan aktivitas kerja
terstruktur dan saling terkait yang menghasilkan keluaran sesuai
dengan kebutuhan pengguna.
2. Peta Tatalaksana adalah diagram yang mengidentifikasi langkah-
langkah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
tatalaksana.
3. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disebut SOP
adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai
berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana
dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
4. Administrasi Pemerintahan adalah tatalaksana dalam
pengambilan keputusan dan/atau tindakan oleh badan dan/atau
pejabat pemerintahan.
5. Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan yang
selanjutnya disebut SOP AP adalah standar operasional prosedur
.7

dari berbagai proses penyeienggaraan administrasi pemerintahan


yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
-4-
BAB II
PEDOMAN PEINTUSUNAN TATALAKSANA

2.1 Peta Tatalaksana


Tatalaksana disusun dalam bentuk Peta Tatalaksana. Dalam
penataan Peta Tatalaksana harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. tugas dan fungsi organisasi;
b. keluaran organisasi dan Unit Kerja;
c. struktur organisasi; dan
d. peraturanperundang-undanganyangterkait.
Gambar 1. Ilustrasi Peta Tatalaksana Kementerian PPN/Bappenas

P ROSES TUJUAN

r PENGGUNA

Pembangunan N.sional

. Pere.ca.aan Pembanguna.Nasiona,
. PeryendalEnPembnBu.an

KELUARAN (OUTPUT}

D
ProsesPendutuna:
Maoajeme. Tata Kelola Pemerintaha.

P.lay.n:n d.n duku4en pros6


Pe,encnaan Pemb..gunan

saran. dan P6sran. Araratur MANFAAT (OUTCOME)


PengaM$n Atunr.bilitai
Pelake.aan Tu.as da. Fun6a

. Pembanguna. NasionalyanB
berkualitas, sinerBh, d.n lredibel

2.2 Tirgkatan Tatalaksana


Tatalaksana di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas terdiri atas 2
(dua) tingkatan, yaitu: 1) Tatalaksana Kementerian PPN/Bappenas
dan 2) Tatalaksana Unit Kcrja.
-5-
1 Tatalaksana Kementerian PPN/ Bappenas
Tatalaksana Kementerian PPN/Bappenas memuat seluruh
tatalaksana sesuai bidang tugas dan fungsi struktur organisasi
yang ada di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas.
Tatalaksana ini terdiri atas proses inti yang merupakan program
utama dan menghasilkan keluaran utama, serta proses
pendukung yang merupakan program pendukung dan
menghasilkan keluaran pendukung.
PenJrusunan Tatalaksana Kementerian PPN/Bappenas
dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris
Utama Bappenas c.q Kepala Biro Renortala. Tatalaksana
Kementerian PPN/Bappenas ditetapkan dalam bentuk
Keputusan Sekretaris Kementerian PPN/ Sekretaris Utama
Bappenas.

Gambar 2. Ilustrasi Program Utama dan Pendukung


Kementerian PPN/ Bappenas

Menjadi Lembaga
Perenc?naan
Pembangunan
Nasionalvang 'ier i, naar r:aan ilgr'!)bangunarr un5icraI Program
berkualitas,
Sinergis, dan '..1111, 1,.'.'".r{ :o) "(',d, . d ,rr :tCC,: ,- Utama
kred ibel
, Manajemen tata kelola pemerintahan Program
di Kementerian PPN/Bappenas yang Pendu kung
Baik dan bersih

a ProsesInti (Core Processl


Proses Inti adalah proses yang menghasilkan keluaran
utama dan memenuhi kriteria:
1) berperan langsung dalam memenuhi kebutuhan
pengguna eksternal dan internal Kementerian
PPN/ Bappenas melalui keluaran utama;
-6
2l secara langsung berpengaruh terhadap keberhasilan
Kementerian PPN/Bappenas dalam mencapai visi, misi,
strategi organisasi; dan
3) memberikan respon permintaan dan memenuhi
kebutuhan pengguna.

Gambar 3. Ilustrasi Keluaran Utama Kementerian PPN/Bappenas

Rdir.l ir.ae6'ia E!.Er


rffio'.lflltu
, h.rLrtrl.rL-
. rcr.s! raL. oaxa&6 .tB&ae6sr.e Bnl!.tr
! idgr..lrabr DE tiarr{ & tiP a sa..rrdlr e..{!&a@n
.9.,'g1p. ,Ia.*n jn l
iiLu/a{ldtit*n

4.odr6&r.rrediriprd{
:9rt rP.d,!.'en_At a.r:ad
D a.tlEl ,t i.8$ Qdr,.

b Proses Penduku ng (Supporting Process)


Proses pendukung adalah proses yang menghasilkan
keluaran pendukung untuk mendukung:
1) kebutuhan pengguna internal; atau
2l kebutuhan fungsi di proses inti.
-7

Gambar 4. Ilustrasi Keluaran Pendukung


Kementerian PPN/Bappenas
(eluaran Pendukung
Kementerian PPN/Bappenas
Manajemen tata kelola
pemerintahan di Kemen.
PPN/Bappenas yg baik & bersih

':
:
t
na siona I

2 Tatalaksana Unit Kerja


Tatalaksana Unit Kerja memuat seluruh tatalaksana yang sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi Unit Kerja. Tatalaksana Unit
Kerja merupakan penjabaran dari Tatalaksana Kementerian
PPN/ Bappenas.
Tatalaksana Unit Kerja disusun oleh Unit Kerja masing-masing
berkoordinasi dengan Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris
Utama Bappenas c.q. Kepaia Biro Renortala. Tatalaksana Unit
Kefa ditetapkan dalam bentuk Keputusan pimpinan Unit Kerja
Eselon I yang bersangkutan.
-8-

Gambar 5. Ilustrasi Tatalaksana Unit Kerja

1i-

2.3 Pemetaan &n Analisis Tatalaksana


Pemetaan dan analisis tatalaksana dimulai dari suatu ana.lisis
kebutuhan dengan cara memahami tugas dan fungsi, struktur
organisasi, dan pihak-pihak eksternal yang memerlukan dan
mendapatkan layanan langsung dari organisasi.
Tujuan pemetaan dan analisis tatalaksana adalah untuk melihat
secara utuh keseluruhan rangkaian proses yang mempengaruhi
kine{a dan pencapaian organisasi dalam melayani pemangku
kepentingan utama, baik eksternal maupun internal.
Langkah-langkah untuk melakukan pemetaan dan analisis
tatalaksana sebagai berikut:
1. memahami arahan strategis organisasi (tugas dan fungsi
organisasi);
2. mengidentihkasi tatalaksana yang akan dipetakan berdasarkan
analisis kebutuhan;
-9-
3. mengidentifikasi nama dan tipe tatalaksana;
4- menentukan siapa saja pengguna atau pemakai utama dari
tatalaksana;
5. menguraikan urutan kegiatan yang membentuk rantai
tatalaksana;
6. menentukan masukan utama tatalaksana;
7. menentukan keluaran utama tatalaksana;
8. menentukan pemilik (ounel tatalaksana;
9. melakukan pemodela-n tatalaksana;
1O. mendapatkan pengesahan dari pimpinan lembaga/organisasi
untuk pemberlakuan.
Tabel 1. Contoh format pemetaan dan analisis tatalaksana:

I Klt-/t) Melakukan penyiapan


Ran.angan Awal RPJMN RPJMN
I
PPN/Bappcn M€lakulan penyiapan
Rancangan Renstra-Kl
Menengah Inti Melakulan penyusunan
Rancangan RPJMN
(RPJMN) dengan menggunakan KILID
P.ancangan RenstE KL
Mehkukan pelaksa.aan kajian
Musrenbang Jangka Data dan
Menengal Nasional lnlormasi
Melakukan penyusunan
Rancanaan Akhn RPJMN
Melakukan penetapan
RPJMN

Petunjuk:
1. Nama Tatalaksana, diisi nama tatalaksana;
2. Tingkatan Tatalaksana, diisi dengan salah satu tingkatan
tatalaksana: (i) Tatalaksana Kementerian atau (ii) Tatalaksana
Unit Ke{a;
3. Stakelnlder, diisi pihak yang memakai/menggunakan keluaran
fiasa atau barang) yang dihasilkan dari tatalaksana yang
bersangkutan;
-10-
4 Kegiatan Utama, diisi penjelasan ringkas dari aktivitas/kegiatan
pada bagian (i) awal, (ii) tengah, dan (iii) akhir yang merupakan
bagian dari keseluruhan tatalaksana yang bersangkutan;
5 Masukan Utama, diisi semua potensi berupa alat/bahan/data
yang dimasukkan dan kemudian diolah/diproses sehingga
menjadi keluaran/ hasil/ output;
6 Keluaran Utama, diisi hasil langsung dan segera dari aktivitas,
kegiatan atau pelayanan dari sebuah program, yang dapat diukur
dengan menggunakan takaran volume/banyaknya;
7 Pemilik Tatalaksana, diisi nama pihak/unit organisasi yang
mempunyai/memiliki peranan dominan dari tatalaksana.

2.4 Perbaikan Tatalaksana


Perbaikan tatalaksana didasarkan pada evaluasi atas tata-laksana
yang telah diimplementasikan, dan diperoleh dari masukan intemal
maupun laporan dari masyarakat dan/atau pemangku kepentingan
eksternal lainnya.
Tujuan perbaikan tatalaksana adalah untuk membuat proses
lebih efektif, efisien, dan adaptif. Sedangkal target perbaikan
tatalaksana adalah sebagai berikut, antara lain:
1. penurunan biaya;
2. peningkatan kualitas keluaran/output;
3. peningkatan kualitas layanan; dan
4- peningkatan kecepatan proses dan/atau penyampaian (deliueryl.
Langkah-langkah dalam melakukan perbaikan tatalaksana
adalah sebagai berikut:
1. memahami harapan pengguna utama atas perbaikan dari
tatalaksana dimaksud;
2. memahami kebijakan atau ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur tatalaksana dimaksud;
3. mengidentifrkasi perbaikan tatalaksana yang diusulkan, yang
biasanya melalui:
- 11-
a. penyederhanaan proses (streamlinirLg / simplijication-Sl;
b. penghilangan proses yang tidak perlu (eliminatioruBl;
c. pembuatan proses yang sama seka,li bant (reengineenrry-R);
atau
d. pengotomatisasian proses (automotion-Al .

4 memperbaiki model tatalaksala sesuai dengan perbaikan yang


telah dilakukan;
J mendapatkan pengesahan dari pimpinan unit organisasi untuk
pemberlakuan.
Tabel 2. Contoh format perbaikan tatalaksana
Bagei&ine
H.rapaa Pcnggura Dapat Pcrbalkin yaag Perballa[
t{o Nama Tatalalsana
Utaea Diperbalkt Dtu.ulkar Dilal<uLar
ls,E,R/al
Penintkatan peran Pelaksdraan
Penlrusunan Renca-na Re-engineering (R)
BUMN terhadap Pertemuan Multi
Pembangunan Jangka Melibatkan BUMN
I pembangunan nasional Pihak y6ng
Menengah Nasional dalam Pertemuan
yang dimasukkan melibatkan
(RPJMN) Multi Pihak
dalam RPJMN BUMN

2.5 Aspek-aspek Penyusunan/Perbaikan Tatalaksana


Unit ke{a dapat mengajukan usulan penyusunan/perbaikan
tataLaksana dengan mempertimbangkan salah satu aspek sebagai
berikut:
1. perubahanperaturanperundang-undangan
2. perubahan struktur organisasi
3. perubahan tugas dan fungsi unit kerja
4. arahan Menteri
5. hasil evaluasi tatalaksana.

2.6 Mekanisme Penyusunan/ Perbaikan Tatalaksana


Adapun Mekanisme penyusunan/ perbaikan tatalaksana
Kementerian adalah sebagai berikut:
-t2-
I Unit Ke{a mengusulkan penyusunan/perbaikan tatalaksana
kepada Sekretaris Kementerial PPN/ Sekretaris Utama Bappenas
dengan tembusan Biro Renortala.
2 Biro Renortala meneliti usulan penyusunan/perbaikan
tatalaksana sesuai dengan aspek sebagaimana dimaksud pada
angka 1 (satu).
3 Hasil penelitian usulan peny.usunan/perbaikan disampaikan
kepada Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama
Bappenas.
4 Apabila usulan penyrrsunan/perbaikan tatalaksana disetujui,
Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas akan
menunjuk penanggungjawab penyusunan/ perbaikan
tatalaksana.
5 Penanggungjawab melakukan penyrrsunan/ perbaikan
tatalaksana sesuai dengal langkah-langkah yang telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya dan dapat melibatkan Biro
Renortala dan Biro Hukum.
6 Usulan tatalaksana yang telah disusun/ diperbaiki disampaikan
kepada Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas
oleh Penarggungjawab.
7 Apabila terdapat masukan dari Sekretaris Kementerian
PPN/ Sekretaris Utama Bappenas, penanggungjawab melakukan
penyempurnaan terhadap usulan tatalaksana.
8 Sekretaris Kementerian PPN/ Sekretaris Utama Bappenas
menetapkan tatalaksana dalam Keputusan Sekretaris
Kementerian PPN/ Sekretaris Utama Bappenas.

Sedangkan mekanisme peny'usunan/perbaikan tatalaksana Unit


Kerja adalah sebagai berikut:
1. Unit Kerja melakukan pen5nrsunan/perbaikan tatalaksana
sesuai dengan kriteria aspek, dan dapat melibatkan Biro
Renortala dan Biro Hukum.
-13-
2 Tatalaksana yang telah disusun/diperbaiki ditetapkan oleh
Pejabat Unit Kerja yang bersangkutan.
3 Tatalaksana yang telah ditetapkan disampaikan kepada Biro
Renortala oleh Pejabat Unit Kerja yang bersangkutan.
-t4-
BAB III
STAIIDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

3.1 Jenis SOP AP


Berdasarkan sifat kegiatan maka SOP dapat dikategorikan ke dalam
dua jenis, yaitu:
I. SOP TEKNIS
Prosedur standar yang sangat rinci dari kegiatan yang dilakukan
oleh satu orang dengal satu peran atau satu jabatan. Setiap
prosedur diuraikan dengan sangat teliti sehingga tidak ada
kemungkinan variasi lain.
Ciri SOP Teknis:
a. Pelaksana kegiatan berjumlah satu orang atau satu
kesatuan tim kerja;
b. Berisi langkah rinci atau detail pelaksanaan kegiatan.
SOP Teknis banyak digunakan pada bidang yang menyangkut
pelaksana tunggal yang memiliki karateristik yang relatif sama
dengan peran yang sama pula seperti dalam bidang teknik,
seperti: SOP Pemeliharaan sarana dan prasarana; dan SOP
Pemeriksaan keuangan (Auditingl.

2 SOP ADMINISTRATIF
SOP Administratif adalah prosedur standar yang bersifat umum
dan tidak rinci dari kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu
orang atau pelaksana dengal lebih dari satu peran atau jabatan.
Berisi tahapan pelaksanan kegiatan atau langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan yang bersifat makro atau mikro.
a. Dalam lingkup makro, SOP administratif dapat digunakan
untuk proses perencanaan, pengganggaran, dan lainnya,
atau secara garis besar proses-proses dalam siklus
penyelenggaraan administrasi pemerinta-han.
-15-
b Dalam lingkup mikro, digunakan untuk proses-proses
administratif dalam operasional seluruh instansi
pemerintah, dari mulai tingkatan organisasi yang paling
kecil sampai pada tingkatan organisasi yang tertinggi, dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Contoh: SOP
Pelayanan Perawatan Kendaraan; dan SOP Penanganan
Surat Masuk.

3.2 Format SOP AP


Format yang digunakan dalam SOP AP adalah format diagram alir
bercabang (branching flotuchafts) dengan prosedur yang singkat serta
dengan atau tanpa pengambilan keputusan. Format ini menggunakan
5 (lima) simbol flotuchorts:
1. Simbol kapsttl/terminator ( O ) untuk mendeskripsikan
kegiatan mulai dan berakhir;
2. Simbol kotak/ process ( E ) untuk mendeskripsikan proses
atau kegiatan eksekusi;
3. Simbol belah ketttpat/ decision ( ) untuk mendeskripsikan
kegiatan pengambilan keputusan;
4. Simbol anak panahlarroutf
* f untuk mendeskripsikan arah
kegiatan (arah proses kegiatan);
5. Simbol segilim a/ off-page connector ( n ) untuk mendeskripsikan
hubungan antar simbol yang berbeda halaman.

Dasar penggunaan 5 (lima) simbol dalam pen)rusunan SOP AP adalah:


l. SOP AP mendeskripsikan prosedur administratif, kegiatan
dilaksanakan oleh lebih dari satu pelaksana fiabatan), bersifat
mikro/makro dan yang bersifat teknis maupun administrasi;
2. Hanya ada dua alternatif sifat kegiatan yaitu kegiatan eksekusi
(proses) dan pengambilan keputusan;
3. Penulisan dalam prosedur bersifat aktif (menggunakan kata kerja
tanpa subyek) simbol lain tidak dipergunakan;
-16-
4 Penulisan Jlou.tclnrt secara vertikal, sehingga hanya mengenal
penyambungan simbol yang menghubungkan antar halaman
(simbol segllima I off-poge connectot)

Tabel 3. Contoh Format SOP AP

unruk menyurun konsp


LaF)li khadnan Fsawai I
2 Mcrcintrhkan srafuatul
ncnSumprlran .lrta drn

X.hrdiBn p.EaPaidan
L
I 5()P
I

I U
(apabila pindah halaman)

M.nyusf, loEp lrrDEn


J
&h!dihn Faawai dan Ut I

nEny.r"hkar kp6da XabaS


-Ll I

5 Memitsa Lonsp lapokh


T
o
3.3 Baglan Identltas SOP AP
Sebagai dokumen SOP AP perlu dilengkapi dengan identitas, seperti:
l. Logo dan nama Unit tempat SOP diberlakukan;
2. Nomor SOP;
3. Tanggal Pembuatan SOP;
4. Tanggal Revisi SOP;
5. Tanggal efektif berlakunya SOP;
6. Disahkan oleh;
7. Nama/Judul SOP;
8. Dasar hukum SOP;
9. Keterkaitan dengan SOP lain;
-t7-
12. Peralatan / perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan
SOP;
13. Pencatatan dan Pendataan yang ada dalam SOP.

Tabel 4. Contoh Lembar Identitas


Nomor SOP oo lsoP /B.o2l03 /2ot6
, Tanggal 3 Maret 2016
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMEANGUNAN

NASIONAVEAOAN PEBENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Tanggal 1 Apr 2016


Revisi
Sekretariat (ementerian PPN/ Tanggal I April2016
S€ttama Bappenas Efektif
Disalkan Kepala Biro Sumber Daya
8to Sumber Daya Manusia
oleh Manusia

(narna pejabat)

Judul SOP Pembuatan Lapomn Kehadiran


Pegawai

Dasar HuI(um Kualifikasi Pelalsana


1. Peraturan Menteri PAN dan RB No. 35 Tahun 1. Memahami Penlrusunan Laporan Kegiatan
2Ol2 tentalrg Pedoman Penyusunan Standar 2. Memaharni tugas dan fungsi urusan
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan kepegawaian
2. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan 3. Memahami materi kegiatan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembengunan Nasional Nomor 4 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerje Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional
3. Permen PPN/Kepa.la Bappenas No. 2 Tahuo
2013 Tentang Pengaturan Kineia Pegawai di
Kementerian PPN/Bappenas

Keterkaitan Peralatan/ Perlengkapan

l. SOP Pengumpula.n Bahan 1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja


2. SOP Pendoku menan Dokumen Kemente.ian PPN/Bappenas
2. Data Kehadiran pegawai
3. Komputer

Peringatan Pencatatan dan Pendataan

l,apomn kehadiran pegawai paling lambat selesai Bul Agenda Kehadiran Pegawai
tanggal 20 setiap bulan
-18-
3.4 Baglan Flowchatt
Bagsan Flotochart merupakan uraian mengenai langkah-langkah
kegiatan secara berurutan dan sistematis dari prosedur yang
distandarkan, yang berisi:
1. Nomor, diisi nomor urut.
2. Kegiatan, diisi tahapan kegiatan yang merupakan urutan logis
suatu proses kegiatan. Biasanya menggunakan kalimat aktif
dengan menggunakan awalan "me-" yalg diikuti dengan obyek
dan keterangan seperti: menulis laporan; mengumpulkan bahan
rapat; mengarsipkan dokumen.
3. Pelaksana, diisi dengan nama jabatan yang merupakan pelaku
(aktor) yang melakukan proses kegiatan. Penulisan jabatan tidak
diurutkan secara hierarki tetapi dimulai dari jabatan yang
terlebih dahulu melakukan tahap kegiatan, sehingga kegiatan
selalu dimulai dari sisi kiri dari mal.llks flowcharts.
4. Mutu Baku akan menjadi a,lat kendali mutu sehingga produk
akhirnya dari sebuah proses benar-benar memenuhi kualitas
yang diharapkan. Dengan adanya mutu baku, maka SOP AP
berbasis resiko, setiap aktivitas hendaknya mengindentiltkasikan
mutu baku tertentu, seperti: waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan, persyaratan/kelengkapan yang diperlukan, dan
outputnya. Mutu baku berisi:
a. Kolom kelengkapan yang diisi dengan bahan yang
diperlukan dalam melaksanakan kegiatan (umumnya berisi
dokumen): formulir, lembar disposisi, data, laporan
keuangan, dan lain-lain;
b. Kolom waktu diisi dengan lama waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan: menit, jam, hari, minggu,
bulan;
c. Kolom output diisi dengan hasil langsung kegiatan: surat,
laporan, kumpulan data, draft laporan, konsep pedoman,
dan lain-Iain.
-19-
5 Keterangan, diisi dengan penjelasan singkat mengenai hal-hai
yang perlu diperjelas seperti: SOP yang terkait, dan lain-lain.
6 Untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu dan tumpang
tindih maka penulisan kegiatan tidak disertai dengan pelaksana
kegiatan (aktor).

3.5 Langkah-Langkah Penyusunan SOP AP


Dalam menyusun SOP AP diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Identifikasi Judul SOP AP berdasarkan Tugas dan Fungsi, yaitu:
a. Identifikasi Tugas, berdasarkan peraturan yang mengatur
tugas dan fungsi organisasi.
b. Identihkasi Fungsi, berdasarkan peraturan yang mengatur
tugas dan fungsi organisasi.
c. Identifikasi Sub Fungsi, berdasarkan peraturan yang
mengatur tugas dan fungsi organisasi.
d. Identifikasi Kegiatan, mengindentifikasi kegiatan riil sebagai
operasional dari tugas, fungsi, dan sub fungsi
(rincian/uraian tugas).
e. Identifikasi Output, mengindentilikasi output yang
dihasilkan dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dimiliki.
Output inilah yang menjadi dasar penentuan aspek
(prosedur) dan judul SOP (aspek+Output+keterangan).
Identiiikasi output merupakan langkah awal dan strategis
untuk mulai penyusunan SOP. Keberhasilan penentuan
output mempengaruhi keberhasilan dalam penentuan judul
SOP dan sekaligus mempermudah dalam langkah
identifikasi aktivitas (kegiatan), aktor (pelaksana), dan mutu
baku SOP.
f. Identilikasi Aspek, mengidentilikasi fungsi-fungsi
manajemen (penyusunan, pelakanaan, pembuatan,
-20-
pendistribusian, pelaporan, dll) yang akan menjelaskan
proses lebih lanjut dari output.
Merumuskan judul SOP AP, perumusan narna SOP AP ini
merupakan gabungan dari (aspek+output) bisa ditambah
keterangan.

Tabel 5.
Contoh Formulir identifikasi SOP Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Sub-Fung3i
I{o T\rgas Furgsi Output ,llspeL .rudul SOP
(K€giatqrl
Melaksanaka Melaksana Pelaksanaan Laporan Pembuatan
n urusam kan urx san kehadira Lsporan
bidang kegiatan pegawal n kehadira.n
kepegawaian kepegaweian pegawai pegewai
lr Surat Pembuatan Pembuatan
usulen Surat
kenaikan usulan
pangkat kenaikan
pangkat

2 Identifrkasi Prosedur (langkah kegiatan) berdasarkan Judul SOP


adalah sebagai berikut:
a. Tentukan kegiatan awal (diawali dari penanggung jawab
kegiatan), misal: Kabag menugaskan Kasubag untuk
menJrusun konsep laporan kehadiran pegawai).
b. Tentukan kegiatan utama (proses utama), misal: Kasubag
men) rsun konsep laporan kehadiran pegawai dan
menyerahkan kepada Kabag.
c. Tentukan kegiatan akhir (output utama), misal: Staf
mendokumentasikan laporan kehadiran pegawai.
d. Hubungkan kegiatan awal, kegiatan utama dan kegiatan
akhir dalam suatu cerita berurutan awa-l-akhir: 1. Kabag
menugaskan Kasubag untuk menyusun konsep laporan
kehadiran pegawai, 2. Kasubag menyusun konsep laporan
kehadiran pegawai dan menyerahkan kepada Kabag, 3. Staf
-2r-
mendokumentasikan laporan kehadiran pegawai. Antara
kegiatan awal, kegiatan utama, dan kegiatan akhir agar
diidentifikasi langkah apa saja dan siapa saja yang harus
diperhatikan.
e Hitung jumlah aktor/ pelaksana kegiatan.

Tabel 6. Contoh: Identifikasi Kegiatan/identifi kasi langkah


Pelaksana
No Kegiatan Laagkah
Kabag Kasubag Staf Karo
Kabag menugaskan Kasubag x
l,angkah
1 untuk men].usun konsep Laporan
Awal
Kehadiran pegawai
Kasubag memerinta-hkan staf
untuk mengumpulkan data dan
2
mengonsep Laporan Kehadiran
pegawai
Staf mengumpulkan data
3 Kehadiran pegawai dan
menyerahkan kepada Kasubag
Kasubag men].usun konsep x
Largkah
4 Laporan Kehadiran pegawai da,l
Utama
menyerahkar kepada Kabag
Kabag memeriksa konsep laporarr
Kehadiran pegawai. Jika setuju
membuat paraf da]I menyerahkan
5
kepada Karo. Jika tidak setuju
mengembalikan kepada Kasubag
untuk diperbaiki
Karo memeriksa konsep hnal
laporan Kehadiran pegawai. Jika
setuju menandatangani dan I
6
menyerahkan kepada Kabag. Jika
tidak setuju mengembalikaa
kepada Kabag untuk diperbaiki
Kabag menyerahkan laporan x
7 Kehadiran pegawai kepada
Kasubag untuk didokumentasika!
Kasubag memerintahkan staf x
8 untuk mendokumentasika!
laporan Kehadirart pegawai
Staf mendokumentasikan Laporan x Langkah
9
Kehadira-n pegawai Akhir

3 Merumuskan Format SOP AP berdasarkan Identifrkasi Prosedur


a. Memindahkal Prosedur (t angkah Kegiatan) yang telah
dirumuskan tidak disertai dengan pelaksana kegiatan
(aktor);
b. MengindentifrkasiPelaksana;
c. Membuat Flou-tcharts; d,an
d. Mengisi Mutu Baku dan Keterangan.
Tabel 7.
Contoh Format SOP Pembuatan Laporan Kehadiran Pegawai
Mttu B.ku
ro Kabag

E l5
1

Laporan Kchadiran
I
2 Memerintahkar staf Disposisi l5 Disposi
si
menSumpulkan data

r-aporan Kehadiran L!
3 MenAumpulkan data
Kehadiran peSawai
L 'E I h8ri

Disposi
soP

hporan Kehadiran
menyerahlan kepada
Kabaa
M€meriks, kons€p
Iaporan Kehadiran
f 'EI.I
_.1
Disposi
si
Draft
p€sawai. Jika setuj -
membuat paraf dan
menyerahkan kepada
_l
Karo. Jika tidak

kepada Kasutag

Memeriksa konsep
lbrl laporan
I Draft I jam

Kehadiran peSawai. Disposi

menandatangani dan I

mcnyerahlan kepada
Y.abas. Jika tidak

kepada Kabag untuk


dipcrbaiki
l0 Disposi
laporan Kehadiran

Kasubag untuk
E. __l
didokumcnbsikan

8
Memcrintahkan slaf

mendokum€nlasikan L .F lo Disposi
si

Mendokumentasikan
l5
L 'E
Laporan Kehadiran soP
, Bukti

3.6 Penetapan SOP AP.


1. SOP AP Lintas Unit Kerja disahkan oleh Sekretaris Kementerian
PPN/ Sekretaris Utama Bappenas.
-24-
3 SOP AP yang telah ditetapkan disampaikan kepada Biro Hukum
dan Biro Renortala.

3.7 Penerapan SOP AP


SOP AP yang telah disahkan menjadi pedoman bagi Unit Kerja dalam
melakukan kegiatan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.

3.8 Pemantauan &n Evaluasi SOP /fP


1. Pemantauan
a. pemantauan pelaksanaan SOP AP dilakukan secara berkala
setiap 6 bulan sekali.
b. untuk melakukan pemantauan yang dapat menggunakan
Format pada Tabel 8.

Tabel 8. Pormat Pemantauan SOP AP

Catata
No. Prosedur
P€nilaisr Tcrhedap n H.3il Tladala! yarg Patat
Pentlal H.nr3 DlaEbll P€ritst

1 2 3 5 6
Beidan densan baik
Tidak bedalan den8an baik

Berialan densan baik

Tidak berjalan den8an baik


I

B€rjalaD densan baik

Tidak berjalAn dcnsan baik

Cara pengisian:

1) Kolom 1: diisi dengan nomor urut


2l Kolom 2: diisi SOP AP yang dipantau proses
penerapannya
3) Kolom 3: diisi penilaian dengan label "Berjalan dengan
baik" atau "Tidak berjalan dengan baik".
4l Kolom 4: diisi dengan catatan hasil penilaian, terutama
untuk hasil penilaian "Tidak berjalan dengan baik".
-25-
Catatan antara lain adalah: alasan mengapa prosedur
tidak dapat berjalan dengan baik, hal-hal mana yang
dianggap tidak berjalan dengan baik, apa kemungkinan
penyebabnya.
5) Kolom 5: diisi dengan tindakan-tindakan yang harus
diambil agar SOP AP dapat diterapkan dengan baik.
Misalnya: perlu adanya penyempurrraan, pelatihan bagi
pelaksana, perbaikan sarana yang tidak memadai, dan
sebagainya.
6) Kolom 6: diisi dengan paraf petugas yang melakukan
penilaian

c Mekanisme pemantauan SOP AP:


1. Biro Renortala mengirimkan permintaan melakukan
pemantauan SOP AP kepada unit kerja.
2. Unit kerja melakukan pemantauan terhadap
pelaksalaan SOP AP yang berjaian dan menyerahkan
hasil pemantauan kepada Biro Renortala.
3. Biro Renortala mengumpulkan hasil pemantauan SOP
AP Unit Keda.
4. Biro Renortala melaporkan hasil pemantauan SOP AP
Unit Kerja kepada Sekretaris Kementerian
PPN/ Sekretaris Utama Bappenas.

2 Evaluasi
a. Evaluasi SOP AP dilakukan secara berkala setiap 1 tahun
sekali.
b. Evaluasi SOP AP secara insidentil juga dapat dilakukan
apabila diperlukan.
c. Untuk melakukan evaluasi dapat menggunakan format
seperti pada Tabel 9.
-26-

Tabel 9. Format Evaluasi SOP AP


SOP AP
o Pcnilaian
1 3 4 5 6
I 3

1 Mampu mendorong peningkatan


kinerja
2 Mudah dipahami
3 Mudah dilaksanakan
Semua orang dapat menjalankan
I
pera.nnya masing-masing
Mampu mengatasi masalah yang
berkaitan dengan proses
6 Mampu menjawab kebutuhan
peningkatan kinerja organisasi
7 Sinergis satu dengan yang larn

Cara pengisian:
1) Kolom 1: diisi dengan nomor urut
2) Kolom 2: diisi kriteria penilaian evaluasi (bisa ditambahakan
dan diubah sesuai kebutuhan evaluasi).
3) Kolom 3 - 8: diisi penilaian dengan'X" apabila sesuai dengan
kriteria pada kolom 2, atau "-" apabila tidak sesuai.
4) Setiap SOP AP diberi nomor agar mudah untuk
merepresentasi SOP AP yang dievaluasi, dengan hanya
mencantumkan nomornya. Misalnya nomor 1 adalah SOP
Pembuatan Laporan Kehadiran Pegawai

d Mekanisme evaluasi SOP AP:


1) Biro Renortala mengirimkan permintaan melakukan
evaluasi SOP AP kepada Unit Kerja.
2\ Unit Kerja melakukan evaluasi terhadap SOP AP yang
berjalan dan menyerahkan hasil evaluasi kepada Biro
Renortala.
3) Biro Renortala mengumpulkan hasil evaluasi SOP AP
Unit Kerja.
-27 -

4l Biro Renortala melaporkan hasil evaluasi SOP AP Unit


Ke{a kepada Sekretaris Kementerian PPN/ Sekretaris
Utama Bappenas.
-28-

BAB TV
PENUTI'P

Dengan ditetapkannya Petunjuk Pelaksanaan Peraturan


Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyusunan Tatalaksana dan Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan di Kementerian
PPN/Bappenas, rnaka proses penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi tatalaksana dan SOP AP di Kementerian
PPN/Bappenas mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan ini.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal3 ,r.gustus 2018

SEKRETARIS KEMENTERIA PERENCANAAN PEMBANGTTNAN IASIONAL/


/1'l--
SEKRETARIS UTAMA BADAN PEREI{CANAAIT PEMBANGUNAN I{ASIONAL,

GELLWYNN JUSUF

Anda mungkin juga menyukai