Pendidikan Kewarganegaraan
Kata damai sudah tidak asing lagi untuk setiap orang. Damai bisa diartikan
ketenangan jiwa maupun raga. Memiliki sikap damai merupakan hal yang sangat bijak
di dunia ini. Perdamaian menimbulkan hubungan yang harmonis dan eratnya tali
persaudaraan dari satu orang dengan orang lain. Perdamaian bisa dikatakan keadaan
tanpa perang. Tanpa perdamaian di dunia ini, dunia akan hancur. Tindak kejahatan
akan ada dimana – mana dan akan membabi buta disepanjang hari. Ini akan
menciptakan para terorisme – terorisme jahat yang ingin merusak perdamaian.
Apalagi yang sudah melakukan tindak kejahatan dengan memusnahkan bangsa atau
disebut genosida. Makna perdamaian ini sangat penting kita tanamkan sejak sedini
mungkin. Sudah sepanjang sejarah sikap damai itu ada namun berganti zaman sifat
orang semakin hari semakin negatif. Maka dari itu timbulah peperangan yang sangat
merugikan seluruh dunia atau yang paling dikenal dengan Perang Dunia.
Awal perang dinyatakan dengan Perang Dunia I berlangsung antara tahun 1914 – 1918
yang disebabkan oleh perebutan daerah jajahan diantara kolonialis – kolonialis dan
imperialis Barat. Perang Dunia ini menyebabkan kerugian besar dan banyaknya sanak
saudara yang tewas yang berakhir dengan ditandai Jerman menyerah kepada sekutu.
Karena tak ingin perang terjadi kembali maka didirikannya lembaga Liga Bangsa –
Bangsa (LBB) dengan tujuan mendamaikan kedua pihak, namun LBB gagal dalam
melaksanakan tugasnya. Perang Dunia II kembali berkecamuk yang disebabkan oleh
negara – negara maju saling berlomba memperkuat militer dan persenjataannya.
Menyerahnya Jepang kepada sekutu karena sekutu membom atom dua kota di Jepang
Hiroshima dan Nagasaki maka ditandai dengan berakhirnya Perang Dunia II. Setelah
Perang Dunia II berakhir, presiden Amerika Serikat mengadakan pertemuan yang
menghasilkan United Nations Charter pada 24 Oktober 1945 dinyatakan hari lahirnya
Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) dan Kesetaraan Global.
Indonesia tentu saja ikut dalam pertemuan tersebut. Indonesia juga bergabung dalam
organisasi yang bertujuan untuk perdamaian dunia seperti PBB, ASEAN, GNB,
APEC, KAA, OKI dan masih banyak lagi. Walaupun Perang Dunia sudah berakhir
namun usaha – usaha untuk mempertahankan suatu perdamaian harus selalu
dilaksanakan. Maka dari itu banyak lembaga – lembaga yang berdiri dengan tujuan
untuk menjaga perdamaian di dunia ini. Dalam suatu negara tidak dapat berdiri
sendiri, seperti halnya individu sebagai makhluk sosial. Negara tentunya akan
memerlukan negara atau komponen yang lain. Bahkan ada pula negara yang memiliki
keterkaitan serta ketergantungan dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik. Jika adanya
keterkaitan antar negara dengan negara lain tersebut tentunya ada sebuah hubungan
yang baik. Salah satunya merupakan negara kita sendiri yaitu negara Indonesia dengan
negara-negara lain. Dinamakan masyarakat global, ditandai adanya saling
ketergantungan antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu kompetisi dan
dunia cenderung berkembang kearah perebutan pengaruh antar bangsa, baik lingkup
regional, ataupun lingkup global. Namun pada kenyataanya masih banyak hubungan
yang bertentangan antara negara satu dengan yang lain. Yang mengakibatkan
terjadinya konflik dan terusiknya perdamaian dunia. Konflik biasanya dipicu dengan
adanya masalah dalam hal sosial, ekonomi, politik, agama maupun kebudayaan.
Terjadinya konflik akibat adanya keserakahan, kurang saling menghargai dan
mengerti antara satu dengan yang lain. Dari masalah di atas dalam makalah ini akan
membahas mengenai apa yang dimaksud dengan perdamaian dunia itu sendiri serta
peran Indonesia dalam perdamaian dunia.
Namun ada sedikit hal yang mengganjal dari keberadaan PBB. Hal itu adalah
adanya hak veto dalam diri 5 anggota tetap dewan keamanan PBB. Dimana 5 negara
tersebut yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, China, dan Uni Soviet (sekarang
Rusia). Hak Veto merupakan hak mutlak dari 5 negara ini untuk menolak atau
menerima apa yang di agendakan oleh forum PBB. Kasarnya apabila dalam sidang
PBB semua negara anggota PBB setuju akan salah satu agenda namun ada satu dari
kelima negara tersebut yang menggunakan hak vetonya, maka batalah semua agenda
itu.
Contoh yang paling nyata adalah saat terjadinya agresi Israel terhadap
Palestina.Saat itu sebagian besar negara mengecam tindakan Israel tersebut.Namun
PBB disini tidak bisa berbuat apa-apa karena memang sudah dari awal PBB didirikan
itu “disetir” oleh 5 negara itu tadi. Maka sekarang kelihatan kalau hak veto yang
dimiliki oleh Amerika Serikat hanya dijadikan alat untuk melegalkan agresi Israel
terhadap Gaza yang masih jadi bagian dari Palestina.Dan juga satistiknya dari 82 hak
veto yang telah digunakan oleh Amerika Serikat, 41 diantaranya mereka gunakan
untuk menghalangi warga masyarakat dunia dalam menghentikan kebrutalan Israel
terhadap Palestina.
Maka dari itu sungguh di sayangkan sekali, dan mungkin hak veto perlu
dikaji ulang. Hal ini menjadi tidak sportif terhadap anggota-anggota PBB yang lainnya
yang secara tulus untuk mewujudkan apa yang ingin dituju oleh PBB.
Peran Indonesia Dalam PBB
Pada tahun 1971, Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik pernah ditunjuk
untuk menjadi presiden di Majelis Umum PBB.
Indonesia tiga kali terpilih menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu
periode tahun 1974 – 1975, periode tahun 1995-1996, dan periode tahun 2007-
2008.
Indonesia pernah terpilih 11 kali sebagai anggota Dewan ekonomi dan sosial
PBB, 2 kali ditunjuk sebagai presiden dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB,
serta 3 kali sebagai wakil presiden dari Dewan tersebut.
Indonesia juga terpilih sebanyak 3 kali menjadi anggota Dewan Hak Asasi
manusia PBB dan satu kali ditunjuk sebagai wakil presiden dari Dewan
tersebut, yaitu periode tahun 2009-2010.
Memberikan Bantuan kemanusiaan di berbagai negara
Pada Tahun 1984, Indonesia mengirimkan Bantuan berupa beras melalui FAO
yang ditujukan untuk Ethiopia yang waktu itu dilanda bencana kelaparan.
Pada Tahun 1995, Sebagai anggota PBB Indonesia membantu dalam
menampung para pengungsi yang berasal dari Vietnam di pulau Galang
Untuk mencapai tujuannya tersebut, asas – asas yang digunakan sebagaimana yang
terumus di dalam Pasal 2 Piagam PBB, yaitu sebagai berikut :
1. Negara yang akan menjadi anggota PBB adalah Negara yang merdeka,
2. Negara itu harus benar – benar mencintai perdamaian dunia,
3. Bersedia memenuhi kewajiban – kewajiban sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam Piagam PBB dan keputusan – keputusan PBB,
4. Mendapat persetujuan dari Dewan Keamanan PBB dan disetujui oleh Majelis
Umum PBB. Negara anggota PBB yang telah berulang kali melanggar asas –
asas dan Piagam PBB dapat dikeluarkan dari keanggotaan PBB oleh Majelis
Umum atas anjuran Dewan Keamanan.
Fungsi PBB
Fungsi PBB sebagai sebuah lembaga internasional dapat dilihat dari seberapa besar
guna atau manfaat yang telah diberikan kepada masyarakat internasional.
Sebagaimanasejarah kelahirannya, PBB diharapkan dapat menjalankan fungsinya,
yaitu sebagai berikut.
Dengan cara ekspor dan impor, kreativitas penduduk dapat menghasilkan uang
dengan cara eskpor dan impor.
Kesimpulan
1. Makna perdamaian dari berbagai sumber adalah keadaan dimana suatu suasana tenang
tanpa keributan seperti contohnya tanpa perang, makna genosida dari berbagai sumber
adalah pembantaian atau pembunuhan suatu kelompok dengan maksud memusnahkan
kelompok tersebut dan makna terorisme dari berbagai sumber adalah tindakan
kejahatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan rencana yang sudah
disusun dengan cara diam – diam yang akan terjadinya pembunuhan.
2. Proses terjadinya Kesetaraan Global berawal dari Perang Dunia I berlangsung antara
tahun 1914 – 1918 yang disebabkan oleh perebutan daerah jajahan diantara kolonialis
– kolonialis dan imperialis Barat, berakhir dengan ditandai Jerman menyerah kepada
sekutu yang memelopori berdirinya Liga Bangsa – Bangsa (LBB) dengan tujuan
mendamaikan kedua pihak, navmun LBB gagal dalam melaksanakan tugasnya dan
Perang Dunia II dinyatakan kembali disebabkan oleh negara – negara maju saling
berlomba memperkuat militer dan persenjataannya, yang diakhiri dengan
menyerahnya Jepang kepada sekutu, dan saat itu juga presiden Amerika Serikat
mengadakan pertemuan yang menghasilkan United Nations Charter pada 24 Oktober
1945 dinyatakan hari lahirnya Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) dan Kesetaraan
Global.
3. Peran Indonesia untuk perdamaian dunia melalui lembaga – lembaga Internasional
sangat besar dan berpengaruh yakni tergantung pada bidang lembaga tersebut seperti
bidang ekonomi, sosial budaya, politik, berperan menyukseskan tujuan dari lembaga
Internasional tersebut.
Saran
Dengan selesainya makalah ini, saran yang ditujukan kepada para pembaca
yakni selalu mengamalkan perdamaian dalam kehidupan sehari – hari dikarenakan sikap
damai merupakan salah satu sikap yang tidak bisa runtuh dalam segala bentuk
permasalahan maupun kejahatan dan mampu mengikat tali persaudaraan terutama untuk
dunia Internasional agar perang tidak kembali terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Adinda Khoesekan. 2008. Partisipasi aktif Indonesia. Tersedia pada http://pkn-
ips.blogspot.co.id/2014/11/contoh-partisipasi-aktif-indonesia.html.
Diakses tanggal 7 Januari 2017
Alfaris Lating. 2015. Peranan Indonesia dalam Perdamaian Dunia. Tersedia pada
https://www.academia.edu/13864399/PERANAN_INDONESIA_DAL
AM_PERDAMAIAN_DUNIA. Diakses tanggal 6 Januari 2017
Candra Raharja. 2015. Pemberantasan Teroisme dan Kriminalisasi Terorisme . Tersedia pada
https://www.academia.edu/9923271/Hak_Asasi_Manusia_Pemberantas
an_Terorisme_dan_Kriminalisasi_Terorisme. Diakses tanggal 6 Januari
2017
Regina Retha. 2012. Peran Indonesia dalam Kerjasama Internasional. Tersedia pada
http://reginaretha.blogspot.co.id/2015/04/peran-indonesia-dalam-
kerjasama.html. Diakses tanggal 8 Januari 2017
Soehirman Pradja. 2004. Makalah Indonesia dan Perdamaian Dunia. Tersedia pada
http://www.slideshare.net/yudhairawan3705/makalah-indonesia-dan-
perdamaian-dunia. Diakses tanggal 8 Januari 2017