Anda di halaman 1dari 24

Evolusi Air Panas Bumi &

Kandungan Kimia Air

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
• Air meteorik masuk ke dalam kerak bumi melalui zona permeabel,
bersirkulasi di dalam bumi pada kedalaman sekitar 5-7 km.
• Ketika turun/masuk, air ini terpanaskan, dan bereaksi dengan host
rock, kemudian naik karena konveksi
• Di kedalaman, T 350 °C, kandungan Cl antara 1000 – 10 000 mg/kg
• Unsur-unsur mudah larut (soluble group) ; Cl, B, Br, As, Cs, akan
terlarutkan lebih dulu dari host rock oleh air
• Disusul oleh elemen yang proses kelarutannya dikontrol oleh
temperatur; SiO, Na, K, Ca, Mg, dsb
• Proses ini menghasilkan kumpulan alterasi batuan yang mencirikan
temperatur dan fluidanya.
• Fluida akan tertinggal dalam batuan permeabel yang menjadi
reservoir, terjadi kesetimbangan, terbentuk alterasi mineral
sekunder.
• Ketika fluida klorida meninggalkan reservoir, tekanan
hidrostatik berkurang dan mungkin akan mengalami boiling
• Boiling dapat menghasilkan zona 2 fasa ; uap dan air
• Fluida klorida sisanya dapat muncul di permukaan atau
mengalir jauh mengikuti topografi rendah dan muncul
sebagai mata air panas/hangat yang jauh dari tempat upflow
nya.
• Uap dapat keluar ke permukaan menjadi fumarol atau dapat
terlarut kembali atau terkondensasi membentuk air steam
heated, acid sulphate dan/atau bicarbonate.
Evolusi Uap
Panas bumi
• Ketika fluida geotermal naik menuju permukaan, tekanan
hidrostatik turun (tekanan yang disebabkan oleh tinggi
kolom air dan tebal lapisan overburden).
• Akhirnya tekanan akan menurun hingga pada suatu tingkat
dimana gas terlarut dan uap air dapat terpisah dari larutan
utamanya
• Proses pemisahan ini dikenal dengan boiling.
• Boiling merupakan salah satu proses yang sangat penting
yang mengontrol kimia liquid (fasa cair) dan vapour (fasa
uap)
Kurva Boiling vs Depth
• Menunjukkan temperatur maksimum yang dapat dicapai oleh
fluida pada kedalaman tertentu (≈ tekanan tertentu) dimana
setelah temperatur ini energi (atau panas) yang diterima oleh
fluida akan digunakan untuk perubahan fasa pada proses boiling.
• Kurva ini juga menunjukkan berapa kedalaman pada saat fluida
reservoir mengalami proses Boiling.
• Kurva dibuat dengan asumsi tekanan hidrostatik
• Di daerah geotermal, terdapat setidaknya 10% tekanan
hidrodinamik karena buoyancy force dari fluida termal, hal ini
berarti pada daerah geotermal proses boiling dapat terjadi pada
kedalaman yang lebih dangkal daripada yang ditunjukkan oleh
kurva tersebut.
Kurva Boiling vs Depth

• Meningkatnya salinitas menyebabkan boiling terjadi pada


kedalaman yang lebih dangkal (titik didih meningkat terhadap
kedalaman)
• Meningkatnya kandungan gas (misalnya CO2) menyebabkan
boiling terjadi pada kedalaman yang lebih dalam (titik didih
menurun terhadap kedalaman)
• Kandungan gas memiliki efek yang lebih signifikan pada
kedalaman boiling (meningkatnya tekanan uap, karena gas-gas
terlarut, pada fluida)
Apa akibat dari proses boiling ?

• Pemisahan gas-gas dari larutan (fluidanya)


• Fluida menjadi lebih alkaline → (deposisi mineral sulfida)
• Hilangnya gas dari larutan (misalnya pada produksi fluida panas
bumi lapangan uap) menyebabkan tekanan menurun → masuknya
air dingin dari air tanah ke dalam sistem.
• Fluida sisa temperaturnya menurun karena kehilangan massa dan
entalpi
• Dilution (pengenceran oleh air tanah) dan konduksi menurunkan
temperatur fluida termal, biasanya fluida ini tidak pernah mengalami
boiling sebelum mencapai permukaan
• Pada sistem dominasi liquid (water) apabila
produksi air melebihi jumlah air yang masuk
(recharge), maka level air di reservoir
menjadi turun → menghasilkan ruang pori
pada zona diatas level air.
• Ruang pori tersebut dapat diisi oleh lapisan
uap (steam) diatas reservoir liquid (mis.
Wairakei-Tauhara).
Uap pada lapangan dominasi uap

• Lapangan uap dicirikan oleh permeabilitas reservoir yang


tinggi (>10 milidarcy , 1 millidarcy = 1 x 10-15 m2)
• Temperatur uap umumnya konstan, sekitar 236 °C
• Tekanan dan entalpi umumnya konstan diseluruh reservoir
• Kandungan gas 0.5-2.0% (bandingkan lapangan dominasi
liquid ~0.01-0.5%)
Tipe-tipe unsur terlarut

Non-volatil (unsur terlarut):


– Anion, diantaranya Cl-, HCO3- ,SO4-2 ,NH4-, F-, I-, Br-
– Kation,diantaranya
Na+,K+,Ca+2,Mg+2,Mn+2,Fe+2,Al+3,ion-ion As
– Spesies netral, mis. SiO2,B,CO2,H2S,NH3
Volatil (gas/mudah menguap):
– Non condensible gas,mis.CO2,H2S,H2,N2
– Gas inert / konservatif, mis. He, Ar
• SiO2: hadir sebagai silika total dalam larutan dan ekuivalen
dengan konsentrasi asam silisik (H4SiO4)
• CO2: terlarut adalah ekuivalen terhadap konsentrasi asam
karbonik (H2CO3)
• Karbonat total adalah jumlah dari semua spesies karbonat
(CO2= H2CO3+ HCO3+ CO3)
• B adalah boron total (B = H3BO3 + H2BO3- + HBO3-2 + B+)
• As adalah arsenik total, hadir dalam berbagai muatan ion
• Amonia adalah sebagai amonia (NH3) atau amonium (NH4+)
Kandungan Cl pada fluida panas bumi

• White (1971) : konsentrasi Cl pada fluida panas bumi


bertemperatur >150 oC berkisar antara 150 hingga ribuan
mg/kg, sedangkan Cl pada sistem dominasi uap tidak lebih
dari 15 mg/kg.

• Kandungan Cl yang tinggi pada mata air panas dapat


mengindikasikan bahwa sistem panas bumi adalah dominasi
air
Asal mula Cl dalam fluida panas bumi

• Gas magmatik HCl:


HCl mempunyai solubilitas yang tinggi
Pada temperatur rendah HCl bersifat asam kuat,tetapi pada
temperatur tinggi HCl bersifat asam lemah

• Air asin (evaporit, air laut,air formasi /connate water)


Cl mencapai 100.000 mg/kg
Kation utama:Na dan Ca
Larutan berkonsentrasi tinggi (TDS sangat tinggi)
Bersifat asam lemah
Densitas tinggi
Asal mula Sulfat (SO4)

• Terbentuk di bagian paling dangkal

• Akibat kondensasi uap air ke dalam air permukaan

(steam heated water)

• SO4 tinggi akibat oksidasi H2S

• Bersifat asam kuat, pH rendah


Asal mula Bikarbonat (HCO3)

• Terbentuk sebagai akibat adsorbsi gas CO2 dan kondensasi

uap air ke dalam air tanah (steam heated water)

• Berada di daerah tepi sistem dan dangkal

• Anion utama HCO3 dan kation utama adalah Na

• Cl rendah dengan SO4 bervariasi


Dengan mengenal dan memahami
kimia air termal, asal usul dan proses
evolusinya, selanjutnya dapat
digunakan untuk mengetahui kondisi
fluida sistem panas bumi dan proses-
proses yang mempengaruhinya
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai