Anda di halaman 1dari 16

RADIOKIMIA

“PARTIKEL DASAR”

DOSEN PENGAMPU:
DR.H.R.Usman Rery, M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 3


1. Ayu Pratiwi Sihombing (1605115224)
2. La Lauma (1605115156)
3. Sari Hanum Br.Situngkir (1605111524)
4. Yosi Diamers (1605115448)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “PARTIKEL DASAR ”
Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian PARTIKEL DASAR dan
susunan dari partikel-partikel dasar. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang Partikel Dasar.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pekanbaru, 25 Februari, 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. PENGANTAR ......................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 1
C. TUJUAN ................................................................................................................. 1

BAB II URAIAN MATERI ................................................................................................ 2

A. PARTIKEL DASAR ............................................................................................... 2

B. CONTOH SOAL ..................................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13

A. RINGKASAN ......................................................................................................... 13
B. SARAN ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENGANTAR
Pada abad kelima SM, filsuf Yunani Democritus mengungkapkan
keyakinannya bahwa semua materi terdiri atas partikel yang sangat kecil dan tidak
dapat dibagi lagi, yang ia namakan atomos (berarti tidak dapat dibelah atau
dibagi). Pada tahun 1808, seorang ilmuwan Inggris yang juga seorang guru
sekolah, John Dalton mengemukakan atom sebagai partikel terkecil dari atom
yang tak dapat dibagi lagi (Raymond Chang, 2003 : 30).
Dengan berkembangnya ilmu, ternyata atom masih dapat dibagi menjadi
partikel-partikel lain, antara lain elektron yang bermuatan negatif dan inti yang
bermuatan positif. Dengan ditemukannya elektron maka berbagai ahli
mengemukakan model atom seperti Thomson, Rutherford, Bohr.
Atom demikian kecil sehingga tidak dapat dilihat walaupun dengan
mikroskop. Akan tetapi sifat atom dapat dipelajari dari gejala yang timbul bila
diberi medan listrik, medan magnet, atau cahaya.
Dari gejala tersebut telah dibuktikan bahwa atom mengandung elektron, proton,
neutron yang disebut partikel dasar pembentuk atom.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian partikel dasar?
2. Bagaimanakah susunan dari partikel-partikel dasar?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari partikel dasar.
2. Untuk mengetahui susunan dari partikel-partikel dasar.

1
BAB II

URAIAN MATERI

A. Partikel Dasar
Diantara partikel dasar, ada 3 partikel yang berkaitan dengan bab ini yaitu
proton,neutron,elektron. Proton dan neutron merupakan bagian terpenting dari inti
atom. Elektron bergabung dengan inti membentuk atom (Drs.Hiskia
Achmad,2001:184).

1. ELEKTRON
a. Percobaan Crookes
Pada tahun 1875, Crookes membuat tabung kaca yang kedua ujungnya
dilengkapi dengan sekeping logam sebagai elektroda (gambar 1). Setelah udara
dalam tabung divakumkan dan kedua elektroda dihubungkan dengan arus searah
bertegangan tinggi, ternyata timbul sinar pada kutub negatif (katoda) yang
bergerak ke kutub positif (anoda). Oleh sebab itu, sinar ini disebut sinar katoda
dan alatnya disebut tabung sinar katoda.

Gambar 1.Sinar mengalir dari katoda (-) ke anoda (+)

Sinar katoda bersifat sebagai berikut:

Secara normal sinar katoda bergerak lurus.

2
Sinar ini dapat memutar baling-baling kecil yang diletakkan antara kedua
elektroda. Berarti sinar ini mempunyai energi dan bersifat sebagai materi.
Sinar katoda dibelokkan oleh medan listrik dan magnet. Arah pembelokan itu
menunjukkan bahwa sinar ini bermuatan negatif.
Dengan menggunakan spektroskopi massa ternyata partikel ini mempunyai e/m
= -1,76 x 108 C g–.
Kemudian pada tahun 1908, R.A. Milikan mengukur sinar katoda dengan alat
tetesan minyak, ternyata muatan partikelnya = -1,6 x 10-19 C.

Hasil penyelidikan selanjutnya menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan


partikel yang paling ringan dan paling kecil. Sifat sinar katoda ini tidak bergantung
pada bahan katoda yang digunakan. Hal ini dibuktikan oleh Thomson dengan
mengganti katoda percobaan Crookes dengan logam lain, dan ternyata hasilnya
sama. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa sinar katoda adalah partikel negatif yang
terdapat pada semua atom. Partikel ini kemudian diberi nama elektron
(Syukri,1999:116).

b. Percobaan Joseph John Thomson

Selama periode 1894 – 1897,J.J.Thomson,melakukan serangkaian penelitian


untuk menentukan sifat-sifat sinar katoda. Dalam studi permulaannya ia
menentukan kecepatan sinar katoda. Menurut hasil pengukurannya,kecepatan sinar
katoda jauh lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan cahaya, Jadi sinar katoda
ini bukan merupakan radiasi elektromagnetik. Thomson juga menetapkan
perbandingan muatan listrik (e) dengan massa (m) yaitu e/m untuk sinar katoda
(gambar 2).

3
Gambar 2. Percobaan dan analisa Thomson.

Berkas 1 : Hanya dengan adanya medan listrik,berkas sinar katoda


dibelokkan keatas,menyentuh layar pada titik 1.

Berkas 3 : Hanya dengan adanya medan magnet,berkas sinar katoda


dibelokkan ke bawah menyentuh layar pada titik 3.

Berkas 2 : Berkas sinar katoda akan lurus (tidak dibelokkan),dan


menyentuh layar dititik 3,bila besarnya layar medan listrik dan
medan magnet sama besar.

Penentuan e/m : dari hasil pengukuran kekuatan listrik dan medan magnet
yang menghasilkan berkas 3 dan jari-jari kelengkungan dari
berkas 2 didapatlah nilai e/m. -1,759 x 108 C/gr (tanda – karena
muatan sinar katoda negatif).

(Ralph H.Petrucci –Suminar,1987:36)

Apabila suatu tabung vakum dengan dua elektroda dan mengandung gas
sedikit mendapat tegangan listrik dari luar,maka akan terjadi arus partikel dari
elektroda negatif,atau katoda, ke elektroda positif,atau anoda. Arus katoda ini
merupakan arus elektron. Muatan elektron adalah negatif dan besarnya 1,602 x 10-
19 -31
Coulomb dan massanya 9,100 x 10 kg. Apabila suatu medan listrik atau
medan magnet diterapkan pada arus elekton ini, maka berkasnya akan dibelokkan
atau didefleksi. Dari besarnya defleksi,Thomson dapat menentukan satu nilai
perbandingan : e/m = 1,76 x 1011 C/kg

(Prof.DR.Noer Mansdjoeriah Surdia,M.Sc,1993:2)

4
c. Percobaan Milikan

Penentuan muatan elektron telah dilakukan oleh Milikan (1909) dengan tetesan
minyaknya (gambar 3). Ruang antara pelat bermuatan mengandung udara.

Gambar 3. Percobaan Milikan

Percikan tetes minyak dihasilkan oleh penyemprot. Tetes minyak ini masuk
ke dalam alat melalui lubang kecil pada lempeng atas sebuah kondensor listrik.
Pergerakan tetes diamati dengan teleskop yang dilengkapi dengan sebuah
mikrometer eyepiece. Ion-ion dihasilkan oleh radiasi pengionan, seperti sinar X
dari sebuah sumber. Sebagian dari tetes minyak memperoleh muatan listrik dengan
menyerap (mengadsorbsi) ion-ion.

(Ralph H.Petrucci Suminar,1987:36).

Elektron dibebaskan dari atom gas yang terdapat antara pelat oleh seberkas
sinar X. Bila tetesan minyak disemprotkan ke dalam ruangan, elektron akan
menempel pada tetesan minyak yang dilewatkan antara dua pelat tersebut. Dengan
menentukan muatan total pada minyak, banyaknya minyak, dan pengandaian
bahan suatu tetes hanya mengikat satu elektron, maka muatan elektron dapat
e
dihitung. Nilai muatan yang didapatkan,digabungkan dengan nilai /m dari

5
Thomson,memberikan nilai e/m, massa elektron. Apabila nilai e/m ini dibandingkan
terhadap nilai massa hydrogen, m/H maka me/mH = 1/1837

(Prof.DR.Noer Mansdjoeriah Surdia,M.Sc,1993:2)

2. INTI
Dari seluruh inti yang diketahui, sekitar 270 adalah stabil, sedangkan kurang lebih
empat setengah kali dari jumlah inti adalah tak stabil. Berikut adalah uraian tentang
sifat-sifat dasar inti pada keadaan dasarnya (energi terendah). Sebagian dari bahasan
ini dapat pula diterapkan pada inti-inti dalam berbagai keadaan tereksitasi.
 Penamaan Inti
Tiap- tiap inti dicirikan oleh nomor atom Z, yang sama dengan jumlah proton
dalam inti; bilangan bulat N, yang sama dengan jumlah neutron, dan nomor massa A
= N + Z, yang menyatakan jumlah total nukleon. Inti-inti diberi nama dengan
menuliskan lambang X unsur kimianya, kemudian nilai Z-nya sebagai indeks bawah
A
depan dan nilai A-nya sebagai indeks atas depan; jadi notasi penamaannya XZ .
Sebagai contoh inti, 23Na11 memiliki 11 proton, 23 nukleon, dan 23-11 = 12 neutron.
Inti-inti dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yakni isotop, isoton, dan isobar.
Isotop adalah inti-inti dengan nomor atom (proton) Z yang sama, sebagai contoh 16O8
17
dan O8 . Isoton adalah inti-inti dengan nomor atom neutron N yang sama, sebagai
13 14
contoh C6 dan N7. Isobar adalah inti-inti dengan nomor massa A yang sama,
sebagai contoh 14C6 dan 14C7 .

 Jumlah relatif Proton dan Neutron


Dalam inti-inti ringan, jumlah netron hampir sama dengan jumlah protonnya, (N ≈
Z). Tetapi begitu jumlah nukleonnya bertambah, di peroleh bahwa untuk inti-inti
stabil jumlah neutron menjadi lebih besar dari jumlah proton (N > Z), mengikuti
secara kasar kurva yang diperlihatkan pada gambar 4. Kelebihan jumlah neutron ini
terjadi, karena bekerjanya gaya tolak Coulomb antarproton yang cenderung

6
memisahkan mereka pada jarak yang jauh. Oleh karena itu, zat proton kurang rapat
daripada zat neutron, sehingga bila jumlah nukleonnya bertambah, maka jumlah
proton yang terdapat dalam volume inti menjadi lebih kurang daripada jumlah
neutron.

Gambar 4. Kurva jumlah proton

a) Proton
Partikel-partikel bermuatan positif dalam inti disebut proton.
(Raymond Chang,2005:34)
Goldstein, pada tahun 1886, membuat alat yang mirip tabung Crookes. Katoda
dibuat berlubang dan diletakkan agak ke dalam (gambar 5). Tabung diisi gas
hidrogen bertekanan rendah. Setelah dialirkan listrik menghasilkan dua macam
sinar. Pertama, sinar katoda (electron) yang bergerak dari katoda ke anoda.
Kedua, sinar yang bergerak ke katoda dan sebagian masuk ke dalam lobang
(saluran) sehingga disebut juga sinar saluran.

Gambar 5.Percobaan Goldstein

7
Hasil penyelidikan terhadap sinar saluran adalah sebagai berikut.
1) Diuji dengan medan listrik atau magnet ternyata sinar ini bermuatan
positif,maka disebut juga sinar positif.
2) Jika tabung diisi gas lain,seperti helium,oksigen,dan nitrogen,menghasilkan
sinar positif yang berbeda.Berarti sinar yang dihasilkan bergantung pada jenis
gas dalam tabung.
3) Nilai e/m sinar ini berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal ini berarti,
sinar positif mempunyai massa dan muatan tertentu. Massa sinar positif jauh
lebih besar daripada elektron.
4) Sinar positif yang paling ringan berasal dari gas hidrogen dan bermuatan
sebesar muatan elektron,tetapi tandanya ± berlawanan. Partikel ini kemudian
dikenal dengan nama proton. Massa proton = 1,67 x 10-24 g (1.836 x massa
elektron).
(Syukri S,1999:116-117)

b) Neutron
Partikel netral yang mempunyai massa sedikit lebih besar daripada massa
proton (Raymond Chang,2005:35).
Disampin g elektron dan proton atom juga mengandung partikel lain yang
disebut neutron.Neutron bermassa 1,6750 x 10-24 gram dan tidak bermuatan
(netral). Pada mulanya Rutherford berhipotesis bahwa dalam inti atom terdapat
neutron, dan kemudian dibuktikan oleh Chadwick pada tahun 1632.
Teori atom Rutherford:
Ernerst Rutherford dan kawannya melakukan percobaan, yaitu melewatkan
sinar α dalam tabung berisi gas.Ternyata sinar bergerak lurus tanpa dipengaruhi
oleh gas. Mereka menduga bahwa molekul gas tidak bermuatan dan tidak
mengubah arah sinar α yang bermuatan positif. Berdasarkan ini,Rutherford
berhipotesis bahwa partikel alfa dalam padatan akan berubah arah, karena dalam
atom terdapat muatan positif. Hipotesis ini,pada tahun 1909 dibuktikan oleh

8
percobaan Geiger dan Marsden (gambar 6). Mereka menembakkan sinar alfa
pada selempeng platina tipis (setebal ± 10-6 m). Hasilnya ditangkap dengan layar
yang terbuat dari ZnS yang dapat berfluoresensi bila kena sinar α.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sinar alfa yang ditembakkan itu ada
yang tembus, membelok,dan memantul. Sinar yang tembus merupakan bagian
terbesar,sedangkan yang membelok sedikit,dan yang memantul sedikit sekali.
Gejala ini dijelaskan oleh Rutherford, bahwa partikel alfa yang tembus
disebabkan oleh atom yang mengandung banyak ruang hampa. Dipusat terdapat
sebuah partikel bermuatan positif yang disebut inti. Sinar alfa akan akan
membelok bila mendekati inti karena saling tolak-menolak.
Kejadian ini sedikit jumlahnya,karena ukuran inti ataom sangat kecil
dibandingkan ukuran ruang hampanya.Jika ada partikel alfa yang menabrak
inti,maka alfa akan memantul walaupun tidak 180o.Tumbukan langsung ini
sangat kecil kemungkinannya,maka jumlah alfa yang memantul kecil sekali.
Diluar inti tidak hanya kosong,tetapi terdapat electron yang berputar
mengelilinginya.Elektron tidak mempengaruhi arah sinar alfa karena elektron
amat kecil dan lemah (Syukri,1999:117-120).

Gambar 6.Percobaan Geiger dan Marsden

9
B. CONTOH SOAL

1. Tentukan berapa elektron yang tertangkap oleh 1 tetes minyak dalam percobaan
yang dilakukan oleh Millikan apabila 1 tetes minyak tersebut bermuatan -3,2 x
10-19 C.

Jawab :

Telah diketahui dari percobaan yang dilakukan oleh Millikan bahwa muatan 1
elektron sebesar -1,6 x 10-19 C. maka jumlah elektron yang ditangkap oleh 1 tetes
minyak dengan muatan -3,2 x 10-19 C adalah :
−3,2 𝑥 10−19 𝐶
= 2 elektron
−1,6 𝑥 10−19 𝐶

2. Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dari

Jawab:
Menentukan jumlah proton, electron, dan neutron

Proton = Z (nomor atom) = 19

Neutron = A-Z = 39-19 = 20

Pada atom netral, jumlah elektron = jumlah neutron = 20

Proton = Z (nomor atom) = 11

Neutron = A-Z = 23-11 = 12

Pada ion positif, elektron = jumlah proton – muatan

= 11 – 1

= 10

10
Proton = Z (nomor atom) = 8

Neutron = A-Z = 16-8 = 8

Pada ion negatif, elektron = jumlah proton + muatan

=8+2

= 10

3. Jika unsur Ni memiliki nomor atom 28 dan nomor massa 59, ion memiliki
jumlah proton, elektron dan neutron berturut turut adalah . . . .
Jawaban :
Atom Ni memiliki A = 59 dan Z = 28, dapat kita tulis :

Yang perlu diingat!!


Atom akan menjadi ion positif ketika melepas elektron. Jumlah elektron yang
dilepas sama dengan muatan positifnya.

Ion terbentuk ketika atom Ni melepas 2 elektronnya (lihat muatan ionnya),


sehingga jumlah elektronnya berkurang.

Jumlah elektron ion = 28 - 2 = 26

Sedangkan jumlah proton dan neutron ion sama dengan atom Ni karena
tidak dilepaskan dalam pembentukan ion.

p = 28
n = A - p = 59 - 28 =
31

11
BAB III

PENUTUP

A. RINGKASAN
Partikel dasar adalah partikel yang belum diketahui apakah partikel terdiri dari
partikel lainnya. Pada tahun 1808, seorang ilmuwan Inggris, John Dalton
mengemukakan atom sebagai partikel terkecil dari atom yang tak dapat dibagi
lagi (Raymond Chang, 2003 : 30).
Hasil penyelidikan percobaan Crookes menunjukkan bahwa sinar katoda
merupakan partikel yang paling ringan dan paling kecil. Sifat sinar katoda ini
tidak bergantung pada bahan katoda yang digunakan. Hal ini dibuktikan oleh
Thomson dengan mengganti katoda percobaan Crookes dengan logam lain, dan
ternyata hasilnya sama. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa sinar katoda adalah
partikel negatif yang terdapat pada semua atom. Partikel ini kemudian diberi
nama elektron (Syukri,1999:116).
Partikel-partikel bermuatan positif dalam inti disebut proton. Partikel netral
yang mempunyai massa sedikit lebih besar daripada massa proton (Raymond
Chang,2005:34-35).

B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber–sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia.2001. Kimia Unsur Dan Radiokimia. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti

Bird, Tony.1993. Kimia. Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama

Brady, James E.1986. Kimia Universitas Jilid Satu. Tangerang : Binarupa Aksara
Chang, Raymond.2004.Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : Erlangga
Gautreau, Ronald, Wiliam Savin.1878. Fisika Modern. Jakarta : Erlangga

Mansdjoeriah Surdia, Noer.1993. Ikatan Dan Struktur Molekul. Bandung :


Departemen Pendidikan Dan Kebudaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Petrucci, Ralph H, Suminar.1985. Kimia Dasar Prinsip Terapan Modern Edisi


Keempat Jilid I. Bogor : PT. Gelora Aksara Pratama
Syukri S.1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai