A. PENDAHULUAN
B. SUBJEK
1. Kurikulum
a. Perbandingan Kebijakan Pendidikan Internasional
1) Kebijakan pendidikan di berbagai negara telah difokuskan
pada kepentingan negara tersebut dan perspektif negara
dalam memandang arti pendidikan bagi kemajuan bangsanya.
1
2) Policy learning harus memperhatikan konteks sejarah dan
budaya suatu negara baik nilai-nilai yang dianut, budaya,
sejarah, agama serta kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya.
b. Koherensi Kurikulum
1) Gagasan mengenai pendidikan berkualitas itu penting. Oleh
karenanya semua masyarakat harus mengetahui tujuan
pendidikan. Itulah sebabnya sistem pendidikan berkinerja
tinggi harus dibangun dengan sistematis. Sistem pendidikan
2
berkinerja tinggi akan membentuk sistim yang memiliki
kemampuan meningkatkan kualitas pendidikan secara
komprehensif.
c. Policy Learning
1) Pada negara-negara dengan kinerja pendidikan tinggi,
mereka menganalisis faktor-faktor capaian PISA,
TIMMS dan PIRLS dengan seksama untuk melihat faktor
apa yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di negara
mereka.
3
pengukuran dengan PISA karena, PISA menuntut penguasaan
bahasa (reading) yang panjang sehingga konten kurikulum
sering justru terabaikan.
4
3) Kita harus mampu mengembangkan pemikiran yang skeptis
terhadap ide pembaharuan pendidikan agar mampu
menjadikan faktor pengendali pendidikan bekerja dengan baik.
4) Salah satu contoh yang baik adalah ide tentang otonomi
sekolah. Apakah ide otonomi sekolah cocok dikembangkan
pada semua sekolah, semua level sekolah, sekolah desa dan
kota, sekolah negeri dan swasta, sekolah di pedesaan atau
perkotaan, sekolah dengan sumber daya bagus atau terbatas,
sekolah berkinerja tinggi atau rendah. Kita harus kritis
terhadap ide pembaharuan itu. Tidak harus semua
sekolah melaksanakan satu perubahan tanpa
mengenali faktor-faktor pengendali kebijakan itu
bekerja.
e. Ambiguitas Sistem
1) Apakah perubahan-perubahan kurikulum yang terjadi benar-
benar meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu
pendidikan atau hanya sekedar telah berubah?
5
- Semua guru dilatih dengan kualifikasi yang sangat tinggi
baik menyangkut kontens pembelajaran, pedagogy
maupun kematangan profesi.
6
2) Oleh karena itu, kurikulum hendaknya tidak terlalu banyak
beban, sehingga elemen-elemen pengendali dapat
mengontrol bekerjanya sistem kurikulum dengan cermat dan
efektif. Saat ini tugas kurikulum nasional semua negara adalah
menyiapkan disiplin anak untuk memasuki abad XXI.
g. Kurikulum Nasional
1) Kegagalan kurikulum selama ini didasarkan pada :
- Kegagalan memetakan problem
- Kegagalan menyusun analisis yang tepat
- Kegagalan menetapkan solusi
- Kegagalan memantau pelaksanaan dan
- Kegagalan mengontrol keberhasilan
CURRICULUM
KOHERENSI
KURIKULUM
TEKSBOOK TEACHING
THINKING
7
elemen-elemen yang dapat dikendalikan ataukah yang tak
dapat dikendalikan. Elemen yang dapat dikendalikan seperti
guru, siswa, bahan ajar, sistim intruksional dan manajemen
sekolah. Sedangkan elemen sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat termasuk teknologi merupakan elemen yang
tidak dapat dikendalikan.
8
yang yata bahwa perubahan tersebut berdampak pada mutu
pendidikan.
9
g. Dalam performance sekolah dikenal adanya dukungan dan
harapan terhadap kualitas sekolah sebagai berikut:
HIGH EXPECTATION
FRUSTASI KOHERENSI
DISQUALITY KECEWA
LOW EXPECTATION
3. Kualitas Pendidikan
a. Konstruk Pembelajaran
1) Apakah yang dimaksud dengan kontruk dan bagaimanakah
guru-guru kita fokus pada kontruk untuk meningkatkan
kualitas hasil belajar anak. Dalam pelajaran sains ketika guru
menyuruh anak mengamati telur-telur katak, mencatat
perkembangannya dan menggambarkan dalam selembar
kertas. Kita harus segera tahu, apa yang sedang difokuskan
atas kontruk pengetahuan. Apakah mungkin gambarnya jelek
tetapi dia tahu bahwa ide/kontruks gambar telur dan katak
adalah metamorfosa. Ketika ditanyakan apakah definisi lain
dari metamorfosa dari makhluk lain, ia masih fokus dengan
menjawab kupu-kupu karena ada perubahan bentuk, maka
anak tersebut fokus pada konstruk. Jadi jangan dilihat
10
gambarnya yang jelek melainkan ia memiliki ide/kontruk yang
tepat tentang ilmu pengetahuan yang sedang dipelajari.
b. Guru
1) Strategi Peningkatan Kualitas Guru kaitannya dengan
Pembelajaran dan Assesment. Perlu dilakukan adalah :
- Penyiapan pelatihan guru dengan level tinggi
- Mengatasi kekurangan guru baik kompetensi, kualifikasi,
profesi
- Mengembangkan best practice tentang pembeajaran
11
c. Buku Ajar
1) Bila kita melihat fenomena membaca maka didapati bahwa
teksbook yang baik akan meningkatkan kemampuan
membaca.
12
didik tersebut. Berbeda dengan di Singapura, di Inggris bila
ada anak tidak mampu maka dianggap bodoh.
C. PENUTUP:
Dalam seminar ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kita tidak boleh sekedar meng-copy kebijakan pendidikan dari suatu
negara, namun yang dapat dilakukan adalah mempelajari kebijakan
di suatu negara untuk disusun kebijakan pendidikan yang
sesuai dengan nilai-nilai, kondisi, tantangan dan sosial-
ekonomi serta budaya.
13
5. Perubahan kurikulum dan penilaian harus mampu menjamin
peningkatan kualitas pendidikan. Untuk itu elemen-elemen
pengendali keberhasilan kurikulum dan penilaian harus dicermati dan
dipantau sungguh-sungguh.
14