PRAKTIK DASAR-DASAR
TIM PENYUSUN
PEDOMAN
PRAKTEK
DASAR
TAHUN K3DASAR-
2014
K3
Tim Penyusun
Buku Pedoman Praktikum Dasar - dasar
K3
Wastyo Wiarawan
Yusuf Dawudi
Editor
Wakhyono Budianto,SKM.,Msi
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan
Lingkungan i
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………………………
………………………. i
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………. ii
I. PENDAHULUAN
……………………………………………………………………………………………………………
…….. 1
1.2.1 Maksud
Tersedianya penduan praktikum Kesehatan dan keselamatan kerja
yang dapat di jadikan pedoman dalam melakukan pengukuran /
monitoring dan evaluasi dilingkungan kerja.
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan 2
Lingkungan
1.2.2 Tujuan
1.2.2.1 Tujuan Umum
Diharapkanpraktikum dapat menerapkanpengetahuan
tentang
peralatan, pengujian dan evaluasi faktor-faktor bahaya di
tempat kerja.
1.2.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan praktikum dapat :
Melakukan pengukuran faktor kimia (kadar debu partikel
di lingkungan kerja ).
Melakukan pengukuran faktor fisik (kebisingan,
pencahayaan, tekanan panas, di lingkungan kerja ).
Melakukan pengukuran faktor biologi
Melakukan pengukur factor psikososial (kelelahan dan stress
kerja).
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan 3
Lingkungan
II. PENGAMBILAN SAMPEL
1. Langkah Awal
Menentukan titik pengukuran ,
Pengenalan Lingkungan (Hazar Indentifikasi)
Memahami tahap-tahap proses produksi atau kegiatan yang
menyangkut kegiatan operasional perusahaan dan faktor-faktor
bahaya yang timbul dalam proses tersebut, jumlah tenaga kerja
yang terpapar sehingga dapat mengetahui bagian mana dan
parameter apa dapat diketahui secara jelas.
2. Langkah Kedua
Penilaian Lingkungan (Risk Assesment) pada tahap ini di ketahui
bagian apa dan parameter apa diadakan pengukuran di
lapangan dan pengambilan sampel dengan menggunakan
peralatan sesuai yang di butuhkan, setelah sampling di analisis,
hasil nya di bandingkan dengan Standart Nilai Ambang Batas
(NAB).
3. Langkah Ketiga
Pengendalian (Risk Control) dalam tahap ini setelah didapat
hasil analisa di bandingkan dengan NAB, ternyata melebihi NAB
yang telah ditentukan, maka langkah pengendalian dari faktor-
faktor lingkungan tersebut.
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan 4
Lingkungan
2.2 Pengambilan sampling ada beberapa metode berdasarkan
periode waktunya Menurut National Institute Ocupational
Safety and Health (NIOSH) :
1. Pengambilan Sampel selama 8 jam ( Full Periode )
Pengambilan sampel selama waktu 8 jam di sesuaikan dengan
jam kerja.
2. Pengambilan Sampel kurang dari 8 jam ( Full Periode Single
Sample )
3. Pengambilan Sampel kurang dari 8 jam ( Full Periode
Consecutif Sample )
4. Pengambilan Sampel Sesaat ( Random / Grab Sample )
1. Dasar Teori
Tekanan panas adalah faktor di tempat kerja yang ditimbulkan oleh
perpaduan kondisi suhu udara, kelembaban, kecepatan gerakan
udara dan radiasi. Pengujian yang dilakukan ditentukan dengan
mengukur suhu kering, suhu basah dan suhu bola dimana satuan
dan rumus yang digunakan dinyatakan sebagai Indeks Suhu Basah
dan Bola ( ISBB).
2. Tujuan
Memahami konsep dasar pengukuran tekanan panas di dan
melakukan pengukuran di lingkungan kerja dengan menggunakan
parameter Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB), sesuai dengan Nilai
Amabang Batas (NAB) yang ditentukan.
3. Alat
Area Heat Stress Monitor
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan panas pada
area kerja
4. Cara Kerja
a. Tentukan lokasi dan titik sampling
b. Lakukan pengukuran tekanan panas di dekat tenaga kerja
yang sedang
melakukan aktivitas.
c. Posisikan Area Heat Stress Monitor berada di dekat tenaga
kerja.
d. Tekan tombol On pada alat heat stress monitor diamkan
selama 10 menit berada ditempat pengukuran.
e. Setelah 10 menit amati dan baca pada layar monitor
tercantum suhu udara kering, suhu udara basah, suhu udara
basah, suhu udara bola (globe), kelembaban udara, indeks
suhu bola basah (ISBB) Indoor dan Out door.
f. Catat pda formulir hasil pengukuran tekanan panas
g. Bandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB)
Kepmenakertrans No : 13 tahun 2011 tentang NILAI AMBANG
BATAS FAKTOR FISIKA DAN FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA
Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di luar ruangan dengan panas
radiasi:
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu
kering.
Catatan :
Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan
200 Kilo kalori/jam.
Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200
sampai dengan kurang dari 350 Kilo kalori/jam.
Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350
sampai dengan kurang dari 500 Kilo kalori/jam.
Catatan :
1. Hasil dari ISBB rata-rata adalah hasil yang digunakan untuk
dibandingkan dengan regulasi yang dijadikan acuan yaitu
peratuan-peraturan yang terkait.
2. Waktu Kerja dan Istirahat disesuaikan dengan lamanya waktu
kerja yang dilakukan oleh pekerja di ruangan tersebut, yang
dinyatakan dalam persentase.
3. Perhitungan kategori beban kerja adalah sebagai berikut :
a. Grandjen (1998),menyatakan bahwa salah satu pendekatan
untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah
dengan menghitung nadi kerja, konsumi oksigen, kapasitas
vasilitas paru & suhu inti tubuh.
Sumber (SUMA’MUR,1982)
Beban kerja ini termasuk dalam kategori beban kerja berat ( > 350- 500 Kilokal
/jam-----Kepmenaker No.51 th 1999)
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan 9
Lingkungan
Formulir Tekanan Panas
Nama :
…………………………………………………………………………………………………………………
Perusahaan ………………………………..
Alamat Perusahaan :
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………..
Petugas :
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………..
Tanggal :
…………………………………………………………………………………………………………………
Sampling ………………………………..
1. Dasar Teori
Intensitas penerangan di tempat kerja dimaksudkan untuk
menberikan penerangan kepada benda-benda yang merupakan
obyek kerja, peralatan atau mesin dan proses produksi serta
lingkungan kerja. Untuk itu diperlukan intensitas penerangan yang
optimal. Selain menerangi obyek kerja, penerangan juga
diharapkan cukup memadai menerangi keadaan sekelilingnya.
2. Tujuan
Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang,
maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan
kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di
tempat kerja.
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan 10
Lingkungan
3. Alat
Lux Meter
Mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian
eneergi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada
layar monitor.
4. Penentuan Titik
Pengukuran a.
Penerangan Setempat
Obyek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan dan
pengukuran dapat di lakukan di atas meja.
b. Penerangan Umum
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi 1 (satu) meter. Jarak tertentu
tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan.
Luas ruangan kurang dari 10 m² .
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak 1 (satu) meter.
Luas ruangan antara 10 sampai 100 m² .
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak 3 (tiga) meter.
Luas ruangan lebih dari 100 m² .
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak 6 (enam) meter.
5. Cara Kerja
a. Hidupkan Luxmeter
b. Letakan alat ke titik pengukuran yang telah ditentukan, baik
penerangan
setempat atau umum.
c. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu
beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil.
d. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil.
e. Matikan lux meter setelah pengukuran.
f. Bandingkan dengan Nilai Ambang Batas (Permenkes)
Nomor : 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan 11
Lingkungan
6. Rumus Pengolahan Data
a) Pencahayaan Umum
Rumus pengolahan data pencahayaan umum adalah sebagai
berikut :
Dalam satu titik dilakukan 3 kali pembacaan/pengukuran
karena angka yang tertera pada alat lux meter / light meter
berubah-ubah tidak stabil. Perhitungan rata-rata pencahayaan
Catatan :
Hasil dari perhitungan rata-rata pencahayaan ruangan adalah
hasil yang digunakan untuk dibandingkan dengan regulasi yang
dijadikan acuan yaitu peraturan-peraturan yang terkait.
b) Pencahayaan Setempat
Rumus pengolahan data pencahayaan setempat adalah
sebagai berikut : Dalam satu titik tempat kerja (objek kerja)
dilakukan 3 kali
pembacaan/pengukuran karena angka yang tertera pada alat
lux meter
/ light meter berubah-ubah tidak stabil.
Perhitungan rata-rata pencahayaan per titik (objek kerja)
:
P1 + P2 + P3 = lux
∑P
Catatan :
………………………………………………………………………………
1. Nama Perusahaan : ………………………………………….
………………………………………………………………………………
2. Alamat : ………………………………………….
………………………………………………………………………………
3. Jenis Perusahaan : ………………………………………….
………………………………………………………………………………
4. Jumlah Tenaga Kerja : ………………………………………….
………………………………………………………………………………
5. Ruangan Kerja : ………………………………………….
………………………………………………………………………………
6. Jenis Lampu : ………………………………………….
………………………………………………………………………………
7. Tanggal Pengukuan : ………………………………………….
Denah penerangan
setempat
2. Alamat : ………………………………………………………………………………
………………………………………….
2. Tujuan
Memahami konsep dasar intensitas kebisingan dan melakukan
pengukuran kebisingan dengan Sound Level Meter di lingkungan kerja.
Dengan prinsip kebisingan diterima oleh mikrofon pada sound level
meter dan dirubah menjadi gelombang listrik yang kemudian dibaca
pada monitor dalam satuan desibel (dB).
3. Alat
Integrating Sound Level Meter (SLM)
Alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan pada
frequensi yang berbeda-beda dan untuk mengukur intensitas
bunyi dengan frequensi tertentu.
Noise Dosimeter
Merupakan sound level meter yang digunakan untuk mengukur dose paparan bising
hubungan dengan waktu, alat ini di pergunakan pengukuran kebisingan personal yang
diterima oleh pekerja selama 8 jam/hari terutama bagi tenaga kerja yang berpindah-
pindah.
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan 15
Lingkungan
4. Penentuan Titik Pengukuran
Pengukuran dengan titik sampling
Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi
ambang batas hanya pada satu atau beberapa lokasi saja.
Pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk mengevalusai
kebisingan yang disebabkan oleh suatu peralatan sederhana,
misalnya Kompresor/generator. Jarak pengukuran dari
sumber harus dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian 1
meter. Selain itu juga harus diperhatikan arah mikrofon alat
pengukur yang digunakan.
Pengukuran dengan peta kontur
Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat
bermanfaat dalam mengukur kebisingan, karena peta
tersebut dapat menentukan gambar tentang kondisi
kebisingan dalam cakupan area. Pengukuran ini dilakukan
dengan membuat gambar isoplet pada kertas berskala yang
sesuai dengan pengukuran yang dibuat. Biasanya dibuat
kode pewarnaan untuk menggambarkan keadaan kebisingan,
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
6. Cara Kerja
a. Tentukan lokasi dan titik pengukuran .
b. Tekan tombol on pada sound level meter
c. Tekan tombol Respon (jenis suara) slow / fast.
d. Atur tombol Jaringan A atau C.
e. Baca angka yang tertera pada monitor
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan 17
Lingkungan
7. Pengolahan Data Intensitas Kebisingan
Pengolahan data pengukuran kebisingan dilakukan dengan
menggunakan Distribusi Frekuensi sebelum dimasukkan kedalam
rumus, yaitu menentukan nilai dengan melakukan tahapan-
tahapan sebagai berikut :
1) Array yaitu urutkan dari data yang terkecil sampai dengan data
yang terbesar.
2) Range yaitu cari nilai Range dengan menggunakan menghitung
selisih dari data terbesar dikurangi data terkecil.
Range = Data max. – Data Min.
3) Kelas (K) yaitu mencari banyaknya kelas dengan
menggunakan rumus
Sturgess.
K = 1 + 3,3 log n
……………………………………………………………………………………………
…………………………….
……………………………………………………………………………………………
…………………………….
1. Dasar Teori
Untuk merencanakan tempat kerja dan perlengkapannya (meja,
kursi, dan perlengkapan lainnya) diperlukan ukuran-ukuran tubuh
yang menjamin sikap tubuh paling alamiah dan memungkinkan
dilakukan gerak-gerakan yang dibutuhkan. Dimensi tubuh manusia
sangat bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya, antara
laki-laki dan perempuan dan beberapa suku bangsa.
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan 20
Lingkungan
1. Tujuan
Beberapa ukuran tubuh yang penting untuk penerapan ergonomi
ditempat kerja
Posisi Berdiri
Pada posisi berdiri, ukuran-ukuran tubuh yang paling penting
adalah tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi
pinggul, depa dan panjang lengan.
Posisi Duduk
Pada posisi duduk, ukuran-ukuran tubuh yang penting adalah
tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan
tangan, jarak lekuk lutut dan garis punggung, serta jarak lekuk
lutut dan telapak kaki.
2. Alat
Alat ukur
tinggi
Meteran kain
Pengaris
segitiga
Busur
Lembar pengamatan
3. Cara Kerja
Langkah-langkah dalam melakukan praktikum pengukuran
Antropometri adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan alat-alat yang telah disediakan,
ukurlah dimensi-dimensi tubuh manusia.
Untuk memudahkan pengamatan, gambar antropometri bisa
dilihat di lampiran dengan keterangan sebagai berikut :
4. Pedoman
Pengukuran A.
Tinggi tempat
duduk
a) Tinggi tempat duduk
Tinggi tempat duduk diukur dari lantai sampai pada
permukaan atas bagian depat alas duduk.
Tinggi alas duduk harus sedikit lebih pendek dari panjang
lekuk lutut sampai ke telapak kaki (tinggi belakang lutut
sampai telapak kaki).
Ukuran yang disarankan adalah 38 - 48 cm (tergantung
ukuran antropometri pekerja).
d) Sandaran pinggang
Bagian atas sandaran pinggang tidak melebihi tepi
bawah ujung tulang belikat dan bagan bawahnya
setinggi garis pinggul.
Sandaran pinggang dapat disetel ke atas dan ke bawah
dan bergerak 8 - 12 cm di atas alas duduk.
Dalamnya sadaran pinggang adalah 35-38cm dari ujung
depan epan alas duduk
g) Tinggi meja
Tinggi meja dan bagian bawah alas meja (kolong) harus
melebihi dari tinggi lutut depan.
Tinggi meja tidak melebihi tinggi dada dan tidak lebih
rendah dari tinggi siku pada saat posisi duduk.
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan 22
Lingkungan
B. Komputer
Lokasi peralatan kontrol dan display harus mudah diraih.
Pekerjaan harus memiliki kebebasan bergerak atau merubah
posisi.
Gerakan yang repetitif ,sering berlebihan dengan rotasi
badan atau pinggang yang ekstrim harus dihindari.
Posisi layar adalah sedikit di bawah level mata
pengguna komputer Keyboard dan layar terpisah.
Layar dapat diubah sudutnya.
Warna huruf /obyek gelap dengan latar belakang bewarna
lebih terang/kontras.
Jarak mata ke layar sebaiknya sekitar 50 cm -
70 cm. Jarak mata ke keyboad adalah sekitar
45 cm - 50 cm.
Apabila sudut antar pinggul dan paha lebih dari 90 maka
perlu diberikan penyanggan kaki bagi pekerja.
b. Keyboards
Harus terlepas dari monitor untuk mendapatkan posisi
dan sudut yang dapat diatur sesuai kebutuhan.
Keyboard harus tipis untuk meminimalkan masalah
pada pergelangan tangan (pegal).
Tuts harus cukup sensitif dan mengeluarkan suara yang
tida terlalu keras.
Permukaan keyboard tumpul.
Keyboard mempunyai alas pergelangan tangan yang
tingginya tidak melebihi tuts baris pertama.
d. Document holder
Documen holder harus stabil dan dapat diatur
tinggi,jarak dan sudut pandangnya.
Document holder dapat diletakan disamping
layar/monitor atau antara monitor dan
keyboard,sehingga meminimalkan gerakan kepala dan
leher operator.
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan 24
Lingkungan
PENGUKURAN ANTROPOMETRI STATIS/DIMENSI TUBUH
……………………………
………………..
27 Lebar kepala lk
2. Tujuan
Mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran debu di ruang kerja,
mengetahui kadar debu di udara ruang kerja, membandingkan
kadar debu dengan standar / peraturan perundangan dan
membuat rencana pengendalian debu di ruang kerja.
3. Alat
LVS (Low Volume Sampler) atau HVS (High Volume Sample)
Timbangan
Analitik Oven
Pinset
Desikat
or
Thermohygrometer
4. Cara Kerja
Timbang Kertas saring dengan Analitic Balance (timbangan
elektrik)
Keringkan filter dengan menggunakan oven temperature
1000C selama 30 menit, kemudian didinginkan dalam
eksikator selama 15 menit.
Timbang filter kering dengan menggunakan timbangan
elektrik dengan teliti (A)
Masukkan filter kedalam filter holder, rangkaian dengan pompa
hisap
Nyalakan pompa dan atur volume udara yang akan dihisap
(Flow Rate) selama 1 jam
Matikan alat, lepas filter holder dan dengan hati-hati
keluarkan filter Keringkan kembali lakukan seperti
sebelum ditimbang
Timbang kembali filter (B) dan lakukan penghitungan
3. Lakukan konversi hasil dari berat kertas saring dari gram (g)
menjadi miligram (mg) dan konversikan juga tekanan
(daya hisap) alat LVS
V
Atau
( W2 - W1 ) - ( B2 - B1 ) x 103
C =
-----------------------------------
V
(mg/m3)
Keterangan :
Nama perusahaan : . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.. .... ... ..
Alamat perusahaan : . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.. .... ... ..
Jenis perusahaan : . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.. .... ... ..
Tanggal : . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
pengukuran .. .... ... ..
Data pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja
1. Dasar Teori
Kata Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi
semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan
ketahanan tubuh. Terdapat dua jenis kelelahan yaitu kelelahan otot
dan kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot
atau perasaan nyeri yang terdapat pada otot. Kelelahan umum
ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang
sebabnya adalah persyaratan atau psikis (Suma’mur).
2. Tujuaan
Tujuan ada dua yaitu :
Kerja otot dinamis, yaitu kerja otot yang rythmis dan
berirama, dimana pengerutan dan pengendoran terjadi silih
berganti, bekerja sebagai pompa peredaran darah, berjalan
sesuai dengan tingkat kontraksi otot.
Kerja otot statis, yaitu kerja otot yang menetap untuk periode
tertentu secara kontinyu, dimana pembuluh darah akan
tertekan dan peredaran darah berkurang, sehingga otot
tubuh merasa sakit dan mudah lelah.
Keterangan:
K(kelas) = 4 (rendah,sedang,tinggi, dan sangat
tinggi)
Xn = 4 x 30
Xi = 1 x 30
Interval = (4 x 30) – (1
x 30)
= 120 – 30
4
= 22
2. Tujuan
Mengidentifikasi faktor – faktor stress kerja : lingkungan organisasi
( TuntutanTugas, tuntutan Peran, tuntutan sosial, struktur
organisasi, Kepemimpinan, dan pengembangan organisasi ),
Individu (masalah dalam keluarga,masalah ekonomi keluarga)
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Saya tidak mempunyai waktu untuk melakukan hobi
atau
kegiatan lain di luar pekerjaan
2 Saya sering membawa pekerjaan ke rumah dan
mengerjakannya
pada malam hari
3 Saya tidak dapat melakukan pekerjaan atau tugas sebaik
biasanya
. Kadang-kadang saya merasa penilaian saya kabur dan
tidak
sebaik biasanya
4 Kelihatannya pada hari kerja saya tidak tersedia cukup
waktu
untuk mengerjakan semua hal yang harus saya kerjakan
5 Saya sering merasa tidak sabar dengan kecepatan kerja
yang ada
6 Kadang-kadang saya sangat enggan pergi kerja
7 Saya coba menyelesaikan tugas banyak dalam waktu
yang lebih
sedikit. Hal ini kadang-kadang mengakibatkan saya
tidak
mempunyai waktu lagi untuk mengatasi masalah –
masalah yang
timbul tak terduga
a) Nilai 4
Anda tidak dalam keadaan stress akibat kerja dan tidak mudah
dan kemungkinan kecil untuk menjadi stress akibat kerja.
b) Nilai 5 – 13
Anda cenderung untuk mendapat stress akibat kerja dan
menderita efek negative dan stress kerja. Anda sebaiknya
melakukan pengendalian tergadap stress dan mengikuti
konseling.
c) Nilai ≥ 14
Anda sangat mudah kena stress akibat kerja dan dampak
negatifnya. Dan harus secepatnya mengatasi hal tersebut
segera konsultasi ke dokter dan mencari konselor yang ahli
dalam manajemen stress.
Keterangan :
1. Judul
Jenis pengukuran yang dilakukan.
2. Tujuan
Tujuan dari dilakukannya pengukuran tersebut.
3. Manfaat
Manfaat bagi mahasiswa dan pekerja yang tempat kerjanya
dilakukan pengukuran.
4. Tinjauan Pustaka
Pustaka yang mendukung isi pembahasan dari hasil praktikum,
berisi teori dan peraturan yang mendukungnya.
6. Cara Kerja
Cara kerja pada saat melakukan praktikum, hal-hal yang
di ukur dan diamati pada saat pengukuran.
7. Hasil
Data hasil pengukuran yang telah dilakukan pengolahan.
8. Pembahasan
Pembahasan hasil pengolahan data, dibandingkan
dengan teori atau peraturan yang ada.
1. TEKANAN PANAS
2. KEBISINGAN
3. PENCAHAYAAN
4. DEBU
Sebuah perusahaan melakukan kegiatan identifikasi bahaya fisik
rutin terkhusus kepada masalah kadar debu total yang ada pada
ruangan produksi. Pengukuran dilakukan menggunakan HVS (High
Volume Sample) untuk bagian Cold Forming. Waktu pengukuran
dilakukan pada 3 kali yaitu pada pagi hari sekitar jam 09.00 WIB,
siang hari jam 12.00 WIB, dan Sore hari jam 15.00 WIB.
1. Pagi Hari
W1 = 0,09562
g
W = 0,09570
2 g
t = 60 menit
V = 10
liter/menit
2. Siang Hari
W = 0,09551
1 g
W = 0,09561
2 g
t = 60 menit
V = 10
liter/menit
3. Sore Hari
W = 0,09557
1 g
W = 0,09568
2 g
t = 60 menit
V = 10
liter/menit
Hitunglah kadar debu total dari alat LVS diruangan Cold Forming
tersebut. Kemudian lakukan pembahasan hasil yang di dapat
secara umum dan setempat dibandingkan dengan regulasi yang
dijadikan acuan yaitu Kepmenkes 1405
Tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri.
Buku Pedoman Praktik Dasar-dasar K3 Jurusan Kesehatan 42
Lingkungan