Anda di halaman 1dari 4

Proses pengelolaan limbah medis padat

1. Pewadahan
- Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, kedap air, dan mudah
dibersihkan.
- Setiap wadah terdapat Kantong plastik sesuai jenis sampah medis atau
non medis dan diangkut
setiap hari atau 2/3 bagian telah berisi limbah.
- Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus
seperti botol atau karton yang
amat atau tahan tusuk
2. Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan pada wadah yang terdapat kantong plastik
medis (warna kuning/sesuai standar
yang telah ditentukan)
3. Pengangkutan ke TPS
Pengangkutan sampah medis dilakukan dengan menggunakan gerobak
sampah ke TPS.
4. Penimbangan
Setelah diangkut ke TPS dilakukan penimbangan sampah lalu dicatat.
5. Pemusnahan (incenerator)
Setelah dilakukan penimbangan selanjutnya sampah medis di bakar
dengan incinerator.
Incenerator merupakan alat pemusnahan limbah padat medis
dengan bahan bakar solar yang bertemperature lk. 1200oC, diberi
cerobong asap yang tingginya ±12 meter dengan kapasitas pembakaran
0,3 m3/jam dan menggunakan system dry scrubber.
Proses kerja incinerator
Tahap 1: Limbah medis/bahan yang akan dimusnahkan setelah
ditimbang dimasukkan ke ruang feeding
untuk melalui proses pembakaran chamber I
Tahap 2: Setelah limbah medis melewati tahap 1 limbah terdorong
menuju chamber II menjadi partikel
kecil / berabu.
Tahap 3: limbah yang telah menjadi partikel kecil / debu tersebut
mengendap pada chamber III dan
terdorong oleh burner II menuju blower dan akhirnya partikel tersebut
ngendap diruang dust out III.
Tahap 4: Hasil pembakaran yang mengendap diruang dust out III dapat
dimanfaatkan bahan campuran
beton polimer atau dapat pula dimanfaatkan pupuk kompos.
Proses kerja IPAL
Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan system biakan
tersusprensi telah mendunia dalam pengolahan air limbah domestik.
System pengolahan air limbah dengan biakan tersuspensi yang paling
umum dan telah digunakan secara luas, yakni proses pengolahan dengan
sistem lumpur aktif (Activated Sludge Process).
Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif konvensional
(standar) secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi dan
bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri
pathogen. Secara umum proses pengolahannya adalah sebagai berikut :
bakteri pathogen yang mungkin masih ada, di bantu dengan dozing
pump 2.
1. Pengolahan Pendahuluan
Sebelum diolah kedalam IPAL, limbah cair yang berasal dari
proses dirumah sakit diolah dahulu agar tidak mengganggu proses
berikutnya, yaitu : penangkap lemak ( grace trap), dan Septik tank.

2. Bak equalisasi 1
Penampungan awal dari seluruh limbah cair di rumah sakit kecuali
limbah radiologi.limbah yang masuk ke dalam bak ini telah
melewati panyaringan kotoran/sampah agar tidak ikut ke dalam
bak proses selanjutnya.

3. Bak equalisasi 2
Pada bak equalisasi 2 terdapat alat IPAL yang disebut bee net
media sebagai pengolahan lanjutan. Alat tersebut terbuat dari
bahan plastik dengan ukuran 4 x 5 x 3. Di dalam IPAL air limbah
akan mengalami proses penguraian secara anaerobik.

4. Bak khlorinasi
Limbah yang telah diolah sebelumnya kemudian dialirkan pada
bak khlorinasi. Pada bak ini dilakukan desinfeksi dengan
menaburkan bahan kimia, seperti soda ash, tawas, khlorin, dan
kaporit 60%. Berbagai bahan kimia tersebut sebelumnya telah
dilarutkan pada bak pencampur, dengan perbandingan tawas :
kaporit : khlori : soda ash : air adalah ½ kg : ½ kg : ½ kg : ½ kg.
setelah itu, larutan tersebut dimasukkan ke dalam bak khlorinasi
dengan menggunakan alat yang disebut dozing pump 1.

5. Bak pengendap primer


Bak ini berfungsi sebagai bak pengendap awal. Dengan
memperbesar luas permukaan tangki, maka aliran vertical yang
terjadi dalam tangki berjalan dengan kecepatan yang sangat
lambat, akibatnya material padat yang mempunyai masa jenis lebih
besar sedikit dari air dapat diendapkan dengan seksama, disamping
itu juga terjadi terhadap material terapung. Lumpur yang terendap
akan dialirkan ke bak lumpur, kemudian akan dibuang melalui
saluran menuju bak aerasi dengan klep blower.

6. Bak aerasi dengan klep blower


Air limbah yang lumpurnya sudah diendapkan dialirkan ke dakam
bak aerasi. Pada bak ini terjadi proses penguraian secara aerobic.
Beberapa komponen penting untuk mendukung proses aerasi
antara lain : Blower, Difusser, Pompa sirkulasi, Media bee nest.

7. Bak penjernih ulang


Setelah air limbah megalami berbagai proses diatas, selanjutnya air
limbah melalui proses penjernihan lagi dengan menaburkan
desinfektan berupa khlorin ke dalam bak. Hal ini berguna untuk
menghilangkan bakteri pathogen yang mungkin masih ada, di
bantu dengan dozing pump

Anda mungkin juga menyukai