Disusun Oleh :
(1808027)
DIARE
Dehidrasi sesak
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Gangguan pertukaran kebutuhan tubuh
gas
a. Jean Peaget
Fase sensorik motorik (0-2 tahun) peaget melihat bahwa pada
mulanyaseorang anak mempunyai sifat yang sangat egosentrik dan sangat
terpusatpada diri sendiri. Segala usahanya berhubungan dengan dirinya
sendiriyaitu untuk memuaskan kebutuhan dengan kesenangannya, oleh
karena itukebutuhan pada fase ini kebanyakan bersifat fisik, maka yang
berkembangdengan pesat adalah kemampuan sensorik-motorik. Anak
belajarmelakukan berbagai gerakan yang makin terkoordinasi, terarah
danbertujuan.
b. Robert Sears
Masa bayi berkisar dari umur 2 minggu sampai 2 tahun. Pada masa inimasih
sibuk dengan dirinya sendiri. Proses asosialisasi berkembangdengan lambat,
bayi lebih mementingkan kebutuhannya sendiri danbelajar berbagai cara
untuk memenuhinya. Bayi sebenarnya banyakmenuntut dan menguasai
lingkungan. Pada masa inilah kepribadian dasarseorang dibangun.
c. Erik Erickson
Masa balita (1-3 tahun), pada masa ini anak sedang belajar
untukmenegakkan kemandiriannya, namun ia belum dapat berpikir
secaradiskriminatif. Oleh karena itu perlu mendapatkan bimbingan secara
tegas.Meskipun lingkungan yang mengharapkan anak untuk dapat
mandiri,anakpun masih perlu dilindungi terhadap pengalaman yang
menimbulkanrasa ragu dan malu.
d. Sigmun Freud
Fase anak (1-3 tahun), pada masa ini anak mulai menunjukkan
sifatkeakuannya, sikap yang sangat narasitik dan egoistik. Iapun belajar
mulaikenal dengan tubuhnya sendiri dan mendapatkan kepuasan
daripengalaman autoerotiknya. Sesuai dengan namanya "fase anal" salah
satutugas utamanya adalah latihan kebersihan atau disebut "toilet
training"perkembangan bahasa.
11. Konsep Hospitalisasi pada Anak
Hospitalisasi adalah suatu keadaan sakit dan harus dirawat di rumahsakit,
yang terjadi pada anak maupun keluarganya (Wong, 2009).
a. Stress karena adanya perubahan status kesehatan dan kebiasaan sehari-
hari.
b. Anak mempunyai keterbatasan terhadap mekanisme koping
untukmemecahkan kejadian-kejadian stress.
Respon pada anak usia pra-sekolah dalam menghadapi stressor
utamadalam hospitalisasi, reaksi anak pada kondisi stress, sangat dipengaruhi
olehusia, perkembangannya, pengalaman sakit yang lalu, perpisahan,
hospitalisasi,adanya support sistem, koping yang digunakan dan keseriusan
penyakitnya.Bagaimana anak bereaksi terhadap hospitalisasi dan metode
koping yangdigunakan saat sakit adalah sangat dipengaruhi oleh stressor yang
ada selamfase perkembangannya.Stressor utama selama hospitalisasi
adalahperpisahan, kehilangan kontrol, terutama pada tubuh, dan nyeri serta
reaksiperilaku anak.
a. Respon kecemasan karena perpindahan pada anak yang dirawattergantung
pada tingkat usia perkembangan anakPada masa ini anak sudah
melibatkan diri pada kebiasaan atau aktivitasdan bermain. Pada waktu
terjadi perbatasan kebiasaan rutin ini, akanmenjadi regresi bahkan
gangguan dari kebiasaan tersebut, respon perilakuyang ditujukkan dapat
langsung atau spontan.
b. Respon kehilangan kendali pada anak yang dirawat menurut usia
tumbuhkembang (Todler 1-3 tahun)Merupakan masa dimana anak
mencari otonomi yang ditampakkandengan tingkah laku antara lain:
keterampilan motorik, permainanhubungan interpersonal aktivitas
motoriknya akan cemas jika harus, tetapisebaliknya mereka menunjukkan
reaksi negatifisme seperti tempertantumkarena sikap egosentris anak-anak
yang sedang meningkatkan aktivitasmotoriknya dan cemas jika harus dan
akibat tangan kakinya.
c. Respon nyeri pada anak tergantung pada tahap tumbuh kembang
anak.Karakteristik respon nyeri berupa Todler (1-3 tahun)
1) Meringis
2) Mengatupkan mulut
3) Membuka mata lebar-lebar
4) Marah atau bertingkah laku agresif seperti menggigit,
menendang,memukul dan berusaha untuk lari.
d. Mekanisme koping anak pada hospitalisasi Todler (1-3
tahun)Memberikan todler bersama obyek yang memberi rasa aman bagi
merekaseperti selimut, boneka beruang atau obyek khusus lain amatlah
pentingselama tindakan prosedur. Seringkali foto ibu digunakan anak-
anaksebagai pelindung saat mengalami tindakan. Anak menjadi lebih
tenangdan mau bekerjasama dengan perawat jika memegang atau
memeluk fotoibunya.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap diare dimulai dengan mengenalkeadaan
umum dan perilaku bayi atau anak, menurut Wong (2009),keadaan umum bayi
yang dapat diperiksameliputi mengkaji dehidrasiseperti berkurangnya haluran
urin, menurunnya berat badan, membranmukosa yang kering, turgor kulit yang
jelek, ubun- ubun yang cekung, dankulit yang pucat, dingin serta kering. Pada
dehidrasi yang lebih beratgejala meningkatnya dehidrasi nadi, dan respirasi,
menurunnya tekanandarah dan waktu pengisian ulang kapiler yang memanjang
(>2 detik) dapatmenunjukan syok yang mengancam).Riwayat penyakit akan
memberikaninformasi penting mengenai kemungkinan agen penyebabnya
sepertipengenalan makanan yang baru, kontak dengan agen yang
menular,berwisata kedaerah dengan suseptibilitas tinggi, kontak dengan
hewanyang diketahui sebagai sumber infeksi enterik. Riwayat alergi,
pengunaanobat dan makanan dapat menunjukan kemungkinan alergi,
terhadapmakanan yang banyak mengandung, sorbitol dan fruktosa( misalnya
jusapel).
Menurut Hidayat (2008), pengkajian tentang permasalahan diaredapat
dilihat tanda dan gejala sebagai berikut, frekuensi buang air besarpada bayi
lebih dari 3 kali sehari, pada neonatus lebih dari 4 kali. Bentukcair kadang-
kadang disertai dengan darah atau lendir, nafsu makanmenurun, warna kelaman
kehijauan karena bercampur dengan empedu, muntah rasa haus, adanya lecet
didaerah anus, adanya tanda-tanda dehidrasi.Pada pengkajian faktor penyebab
dapat disebabkan oleh factor bakteri, atau faktor makanan, faktor obat-obatan,
dan juga factor psikologi. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya
turgor kulit buruk, membran mukosa kering, pada bayi ubun- ubun cekung,
bising usus meningkat, kram abdomen, penurunan berat badan, perubahan
tandatanda vital, yaitu peningkatan nadi dan pernapasan. Pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan antaralain seperti kadar kalium, natrium, dan
klorida.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Diaremenurut Nanda NIC NOC
2015, adalah :
a. Diare berhubungan denganproses infeksi
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volumecairan
aktif (diare)
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rektal karenadiare
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan muntah, hilangnya nafsu makan
e. Resiko syok hipovelemik
3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi (NIC)
Keperawatan hasil(NOC)
1 Diare berhubungan Setelah dilakukan NIC
dengan proses infeksi tindakan keperawatan Diarhea Management
2x24 jam diharapkan - Evaluasi efek
Diare pada pasien samping
teratasi. pengobatan
NOC : Electrolyte and terhadap
Acid base balance gastrointestinal
Kriteria hasil : - Ajarkan pasien
a. Feses berbentuk, untuk
BAB sehari sekali menggunakan
tiga hari obat anti diare
b. Menjaga daerah - Evaluasi intake
sekitar rectal dari makanan yang
iritasi masuk
c. Tidak mengalami - Identifikasi faktor
diare penyebab dari
d. Menjelaskan diare
penyebab diare dan - Monitor tanda dan
rasional tindakan gejala diare
e. Mempertahankan - Observasi turgor
turgor kulit kulit secara rutin
Skala : - Ukur
1. Ekstrim diare/keluaran
2. Berat BAB
3. Sedang - Hubungi dokter
4. Ringan jika ada kenaikan
5. Tidak ada bising usus
Keluhan - Monitor persiapan
makanan yang
aman
- Monitor turgot
kulit
- Monitor mual dan
Muntah
2 Kekurangan volume Setelah dilakukan NIC
cairan berhubungan
tindakan keperawatan Fluid management
Dengan kehilangan
volume cairan aktif 2x24 jam diharapkan - Timbang
(diare) pasien tidak kekurangan popok/pembalut
cairan` NOC : Status jika diperlukan
nutrisi: - Pertahankan
Intake makanan dan intake dan output
cairan yang akurat
Kriteria hasil : - Monitor status
a. Mempertahankan hidrasi dan
urine output sesuai kelembaban
dengan usia dan BB membran mukosa
(urine normal) - Monitor vital sign
b. Tekanan darah nadi - Monitor masukan
suhu dalam batas makanan
normal - Kolaborasi obat
c. Tidak ada tandatanda dengan dokter
dehidrasi. - Monitor berat
Elastisitas turgor badan
kulit baik, membran
mukosa lembab,
tidak ada rasa haus
yang berlebihan.
Skala :
1. Ekstrim
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
Keluhan
3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan NIC
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan Manajemen Nutirisi
kebutuhan tubuh 2x24 jam diharapkan - Kaji adanya alergi
berhubungan nutrisi pasien terpenuhi makanan
dengan output NOC: Status nutrisi: - Kolaborasi
yang berlebihan. Intake makanan dan dengan ahli gizi
cairan untuk menentukan
Kriteria Hasil: jumlah kalori dan
a. Adanya nutrisi yang
peningkatan berat dibutuhkan pasien
badan sesuai - Monitor jumlah
dengan tujuan nutrisi dan
b. Berat badan ideal kandungan kalori
sesuai dengan - Berikan informasi
tinggi badan tentang kebutuhan
c. Mampu nutrisi
mengidentifikasi - Kaji kemampuan
kebutuhan nutrisi pasien untuk
d. Tidak ada tandatanda mendapatkan
malnutrisi nutrisi yang
Skala : dibutuhkan
1. Ekstrim Nutrition Monitoring
2. Berat - BB pasien dalam
3. Sedang batas normal
4. Ringan - Monitor adanya
5. Tidak ada keluhan penurunan berat
badan
- Monitoring kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
- Monitor turgot
kulit
- Monitor mual dan
muntah
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2011). Buku saku petugas kesehatan lintas diare.Jakarta : Depkes RI
Mafazah, Lailatul.(2013). Keterbatasan sarana sanitasi dasar, personal hygine ibu dan
kejadian diare.Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8 (2): 176-182
Nelwan, Erni, Juita. (2014). Buku ajar ilmu penyakit dalam.(Edisi 4.Jilid ke- 1).
Jakarta: Internal Publishing
Vivian, N. 2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Widiarti, Estu Tiar. Editor edisi bahasa indonesia: Monica Ester. Jakarta: EGC.