Oleh :
RENIKA PUTRI KASTYANINGRUM
NPM. 05610112
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu post
partum secara komprehensif.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian data pada ibu post partum hari ke 1
2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada ibu post partum hari ke
1
3. Merencanakan tindakan asuhan yang dilakukan atas masalah yang
terjadi pada ibu post partum hari ke 1
4. Melaksanakan rencana tindakan pada ibu post partum hari ke 1
5. Mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan terhadap ibu post
partum hari ke 1
B. Macam-macam Nifas
Menurut Mochtar Rustam (1998, 115), nifas dibagi menjadi 3 periode
1. Puerpurium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerpurium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerpurium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk sehat sempurna terutama bila ibu
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
C. Fisiologi Nifas
Adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat karakteristik dalam masa nifas
memberi ciri adanya masa nifas. Hal-hal tersebut adalah perubahan-perubahan
yang dianggap normal dan harus terjadi untuk memenuhi sebagian dari fungsi
masa nifas yang mengadakan keadaan seperti sebelum. ( Cristina, 1998 : 10 )
D. Proses Nifas
Menurut Sarwono Prawiroharjo (1999, 237-239) kejadian yang terpenting dalam
masa nifas adalah involusi dan laktasi.
1. Involusi
Adalah perubahan yang merupakan proses kembalianya alat kandungan
atau uterus dan jalan kelahiran setelah bayi dilahirkan sehingga mencapai
keadaan seperti sebelum hamil.
Perubahan – perubahan yang terjadi :
a. Uterus
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera
setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri + 2 jari dibawah pusat.
Uterus menyerupai suatu buah alpukat gepeng berukuran panjang + 15
cm, 12 cm dan tebal 10 cm. Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm,
sedangkan bekas implantasi plasenta lebih tipis daripada bagian lain.
Pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebih setinggi 7 cm di atas
simpisis atau setelah simpisis pusat, setelah 12 hari uterus tidak dapat
diraba lagi diatas simpisis. Bagian bekas implantasi plasenta
merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol kedalam kavum uteri,
segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut, dengan diameter 7,5
cm. Sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu
telah mencapai 2,4 mm. Uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000
gram. Satu minggu post partum menjadi 300 gram, setelah 6 minggu
post partum 40-60 gram. Dalam proses involusi diikuti pengeluaran
cairan sisa lapisan endometrium dan sisa dari tempat implantasi
plasenta disebut lochia. (Manuaba, 1998 : 192 – 193)
Pengeluaran lochian dapat di bagi berdasarkan jumlah dan warnannya :
1. Lochia rubra (cruenta)
Terjadi pada hari 1-2, berwarna merah dan hitam terdiri dari
desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa
darah.
2. Lochia sanguiolenta
3-7 hari berwarna putih bercampur darah.
3. Lochia serosa
Keluar mulai hari ke 7-14 dengan warna kekuningan
4. Lochia Alba
Keluar setelah hari ke 14 dengan warna putih.
b. Serviks
Segera post partum bentuk serviks agar menganga seperti corong.
Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-oleh
pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam
cincin. Warna serviks merah kehitaman karena penuh pembuluh darah.
Konsistensi lunak, segera setelah jahitan dilahirkan, tangan pemeriksa
masih dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri. Setelah 2 jam hanya
dapat dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya dapat
dimasukkan 1 jari ke dalam kavum uteri.
c. Endometrium
Timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi.
Hari pertama endometrium yang kira-kira setelah 2,5 mm mempunyai
permukaan yang kasar. Setelah 3 hari permukaan endometrium mulai
rata akibat lepasnya sel-sel bagian yang mengalami degenerasi.
Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang
memakan waktu 2 sampai 3 minggu.
d. Ligamen-ligamen
Ligamen, diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan pertus, setelah jalan lahir, berangsunr-angsur ciut
kembali seperti sedia kala. Pada 2 hari post partum sudah dapat
diberikan latihan-latihan untuk memulihkan kembali jaringan
penunjang. Otot-otot dinding perut akan berinvolusi pada 6-7 minggu
pasca persalinan.
2. Laktasi
Adalah pembentukan dan pengeluaran ASI.
Sejak kehamilan muda sudah terjadi persiapan-persiapan pada kelenjar-
kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi ini. Perubahan yang
terdapat pada mamae antara lain :
a. Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar alveolus mamae dan
lemak.
b. Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum)
c. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian
dalam mamae. Pembuluh-pembuluh vena berdilatasi dan tampak
dengan jelas.
d. Setelah pertus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron
terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon hipotesis
kembali antara lain lactogenic hormone (prolaktin) yang akan
dihasilkan pula. Mamae yang telah dipersiapkan pada masa hamil
terpengaruhi dengan akibat kelenjar-kelenjar susu berkontraksi,
sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan. Umumnya produksi air
susu berlangsung betul pada hari ke 2-3 post partum. Pada hari-hari
pertama air susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan kuning
lebih kental dari pada air susu, mengandung banyak protein albumin
dan globulin dari benda-benda kolostrum dengan diameter 0,001-0,025
mm. Dengan menetekkan ASI. Kadar estrogen dan gonadotropin
menurun pada laktasi, akan tetapi akan meningkat lagi pada waktu
frekuensi menetekkan dikurangi umpannya bila bayi mulai dapat
tambahan makanan. Rangsangan psikis merupakan reflek dari mata ibu
ke otak, mengakibatkan oksitosin dihasilkan sehingga air susu dapat
dikeluarkan dan pula sebagai efek sampingan, memperbaiki involusi
uterus.
DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
Kesadaran umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : ada/tidak reaksi terhadap rangsangan
Keadaan emosional : normal/gelisah
Tensi : normal/ tinggi/rendah
Suhu : normal/tinggi/rendah
Denyut nadi : normal/tidak
Pernafasan : pelan/cepat
TB : <140 cm/tidak
BB : sebelum hamil, saat hamil dan setelah
melahirkan.
LILA : untuk mengetahui status gizi ibu.
2. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. INSPEKSI
Proses pandang yang menggunakan mata untuk mendeteksi tanda-tanda
fisik yang berhubungan dengan status fisik meliputi.
1.1 Kepala Warna rambut : hitam / merah Benjolan : tidak ada /
ada Rontok : tidak Ketombe : ada / tidak.
1.2 Muka cloasma gravidarum : tidak / tidak, pucat / tidak
1.3 Mata kelopak mata : oederma / tidak Konjungtiva : anemis / tidak
Selera : ikatan / tidak
1.4 Hidung simetris : tidak Sekret : ada / tidak Polip : ada / tidak
1.5 Mulut dan Gigi Lidah : kotor / tidak Caries : ada / tidak Gusi :
normal / ada stomatitis.
1.6 Telinga Serumen kanan : ada / tidak ada Serumen kiri : ada / tidak
ada
1.7 Leher Pembesaran kelenjar tiroid : ada / tidak ada
Pembesaran vena jugularis : ada / tidak ada
1.8 Axilla : pembesaran kelenjar limfe ada / tidak ada
1.9 Dada Payudara : keras/lunak Pembesaran : membesar/tidak
Simetris : ya/tidak Hiperpigmentasi : ada/tidak Papilla
Mamae : menonjol/tidak Benjolan : merata/tidak ada
Pengeluaran : ASI ada/tidak Strie : ada/tidak Kebersihan :
bersih/kotor
1.10 Abdomen pembesaran : ada/tidak ada, kearah bujur/lintangLinea
nigra : ada/tidak Strie Livide/albican : ada/tidak Bekas luka
operasi : ada/tidak ada.
1.11 Panggung posisi tulang belakang normal/lordosis/kiposis/scoliosis
1.12 Ekstremitas : Oedema ; ada/tidak Verises : ada/tidak Simetris :
ya/tidak.
1.13 Ana Genital : keadaan perineum : utuh/bekas luka jahitan
menonjol
Warna vulva : ada/tidak ada benjolan/membuka Oedema
Vulva : ada/tidak ada Anus tampak hmoroid ada/tidak
Lochea : rubra/sanguilenta purulen
2. PALPASI
Periksa raba / sentuhan untuk memeriksa ciri-ciri jaringan atau organ.
- Leher Teraba pembesaran kelenjar tiroid : / tidak
Teraba pembesaran pembesaran vena jugularis : / tidak
- Axilla Pembesaran kelenjar limfe ada / tidak ada
- Perut TFU, Kontraksi uterus,nyeri tekan
3. AUSKULTASI
Metode pengkajian yang menggunakan stetuskop atu mmperjelas
pendengaran.
Dada, pernafasan ronchi / wheezing.
Perut : bising usus normal / tidak
4. PERKUSI
Reflek patella (+) / (-)
5. PEMERIKSAAN LAB, DAN PENUNJANG LAIN
HB, Albumin, protekinuri
6. PERIKSA DALAM
Dalam pemriksaan daam /VT dilakukan evaluasi ; Keadaan jalan lahir,
cervik, keadaan ketuban dan bagian terencah.
7. DATA BAYI
Lahir tanggal : jam
Pemeriksaan umum : Kesadaran, KU, Pernafasan, S.N, BB, PB,
reflek, Nutrisi
Pemeriksa Fisik : keadaan
Kepala : cepal, caput, bejolan, ukuran kepala
Mata : konjungtiva, anemis, sclera ikterus
Telinga: serumen ada/tidak
Mulut : ada, kelainan
Dada : lingkar dada
Perut : benjolan / kelainan
Genetal : ada kelainan apa, tidak jenis kelainan
Anus : ada / tidak
Kebutuhan
1. Gizi ibu dan bayi
2. Perawatan bayi
3. Rencana KB
V. INTERVENSI
Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang ditemukan oleh langkah
sebelumnya didasari dengan rasional, dicantumkan intervensi dan criteria hasil.
Diagnosa : P .... ab ... Post Partum Hari ke
DS
DO : TFU, UC, Perineum, ASI, TTV, data penunjang / Keb.
Tujuan : -
Kriteria Hasil :
Intervensi dan Rasional :
VI. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan Intervensi, melakukan apa yang telah direncanakan.
VII. EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil, Menggunakan SOAP
BAB III
TINJAUAN KASUS
4.1 PENGKAJIAN
TANGGAL : 18 Januari 2008 Jam 08.00
A. Data Subyektif
1. IDENTITAS
Nama Pasien : Ny. “S” Nama Suami : Tn. “A”
Umur : 22 tahun Umur : 26 tahun
Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : -
Alamat : Jatiparhu Rt. 25 Rw. 04
2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan nyeri pada jaitannya.
3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Ibu mengatakan badanya sehat.
4. RIWAYAT PERKAWINAN
Status perkawinan : kawin
Nikah ke :1x
Lamanya : 1 tahun
Umur menikah : 24 tahun
5. RIWAYAT HAID
Menarche : 14 tahun
Lama haid : 28 hari
Teratur / tidak : teratur
Disminorhe : kadang-kadang
Flour albus : kadang-kadang, 2 hari sebelum menstruasi
HPHT : 13 – 04 – 2007
Hamil ini
9. POLA KEBIASAAN
Pola Sebelum nifas Selama nifas
Nutrisi Ibu makan 3 x sehari dengan Makan 3 x sehari dengan
lauk, tahu, tempe, ayam, komposisi nasi, lauk
sayur minum 8 gelas/hari. daging/ayam/tahu, sayur,
buah, susu minum air
putih / manis 5-8
gelas/hari.
Eliminasi BAK, tidak ada gangguan BAK. Lancar mulai 2 jam
setiap 3 – 4 jam sekali. post partum selanjutnya
BAB lancar setiap hari 1 kali. lagi 5-6 jam sekali BAB.
Belum bisa
Istirahat Tidur 8-9 jam bila siang ibu Istirahat tidur belum bisa
tidak boleh tidur. nyenyak karena anaknya
sebentar-sebentar minta
minum.
Aktifitas Sehari-hari ibu mengerjakan Ibu setelah 2 jam PP bisa
pekerjaan rumah. jalan-jalan ke kamar,
mandi, meneteki bayinya
meskipun belum keluar.
Pola Sebelum nifas Selama nifas
Kebersihan Ibu mandi 2 kali sehari gosok Ibu sudah mandi sendiri
gigi 2 kali sehari cuci rambut ganti pembalut bila basah
setiap pasi, ganti soflek tiap 3 dan mencuci luka jahitan
jam. dengan masih takut.
2. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. INSPEKSI
1.1 Kepala Warna : hitam
Benjolan : tidak ada
Rontok : tidak
Ketombe : tidak ada
1.2 Muka Cloasma gravidarum : (+)
1.3 Mata Kelompok mata : oedema (-)
Konjungtiva : anemia (-)
Sklera : ikterus (-)
1.4 Hidung simetris : ya
Sekret : tidak ada
Polip : tidak ada
1.5 Mulut dan gigi bersih
Lidah : bersih
Caries : (+)
Gusi : stomatis tidak ada
1.6 Telingan Serumen kanan (-)
Serumen kiri (-)
1.7 Leher Pembesaran kelenjar tiroid : -/-
Pembesaran vena jugularis : -/-
1.8 Axilla Pembesaran kelenjar limfe : -/-
1.9 Payudara
Pembesaran +/+
Simetris : ya
Hiperpigmentasi : ada
Papilla mamae : menonjol +/+
Benjolan : ada
Kebersihan : bersih
1.10 Abdomen pembesaran :
Linea alba/nigra : (+)
Bekas luka operasi : (-)
Strie livide/albican : (+)
1.11 Punggung
Posisi tulang belakang normal : ya
1.12 Ekstremitas
Oedema : -/-
Varises : -/-
Simetris : ya
1.13 Ana Ginetal
Keadaan perineum : luka jahitan, zide 4
Warna vulva : merah muda
Oedema vulva : -/-
Anus : ambeyen : -/-
Lochea : rubra
2. PALPASI
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Axilla : tidak ada pembesaran, kelenjar limfe
Payudara : pengeluaran ASI belum lanjar
Abddomen : TFU 3 jari bawah pusat, UC baik, nyeri tekan tidak ada.
3. AUSKULTASI
Dada : tidak terdengar rochi dan wheezing
4. PERKUSI
Reflek patella (+/+)
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
4.6 IMPLEMENTASI
DX : Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, KU baik
1. Memberikan KIE pemenuhan gizi ibu nifas, porsi 2 kali lebih banyak,
TKTP, tidak perlu pantang makanan.
2. Mengajari ibu cara perawatan tali pusat, mengganti pakaian yang kotor
dancara membungkus bayi.
3. Menyarankan pada ibu untuk mobilitasi, jalan-jalan, duduk dan
menggendong bayinya.
4. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas, yaitu badan panas,
nyeri perut yang hebat atau lochea berbau.
5. Menjelaskan cara merawat payudara, mulai membersihkan, memutar-mutar
dan menarik putting, mengurut payudara dengan benar, manfaat perawatan
payudara dengan betul akan memperlancar produksi ASI
6. Menjelaskan manfaat ASI baik untuk bayi, dan cara meneteki yang benar,
putting harus masuk kemulut bayi sampai areola, meneteki minimal 1-2
jam/tiap bayi menangis.
7. Menjelaskan tujuan ber KB, kapan waktu yang tepat ber KB, cara kerja alat
kontrasepsi dan membantu ibu memilih alat KB yang diinginkan.
8. Menganjurkan untuk control 1 minggu lagi ibu dengan bayinya melihat
TTV, ibu dan bayi.
4.7 EVALUASI
Tanggal 18 Januari 2007 Jam : 11.00
DX : Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, KU baik
S. Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan
O. Ibu sudah bisa mengganti pakaian bayinya
Ibu bisa meneteki bayinya dengan betul
Ibu bisa melakukan perawatan payudara dengan baik
Ibu sudah jalan-jalan dan menggendong bayinya
A. Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, KU baik
P. Ibu boleh pulang
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. “S” P 1001 Post partum hari
ke-III dengan nyeri luka jahitan, dapat disimpulkan bahwa masalah tersebut
adalah fisiologis. Dalam penerimaan masalah baik fisiologis maupun potologis
setiap orang berbeda-beda hal ini tergantung dari tingkat pengetahuan maupun
wawasan masing-masing individu serta lingkungan dan budaya yang selalu
mempengarui kehidupannya.
Asuhan kebidanan pada ibu nifas akan lebih baik bila melibatkan
keluarga, Oleh karena orang terdapat dalam memberikan asuhan adalah keluarga
disamping ituibu juga masih memerlukan bantuan dan dukungan penuh untuk
kesehatan fisik maupun psikologis.
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny. “S” P1001 post
partum hari ke-III dengan nyeri luka jaitan petugas tidak mengalami kedaladan
hambatan. Semua berjalan dengan baik. Dan ibu setelah mendapatkan asuhan
dinyatakan sehat dan boleh pulang.
4.2 Saran
Bagi Tenaga Kesehatan : Diharapkan petugas memberikan pelayanan
Kesehatan yang komprehensif dan meningkatkan mutu pelayanan pada
masyarakat.
Bagi Pembimbing : Mohon dalam melakukan bimbingan penyusunan asuhan
kebidanan mengacu pada satu pedoman, agar mahasiswa tidak kesulitan dalam
penyusunan Askeb.
DAFTAR PUSTAKA