Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN

PADA POST PARTUM NORMAL


DI PUSKESMAS PULE DESA PULE
KECAMATAN PULE KABUPATEN TRENGGALEK

Oleh :
RENIKA PUTRI KASTYANINGRUM
NPM. 05610112

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D III)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2008
KATA PENGANTAR
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama
masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. Masa nifas adalah masa dimana setiap wanita
yang telah bersalin akan mengalaminya. Pada masa ini wanita sangat rentan
terhadap terjadinya segala infeksi dan juga berbagai perubahan fisik maupun
psikologis yang bisa mempebgaruhi kondisi ibu dan bayinya. Oleh karena itu
dibutuhkan penanganan yang yepat untuk menghindari komplikasi tersebut.
Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Sedangkan masa kritis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi
dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60 % kematian bayi baru lahir terjadi
dalam waktu 7 hari setelah lahir. Sehingga asuhan masa nifas sangat diperlukan
dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya.
Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi asuhan masa nifas
akan dapat mencegah beberapa kematian ini (Abdul Bari Saifuddin, 2002 :
123).
Dari fenomena diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan pada hari ke 1 post partum normal di Puskesmas Pule Kabupaten
Trenggalek.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu post
partum secara komprehensif.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian data pada ibu post partum hari ke 1
2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada ibu post partum hari ke
1
3. Merencanakan tindakan asuhan yang dilakukan atas masalah yang
terjadi pada ibu post partum hari ke 1
4. Melaksanakan rencana tindakan pada ibu post partum hari ke 1
5. Mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan terhadap ibu post
partum hari ke 1

1.3 Teknik Pengumpulan Data


1. Anamnese
Dengan wawancara pada keluarga klien untuk mendapatkan data subjektif.
2. Pemeriksaan
Dengan melakukan pemerikasaan langsung pada klien untuk memperoleh
data subjektif
3. Studi Dokumenter
Dengan melihat status yang terdapat pada ruangan
4. Studi Pustaka
Dengan menggunakan beberapa referensi buku baik medis maupun
keperawatan yang berhubungan dengan masalah yang ada.

1.4 Sistematika Penulisan


BAB 1 Pendahuluan
BAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 3 Tinjauan Kasus
BAB 4 Pembahasan
BAB 5 Penutup
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP NIFAS
A. Pengertian
Nifas adalah mulai setelah pertus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti semula
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sarwono, 1999 : 237).
Kala puerpurium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang
normal. Dijumpai dua kejadian penting dalam puerpurium yaitu involusi uterus
dan proses laktasi. ( Manuaba, 1998 : 190).
Masa nifas atau masa puerpurium adalah masa setelah perpus selesai
dan berakhir kira-kira 6 minggu. (Mansjoer, 2000 : 316)

B. Macam-macam Nifas
Menurut Mochtar Rustam (1998, 115), nifas dibagi menjadi 3 periode
1. Puerpurium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerpurium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerpurium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk sehat sempurna terutama bila ibu
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
C. Fisiologi Nifas
Adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat karakteristik dalam masa nifas
memberi ciri adanya masa nifas. Hal-hal tersebut adalah perubahan-perubahan
yang dianggap normal dan harus terjadi untuk memenuhi sebagian dari fungsi
masa nifas yang mengadakan keadaan seperti sebelum. ( Cristina, 1998 : 10 )

D. Proses Nifas
Menurut Sarwono Prawiroharjo (1999, 237-239) kejadian yang terpenting dalam
masa nifas adalah involusi dan laktasi.
1. Involusi
Adalah perubahan yang merupakan proses kembalianya alat kandungan
atau uterus dan jalan kelahiran setelah bayi dilahirkan sehingga mencapai
keadaan seperti sebelum hamil.
Perubahan – perubahan yang terjadi :
a. Uterus
Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera
setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri + 2 jari dibawah pusat.
Uterus menyerupai suatu buah alpukat gepeng berukuran panjang + 15
cm, 12 cm dan tebal 10 cm. Dinding uterus sendiri kurang lebih 5 cm,
sedangkan bekas implantasi plasenta lebih tipis daripada bagian lain.
Pada hari ke-5 post partum uterus kurang lebih setinggi 7 cm di atas
simpisis atau setelah simpisis pusat, setelah 12 hari uterus tidak dapat
diraba lagi diatas simpisis. Bagian bekas implantasi plasenta
merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol kedalam kavum uteri,
segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut, dengan diameter 7,5
cm. Sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu
telah mencapai 2,4 mm. Uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000
gram. Satu minggu post partum menjadi 300 gram, setelah 6 minggu
post partum 40-60 gram. Dalam proses involusi diikuti pengeluaran
cairan sisa lapisan endometrium dan sisa dari tempat implantasi
plasenta disebut lochia. (Manuaba, 1998 : 192 – 193)
Pengeluaran lochian dapat di bagi berdasarkan jumlah dan warnannya :
1. Lochia rubra (cruenta)
Terjadi pada hari 1-2, berwarna merah dan hitam terdiri dari
desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa
darah.
2. Lochia sanguiolenta
3-7 hari berwarna putih bercampur darah.
3. Lochia serosa
Keluar mulai hari ke 7-14 dengan warna kekuningan
4. Lochia Alba
Keluar setelah hari ke 14 dengan warna putih.
b. Serviks
Segera post partum bentuk serviks agar menganga seperti corong.
Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga seolah-oleh
pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam
cincin. Warna serviks merah kehitaman karena penuh pembuluh darah.
Konsistensi lunak, segera setelah jahitan dilahirkan, tangan pemeriksa
masih dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri. Setelah 2 jam hanya
dapat dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya dapat
dimasukkan 1 jari ke dalam kavum uteri.
c. Endometrium
Timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi.
Hari pertama endometrium yang kira-kira setelah 2,5 mm mempunyai
permukaan yang kasar. Setelah 3 hari permukaan endometrium mulai
rata akibat lepasnya sel-sel bagian yang mengalami degenerasi.
Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang
memakan waktu 2 sampai 3 minggu.
d. Ligamen-ligamen
Ligamen, diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan pertus, setelah jalan lahir, berangsunr-angsur ciut
kembali seperti sedia kala. Pada 2 hari post partum sudah dapat
diberikan latihan-latihan untuk memulihkan kembali jaringan
penunjang. Otot-otot dinding perut akan berinvolusi pada 6-7 minggu
pasca persalinan.
2. Laktasi
Adalah pembentukan dan pengeluaran ASI.
Sejak kehamilan muda sudah terjadi persiapan-persiapan pada kelenjar-
kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi ini. Perubahan yang
terdapat pada mamae antara lain :
a. Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar alveolus mamae dan
lemak.
b. Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum)
c. Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian
dalam mamae. Pembuluh-pembuluh vena berdilatasi dan tampak
dengan jelas.
d. Setelah pertus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron
terhadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon-hormon hipotesis
kembali antara lain lactogenic hormone (prolaktin) yang akan
dihasilkan pula. Mamae yang telah dipersiapkan pada masa hamil
terpengaruhi dengan akibat kelenjar-kelenjar susu berkontraksi,
sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan. Umumnya produksi air
susu berlangsung betul pada hari ke 2-3 post partum. Pada hari-hari
pertama air susu mengandung kolostrum yang merupakan cairan kuning
lebih kental dari pada air susu, mengandung banyak protein albumin
dan globulin dari benda-benda kolostrum dengan diameter 0,001-0,025
mm. Dengan menetekkan ASI. Kadar estrogen dan gonadotropin
menurun pada laktasi, akan tetapi akan meningkat lagi pada waktu
frekuensi menetekkan dikurangi umpannya bila bayi mulai dapat
tambahan makanan. Rangsangan psikis merupakan reflek dari mata ibu
ke otak, mengakibatkan oksitosin dihasilkan sehingga air susu dapat
dikeluarkan dan pula sebagai efek sampingan, memperbaiki involusi
uterus.

Hal-hal yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI


a. Faktor anatomis buah dada
Bila jumlah lobulus sedikit, maka produksi air susu sedikit, karena
sel-sel yang menghisap zat makanan dari pembuluh darah akan
berkurang.
b. Faktor fisiologsi
Bila ada kelainan hormon prolaktin maka pembentukan air susu
terganggu.
c. Nutrisi ibu
Makanan dan minuman ibu mempengaruhi kualitas-kualitas air
susu kerena dalam tubuh ibu terdapat cadangan / persediaan zat gizi
yang digunakan sewaktu-waktu, kalau cadangan kurang produksi
dan kualitas ASI berkurang.
d. Faktor istirahat
Istirahat diperlukan untuk pelemasan sel-sel tubuh agar dapat
kembali termasuk sel-sel tubuh agar dpat kembali termasuk
jaringan buah dada. Bila tidak mendapatkan istirahat yang cukup
akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinnya.
Dengan demikian pembentukan dan pengeluaran air susu
berkurang.
e. Faktor hisapan anak
Hisapan anak akan merangsang kontraksi putting susu dan kelenjar-
kelenjar air susu. Hisapan anak yng tidak teratur akan mengurangi
produksi air susu.
f. Obat-obatan
Yang mempengaruhi produksi air susu adalah obat-obatan yang
mengandung hormon.
g. Psikologi
Ketegangan psikologi akan mempengaruhi organ-organ lain seperti
alat pencernaan sehingga mempengarui fungsi buah dada.
E. Perubahan lain pada masa nifas
a. After pains mules-mules sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang
sangat mengganggu selama 2-3 post partum. Perasaan ini lebih terasa bila
wanita tersebut sedang menyusui. Perasan ini lebih terasa bila wanita
tersebut menyusui. Perasaan sakit itu pun timbul bila masih terdapat sisa-
sisa selaput ketuban, sisa-sisaplasenta atau gumpalan darah di dalam kavum
uteri.
b. Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,20C. Sesudah partus dapat
naik 0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 380C. Sesudah 12 jam
pertama melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal.
c. Nadi berkisar umumnya antara 60-80 denyutan permenit. Segera setelah
pertus dapat terjadi bradikardi. Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih
dibandingkan suhu badan.
d. Setelah melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah pada
ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini menimbulkan dekompensasi kordis
pada penderita vitium kordis. Untung keadaan ini dapat diatasi dengan
mekanisme kompensasi dengan timbulnya kemokonsentrasi sehingga
volume darah kembali seperti sedia kala. Umumnya ini terjadi pada hari ke-
3 sampai hari ke-5 post partum.
e. Penurunan berat badan rata-rata 6 kg sebagaiakibat pengosongan uterus dan
perdarahan yang normal, bisanya terdapat penambahan penurunan berat
badan. Selama masa nifas + 2,5 kg. Tambahan penurunan berat badan
tersebut disebabkan oleh hilangnya cairan terutama melalui urine.
f. Aspek Psikososial (Hamilton, 1995 : 295)
1. Phase taking in
Perhatian ini terutama akan kebutuhan dirinya mungkin pasif tergantung
1-2 hari. Ibu tidak menginginkan kontak dengan bayinya tetapi bukan
berarti tidak memperhatikan.

2. Phase taking hold


Perhatian terhadap kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya, misalnya
BAB/BAK melakukan berbagai aktivitas, duduk, jalan, ingin belajar
tentang perawatan diri sendiri dan bayinya, sering timbul kurang
percaya diri.
3. Phase letting go
Terjadinya peningkatan kemandirian dalam perawatan diri dan bayinya.

F. Perawatan masa puerpurium


Menurut Manuaba (1998 : 195-195) perawatan puerpurium lebih aktif dengan
dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini yang mempunyai keuntungan :
1. Melaksanakan pengeluaran lochia, mengurangi infeksi puerpurium.
2. Mempercepat involusi alat kandungan
3. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
4. Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi
ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
Perawatan puerpurium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut :
1. Rawat gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga ibu
lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan ASI,
sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin.
2. Pemerikasaan umum
- Kesadaran
- Keluhan yang terjadi setelah persalinan
3. Pemeriksaan khusus
Fisik : tekanan darah, nadi, suhu
Fundus uteri : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus
Payudara : puting susu, pembengkakan atau stuwing ASI, pengeluaran
ASI.

Pantau Lochia : lochia rubra, sanguinolenta


Luka jahitan episiotomi apakah baik atau terbuka ada tanda-tanda infeksi.
4. Pemulangan pasien dan pengawasan ikutan
Pasien dengan persalinan belajar lancar dan spontan dapat dipulangkan
setelah 2 sampai 3 hari dirawat.

Nasihat yang perlu diberikan saat memulangkan adalah :


a. Diet, menu seimbang
b. Pakaian : pakaian agak longgar terutama di daerah dada supaya tidak
menekan payudara. Daerah perut juga tidak perlu diikat. Pakaian hendaknya
yang menyerap.
c. Miksi dan BAB tidak menahan kencing / berak.
d. ASI dan puting susu : menyusukan bayi pada kedua payudara dan sering
membersihkan puting susu sebelum memberikan ASI.
e. Kembalinya datang bulan
Sebagian besar menstruasi kembali setelah 4 minggu sampai 6 bulan. Pada
waktu 3 bulan sebelum menstruasi, dapat menjamin bertindak sebagai
kontrasepsi setelah melampaui 3 bulan perlu mempergunakan alat
kontrasepsi sehingga terlindung dari kemungkinan hamil dalam waktu
singkat.
2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM
1. Pengkajian
Merupakan mendapatkan data tentang keadaan ibu, melalui anamnese,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Data tersebut diklasifikasikan
sebagai data subyektif, obyektif dan data penunjang tanggal pengkajian .........
jam......... meliputi :
DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
Pada dasarnya biodata penting untuk mengetahui latar belakang, identitas
tingkat intelektual status social, serta berkaitan dengan rencana pemberian
konseling, dan KIE.
2. KELUHAN UTAMA
Apa yang menjadi keluhan atau, dirasakan sehingga ibu datang untuk
memeriksakan diri.
3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Kesehatan ibu saat berkunjung untuk memeriksakan diri.
4. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Apakah ibu mempunyai penyakit krinis yang ada dapat menganggu, dalam
proses kehamilan persalinan dan nifas.
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Adakah keluarga dekat yang menderita penyakit yang memungkinkan ibu
tersebut tertular.
6. RIWAYAT PERKAWINAN
Status perkawinan saat ini, perkawinan yang ke ... lamanya menikah,
pertama nikah umur.
7. RIWAYAT HAID
Menarche, HPHT, Lama, Siklus, teratur/tidak, Disminorhoe Fluor Albus
HPL, jumlahnya untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan riwayat
menstruasi ibu dan untuk menafsirkan kelahiran pada kehamilan ini.

8. RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN, NIFAS YANG LALU


Pada dasrnya untuk mengetahui riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
adalah kelainan.
9. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
Hal-hal yang dirasakan oleh ibu selama kehamilan saat ini ... apakah sudah
memeriksakan diri, dan mendapatkan pelayanan apa saja saat periksa ...
10. KEADAAN PSIKOSOSIAL, CULTURAL, SPIRITUAL
Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan masyarakat juga adakah budaya-
budya yang bertentangan dengan kehamilannya, sudahkah ibu mempunyai
keyakinan teraturkah cara beribadahnya.
11. RIWAYAT KB
KB yang diikuti sebelum hamil, dan rencana KB setelah persalinan.
12. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
Tulang, nutrisi, elemenisasi, istirahat aktifitas dan kebersihan yang
dilakukan oleh ibu sehari-harinya.

DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
Kesadaran umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : ada/tidak reaksi terhadap rangsangan
Keadaan emosional : normal/gelisah
Tensi : normal/ tinggi/rendah
Suhu : normal/tinggi/rendah
Denyut nadi : normal/tidak
Pernafasan : pelan/cepat
TB : <140 cm/tidak
BB : sebelum hamil, saat hamil dan setelah
melahirkan.
LILA : untuk mengetahui status gizi ibu.

2. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. INSPEKSI
Proses pandang yang menggunakan mata untuk mendeteksi tanda-tanda
fisik yang berhubungan dengan status fisik meliputi.
1.1 Kepala Warna rambut : hitam / merah Benjolan : tidak ada /
ada Rontok : tidak Ketombe : ada / tidak.
1.2 Muka cloasma gravidarum : tidak / tidak, pucat / tidak
1.3 Mata kelopak mata : oederma / tidak Konjungtiva : anemis / tidak
Selera : ikatan / tidak
1.4 Hidung simetris : tidak Sekret : ada / tidak Polip : ada / tidak
1.5 Mulut dan Gigi Lidah : kotor / tidak Caries : ada / tidak Gusi :
normal / ada stomatitis.
1.6 Telinga Serumen kanan : ada / tidak ada Serumen kiri : ada / tidak
ada
1.7 Leher Pembesaran kelenjar tiroid : ada / tidak ada
Pembesaran vena jugularis : ada / tidak ada
1.8 Axilla : pembesaran kelenjar limfe ada / tidak ada
1.9 Dada Payudara : keras/lunak Pembesaran : membesar/tidak
Simetris : ya/tidak Hiperpigmentasi : ada/tidak Papilla
Mamae : menonjol/tidak Benjolan : merata/tidak ada
Pengeluaran : ASI ada/tidak Strie : ada/tidak Kebersihan :
bersih/kotor
1.10 Abdomen pembesaran : ada/tidak ada, kearah bujur/lintangLinea
nigra : ada/tidak Strie Livide/albican : ada/tidak Bekas luka
operasi : ada/tidak ada.
1.11 Panggung posisi tulang belakang normal/lordosis/kiposis/scoliosis
1.12 Ekstremitas : Oedema ; ada/tidak Verises : ada/tidak Simetris :
ya/tidak.
1.13 Ana Genital : keadaan perineum : utuh/bekas luka jahitan
menonjol
Warna vulva : ada/tidak ada benjolan/membuka Oedema
Vulva : ada/tidak ada Anus tampak hmoroid ada/tidak
Lochea : rubra/sanguilenta purulen
2. PALPASI
Periksa raba / sentuhan untuk memeriksa ciri-ciri jaringan atau organ.
- Leher Teraba pembesaran kelenjar tiroid : / tidak
Teraba pembesaran pembesaran vena jugularis : / tidak
- Axilla Pembesaran kelenjar limfe ada / tidak ada
- Perut TFU, Kontraksi uterus,nyeri tekan
3. AUSKULTASI
Metode pengkajian yang menggunakan stetuskop atu mmperjelas
pendengaran.
Dada, pernafasan ronchi / wheezing.
Perut : bising usus normal / tidak
4. PERKUSI
Reflek patella (+) / (-)
5. PEMERIKSAAN LAB, DAN PENUNJANG LAIN
HB, Albumin, protekinuri
6. PERIKSA DALAM
Dalam pemriksaan daam /VT dilakukan evaluasi ; Keadaan jalan lahir,
cervik, keadaan ketuban dan bagian terencah.
7. DATA BAYI
Lahir tanggal : jam
Pemeriksaan umum : Kesadaran, KU, Pernafasan, S.N, BB, PB,
reflek, Nutrisi
Pemeriksa Fisik : keadaan
Kepala : cepal, caput, bejolan, ukuran kepala
Mata : konjungtiva, anemis, sclera ikterus
Telinga: serumen ada/tidak
Mulut : ada, kelainan
Dada : lingkar dada
Perut : benjolan / kelainan
Genetal : ada kelainan apa, tidak jenis kelainan
Anus : ada / tidak

II. INTEPRETASI DATA DIAGNOSA / MASALAH


Merupakan penggabungan mengenai masalah dari intepretasi data kedalam
identifikasi yang sfesifik.
Diagnosa : P ....ab .... Post Partum Hari ke
DS :
DO : TFU, UC, Perineum, Lochea, ASI, TTV, data penunjang / Keb
Masalah
1. Nyeri pada luka jahitan
2. Gangguan meneteksi / laktasi
3. Gangguan aktifitas
4. Gangguan eleminasi
5. Gangguan konsep diri / psikologi

Kebutuhan
1. Gizi ibu dan bayi
2. Perawatan bayi
3. Rencana KB

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Adalah masalah yang mungkin timbul dan bila tidak diatasi dapat menggaggu
keselamatan klien mengacu pada data dasar.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Adalah indikasi adanya situasi gawat dan perlu tindakan segera.

V. INTERVENSI
Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang ditemukan oleh langkah
sebelumnya didasari dengan rasional, dicantumkan intervensi dan criteria hasil.
Diagnosa : P .... ab ... Post Partum Hari ke
DS
DO : TFU, UC, Perineum, ASI, TTV, data penunjang / Keb.
Tujuan : -
Kriteria Hasil :
Intervensi dan Rasional :

VI. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan Intervensi, melakukan apa yang telah direncanakan.

VII. EVALUASI
Mengacu pada kriteria hasil, Menggunakan SOAP
BAB III
TINJAUAN KASUS

4.1 PENGKAJIAN
TANGGAL : 18 Januari 2008 Jam 08.00
A. Data Subyektif
1. IDENTITAS
Nama Pasien : Ny. “S” Nama Suami : Tn. “A”
Umur : 22 tahun Umur : 26 tahun
Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : -
Alamat : Jatiparhu Rt. 25 Rw. 04
2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan nyeri pada jaitannya.
3. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Ibu mengatakan badanya sehat.
4. RIWAYAT PERKAWINAN
Status perkawinan : kawin
Nikah ke :1x
Lamanya : 1 tahun
Umur menikah : 24 tahun
5. RIWAYAT HAID
Menarche : 14 tahun
Lama haid : 28 hari
Teratur / tidak : teratur

Disminorhe : kadang-kadang
Flour albus : kadang-kadang, 2 hari sebelum menstruasi
HPHT : 13 – 04 – 2007

6. RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN, NIFAS YANG LALU


No Tgl./thn Temp. UK Jenis Penolong Penyulit Anak Ket
JK BB PB
Persalinan Persalinan Persalinan Kehamilan
Persalinan

Hamil ini

7. RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN NIFAS SEKARANG


Kehamilan : HPHT 13-04-2007 Saat hamil mual-mual selama 2 bulan,
muntah-muntah jarang, pemeriksaan tes kencing dilakukan saat terlambat
2 minggu, gerakan janin dirasakan saat kehamilan 5 bulan, ANC sebanyak
10 kali di BPS, (trb 1 3 kl, trib II 3 kl, trib III 4 kl ), TT 1 kali, ibu rutin
minum tablet tambah darah 1 x 1 / hari, sejak usia kehamilan 6 bulan
melahirkan.
Persalinan :
Persalinan tanggal : 16-01-2007
Usia kehamilan : 40 minggu
Jenis persalinan : Spontan Belakang Kepada
Penolong : Bidan
Tempat persalinan : BPS Siti Chususiah
Penyulit persalinan : Tidak ada
8. RIWAYAT KB DAN RENCANA KB
Ibu belum pernah ikut KB, setelah melahirkan anak pertamanya ingin
mengikuti KB Suntik, tetapi menunggu anaknya umur 2 bulan.

9. POLA KEBIASAAN
Pola Sebelum nifas Selama nifas
Nutrisi Ibu makan 3 x sehari dengan Makan 3 x sehari dengan
lauk, tahu, tempe, ayam, komposisi nasi, lauk
sayur minum 8 gelas/hari. daging/ayam/tahu, sayur,
buah, susu minum air
putih / manis 5-8
gelas/hari.
Eliminasi BAK, tidak ada gangguan BAK. Lancar mulai 2 jam
setiap 3 – 4 jam sekali. post partum selanjutnya
BAB lancar setiap hari 1 kali. lagi 5-6 jam sekali BAB.
Belum bisa
Istirahat Tidur 8-9 jam bila siang ibu Istirahat tidur belum bisa
tidak boleh tidur. nyenyak karena anaknya
sebentar-sebentar minta
minum.
Aktifitas Sehari-hari ibu mengerjakan Ibu setelah 2 jam PP bisa
pekerjaan rumah. jalan-jalan ke kamar,
mandi, meneteki bayinya
meskipun belum keluar.
Pola Sebelum nifas Selama nifas
Kebersihan Ibu mandi 2 kali sehari gosok Ibu sudah mandi sendiri
gigi 2 kali sehari cuci rambut ganti pembalut bila basah
setiap pasi, ganti soflek tiap 3 dan mencuci luka jahitan
jam. dengan masih takut.

10. KEADAAN PSIKOSOSIAL


Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya, selalu ingin kontak. Dan
menggendongnya, ibu masih takut dengan perubahan dirinya, bila berjalan
memegangi perutnya.
11. LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA
Ibu dan keluarga masih percaya, tidak boleh meneteki sambil tidur,
menggendong bayinya saat mahgrib, selamatan, brokohan, sepasaran dan
dan selapanan dan ibu masih memakai stagen untuk mengencangkan
perut.
B. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : tentang
Tensi : 110/70 mmHg
Suhu : 370C
Denyut nadi : 100x / mnt
Pernafasan : 24 x / mnt
BB Sekarang : 45 kg
BB hamil : 50 kg
Lingkar lengan atas : 24 cm

2. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. INSPEKSI
1.1 Kepala Warna : hitam
Benjolan : tidak ada
Rontok : tidak
Ketombe : tidak ada
1.2 Muka Cloasma gravidarum : (+)
1.3 Mata Kelompok mata : oedema (-)
Konjungtiva : anemia (-)
Sklera : ikterus (-)
1.4 Hidung simetris : ya
Sekret : tidak ada
Polip : tidak ada
1.5 Mulut dan gigi bersih
Lidah : bersih
Caries : (+)
Gusi : stomatis tidak ada
1.6 Telingan Serumen kanan (-)
Serumen kiri (-)
1.7 Leher Pembesaran kelenjar tiroid : -/-
Pembesaran vena jugularis : -/-
1.8 Axilla Pembesaran kelenjar limfe : -/-
1.9 Payudara
Pembesaran +/+
Simetris : ya
Hiperpigmentasi : ada
Papilla mamae : menonjol +/+
Benjolan : ada
Kebersihan : bersih
1.10 Abdomen pembesaran :
Linea alba/nigra : (+)
Bekas luka operasi : (-)
Strie livide/albican : (+)
1.11 Punggung
Posisi tulang belakang normal : ya
1.12 Ekstremitas
Oedema : -/-
Varises : -/-
Simetris : ya
1.13 Ana Ginetal
Keadaan perineum : luka jahitan, zide 4
Warna vulva : merah muda
Oedema vulva : -/-
Anus : ambeyen : -/-
Lochea : rubra

2. PALPASI
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Axilla : tidak ada pembesaran, kelenjar limfe
Payudara : pengeluaran ASI belum lanjar
Abddomen : TFU 3 jari bawah pusat, UC baik, nyeri tekan tidak ada.
3. AUSKULTASI
Dada : tidak terdengar rochi dan wheezing
4. PERKUSI
Reflek patella (+/+)
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

4.2 INTEPRETASI DATA DASAR


a. DX : Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, nyeri luka jaitan. KU
baik.
DS : Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya tgl. 16-1-2008 jam 05.00
DO : KU : baik, kes : composmetis, T : 110/70 mmHg, N : 88 x/m, S: 37 c
R ; 24 x/m, Pal : Tfu 3 jr bawah pst, UC : baik Lochea ; rubra
b. Masalah nyeri luka jaitan
DS : Ibu mengatakan jaitannya terasa nyeri
DO : Ibu kelihatan menyeringai saat bergerak, luka jaitan zide 4 tampak
kering dan agak kotor
4.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
4.4 KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
4.5 INTERVENSI
DX : Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, KU baik
Tujuan : Nifas berjalan normal dalam waktu 6 minggu
Kriteria hasil : KU ibu baik, Asi lancar, TFU dan lochea normal.
Intervensi : 1. Lakukan KIE Gizi Ibu nifas
R. untuk mengembalikan kesehatan ibu
2. ajari cara perawatan bayi
R. Ibu bisa merawat bayinya
3. Anjurkan untuk mobilisasi
R. mempercepat involusi
4. Jelaskan tanda-tanda bahaya nifas
R. Ibu mengerti tanda-tanda bahaya nifas
5. Jelaskan tentang cara merawat payudara dan manfaat
perawatan payudara.
R. Ibu mengerti cara merawat payudara dan manfaat
perawatan payudara.
6. Jelaskan manfaat ASI bagi ibu dan bayi, cara meneteki
yang benar.
R. Ibu mengerti manfaat ASI bagi bayi dan cara meneteki
yang benar mencegah putting lecet.
7. Kie tentang KB
R. Membantu ibu memilih kontraepsi yang cocok
8. Anjurkan untuk control
R. Mengetahui kesehatan ibu dan kelainan-kelainan yang
terjadi.
Masalah : Nyeri jaitan
Tujuan : Luka jaitan tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : Ku ibu baik
Nyeri jaitan berkurang
Intervensi : 1. Anjurkan ibu untuk personal hygiene
R. Mencegah terjadinya infeksi
2. Berikan analgesic dan Antibiotik
R. Mengurangi rasa akit dan mempercepat kesembuhan luka
3. Anjurkan ibu untuk mengompres luka dengan betain
R. Mencegah terjadinya Infleksi
4. Berikan penjelasan nyeri jaitan adalah normal
R. Ibu merasa tenang
5. Anjurkan untuk control jaitan 1 minggu lagi
R. Mengetahui keadaan luka

4.6 IMPLEMENTASI
DX : Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, KU baik
1. Memberikan KIE pemenuhan gizi ibu nifas, porsi 2 kali lebih banyak,
TKTP, tidak perlu pantang makanan.
2. Mengajari ibu cara perawatan tali pusat, mengganti pakaian yang kotor
dancara membungkus bayi.
3. Menyarankan pada ibu untuk mobilitasi, jalan-jalan, duduk dan
menggendong bayinya.
4. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas, yaitu badan panas,
nyeri perut yang hebat atau lochea berbau.
5. Menjelaskan cara merawat payudara, mulai membersihkan, memutar-mutar
dan menarik putting, mengurut payudara dengan benar, manfaat perawatan
payudara dengan betul akan memperlancar produksi ASI
6. Menjelaskan manfaat ASI baik untuk bayi, dan cara meneteki yang benar,
putting harus masuk kemulut bayi sampai areola, meneteki minimal 1-2
jam/tiap bayi menangis.
7. Menjelaskan tujuan ber KB, kapan waktu yang tepat ber KB, cara kerja alat
kontrasepsi dan membantu ibu memilih alat KB yang diinginkan.
8. Menganjurkan untuk control 1 minggu lagi ibu dengan bayinya melihat
TTV, ibu dan bayi.

MASALAH : Nyeri luka jaitan


1. Menganjurkan ibu untuk ganti pembalut tiap 3 jam / bila sewaktu-waktu
basah, membersihkan jalan lahir dengan sabun, cara cebok dari depan ke
belakang.
2. Memberikan asam mafenamat dan amoksilin, dan menganjurkan meminum
3x 1 tab setiap hari.
3. Menganjurkan untuk merawat luka disabun, dikeringkan dan diberi
kompres betadin.
4. Memberi penjelasan nyeri luka jaitan adalah masih batas normal
5. Menganjurkan untuk control luka jaitan 1 minggu lagi.

4.7 EVALUASI
Tanggal 18 Januari 2007 Jam : 11.00
DX : Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, KU baik
S. Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan
O. Ibu sudah bisa mengganti pakaian bayinya
Ibu bisa meneteki bayinya dengan betul
Ibu bisa melakukan perawatan payudara dengan baik
Ibu sudah jalan-jalan dan menggendong bayinya
A. Ibu dengan P1001 Post partum hari ke2, KU baik
P. Ibu boleh pulang

MASALAH : Nyeri luka jaitan


S. Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan
O. Ibu kelihatan sudah tidak kesakitan lagi
A. Ibu dengan nyeri luka jahitan
P. Ibu boleh pulang, 1 minggu kontrol

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. “S” P 1001 Post partum hari
ke-III dengan nyeri luka jahitan, dapat disimpulkan bahwa masalah tersebut
adalah fisiologis. Dalam penerimaan masalah baik fisiologis maupun potologis
setiap orang berbeda-beda hal ini tergantung dari tingkat pengetahuan maupun
wawasan masing-masing individu serta lingkungan dan budaya yang selalu
mempengarui kehidupannya.
Asuhan kebidanan pada ibu nifas akan lebih baik bila melibatkan
keluarga, Oleh karena orang terdapat dalam memberikan asuhan adalah keluarga
disamping ituibu juga masih memerlukan bantuan dan dukungan penuh untuk
kesehatan fisik maupun psikologis.
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny. “S” P1001 post
partum hari ke-III dengan nyeri luka jaitan petugas tidak mengalami kedaladan
hambatan. Semua berjalan dengan baik. Dan ibu setelah mendapatkan asuhan
dinyatakan sehat dan boleh pulang.
4.2 Saran
Bagi Tenaga Kesehatan : Diharapkan petugas memberikan pelayanan
Kesehatan yang komprehensif dan meningkatkan mutu pelayanan pada
masyarakat.
Bagi Pembimbing : Mohon dalam melakukan bimbingan penyusunan asuhan
kebidanan mengacu pada satu pedoman, agar mahasiswa tidak kesulitan dalam
penyusunan Askeb.

DAFTAR PUSTAKA

Saiffudin, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Material Neonatal, Jakarta,


Yayasan Bina Pustaka Sarwono, JNPKKR, 2002
Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Bidan, EGC, 1998.
Depkes RI Dirjen Binkesmas, Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar, Dirjen
Binkesmas, 2000.
Hanifa, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono, 2005.
Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilit I, EGC, 1998
Depkes RI, Standart Pelayanan Kebidanan Buku I, Jakarta, Depkes RI, 2003

Anda mungkin juga menyukai