Anda di halaman 1dari 64

HUBUNGAN KONTROL TEKANAN DARAH DENGAN

INDEKS MASSA TUBUH PADA PASIEN HIPERTENSI

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

ALMIRA DWINA RAMADHANI

NIM : 1110103000077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013
PENGESAHA,,~ PANITIA UJIAN

Laponn Peneliti5n beQudul II UBUNGAN KONTROL TEICANAN DAJtAH


DENGAN INDEKS MASSA TUBUli PADA PASIEN IIIPERTENSI yana;
di.ajukan oleh Almira Dwina Ramadhani (NlM : I IIOI03()(]()077). IeLah diujikan
dalam Mana di Fakulw Kedokteru dan llmu K.csehalan palla 20 ~ember
lOll. Laponn pcnelitian ini telab dittrima sebagai saIab saIU syaral mnnperoIeh
gt:1lU" Sarjana Kcdoktnan (So Ked) pIIda Program Stlldi P=:Iidikan Dober.

lak.ta, 20 ScpIo:mber 2013

DEWA,,'" PENGUJI

Kc ... Sld ...g P~mblm"h'l l

dr. Dede M_wir, SpPO dr. DedeMocswir. SpPD dr. Ahmad Azworllabibi,
M.Biomed

dr. MaritI FI<I>iIlh, PhD

PIMPINAN FAKULTAS

Do ...... FKDC UlN Kaptodl PSP PKIK lJ1N

./
Plbf. Or'(2f-.•-: '"""'.••,"" dr. Wi ,Ardini, M.Gi;ri, SpOt:.
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya atas
rahmat dan karunia-Nya akhirnya penelitian ini dapat terwujud. Shalawat serta salam
tidak lupa saya panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan
keluarganya.

Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan Laporan Penelitian ini yang berjudul


“hubungan hipertensi dengan indeks massa tubuh pasien hipertensi”, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya menyadari bahwa selama proses penulisan laporan penelitian banyak


menemui hambatan baik yang datang dari penulis maupun dari lingkungan. Namun
hambatan pada proses pembuatan penelitian berhasil dilewati berkat bantuan dukungan
baik dosen maupun kelurga. Untuk itu saya sebagai penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. MK. Tadjudin, SpAnd selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter
3. dr. Dede Moeswir, SpPD dan dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed sebagai
dosen pembimbing 1 dan 2 yang telah banyak meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan nasihat serta arahan kepada penulis selama proses
penelitian.
4. Drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD selaku penanggung jawab riset Program
Studi Pendidikan Dokter.

v
5. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK dan dr. Marita Fadhilah, PhD selaku penguji 1
dan penguji 2.
6. Dr. dr. Andri Maruli Tua Lubis. SpOT(K), selaku Kepala Bagian Penelitian
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta yang telah memberika ijin agar
penelitian ini dapat di laksanakan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
7. Dr. dr. Jusuf Rachmat,SpB,SpBTKV,MARS selaku Kepala Unit Pelayanan
Jantung Terpadu di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta yang telah
memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian dan para staf Unit
Pelayanan Jantung Terpadu baik perawat dan bagian administrasi yang telah
banyak membantu dalam proses pengurusan dan pengambilan data.
8. Bapak Ubay, Mbak Mega, dan semua staf dibagian penelitian FKUI.
9. Kedua orangtua penulis, H. Dedy Rosady, SE dan Hj. dr. Yuni Suryawati serta
Disca Ariella Rucita dan Adri Handaru Diazmara yang selalu memotivasi serta
keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
10. Kepada Puspa Antika, Larisa Sabrina, dan Annisa Aulia Fitri dan keluarga besar
program studi pendidikan dokter angkatan 2010 dan sahabat-sahabat yang selalu
ada untuk memotivasi dan membantu sehingga proses penelitian berjalan sesuai
yang diinginkan.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik
dan saran penulis terima sebagai masukan yang membangun untuk menjadi lebih baik
dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ciputat, 20 September 2012

Penulis

vi
ABSTRAK

Almira Dwina Ramadhani. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Kontrol Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Dengan Indeks Massa Tubuh.

Latar Belakang & Tujuan : Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan salah satu faktor
peningkatan tekanan darah. Risiko hipertensi juga meningkat dengan penambahan berat badan
sesuai dengan studi Framingham terjadi peningkatan tekanan darah 6,5 mmHg pada setiap
kenaikan berat badan 10%. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan kontrol tekanan
darah pada pasien hipertensi dengan indeks massa tubuh. Metode : Penelitian ini dilakukan
pada 128 responden dengan mengkategorikan hipertensi dan indeks massa tubuh. IMT
ditentukan berdasarkan berat badan (kg) dan tinggi badan (m). Hipertensi ditentukan
berdasarkan tekanan darah (mmHg). Penelitian ini merupakan studi cross- sectional deskriptif
analitik dengan teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling. Hasil : Responden
berjumlah 128 pasien dengan 69 laki-laki (53,9%), 59 perempuan(46,1%) dengan rata-rata usia
63,37 tahun. 68 responden mengalami hipertensi terkontrol (53,1%) dan 60 hipertensi tidak
terkontrol (46,9%). IMT responden terdapat 4 IMT rendah (3,1%), 27 IMT normal (21,1%), 42
IMT berlebih (32,8%), dan 55 obesitas (43%). Berdasarkan uji hipotesis, didapatkan nilai
p=1.000 (p>0,05). Simpulan : Penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
kontrol tekanan darah pada pasien hipertensi dengan indeks massa tubuh.

Kata kunci : Hipertensi, IMT, Tekanan Darah

ABSTRACT

Almira Dwina Ramadhani. Medical Programe. Relation of Blood Pressure on Hypertension


Patient With Body Mass Index.
Bacground & Objectives : Overweight and obesity are one of the risk factors that increasing
blood pressure. According to the Framingham study, every 6,5 mmHg of increasing blood
pressure can increase 10% of body weight. This study aimed to examine the relation of blood
pressure control in hypertension patient with body mass index(BMI). Methods : This study was
conducted to 128 respondents with categorised in terms of hypertension and body mass index.
BMI was determined from weight (kg) and height (m). Hypertension was determined from
blood pressure (mmHg). This study was descriptive analytical cross-sectional design with
consecutive sampling method. Results : There was 128 respondens who consisted of 69 men
(53,9%) and 59 woman (46,1%). The average age was 63,37 years old. There was 68
respondents with controlled hypertension (53,1%, and 60 respondents with uncontrolled
hypertension (46,9%). According to BMI, there was four respondents with underweight (3,1%),
27 respondents with normal (21,1%), 42 respondents with overweight (32,8%), and 55
respondents with obesity (43%). Based on hypothesis test, it showed p=1.000 (p>0.05).
Conclusion : This study shows that there is no significant relation of blood pressure control
patients with hypertension.
Keyword : Hypertension, BMI, Blood Pressure

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................... Error! Bookmark not defined.


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYAError! Bookmark not defined.i
LEMBAR PERETUJUAN ................................. Error! Bookmark not defined.i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIAN UJIANError! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. x
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... x
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3. Hipotesis ........................................................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2
1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4
2.1. Landasan Teori ................................................................................................. 4
2.1.1. Definisi Hipertensi ......................................................................................... 4
2.1.2. Epidemiologi Hipertensi ................................................................................ 4
2.1.3. Etiologi Hipertensi ......................................................................................... 4
2.1.4. Klasifikasi Hipertensi .................................................................................... 7
2.1.5. Patogenesis Hipertensi ................................................................................... 8
2.1.6. Definisi Indeks Massa Tubuh ...................................................................... 10
2.1.7. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh ................................................................. 10
2.1.8. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh ................. 11
2.1.9. Hubungan Obesitas dengan Hipertensi ........................................................ 11
2.2. Kerangka Teori ............................................................................................... 14
2.3. Kerangka Konsep............................................................................................ 15
2.4. Definisi Operasional ....................................................................................... 16
viii
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN ............................................................. 18
3.1. Desain Penelitian ............................................................................................ 18
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 18
3.3. Populasi dan Sampel...................................................................................... 18
3.4. Cara Kerja ....................................................................................................... 21
3.5. Managemen Data ........................................................................................... 22
BAB 4 .................................................................................................................... 23
4.1. Karakteristik Subjek Penelitian ...................................................................... 23
4.2. Analisis Univariat ........................................................................................... 24
4.3. Analisis Bivariat ............................................................................................. 28
4.4. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 30
BAB 5 .................................................................................................................... 32
5.1. Simpulan ......................................................................................................... 32
5.2. Saran ............................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34
LAMPIRAN ......................................................................................................... 37

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Klasifikasi Hipertensi ............................................................................ 7


Tabel 4. 1. Karakteristik Demografis Subjek Penelitian ....................................... 23
Tabel 4. 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah .................................. 24
Tabel 4. 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Indeks Massa Tubuh ......................... 25
Tabel 4. 4. Hubungan Tekanan Darah dengan Indeks Massa Tubuh .................... 28

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Pengendalian Tekanan Darah


................................................................................................................................. 5
Gambar 2. 2. Patofisiologi Obesitas dengan Hipertensi dan Penyakit Kardiovaskular
............................................................................................................................... 12

xi
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1.Gambaran Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah ................ 24


Grafik 4. 2. Gambaran Distribusi Sampel Berdasarkan Indeks Massa Tubuh ...... 26
Grafik 4. 3. Gambaran Mean Indeks Massa Tubuh Responden ............................ 26
Grafik 4. 4.Gambaran Hubungan Tekanan Darah dengan Indeks Massa Tubuh...30

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penyakit kardiovaskular terjadi lebih dari sepertiga penyebab


kematian, dimana hipertensi menduduki peringkat kedua dengan persentase
6,8%. 1 World Health Organization (WHO) dan The International Society of
Hypertension mengungkapkan bahwa kejadian hipertensi di dunia
diperkirakan 1 miliar individu dan 7,1 juta diantaranya menyebabkan
kematian.2,3 Di Indonesia penyakit kardiovaskular merupakan penyebab
kematian tertinggi, yang dapat ditunjukkan dengan meningkatnya angka
kejadian hipertensi berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001
dengan 8,3% dan meningkat pada tahun 2004 menjadi 27,5%.4,5

Tingginya angka kejadian hipertensi dapat disebabkan banyak faktor


4
diantaranya genetik, diet, asupan garam, stres, ras dan merokok. Risiko
6
hipertensi juga meningkat dengan peningkatan berat badan. Dalam The
National Health and Nutrition Examination Survey III (NHANES III)
menyatakan bahwa peningkatan prevalensi pada pria obesitas adalah 42% dan
wanita obesitas 38%. 6

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anjum Humayun dkk di


Pakistan yang menyatakan bahwa terdapat hubungan hipertensi dengan
peningkatan indeks massa tubuh dengan hasil penelitian menunjukkan
responden yang hipertensi dengan indeks massa tubuh (IMT) normal sebanyak
34%, hipertensi dengan kelebihan berat badan sebanyak 58%, sedangkan
hipertensi dengan obesitas sebanyak 77% sehingga kejadian hipertensi lebih
tinggi pada indeks massa tubuh yang tinggi. 7

Dalam penelitian Nguyen dkk juga menunjukkan adanya hubungan


hipertensi dengan indeks massa tubuh berdasarkan etnik dimana risiko
hipertensi lebih tinggi pada orang dewasa di Indonesia dibandingkan China
1
2

dan Vietnam walaupun prevalensi indeks massa tubuh pada orang dewasa di
8
China lebih tinggi dibandingkan orang dewasa di Indonesia dan Vietnam.
Berdasarkan penelitian S. Yadav dkk juga menyebutkan peningkatan risiko
hipertensi berhubungan dengan indeks massa tubuh, tetapi tidak hanya indeks
massa tubuh melainkan usia, obesitas sentral, dan diabetes juga dapat
meningkat resiko hipertensi. 9

Dalam studi Framingham mengatakan terjadi peningkatan berat badan


10% dapat meningkatkan tekanan darah 6,5 mmHg.6 Dalam beberapa
penelitian menyatakan bahwa informasi mengenai hubungan indeks massa
10,11
tubuh dengan hipertensi masih sangat sedikit di populasi. Peneliti merasa
perlu untuk mengetahui lebih jauh mengenai hubungan hipertensi dengan
indeks massa tubuh.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana hubungan kontrol tekanan darah pasien hipertensi dengan
indeks massa tubuh?

1.3. Hipotesis
Terdapat hubungan kontrol tekanan darah pasien hipertensi dengan
tingginya indeks massa tubuh.

1.4. Tujuan Penelitian


I.5.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara kontrol tekanan darah pasien
hipertensi dengan indeks massa tubuh.

I.5.2. Tujuan Khusus


 Membandingkan tekanan darah pada pasien hipertensi
terkontrol atau hipertensi tidak terkontrol pada setiap
kategori indeks massa tubuh responden
3

 Mengetahui jumlah responden yang termasuk dalam


hipertensi terkontrol dan hipertensi tidak terkontrol.
 Mengetahui indeks massa tubuh pada responden yang
termasuk pasien hipertensi berdasarkan kategori indeks
massa tubuh menurut Asia Pasifik.
 Mengetahui distribusi jenis kelamin pada responden pasien
hipertensi.
 Mengetahui distribusi usia pada responden pasien
hipertensi.
 Mengetahui mean indeks massa tubuh pada pasien
hipertensi yang digunakan sebagai responden penelitian.

1.5. Manfaat Penelitian


I.5.1. Bagi peneliti :
1. Merupakan syarat kelulusan preklinik Program Sudi
Pendidikan Dokter di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Menambah pengetahuan mengenai hipertensi dengan
indeks massa tubuh.
3. Mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian
danagar dapat melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
I.5.2. Bagi UIN Syarief Hidayatullah Jakarta :
 Sebagai sumber pengetahuan dan referensi mahasiswa lain
untuk melanjutkan penelitian hubungan hipertensi dengan
indeks massa tubuh .
I.5.3. Bagi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
 Sebagai sumber informasi mengenai hubungan hipertensi
dengan indeks massa tubuh sehingga dapat digunakan
dalam pencegahan komplikasi atau progresivitas hipertensi
 Memberikan data hasil penelitian kepada RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo mengenai hubungan hipertensi dengan
indeks massa tubuh pasien.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri sistemik dimana


tekanan darah sitolik ≥ 140 mmHg, tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau
menggunakan obat antihipertensi. 3,6,12,13

2.1.2. Epidemiologi Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit yang sebagian besar berasal dari negara


maju. Berdasarkan data NHNES kejadian hipertensi pada tahun 1999-2000 adalah
29-31% pada orang dewasa dimana terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya.4
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar
kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.14 Hal ini terlihat dari hasil
pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah
mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat
hipertensi. 14

2.1.3. Etiologi Hipertensi


2.1.3.1 Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi esensial merupakan penyakit multifaktorial yang timbul


terutama karena interaksi faktor-faktor risiko yang menimbulkan tekanan
darah.4 Hipertensi esensial terjadi pada 97-98% kasus hipertensi. 15

Hipertensi esensial adalah penyakit yang dapat diobati tetapi tidak dapat
disembuhkan.13 Awitan hipertensi esensial biasanya terjadi antara 20 dan
16
50 tahun. Hipertensi esensial memiliki kecenderungan genetik yang
kuat, yang dapat di perparah dengan oleh faktor-faktor yang berkontribusi.

4
5

Hipertensi esensial dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya yaitu : 16

 Hipertensi benigna yaitu hipertensi yang bersifat progresif lambat


selama 20 sampai 30 tahun
 Hipertensi maligna yaitu suatu keadaan klinis dalam penyakit
hipertensi yang bertambah berat dengan cepat yang dapat
mengakibatkan perubahan-perubahan struktur pada arteriol di
seluruh tubuh, ditandai dengan fibrosis dan hailinisasi (sklerosis)
dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan kerusakan berat
pada berbagai organ terutama jantung, otak, ginjal dan mata

Faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan hipertensi esensial adalah 4

 Fakto risiko, seperti : diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas,
merokok, genetis.
 Sistem saraf simpatis
 Tonus simpatis
 Variasi diural
 Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokontriksi
 Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem
renin, angiotensin dan aldosteron

Gambar 2.1. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian tekanan darah4


6

Penyebab hipertensi esensial yaitu 17:

 Defek pada penanganan garam


 Kelainan membran plasma misalnya gangguan pompa Na+ –K+
 Tekanan fisik pada pusat kontrol kardiovaskular
 Zat yang bekerja mirip digitalis endogen
 Perubhan pengaturan EDRF/NO atau zat kimia vasoaktif yang
bekerja lokal

Pada hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ seperti


hipertrofi ventrikel kiri, infark miokardium, gagal jangtung, stroke, penyakit
ginjal kronis, penyakit arteri perifer dan retinopati.4 Hal ini disebabkan
karena tekanan darah dan secara tidak langsung karena adanya stres
oksidatif, down regulation dari ekspresi nitric oxide synthase serta diet
tinggi garam dapat merusak pembuluh darah akibat meningkatnya
transforming growth factor-β (TGF-β).4 Faktor risiko penyakit
kardiovaskular pada pasien hipertensi antara lain merokok, obesitas,
kurangnya aktivitas fisik, dislipidemia, diabetes melitus, mikroalbuminuria,
umur (laki-laki> 55 tahun, perempuan 65 tahun), riwayat keluarga.4

2.1.3.2 Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang diketahui


penyebabnya atau hipertensi yang terjadi akibat masalah primer lain, hal
ini mungkin satu-satunya penyebab hipertensi pada seseorang atau
17,18
berkontribusi pada pasien hipertensi yang esensial atau primer.
Hipertensi sekunder merupakan kasus hipertensi yang jarang terjadi yaitu
2-3% dari kasus hipertensi yang ada.15 Hipertensi sekunder dapat
disebabkan gangguan pada ginjal (seperti parenchimal renal, obstruksi
ureter atau kandung kemih), gangguan pada pembuluh darah ginjal (seperti
hypertensi renovaskular, displasia fibromuskular, penyakit atherosklerosis,
pheochomocytoma),gangguan endokrin (seperti penyakit cushing,
hipotiroidism,hipertiroidism, hiperparatiroidism, dan akromegali),
7

penyakit neurologi (seperti peningkatan tekanan intrakranial) dan


12,18
pengaruh obat-obatan. Hipertensi sekunder digolongkan menjadi
17
empat kategori yaitu :

 Hipertensi kardiovaskular, berkaitan dengan peningkatan kronik


resistensi perifer total akibat aterosklerosis
 Hipertensi renal, berkaitan dengan oklusi parsial arteri renalis
atau penyakit pada jaringan ginjal
 Hipertensi endokrin, berkaitan dengan gangguan endokrin yaitu
pheokromositoma dan sindrom Conn
 Hipertensi neurologik, berkaitan dengan lesi di saraf

2.1.4. Klasifikasi Tekanan Darah


Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa berusia 18 tahun atau lebih
berdasarkan The Sevent Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treantment of High Blood Pressure (JNC 7) tanpa
mengkelompokan seseorang hipertensi dengan ada atau tidaknya faktor risiko atau
kerusakan organ yaitu 3,18 :

Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah berdasarkan The Sevent Report of The Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treantment of
High Blood Pressure 3

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Tekanan Darah Diastolik


Sistolik mmHg mmHg
Normal <120 and <80
Prehipertensi 120-139 or 80-89
Hipertensi tingkat 1 140-159 or 90-99
Hipertensi tingkat 2 ≥160 or ≥100

Prehipertensi bukan termasuk kategori penyakit melainkan sebagai


identifikasi seseorang berisiko tinggi menjadi hipertensi tetapi tidak termasuk
8

dalam indikasi terapi obat sehingga harus dilatih untuk merubah gaya hidup dan
mengurangi faktor risiko hipertensi. 19

2.1.5. Patogenesis Hipertensi


Tekanan darah merupakan hasil dari cardiac output dan resistensi perifer
total. Cardiac output merupakan hasil dari volume sekuncup (stoke volume) dan
denyut jantung. Stroke volume ditentukan oleh tiga hal yaitu kontraktilitas
jantung, preload dan afterload. Oleh karena itu, setidaknya empat sistem secara
langsung bertanggung jawab untuk regulasi tekanan darah yaitu : 20
 Jantung, yang berperan dalam tekanan melalui pompa
 Tonus pembuluh darah, yang sebagian besar menentukan resistensi
sistemik
 Ginjal,yang mengatur volume intravaskular
 Hormon, yang memodulasi fungsi dari tiga sistem lainnya

Sistem renin-angiotensin-aldosteron merupakan salah satu sistem


hormonal yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Renin disekresi dari aparatus
juxtaglomerular dari ginjal saat terjadi penurunan perfusi di glomerulus,
penurunan asupan garam, atau rangsangan dari sistem saraf simpatik. Renin
mengubah substrat renin (angiotensinogen) menjadi angiotensin I, kemudian
angiotensin I diubah menjadi angiotensin II oleh bantuan ACE (Angiotensin
Converting Enzyme). Angiotensin II merupakan vasokonstriktor kuat yang
mengarah ke peningkatan tekanan darah. Angiotensin II juga merangsang
pelepasan aldosteron dari dengan zona glomerulosa dari kelenjar adrenal sehingga
menyebabkan retensi cairan dan natrium sehingga dapat meningkatkan tekanan
darah. 15

Sistem saraf otonom terdapat dua sistem neurohormonal yang


mempengaruhi tekanan darah yaitu sistem saraf simpatik dan katekolamin plasma.
Oleh karena itu, sistem saraf otonom memiliki peran penting dalam menjaga
normalnya tekanan darah, baik secara fisiologis karena perubahan postur, serta
fisik dan emosional. Stimulasi sistem saraf simpatis dapat menyebabkan
9

penyempitan arteriol dan dilatasi arteriol. Setelah stres dan latihan fisik, juga
dapat memediasi perubahan jangka pendek dalam tekanan darah. Masih sedikit
menunjukkan bahwa katekolamin (adrenalin dan noradrenalin) memiliki peran
penting dalam hipertensi.15

Hipertensi dapat disebabkan oleh peningkatan salah satu dari kecepatan


denyut jantung, volume sekuncup, atau TRP.19 Tetapi, sistem kardiovaskular
memiliki umpan balik yang cepat terhadap perubahan pada tekanan arteri yaitu
baroreseptor yang memediasi reseptor pada dinding arkus aorta dan sinus carotis.
Jika tekanan arteri meningkat maka baroreseptor akan terangsang sehingga
meningkatkan transmisi impuls ke sistem saraf pusat (misalnya di medulla).
Sinyal umpan balik negatif kemudian dikirim kembali ke sirkulasi melalui saraf
otonom yang menyebabkan tekanan darah kembali ke batas normal. Efek utama
mekanisme baroreseptor adalah memodulasi setiap saat perubahan dari tekanan
darah sistemik. Namun refleks baroreseptor tidak terlibat pada regulasi tekanan
darah jangka panjang dan tidak dapat mencegah perkembangan hipertensi
kronik.15

Peningkatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan saraf simpatis


atau hormonal yang abnormal pada nodus SA. Peningkatan denyut jantung yang
kronis seringkali disertai hipertiroidisme. Akan tetapi peningkatan denyut jantung
biasanya dikompensasi dengan penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga
tidak mengakibatkan hipertensi. 19

Peningkatan volume sekuncup yang kronis dapat terjadi jika volume


plasma meningkat dalam waktu lama, karena peningkatan volume plasma
direfleksikan dengan peningkatan volume diastolik akhir sehingga volume
sekuncup dan tekanan darah meningkat. Peningkatan volume diastolik akhir
dihubungkan dengan peningkatan preload jantung. Peningkatan preload biasanya
berhubungan dengan peningkatan hasil pengukuran tekanan darah sistolik.
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi akibat
gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang
berlebihan. Selain peningkatan asupan diet garam,peningkatan abnormal kadar
10

renin dan aldosteron atau penurunan aliran darah ke ginjal juga mempengaruhi
pengendalian garam dan air. 19

Peningkatan TPR yang kronis dapat terjadi pada peningkatan rangsangan


saraf simaptis atau hormon pada arteriol atau responsivitas yang berlebihan dari
arteriol terhadap rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan
penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan TPR, jantung harus memompa
lebih kuat, dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk
mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh yang sempit. Hal ini disebut
peningkatan pada afterload jantung, dan biasanya berkaitan dengan peningkatan
tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung lama, ventrikel kiri
mungkin mulai mengalami hipertrofi. Dengan hipertrofi, kebutuhan oksigen
ventrikel semakin meningkat sehingga ventrikel harus memompa darah lebih
keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.19

2.1.6. Definisi Indeks Massa Tubuh


Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan indeks sederhana dari berat badan
dan tinggi badan untuk mengklasifikasikan kurus, normal, kelebihan berat badan
dan obesitas pada orang dewasa. 21 Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah pembagian
dari berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter persegi). 6

2.1.7. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh


Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan Kriteria Asia
Pasifik:21
1. < 18,5 kg/m2 : berat badan rendah
2. 18,5 sampai < 22,9 kg/m2 : berat badan normal
3. ≥23,0 kg/m2: berat badan berlebih
4. 23,0-24,9 kg/m2: berisiko
5. 25 sampai < 29,9 kg/m2 : obesitas I
6. ≥ 30,0 kg/m2 : obesitas II
11

2.1.8. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh

Faktor yang mempengaruhi indeks massa tubuh terkait dengan


risiko kesehatan yaitu :6

 Distribusi lemak tubuh


 Usia
 Berhubungan dengan penyakit medis
 Berat badan
 Aktivitas Fisik (aerobik fitness)
 Etnik

2.1.9. Hubungan Obesitas dengan Hipertensi

Obesitas dan berat badan merupakan penentu paling penting dari


hipertensi sesuai dengan studi Framingham yang mengatakan bahwa peningkatan
berat badan 10% dapat meningkatkan 7mmHg tekanan darah sistolik dalam
populasi besar. Hal ini juga dapat terlihat bahwa setiap kilogram penurunan berat
badan dapat menurunkan 0,33 mmHg tekanan darah sistolik dan 0,43 mmHg
tekanan darah diastolik. Berdasarkan prevalensi hipertensi di NHANES II pada
orang yang obesitas 2,9 kali lebih tinggi dibandingkan tidak obesitas. Dalam
patogenesis hipertensi pada obesitas banyak faktor yang berperan seperti genetik,
kelainan endokrin, lingkungan, psikososial, diet, aktivitas fisik yang kurang.22

Mekanisme yang berhubungan dengan hipertensi dan obesitas adalah


peningkatan aktivasi dari sistem renin angiotensin aldosteron (SRAA),
peningkatan sistem saraf simpatis,dan resistensi insulin. Tidak hanya itu obesitas
juga berhubungan dengan peningkatan reabsorbsi natrium ginjal, gangguan
tekanan natriuresis dan ekspansi volume. Pada orang obesitas terjadi pula
perubahan dalam adipokin, asam lemak bebas, disfungsi endotel, inflamasi
sistemik dan sleep apnea. 22,23
12

Gambar 2.2 Patofisiologi obesitas dengan hipertensi dan penyakit


23
kardiovaskular

Sistem renin angiotensin aldosteron sangat berperan dalam hipertensi pada


obesitas dalam mengatur volume cairan dan tonus pembuluh darah. Hal ini
terbukti pada penelitian bahwa serum angiotensin converting enzyme (ACE) dan
sirkulasi angiotensinogen lebih tinggi pada individu dengan indeks massa tubuh
>31,6 kg/m2. Penurunan berat badan 5% dapat menurunkan angiotensionogen
plasma, renin, aldosteron, dan aktivitas ACE serta angiotensin dalam jaringan
adiposa. Dengan berkurangnya angiotensinogen maka menurunkan jumlah
jaringan adiposa. Pada obesitas jaringan adiposa meningkat sehingga jika hal ini
terus menerus dapat meningkatkan SRAA sehingga terjadi peningkatan reabsorbsi
natrium ginjal. Tidak hanya itu jaringan adiposa yang banyak dapat meningkatkan
stres oksidatif, dan aktivasi sistem saraf simpatis. Aldosteron dapat meningkatkan
tekanan darah pada obesitas melalui reseptor mineralokortikoid dan
glukokortikoid yang ada pada beberapa jaringan termasuk otak, jantung, ginjal
dan vasculature.23

Sistem saraf simpatis berperan penting dalam regulasi homeostasis


kardiovaskular. Terdapat beberapa mekanisme yang berkaitan dengan aktivasi
sistem saraf simpatis yaitu disfungsi barorefleks, disfungsi aksis hipotalamus-
hipofisis, hiperinsulinemia atau resistensi insulin, hiperleptinemia, dan
peningkatan angiotensin II.23
13

Resistensi insulin berhubungan langsung dengan tingkat keparahan


hipertensi, hal ini melibatkan retensi natrium ginjal, aktivasi yang berlebih dari
sistem saraf simpatis, dan proliferasi pembuluh darah.Obesitas juga berhubungan
dengan vasodilatasi arteri ginjal dan peningkatan laju filtrasi glomerulus sebagai
kompensasi dalam mengatasi peningkatan reabsorpsi natrium tubular dan mejaga
keseimbangan natrium, namun jika vasodilatasi di ginjal bersifat kronis maka
dapat meningkatkan tekanan hidrostatik dan stres pada dinding glomerulus. Pada
obesitas terjadi peningatan lipid dan glukosa yang dapat menyebabkan
glomerulosklerosis dan hilangnya fungsi nefron sehingga hal ini yang dapat
menyebabkan hipertensi. 23
14

2.2 Kerangka Teori

Jaringan adiposa yang


berlebih

Aktivasi SRAA Aktivasi sistem saraf simpatis

Angiotensin II Renin & Peningkatan Peningkatan


Aldosteron denyut jantung TPR

Vasokostriktor
Retensi cairan
dan natrium Peningkatan
afterload

Peningkatan
stroke volume

Peningkatan
preload

Hipertensi
15

2.3 Kerangka Konsep

Indeks Massa Tubuh Genetik Etnik

Kontrol
tekanan Resistensi Insulin
Asupan Garam darah pasien
hipertensi

Usia Aktivitas Fisik Jenis Kelamin

Keterangan :

= Variabel yang tidak diteliti

= Variabel yang diteliti


16

2.4 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Pengukur Alat Cara Skala


. Ukur Pengukuran
1. Kontrol Data tekanan Perawat Tensi Hipertensi Ordinal
tekanan darah pasien meter terkontrol dan
darah hipertensi yang Digital hipertensi
sudah berobat tidak
sebelumnya dan terkontrol
sudah diberikan
obat Terkontrol bila
antihipertensi sistolik ≤ 140
dimana hasil mmgHg dan
nya <140/90 diastolik ≤ 90
mmHg mmHg
sedangkan
Tidak
terkontrol
sistolik ≥ 140
mmHg dan
diastolik ≥ 90
mmHg
2. Indeks Pembagian berat Peneliti Timbang Mengkategorik Ordinal
massa badan (kg) -an dan an pembagian
tubuh dengan tinggi meteran berat badan
badan (m2) (kg) dengan
tinggi badan
(m2)
berdasarkan
Asia Pasifik
dengan hasil
berat badan
rendah (< 18,5
kg/m2), normal
(18,5 sampai <
22,9 kg/m2),
berlebih (23,0-
24,9 kg/m2)
dan obesitas (≥
25,0 kg/m2).
3. Berat Berat badan Peneliti Timbang Baca Numerik
badan ditetapkan -an
berdasarkan jarum
tanggal berobat
terakhir yaitu
saat hari dimana
17

peneliti
melakukan
pengambilan
sampel
4. Tinggi Tinggi badan Peneliti Meteran Baca Numerik
Badan ditetapkan
berdasarkan
tanggal berobat
terakhir yaitu
saat hari dimana
peneliti
melakukan
pengambilan
sampel
5. Usia Usia ditetapkan Peneliti Rekam Baca Numerik
berdasarkan Medik
tanggal berobat
terakhir yaitu
saat hari dimana
peneliti
melakukan
pengambilan
sampel
6. Jenis Jenis kelamin Peneliti Rekam Baca Nominal
kelamin pasien yang medik
terdapat di
rekam medik
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Disain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif analitik dengan
metode pengumpulan data secara cross sectional. Pendekatan ini dilakukan
untuk mengetahui hubungan tekanan darah dengan indeks massa tubuh pasien
hipertensi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Pelayanan Jantung Terpadu RSUPN Dr.


Cipto Mangunkusumo bulan juni sampai juli 2013.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi dan sampel yang di teliti
 Populasi target adalah pasien hipertensi berusia lebih dari 40
tahun di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
 Populasi terjangkau adalah wanita dan laki-laki usia ≥ 40 tahun
yang berobat ke Unit Penyakit Dalam di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo antara juni sampai juli 2013
3.3.2 Jumlah sampel

Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan


rumus analitik kategorik tidak berpasangan, yaitu sebagai berikut : 26,27

n=[ √ √ ]2

(P1-P2)2

Keterangan :

n : Jumlah sampel

Zα : Deviat baku alfa

Zβ : Deviat baku beta


18
19

P1 : Proporsi pada kelompok yang dinilainya merukanan judgement


peneliti

Q1 : 1-P1

P2 : Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya (pustaka)

Q2 : 1-P2

P1-P2 : selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna

P : proporsi total =

Q : 1-P

Penelitian ini bersifat 2 arah sehingga nilai Zα = 1,96 dengan


kesalahan 5% dan Zβ= 1,28 dengan kesalahan 10% serta selisih minimal
proporsi yang dianggap bermakna sebesar 20% dan P2 (dari penelitian
26
sebelumnya) sebesar 55%. Maka jumlah sampel yang dapat dihitung
sebagai berikut :

n=[ √ √ ]2

(0,75-0,55)2

n = 115,5

Dengan demikian, jumlah sampel yang di teliti pada penelitian ini


berjumlah 115 orang.untuk mengantisipasi drop out atau kesalahan dalam
penelitian maka ditambah dengan rumus : 24

n‟ = n

(1-f)

= 115,5

(1-0,1)

= 128,3
20

Dari hail rumus tersebut maka didapatkan besar sampel yang akan
diteliti adalah 128 orang.

3.3.3 Kriteria Sampel


3.3.3.1. Kriteria Inklusi
 Pasien yang sudah pernah berobat sebelumnya
 Pasien hipertensi dengan catatan medik
 Pasien berusia ≥ 40 tahun
3.3.3.2. Kriteria Eksklusi
 Hipertensi dengan gangguan pada ginjal (seperti
parenchimal renal, obstruksi ureter atau kandung kemih)
 Hipertensi dengan gangguan pada pembuluh darah ginjal
(seperti hypertensi renovaskular, displasia fibromuskular,
penyakit aterosklerosis, stroke, pheochomocytoma).
 Hipertensi dengan gangguan endokrin (seperti penyakit
cushing, hipotiroidism,hipertiroidism, hiperparatiroidism,
dan akromegali)
 Hipertensi dengan penyakit neurologi (seperti peningkatan
tekanan intrakranial)

3.3.4 Variabel yang Diteliti


3.3.3.1. Variabel Bebas
 Indeks Massa Tubuh
3.3.3.2. Variable Terikat
 Hipertensi
21

3.4. Cara Kerja


3.4.1 Alur Penelitian

Persiapan
penelitian

Menyaring pasien rawat jalan hipertensi di Unit Pelayanan


Jantung Terpadu di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Pasien yang datang (consecutive sampling) akan dilihat


rekam mediknya untuk melihat kriteria inklusi dan
menyingkirkan kriteria ekslusi

Peserta penelitian yang termasuk kriteria inklusi dilakukan


pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan
secara langsung oleh peneliti dan perawat

Setelah itu responden mengisi karakteristik demografi untuk


menanyakan faktor yang terkait dengan indeks massa tubuh

Pengumpulan dan pengolahan data dengan SPSS

Kesimpulan
22

3.5. Managemen Data


Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama bulan juni
sampai juli 2013. Penelitian ini dilakukan secara consecutive sampling pada 128
responden. Data diperoleh dari data primer namun data sekunder tetap digunakan
dalam melihat kriteria inklusi dan menyingkirkan kriteria eksklusi responden di
Unit Pelayanan Jantung Terpadu di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusum. Data
primer yang diambil adalah berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah serta
karakteristik demografi. Setelah itu berat badan dan tinggi badan akan dibagi
untuk mendapatkan indeks massa tubuh responden sedangkan tekanan darah
dilihat untuk melihat hipertensi terkontrol atau hipertensi tidak terkontrol.

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari responden akan diolah
dengan menggunakan program komputer dengan alat bantu perangkat komputer
software SPSS for windows versi 16.0. Tahapan untuk pengolahan data yaitu
coding, editing, entry data, cleaning. Data penelitian ini akan dianalisis dengan
analisis univariat dan analisis bivariat yaitu sebagai berikut : 24, 27

 Analisis Univariat

Analisis unvariat menampilkan tabel distribusi variabel bebas dan variabel


terikat dari hasil data yang diteliti. Variabel bebas adalah indeks massa
tubuh dan variabel terikat adalah hipertensi dengan melihat tekanan darah
terkontrol maupun tidak terkontrol.

 Analisis Bivariat

Menghubungkan antara hipertensi dengan indeks massa tubuh. Uji statistik


yang digunakan adalah uji Chi- Square untuk meilihat hubungan antara
variabel terikat dan variabel bebas dengan tingkat kemaknaan nilai P =
0,05. Jika nilai P ≤ 0,05 berarti terdapat hubungan pada kedua variabel dan
nilai P ≥ 0,05 berarti tidak terdapat hubungan pada kedua variabel. Uji
statistik yang digunakan sebagai alternatif jika uji Chi- Square tidak dapat
digunakan adalah uji Kolmogrov-Smirnov
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Subjek Penelitian

Data penelitian diambil dari rekam medis dan secara langsung dengan
mengukur tekanan darah, berat badan dan tinggi badan pada pasien di Pelayanan
Jantung Terpadu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini dilakukan
secara consecutive sampling pada 128 responden. Hasil penelitian secara
terperinci sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakterisktik Demografis Subjek Penelitian

Karakterisktik Frekuensi Persentase Rerata ± Standar


(%) Deviasi
Jenis Kelamin
Perempuan 59 46.1
Laki-Laki 69 53.9
Rerata Usia 63.37 ± 9.685
Rerata Indeks Massa 24.9±3.566
Tubuh

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa 59 responden (46,1%) berjenis


kelamin perempuan dan 69 responden (53,9%) berjenis kelamin laki-laki
sehingga diketahui bahwa responden didominasi oleh laki-laki. Berdasarkan
penelitian Anjum dkk juga menyebutkan bahwa tedapat 655 reponden yang
mengalami hipertensi dimana 340 responden berjenis kelamin laki-laki dan 315
responden berjenis kelamin perempuan sehingga didapatkan bahwa jumlah
responden yang hipertensi lebih banyak oleh laki-laki.7

Berdasarkan usia responden tertua adalah 86 tahun dan usia responden


termuda adalah 42 tahun dengan usia rerata 63.37 dengan standar deviasi 9.685.
Bertambahnya usia dapat meningkatkan tekanan darah sistolik yang
mencerminkan lamanya waktu seseorang yang terpapar oleh faktor risiko yang
dapat dimodifikasi seperti asupan garam, berat badan dan aktifitas fisik.4,28

23
24

Berdasarkan tabel diatas rerata indeks massa tubuh responden 24,91 kg/m2
dengan standar deviasi 3.566.

4.2. Analisis Univariat

4.3.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Responden

Tabel 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah

Tekanan Darah Frekuensi Persentase


Terkontrol 68 53.1
Tidak Terkontrol 60 46.9

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa 68 responden (53,1%)


memiliki tekanan darah yang terkontrol dengan sistol kurang dari
140mmHg dan diastol kurang dari 90 mmHg. Sedangkan 60 responden
(46,9%) memiliki tekanan darah tidak terkontrol dengan sistol lebih dari
140 mmHg dan diastol lebih dari 90 mmHg. Pemeriksaaan tekanan darah
pada pasien hipertensi sangat diperlukan untuk evaluasi namun selain
tekanan darah juga perlu pemeriksaan fisik untuk evaluasi adanya penyakit
penyerta, kerusakan organ target serta kemungkinan adanya hipertensi
sekunder.4

Grafik 4.1 Gambaran Distribusi Sampel Berdasarkan Tekanan


Darah
25

Berdasarkan grafik 4.1 bahwa dari 128 responden didapatkan


jumlah responden yang memiliki tekanan terkontrol lebih banya
dibandingkan yang memiliki tekanan tidak terkontrol hal ini dapat
disebabkan responden sudah mengubah gaya hidup yang lebih sehat baik
dalam asupan makan (diet), aktivitas fisik, merokok, dan menggunakan
obat anti hipertensi secara teratur. Hal ini sangat membantu dalam
mengontrol tekanan darah karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi
tekanan darah termasuk asupan garam, stres, aktivitas fisik, dan indeks
massa tubuh.4,28

4.3.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Indeks Massa Tubuh


Responden

Tabel 4.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh Frekuensi Persentase (%)


Rendah 4 3.1
Normal 27 21.1
Berlebih 42 32.8
Obesitas 55 43

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang


memiliki indeks massa tubuh rendah (< 18.50) berjumlah 4 (3,1%), indeks
massa tubuh normal (18.50-22.99) berjumlah 69 (53,9%), indeks massa
tubuh berlebih (≥23.00-24.99) berjumlah 42 (32.8%) dan indeks massa
tubuh obesitas (≥25.00) berjumlah 55 (43%). Dari penelitian Jesoth dkk
mengatakan risiko hipertensi secara signifikan meningkat pada obesitas
(OR=4.37:0.86,22,18) dan pada indeks massa tubuh berlebih (OR = 1,34:
0,29, 6,13) bila dibandingkan dengan indeks massa tubuh rendah.10
Banyak faktor yang dapat berhubungan dengan indeks massa tubuh seperti
distribusi lemak, usia, berat badan, aktivitas fisik, etnik, penyakit dan lain
sebagainya.6,22
26

Grafik 4.2 Gambaran Distribusi Sampel Berdasarkan Indeks Massa


Tubuh

Berdasarkan grafik 4.2 terlihat bahwa mayoritas indeks massa tubuh


responden termasuk kategori obesitas yaitu indeks massa tubuh ≥25 kg/m2
sehingga hal ini sebagai salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi.10
Tidak hanya indeks massa tubuh yang sangat berhubungan dengan
hipertensi namun menurut penelitian Anjum dkk hipertensi sangat berkaitan
dengan usia dan jenis kelamin dimana pada laki-laki prevalensi hipertensi
umumnya terjadi di semua kelompok usia.7 Banyak penyebab terjadinya
obesitas baik dari lingkungan seperti diet, aktivitas yang rendah, makanan,
toxin dan virus serta dari host nya seperti genetik (gen reseptor
melanocortin-4, gen leptin, gen pro-opiomelanocortin,dan gen-gen yang
berefek pada lemak tubuh dan penyimpanan lemak di tubuh).22

Grafik 4.3 Gambaran Mean Indeks Massa Tubuh Responden


27

Berdasarkan grafik 4.3 menggambarkan bahwa rerata indeks massa


tubuh responden 24,91 kg/m2. Hal ini berdasarkan kategori indeks massa
tubuh menurut Asia Pasifik 24,91 kg/m2 termasuk dalam kategori indeks
massa tubuh berlebih namun mendekati obesitas dengan nilai indeks
massa tubuh ≥25 kg/m2 . 21 Berdasarkan studi Framingham semakin tinggi
kenaikan berat badan 10% maka dapat terjadi peningkatan tekanan darah
6,5mmHg.6 Berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al-A‟raf ayat 31
mengatakan:29

Artinya : “......makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.


Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”

Dari surat Al-A‟raf dapat dijelaskan bahwa Allah SWT tidak


menyukai orang-orang yang berlebihan contonya makan dan minum.
Dalam ilmu kedokteran intake makanan berlebihan dapat meningkatkan
berat badan sehingga indeks massa tubuh dapat meningkat yang akhirnya
dapat menimbulkan penyakit misalnya hipertensi. Prevalensi hipertensi
menurut NHANES II mengatakan bahwa orang yang obesitas 2,9 kali
lebih tinggi dibandingkan yang tidak obesitas.22 Hal ini terjadi karena
indeks massa tubuh yang berlebih dapat meningkatkan aktivasi dari sistem
renin angiotensin aldosteron (SRAA), peningkatan sistem saraf
simpatis,dan resistensi insulin.23 Dimana SRAA sangat berperan penting
dalam volume cairan dan tonus pembuluh darah serta peningkatan saraf
simpatis dapat berpengaruh pada regulasi hemostasis kardiovaskular,
sedangkan resistensi insulin dapat menyebabkan tingkat keparahan
hipertensi karena melibatkan retensi natrium di ginjal, proliferasi
pembuluh darah dan aktivasi yang berlebih dari sistem saraf simpatis.22,23
28

4.3. Analisis Bivariat

4.3.1 Hubungan Tekanan Darah Sekarang dengan Indeks Massa


tubuh

Tabel 4.4 Hubungan Tekanan Darah dengan Indeks Massa Tubuh


Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah P
Terkontrol Tidak
Terkontrol
N % N %
Indeks Massa Tubuh 1.000
Rendah 3 75 1 25
Normal 13 48.1 14 51.9
Berlebih 24 57.1 18 42.9
Obesitas 28 50.9 27 49.1

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 68 responden yang


memiliki tekanan darah terkontrol terdapat 3 responden memiliki indeks
massa tubuh rendah, 13 responden memiliki indeks massa tubuh normal,
24 responden memiliki indeks massa tubuh berlebih dan 28 responden
dengan indeks massa tubuh obesitas. Sedangkan dari 60 responden yang
memiliki tekanan darah tidak terkontrol terdapat 1 responden memiliki
indeks massa tubuh rendah, 14 responden memiliki indeks massa tubuh
normal, 18 responden memiliki indeks massa tubuh berlebih dan 27
responden dengan indeks massa tubuh obesitas. Hasil yang didapat dari uji
chi-square yang membandingkan tekanan darah dengan indeks massa
tubuh diperoleh nilai P = 1.000 yang berarti P > 0.05 sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian tidak terdapat hubungan antara
tekanan darah pasien hipertensi dengan indeks massa tubuh.

Penelitian sebelumnya Jesoth dkk mengatakan bahwa semakin


tinggi indeks massa tubuh >25 kg/m2 memperlihatkan peningkatan
tekanan darah10. Sebaliknya pada penelitian ini, tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara hipertensi dengan indeks massa tubuh seperti pada
penelitian Mufunda dkk yang mengatakan terdapat korelasi yang negatif
29

antara hipertensi dengan indeks massa tubuhyang berlebih pada usia ≥ 45


tahun dengan nilai p= 0,2484.28 Jika indeks massa tubuh yang semakin
tinggi merupakan faktor yang berkaitan dengan patogenesis terjadinya
hipertensi , namun dalam penelitian ini menghasilkan hubungan yang tidak
bermakna mungkin untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai hubungan
hipertensi dengan indeks massa tubuh maka dapat melihat faktor lain yang
berhubungan dengan hipertensi seperti gaya hidup, asupan garam, aktivitas
fisik, lingkar pinggang dan lingkar perut, riwayat keluarga atau genetik
serta stres.22,28

Perbedaan etnis juga dapat menyebabkan perbedaan terjadinya


hipertensi, hal ini dapat terjadi diakibatkan perbedaan diwariskan
perbedaan tubuh dalam menerima asupan garam dan mengendalikan
hormon dalam darah. Orang-orang yang tidak melakukan aktivitas fisik
seperti aerobik (berjalan atau bersepeda) lebih cenderung terjadi
hipertensi. Tidak hanya itu mengkonsumsi alkohol juga merupakan faktor
resiko untuk terjadinya hipertensi.30

Tidak hanya indeks massa tubuh yang dapat memprediksi risiko


hipertensi, dislipidemia dan sindrom metabolik namun pemeriksaan
lingkar pinggang perlu dilakukan dikarenakan lingkar pinggang dapat
menggambarkan adiposit sentral.22

Obesitas dapat terjadi dikarenakan asupan energi yang dimakan


berlebihan dari yang seharusnya dan tidak diseimbangi oleh pengeluaran
energi atau minimnya aktivitas. Tidak hanya itu, obat juga dapat
menyebabkan obesitas seperti obat antipsikotik (misalnya clozapine,
olanzapine), antidepresan (misalnya amitriptyline), antidiabetes (insulin,
sulfonilurea, dan thiazolidinediones) dan glukokortikoid.22

Dalam metode epidemiologi obesitas dikatakan bahwa faktor


lingkungan yang mempengaruh terjadinya obesitas tidak hanya asupan
makanan yang berlebih, aktivitas fisik yang rendah, dan obat melaikan
virus dan racun juga berperan penting walaupun masih dalam penelitian
30

lebih lanjut. Faktor-faktor tersebut yang dapat menyebabkan akumulasi


lemak di sel lemak yang menyebabkan obesitas.22

Grafik 4.4 Gambaran Hubungan Tekanan Darah dengan Indeks Massa


Tubuh

Berdasarkan grafik 4.4 yang menggambarkan hubungan tekanan


darah dengan indeks massa tubuh dapat dilihat bahwa dari kategori indeks
massa tubuh rendah, berlebih dan obesitas jumlah tekanan darah yang
terkontrol lebih banyak dibandingkan yang tidak terkontrol sedangkan
pada indeks massa tubuh normal jumlah responden dengan tekanan darah
tidak terkontrol lebih banyak dibandingkan yang terkontrol walaupun
perbedaan disetiap kategori indeks massa tubuh berbeda sedikit. Dalam
grafik juga dapat dilihat bahwa semakin tinggi kategori indeks massa
tubuh maka semakin tinggi pula jumlah responden yang mengalami
hipertensi baik terkontrol maupun tidak terkontrol hal ini sama dengan
studi Framingham yang mengatakan Dalam studi Framingham dikatakan
terjadi peningkatan tekanan darah 6,5 mmHg pada setiap kenaikan berat
badan 10%. 6

4.4 Keterbatasan Penelitian


1. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional atau potong
lintang sehingga hanya menggambarkan variabel yang diteliti pada
waktu yag sama
2. Dalam penelitian ini kurang dalam mengumpulkan karakteristik
demografi dikarenakan kesalahan dalam pengambilan data sehingga
31

data karakteristik demografi tidak sesuai dengan target dari responden


yang diukur berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah
3. Pada penelitian ini penentuan hipertensi terkontrol dan hipertensi tidak
terkontrol hanya dilihat dari tekanan darah sekarang dan tekanan
sebelumnya
4. Penderita hipertensi pada penelitian ini tidak murni hipertensi esensial
melainkan ada pula yang mengalami penyakit lain akibat komplikasi,
hal ini seharusnya bisa ditangani dengan melihat rekam medik lebih
rinci namun dikarenakan waktu yang kurang sehingga hasil yang
didapat kurang lengkap.
5. Kekurangan dalam mengambil data dari pasien sebagai responden
yang diteliti dikarenakan peneliti tidak cepat mengurus kode etik
sedangkan proses yang harus dikerjakan dalam mengurus kode etik
cukup lama ditambah jarak yang jauh serta jadwal kuliah yang cukup
padat.
BAB 5

PENUTUP

5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa, rerata usia pasien adalah 63,37
dengan median 63 tahun. Jumlah responden laki-laki lebih banyak
dibandingkan pasien perempuan yaitu 69 responden laki-laki (53,9%) dan 59
responden perempuan (46,1).
2. Dari 128 responden diketahui bahwa 68 responden (53,1%) memiliki tekanan
darah terkontrol dan 60 responden (46,9%) memiliki tekanan darah tidak
terkontrol.
3. Berdasarkan indeks massa tubuh responden yang memiliki indeks massa
tubuh rendah (< 18.50) berjumlah 4 (3,1%), indeks massa tubuh normal
(18.50-22.99) berjumlah 69 (53,9%), indeks massa tubuh berlebih (≥23.00-
24.99) berjumlah 42 (32.8%) dan indeks massa tubuh obesitas (≥25.00)
berjumlah 55 (43%).
4. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa rerata indeks massa tubuh responden
sebesar 24,91 kg/m2.
5. Pada penelitian ini diketahui bahwa dari 68 responden yang memilki tekanan
darah terkontrol terdapat 3 responden memiliki indeks massa tubuh rendah
(2,3%), 13 responden memiliki indeks massa tubuh normal (10,2%), 24
responden memiliki indeks massa tubuh berlebih (18,8%) dan 28 responden
dengan indeks massa tubuh obesitas (21,9%). Sedangkan dari 60 responden
yang memiliki tekanan darah tidak terkontrol terdapat 1 responden memiliki
indeks massa tubuh rendah (0,8%), 14 responden memiliki indeks massa
tubuh normal (10,9%), 18 responden memiliki indeks massa tubuh berlebih
(14,1%)dan 27 responden dengan indeks massa tubuh obesitas (21,1%).

32
33

6. Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan kontrol tekanan darah


pasien hipertensi dengan indeks massa tubuh maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna (p = 1,000)
5.2.Saran
5.2.1. Untuk Masyarakat Umum

Bagi pasien yang terdiagnosis hipertensi sebaiknya mengontrol tekanan


darahnya agar hipertensi selalu terkontrol dengan memeriksankan secara rutin
tekanan darah.Walaupun indeks massa tubuh tidak bermakna dengan kejadian
hipertensi namun banyak faktor risiko lain yang dapat memperberat penyakit
hipertensi baik yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetik, usia, dan jenis
kelamin. Sedangkan faktor risiko dapat dimodifikasi seperti asupan makan,
aktivitas fisik, dan stres.Dengan demikian semakin kecil faktor risiko maka
kompikasi dari hipertensi akan berkurang.

5.2.2. Untuk Rumah Sakit

Pengontrolan tekanan darah pada pasien hipertensi sangat penting


dilakukan untuk mengetahui apakah pasien termasuk hipertensi terkontrol atau
tidak terkontrol serta untuk mencegah atau mengurangi komplikasi pada pasien
hipertensi. Tidak hanya pengukuran tekanan darah melainkan faktor- faktor yang
dapat memperparah terjadinya kompikasi seperti memantau berat badan, tinggi
badan, lingkar pinggang, asupan garam, aktivitas fisik, dan gaya hidup.

5.2.3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Penelitian mengenai hubungan hipertensi dengan indeks massa tubuh


sebaiknya dilakukan dengan metode kohort. Sebaiknya menggunakan kontrol
untuk lebih membandingkan dengan pasien hipertensi. Mengambil data sebaiknya
dilakukan di beberapa rumah sakit sehingga tidak terpaku dengan satu rumah
sakit. Mencari faktor lain yang dapat mempengaruhi indeks massa tubuh seperti
asupan diet, aktivitas fisik, penggunaan obat, dan lingkar pinggang serta gaya
hidup.
v

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. Hipertensi Faktor Risiko Utama Penyakit Kardiovaskular.


http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/157-hipertensi.
diunduh tanggal 15 November 2012.
2. WHO-ISH Hypertension Guideline Committee. Guidlines of the
management of hypertension. J Hypertension. 2003;21(11):1983-1992
3. Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure (JNC).The Seventh Report of the JNC
(JNC-7). JAMA.2003
4. Yugiantoro Mohammad. Hipertensi Esensial: dalam Sudoyo S. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jidil II. Edisi 5. Jakarta:InternaPublishing.2010;
p.1079-81
5. Ekowati Rahajeng, Sulisttyowati Tuminah.Prevalensi Hipertensi dan
Determinanya di Indonesia.Artikel Penelitian : IDI.2009
6. Samuel Klien,dkk.Obesity. In: Larsen PR, Kronenberg, Melmed S,
Polonsky KS. Williams Textbook of Endocrinology , 10th ed.2003;
p.1605-15
7. Anjum Humayun,dkk.Relation of Hypertension with Body Mass Index
and Age in Male and Female Population of Peshawar,Pakistan. J Ayub
Med Coll Abbottabad.2009
8. Nguyen T Tuan, Linda S Adair, Chirayath M Suchindran,dkk.The
association between body mass index and hypertension is different
between East and Southeast Asians. The American Journal of Clinical
Nutrition.2009;89 :1905–12.
9. S. Yadav, R. Boddula, G. Genitta, V, dkk. Prevalence & Risk Factors of
Pre-Hypertension & Hypertension in Anaffluent North Indian Population.
Indian J Med Res 128, Desember 2008, pp 712-720
10. Jesoth, dkk. Assosiation between Body Mass Index and Hypertension: A
Cross Sectional Study in an Adult Male Population:Original Article. Asian
J.Exp.Biol.Sci.Vol. 3(2) 2012; 368-377
vi

11. F Tesfaye1,dkk.Association between Body Mass Index and Blood


Pressure Across Three Populations in Africa and Asia. Original Article.
Journal of Human Hypertension 2007;21, 28–37
12. C Rosendorff.Hypertension Mechanisms and Diagnosis. In : Essential
Cardiology Principles and Practice. 2nd edition.2005;p. 596
13. Ganong W F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta :
EGC.2008; p. 662
14. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Masalah Hipertensi di
Indonesia. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1909-
masalah-hipertensi-di-indonesia.html. Diunduh tanggal 15 November
2012
15. D G Beevers, G Y H Lip, Eoin O‟Brien.Abc of Hypertension. 5th ed.
Blackwell Publishing 2007;p. 12-13
16. Sylvia A. Price, L M Wilson.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
penyakit Vol 2. Edisi 6.Jakarta : EGC 2006; p.933
17. Lauralee Sherwood. Human Physiology From Cells to Systems. 7th
edition. Canada: Brooks/Cole Cengage Learning 2010; p.380-1
18. Sandra J. Taler, MD. Secondary Causes of Hypertension. Published by
Saunders, a imprint of Elsevier Inc.
19. Corwin Elizabeth J.Buku Saku Patofisiologi: Sistem Kardiovaskular. Edisi
1. Jakarta : EGC.2009;p.485
20. C T Lee,G H Williams,Leonard S. Hypertension. In: Pathophysiology of
Heart Disease. 5th edition 2011; p.301-309
21. Sugondo Sidartawan.Obesitas: dalam Sudoyo S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid III. Edisi 5. Jakarta: InternaPublishing.2010; p. 1978
22. Sleisenger and Fordtran's. Gastrointestinal and Liver Disease
Pathophysiology Diagnosis Management, Ninth Edition. Published by
Saunders, a imprint of Elsevier Inc.p. 100-102
23. L. Romayne Kurukulasuriya, Sameer Stas ,dkk.Hypertension in Obesity.
Elsevier Inc.2011
24. Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis, 4th ed. Jakarta: Sagung Seto.2011
vii

25. M. Sopiyudin Dahlan. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.2009
26. Ana eviana, fajriantin wahyuningsih, nur luthfiyah et al. Gambaran
epidemiologi penyakit hipertensi wilayah kerja puskesmas ciputat timur
kota tanggerang selatan tahun 2012. Jurnal fakultas kedokteran universitas
islam negeri syarif hidayatullah. Vol 1. No 1. 2013.
27. M. Sopiyudin Dahlan. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, 4th ed
Jakarta : Salemba Medika. 2009
28. Mufunda J,Mebrahtu G, Usman A, et al. The Prevalence of Hypertension
and Its Relationship with Obesity : Results from a Nasional Blood
Pressure Survey in Eritrea. Original Article. Journal of Human
Hypertension (2006) 20, 59-65.
29. Al-Quran. Surah Al-A‟raf ayat 31. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
30. Davis Alan Maryon, Stewart Lindsey. Hypertension-the „Silent Killer‟.
Faculty of Public Health. 2005
viii

LAMPIRAN 1
SURAT KODE ETIK
ix

LAMPIRAN 2
SURAT IJIN DI UNIT PELAYANAN JANTUNG TERPADU
x

LAMPIRAN 3
PERSETUJUAN

Penjelasan Mengenai Penelitian Hubungan Kontrol Tekanan Darah Pada


Pasien Hipertensi dengan Indeks Massa Tubuh

Bapak/Ibu yang terhormat,


Saya Almira Dwina Ramadhani sebagai mahasiswi dari Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai
“Hubungan Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Dengan Indeks Massa
Tubuh”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
hipertensi dengan indeks massa tubuh. Hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah sedangkan indeks massa tubuh adalah perhitungan berat badan (kg) dibagi
tinggi badan (m2) yang dapat diklasifikasikan sebagai orang kurus, ideal, ataupun
kelebihan berat badan (obesitas). Seratus dua puluh delapan penderita hipertensi
yang berusia lebih dari atau sama dengan 40 tahun akan mengikuti penelitian ini.
Anda menderita hipertensi dan berusia lebih dari atau sama dengan 40 tahun
sehingga diminta ikut serta dalam penelitian ini.
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa terdapat hubungan hipertensi
dengan indeks massa tubuh. Dimana peningkatan berat badan dapat meningkatkan
terjadinya hipertensi.
Bila anda bersedia ikut serta dalam penelitian ini, peneliti akan memberikan
pertanyaan dalam bentuk kertas dan melakukan pemeriksaan fisik berupa
pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar pinggang.
Anda bebas menolak ikut serta dalam penelitian ini. Bila anda memutuskan
untuk ikut, anda juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat.
Semua data yang diperoleh oleh peneliti dari kuesioner dan pemeriksaan
fisik akan dirahasiakan sehingga hanya peneliti yang tahu dan hanya
dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Peneliti
Almira Dwina Ramadhani
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telp. 081317645516
xi

(Lanjutan)

SURAT PERSETUJUAN

( INFORMED CONSENT )

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

Nomer telp/Hp :

Menyatakan bahwa saya telah mengerti sepenuhnya atas penjelasan yang


telah diberikan oleh Almira Dwina Ramadhani dan bersedia menjalani penelitian
mengenai “Hubungan Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Dengan
Indeks Massa Tubuh”.

Pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh tanpa paksaan.

Jakarta, 2013

Peserta Penelitian

( )
xii

LAMPIRAN 4

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI

Hubungan Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi dengan Indeks Massa
Tubuh

1. Nama :
2. Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Umur :
4. Alamat :

5. Pekerjaan :
6. Pendidikan terakhir :
7. Berat badan (kg) :
8. Tinggi badan (cm) :
9. Lingkar pinggang (cm) :
10. Sejak kapan mengalami hipertensi (darah tinggi) ?
11. Apakah ada riwayat hipertensi (darah tinggi) di keluarga ?
a. Ya
b. Tidak
12. Jika iya, siapa anggota keluarga yang mengalami hipertensi (darah tinggi)?
13. Apakah anda pernah mengalami kencing manis ?
a. Ya
b. Tidak
14. Jika iya sejak kapan anda mengalami kencing manis ?
15. Apakah anda mengalami kolesterol tinggi ?
a. Ya
b. Tidak
16. Jika iya sejak kapan anda mengalami kolesterol tinggi ?
xiii

(Lanjutan)

17. Apakah anda merokok ?


a. Ya
b. Tidak
18. Sejak kapan anda merokok ?
19. Berapa batang dalam sehari ?
20. Apakah anda sering melakukan olahraga ?
a. Ya
b. Tidak
21. Jika iya, berapa kali seminggu ?
22. Jenis olahraga apa yang dilakukan ?
23. Apakah anda sering mengkonsumsi sayur-buah ?
a. Ya
b. Tidak
24. Berapa porsi dalam sehari ?
25. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang asin ?
a. Ya
b. Tidak
26. Berapa porsi dalam sehari ?
27. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang manis ?
a. Ya
b. Tidak
28. Berapa porsi dalam sehari ?
29. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan yang berlemak ?
a. Ya
b. Tidak
30. Berapa porsi dalam sehari ?
31. Apakah anda sering mengkonsumsi minumam berkafein (misalnya
kopi,teh) ?
a. Ya
b. Tidak
32. Berapa porsi dalam sehari ?
xiv

LAMPIRAN 5
DATA UJI STATISTIK

Jenis Kelamin

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid perempuan 59 46.1 46.1 46.1

laki-laki 69 53.9 53.9 100.0

Total 128 100.0 100.0


xv

(Lanjutan)

Descriptives

Statistic Std. Error

usia Mean 63.37 .856

95% Confidence Interval for Lower Bound 61.67


Mean
Upper Bound 65.06

5% Trimmed Mean 63.26

Median 63.00

Variance 93.793

Std. Deviation 9.685

Minimum 42

Maximum 86

Range 44

Interquartile Range 13

Skewness .182 .214

Kurtosis -.474 .425

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

usia .089 128 .014 .986 128 .192

a. Lilliefors Significance Correction


xvi

(Lanjutan)
Rerata Usia Responden

Descriptives

Statistic Std. Error

tras_age Mean 1.7968 .00593

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.7850


Mean
Upper Bound 1.8085

5% Trimmed Mean 1.7976

Median 1.7993

Variance .004

Std. Deviation .06706

Minimum 1.62

Maximum 1.93

Range .31

Interquartile Range .09

Skewness -.171 .214

Kurtosis -.378 .425


xvii

(Lanjutan)

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
tras_age .061 128 .200 .987 128 .266

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Descriptives

Statistic Std. Error

indeks massa tubuh Mean 24.9061 .31522

95% Confidence Interval for Lower Bound 24.2823


Mean
Upper Bound 25.5299

5% Trimmed Mean 24.7744

Median 24.5600

Variance 12.719

Std. Deviation 3.56636

Minimum 14.57

Maximum 39.56

Range 24.99

Interquartile Range 3.46

Skewness .793 .214

Kurtosis 2.557 .425

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

indeks massa tubuh .098 128 .004 .948 128 .000

a. Lilliefors Significance Correction


xviii

(Lanjutan)

Descriptives

Statistic Std. Error

tras_imt Mean 1.3920 .00542

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.3813


Mean
Upper Bound 1.4027

5% Trimmed Mean 1.3919

Median 1.3902

Variance .004

Std. Deviation .06129

Minimum 1.16

Maximum 1.60

Range .43

Interquartile Range .06

Skewness -.011 .214

Kurtosis 2.031 .425


xix

(Lanjutan)
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

tras_imt .081 128 .036 .967 128 .003

a. Lilliefors Significance Correction

Klasifikasi Indeks Massa Tubuh


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid underweight 4 3.1 3.1 3.1

normal 27 21.1 21.1 24.2

overweight 42 32.8 32.8 57.0

obesitas 55 43.0 43.0 100.0

Total 128 100.0 100.0

Klasifikasi Indeks Massa Tubuh


xx

(Lanjutan)

Hipertensi

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Terkontrol 68 53.1 53.1 53.1

Tidak
60 46.9 46.9 100.0
Terkontrol

Total 128 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

imt * hipertensi 128 100.0% 0 .0% 128 100.0%


xxi

(Lanjutan)

Indeks Massa Tubuh * Hipertensi Crosstabulation

Hipertensi

Terkontrol Tidak Terkontrol Total

imt underweight Count 3 1 4

Expected Count 2.1 1.9 4.0

% within imt 75.0% 25.0% 100.0%

% within hipertensi 4.4% 1.7% 3.1%

% of Total 2.3% .8% 3.1%

normal Count 13 14 27

Expected Count 14.3 12.7 27.0

% within imt 48.1% 51.9% 100.0%

% within hipertensi 19.1% 23.3% 21.1%

% of Total 10.2% 10.9% 21.1%

overweight Count 24 18 42

Expected Count 22.3 19.7 42.0

% within imt 57.1% 42.9% 100.0%

% within hipertensi 35.3% 30.0% 32.8%

% of Total 18.8% 14.1% 32.8%

obesitas Count 28 27 55

Expected Count 29.2 25.8 55.0

% within imt 50.9% 49.1% 100.0%

% within hipertensi 41.2% 45.0% 43.0%

% of Total 21.9% 21.1% 43.0%

Total Count 68 60 128

Expected Count 68.0 60.0 128.0

% within imt 53.1% 46.9% 100.0%

% within hipertensi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 53.1% 46.9% 100.0%


xxii

(Lanjutan)

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 1.418 3 .701

Likelihood Ratio 1.461 3 .691

Linear-by-Linear Association .111 1 .739

N of Valid Cases 128

a. 2 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 1,88.

a
Test Statistics Kolmogorov-Smimov Z

imtsampel

Most Extreme Differences Absolute .038

Positive .038

Negative -.015

Kolmogorov-Smirnov Z .216

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a. Grouping Variable: hipertensi


xxiii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Almira Dwina Ramadhani

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 3 April 1992

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Perumahan Taman Narogong Indah, Jalan Bojong


Megah XI Blok C33 No. 2, Bekasi

Nomor Telepon/HP : 081317645516

Email : almirawina@yahoo.com / winasapi@yahoo.co.id

RIWAYAT PENDIDIKAN

1997 – 1998 : TK An-Nur

1998 – 2004 : SDN Bojong Rawalumbu XII

2004 – 2007 : SMPN 16 Bekasi

2007 – 2010 : SMA Islam Al-Azhar 4 Kemang Pratama

2010 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai