( RPP)
Kelas / Semester : X /2
Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat larutan non elektrolit dan elektrolit serta reaksi
oksidasi – oksidasi.
Pertemuan Ke – 1
A. Tujuan Pembelajaran
Tujuan kognitif
1. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan
oksigen.
2. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari pelepasan dan pengikatan elektron.
3. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan
oksidasi.
Tujuan Afektif
1. Mengajukan pertanyaan
2. Aktif mendengar
3. Mengemukakan pendapat
4. Menjawab pertanyaan
B. Materi Pembelajaran
Konsep reaksi redoks mengalami perkembangan dari konsep pengikatan dan pelepasan unsur
oksigen, pelepasan dan penangkapan elektron, serta konsep peningkatan dan penurunan bilangan
oksidasi.
1. Konsep Oksigen
Proses kebalikan dari reaksi oksidasi atau pembentukan oksida adalah reaksi pelepasan atau
pengurangan oksigen dari suatu oksida. Reaksi ini disebut reaksi reduksi.
3. Konsep Elektron
Tidak semua reaksi kimia melibatkan oksigen. Banyak reaksi kimia yang tidak dapat dijelaskan
apakah termasuk reaksi redoks atau bukan dengan konsep pengikatan dan pelepasan
oksigen.keterebatasan konsep tersebut dapat diperjelas dengan memperluas konsep redoks, yaitu
konsep pelepasan dan penerimaan elektron.
Misalnya, reaksi yang terjadi antara logam tembaga dengan belerang yang dipanaskan
membentuk padatan hitam CuS. Jika dilihat secara elektronik (perilaku elektron-elektronnya), reaksi
ini identik dengan reaksi antara tembaga dengan oksigen membentuk oksida tembaga (CuO) yang
merupakan reaksi oksidasi.
Berdasarkan pelajaran ikatan kimia dijelaskan bahwa unsur logam tembaga dan unsur belerang
nonlogam, jika bereaksi akan membentuk senyawa dengan ikatan ion. Belerang dengan nomor atom
16 memiliki susunan elektron 2, 8, 6. Enam elektron valensi belerang akan menangkap 2 elektron
membentuk ion S2-untuk mencapai konfigurasi elektron oktet.
Pada reaksi Cu dan S, Cu melepaskan 2 elektron terluarnya, seperti reaksi antara Cu dan O. Cu
melepas 2 elektron yang ditangkap oleh O. Kedua reaksi tersebut menangkap elektron baik S
maupun O. Cu selalu melepas elektron sehingga dapat disusun konsep reaksi redoks. Dalam hal ini,
Cu melepas 2 elektron menjadi Cu2+ yang merupakan reaksi oksidasi.
Cu Cu2+ + 2e
O + 2e O2- S + 2e S2-
Konsep ini mampu mencakup reaksi-reaksi redoks yang tidak melibatkan oksigen. Konsep ini
menunjukkan bahwa reaksi oksidasi dapat terjadi secara serentak dengan reaksi reduksi.
Cu Cu2+ + 2e (oksidasi)
S + 2e S2- (reduksi)
Cu + S CuS (redoks)
Cu Cu2+ + 2e (oksidasi)
O + 2e O2- (reduksi)
Cu + O CuO (redoks)
Berdasarkan persamaan reaksi di atas bahwa reaksi antara belerang dan tembaga menjadi
tembaga(II)sulfida. Tembaga mengalami oksidasi bersamaan dengan belerang yang mengalami
reduksi. Zat-zat yang mengalami oksidasi atau melepas elektron dalam reaksi redoks
disebut reduktor, sedangkan zat-zat yang mengalami reduksi atau menangkap elektron dalam reaksi
redoks disebutoksidator. Cu disebut reduktor atau pereduksi karena menyebabkan zat lain, yaitu S
mengalami reduksi. Sebaliknya, S merupakan oksidator karena menyebabkan Cu teroksidasi.
Konsep pelepasan dan penangkapan elektron reaksi redoks memperluas konsep pengikatan dan
pelepasan oksigenuntuk menjelaskan reaksi-reaksi redoks yang tidak melibatkan oksigen. Konsep
tersebut sangat jelas jika diterapkan pada reaksi yang melibatkan pembentukan ion. Pelepasan dan
penangkapan elektron kurang dapat digambarkan dengan jelas pada reaksi-reaksi berikut ini.
Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu unsur adalah bilangan yang menunjukkan kontribusi
atau sumbangan muatan suatu atom unsur pada molekul atau ion yang dibentuknya. Misalnya,
senyawa NaCl terbentuk dari ion Na+ dan ion Cl-. Bilangan oksidasi unsur natrium adalah +1 dan Cl
adalah -1 dalam senyawa NaCl.
Berikut ini merupakan ketentuan untuk mempermudah penentuan bilangan oksidasi unsur
dalam berbagai senyawa yang dibentuknya.
1) Bilangan oksidasi unsur bebas baik berupa atom-atom atau molekul homoatonik adalah 0
(nol).
Contoh
Contoh
3) Jumlah bilangan oksidasi semua atom unsur yang terdapat dalam sebuah senyawa adalah 0
(nol).
Contoh
1. Senyawa CuO
4) Jumlah bilangan oksidasi atom-atom unsur dalam sebuah ion poliatomik sama dengan muatan
ion poliatomik tersebut.
Contoh
1. Pada ion OH-,bilangan oksidasi O ditambah bilangan oksidasi H = -1, maka bilangan oksidasi
O = -2 dan H = +1
5) Bilangan oksidasi unsur-unsur logam alkali (IA) dalam berbagai senyawa yang dibentuknya
adalah +1.
6) Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan alkali tanah (IIA) dalam semua senyawa yang
dibentuknya adalah +2.
7) Bilangan oksidasi atom hidrogen (H) dalam senyawa adalah +1, kecuali senyawa-senyawa
hidrida logam alkali dan alkali tanah.
Contoh
1. Bilangan oksidasi H dalam senyawa H2O, HCl, HF, H2SO4, HNO3 adalah +1
8) Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawanya adalah -2, kecuali dalam senyawa peroksida,
superoksida, dan OF2
Contoh
2. Bilangan oksidasi O dalam senyawa H2O2, BaO2, Na2O2 adalah -1 (senyawa peroksida)
9) Bilangan oksidasi unsur-unsur halogen dalam senyawanya adalah -1, kecuali Cl, Br, I dalam
senyawa-senyawa oksihalogen memiliki bilangan oksidasi +1, +3, +5, +7.
2. Bilangan oksidasi Cl, Br, I dalam semua senyawa yang tidak mengandung oksigen, seperti
HCl, HBr, HI adalah -1.
3. Bilangan oksidasi Cl, Br, I dalam senyawa HClO, HBrO, NaIO adalah +1.
5. Bilangan oksidasi Cl, Br, I dalam senyawa NaClO3, NaBrO3, KIO3 adalah +5.
C. Metode Pembelajaran :
- Ceramah
- Pemberian tugas
a. Kegiatan awal
Guru menciptakan suasana kelas yang Siswa menjawab salam dari guru dan
religius dengan memberi salam pembuka, ikut berdoa. 1 menit
berdoa bersama siswa sebelum melakukan
pelajaran, serta mengecek kehadiran siswa.
b. Kegiatan inti
Ssxx
Guru memberikan pekerjaan rumah kepada Siswa menulis tugas yang diberikan guru untuk
siswa. Untuk memperdalam materi pekerjaan rumah.
1. Penilaian
2. Penilaian Kognitif
Nilai diperoleh dari hasil diskusi dalam memahami materi dan mengerjakan LKS, dan hasil evaluasi
masing-masing siswa setelah pembelajaran.
1. Penilaian Afektif
Nilai didapat dari pengamatan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.
3
dst
30
Keterangan :
1 = Mengajukan pertanyaan
2 = Menjawab pertanyaan
3 = Mengajukan pendapat
5 = Aktif mendengar
- 13-16 = B
- 9-12 =C
- 5-8 =D
- Baik =3
- Cukup =2
- Kurang =1
1. Evaluasi
Pilihan Ganda
6. Apabila klorin dialirkan ke dalam larutan NaOH panas, terjadi reaksi sesuai
dengan persamaan reaksi berikut.
1. 0 menjadi +5
2. 0 menjadi -1
3. 0 menjadi +4
4. 0 menjadi +5 dan -1
5. +3 menjadi -1 dan +5
6. Oksidasi ion Fe2+ oleh Cr2O72- dalam suasana asam terjadi menurut reaksi:
3. 2, 7, 1, 1, dan 2
Zat yang merupakan oksidator dan hasil oksidasi dalam reaksi di atas adalah …
1. Logam magnesium
2. Asam klorida
3. Magnesium klorida
4. Hidrogen
( RPP)
Kelas / Semester : X /2
Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat larutan non elektrolit dan elektrolit serta reaksi
oksidasi – oksidasi.
Pertemuan ke – 2
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Kognitif
Tujuan Afektif
Setelah melakukan proses pembelajaran diharapkan siswa dapat :
3. Bertanggung jawab.
Tujuan Psikomotorik
5. Siswa dapat mengamati perubahan pada logam dan larutan dengan tepat.
1. Materi pembelajaran
3. Metode pembelajaran :
1. Praktikum
2. Diskusi
- Pretest
- Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan kepada siswa berdasarkan materi yang sudah
diberikan.
1. Penilaian
1. Penilaian kognitif
Nilai diperoleh dari pretest, hasil diskusi tentang hasil percobaan, dan laporan praktikum.
1. Penilaian afektif
Nilai didapat dari pengamatan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.
No Nama Siswa 1 2 3 4
dst
30
Keterangan :
3 = Bertanggung jawab.
- 13-16 = B
- 9-12 =C
- 5-8 =D
- Baik =3
- Cukup =2
- Kurang =1
1. Penilaian psikomotorik
Aspek
Nama
Siswa
N
o
ds
t
( RPP)
Kelas / Semester : X /2
Standar Kompetensi : Memahami sifat – sifat larutan non elektrolit dan elektrolit serta reaksi
oksidasi – oksidasi.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan
penerapannya.
Pertemuan ke – 3
1. Tujuan pembelajaran
Tujuan Kognitif
Tujuan Afektif
1. Materi pembelajaran
Penerapan konsep larutan elektrolit dan konsep reaksi redoks yang sering digunakan dalam industri
maupun kehidupan sehari-hari, yaitu aki (akumulator) dan baterai.
1. Aki
Aki adalah jenis baterai yang sering digunakan untuk kendaraan, seperti motor dan mobil. Aki
bersifat praktis karena menghasilkan listrik yang cukup besar dan dapat diisi kembali. Sel aki terdiri
dari anode timbal (Pb) dan katode timbal oksida (PbO2), yaitu zat padat yang dicelupkan dalam
larutan elektrolit asam sulfat (H2SO4).
Apakah reaksi yang terjadi pada aki merupakan reaksi redoks? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, perhatikan reaksi penggunaan aki berikut ini.
Reaksi oksidasi
Reaksi reduksi
Aki 12 V terdiri atas 6 sel yang dihubungkan seri. Jika arus listrik aki digunakan (reaksi
penggunaan aki) maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Anode dan katode berubah menjadi zat yang sama, yaitu PbSO4. Jika permukaan kedua
elektrode ditutupi endapan PbSO4, berarti tidak ada selisih potensial. Pada kondisi tersebut
aki perlu diisi kembali.
2. Selama reaksi penggunaan aki berlangsung, H2SO4 yang diikat menghasilkan air sehingga
konsentrasi asam sulfat dan massa jenis larutan berkurang.
Pada pengisian aki, elektrode Pb dihubungkan sebgab kutub negatif sehingga PbSO4 yang terdapat
pada elektrode Pb direduksi. PbSO4 yang terdapat pada elektrode PbO2 mengalami oksidasi
membentuk PbO2.
biloks +2 0 +4
reaksi reduksi
reaksi oksidasi
Bagaimana jika PbSO4 (aq) berperan sebagai oksidator dan reduktor sekaligus, seperti reaksi di
atas? Reaksi tersebut dinamakan reaksi autoredoks atau disproporsionasi.
1. Baterai
Baterai ditemukan oleh Leclanche pada tahun 1866. Baterai terdiri atas suatu silindes seng yang
berisi pasta dari campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH4Cl), karbon (C), dan sedikit air. Seng (Zn)
yang digunakan sebagai bahan silinder berfungsi sebagai anode, sedangkan katodenya
menggunakanel ektrode inert, yaitu grafit (C). Grafit (C) dicelupkan pada bagian tengah pasta. Pasta
berfungsi sebagai oksidator.
0 +4 +2 +3
Reaksi oksidasi
Reaksi reduksi
1. Metode pembelajaran :
- Ceramah
- Pemberian tugas
1. Kegiatan awal
ssxx
c. Kegiatan akhir
1. Penilaian
1. Penilaian kognitif
Nilai diperoleh dari mengerjakan LKS, dan hasil evaluasi masing-masing siswa setelah
pembelajaran.
1. Penilaian afektif
Nilai didapat dari pengamatan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.
No Nama Siswa 1 2 3
dst
30
Keterangan :
1 = Mengajukan pertanyaan
- 13-16 = B
- 9-12 =C
- 5-8 =D
- Baik =3
- Cukup =2
- Kurang =1
1. Evaluasi
1. Zn
2. NH4+
3. Mn2O3
4. MnO2
5. NH3
Lampiran
Tujuan
Bahan :
4. Paku besi
5. Lempeng Zn
6. Kawat Cu
Petunjuk Kerja
1. Siapkan 10mL larutan CuSO4, AgNO3, HCl. Masukkan larutan masing-masing ke dalam tabung
reaksi.
5. Amati yang terjadi pada logam dan larutan di atas. Catat hasilnya pada tabel pengamatan di
bawah ini.
Tabel Hasil Pengamatan
Pertanyaan (diskusikan)
2. Berdasarkan konsep redoks (pelepasan dan penangkapan elektron), apakah ketiga reaksi
tersebut termasuk reaksi redoks ?
3. Manakah yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor dalam ketiga reaksi tersebut ?
Share this: