Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak keterangan yang mengandung isyarat bahwa siapa yang
berusaha untuk jujur dalam perkataan maka akan menjadi karakternya dan
barangsiapa sengaja berdusta dan berusaha untuk dusta maka dusta
menjadi karakterya. Dengan latihan dan upaya untuk memperoleh, akan
berlanjut sifat-sifat baik dan buruk.
Banyak hadits yang menunjukkan agungnya perkara kejujuran
dimana ujung-ujungnya akan membawa orang yang jujur ke jannah serta
menunjukan akan besarnya keburukan dusta dimana ujung-ujungnya
membawa orang yang dusta ke neraka.salah satu ciri orang yang jujur
adalah senantiasa berbuat kebajikan. Diantara kemanisan yang akan
didapat oleh seseorang yang jujur adalah akan mendapat pertolongan
Allah.
Lantas seperti apakah pentingnya kejujuran yang menjadi salah
satu tingkah laku terpuji? Berikut penjelasan mengenai kejujuran sebagai
tingkah laku terpuji yang berdasar pada hadits Rasulullah saw.

1.2 Tujuan Pembahasan


Tujuan pembelajaran makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pentingnya kejujuran
2. Untuk mengetahui bahwasanya kejujuran membawa kebajikan
3. Untuk menyadari bahwa orang yang jujuran mendapat pertolongan ALLAH

1.3 Rumusan Masalah


1. Pentingnya kejujuran
2. Kejujuran membawa kebajikan
3. Orang yang jujuran mendapat pertolongan ALLAH

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tingkah Laku Terpuji
Tingkah laku terpuji ialah sikap atau perilaku baik dari segi ucapan
ataupun perbuatan yang sesuai dangan tuntunan ajaran islam dan norma-
norma aturan yang berlaku. yang baik. Akhlak terpuji yang ditujukan
kepada Allah SWT berupa ibadah, dan kepada Rasulullah SAW dengan
mengikuti ajaran-ajarannya, serta kepada sesama manusia dengan selalu
bersikap baik kepada sesama. Tingkah laku terpuji adalah akhlak yang
meningkatkan derajat seseorang di sisi Allah SWT dan juga dalam
pandangan manusia. Memiliki akhlak yang baik atau akhlak mulia bagi
setiap manusia adalah suatu hal yang sangat penting. Karena dimanapun
kita berada, apapun pekerjaan kita, akan disenangi oleh siapa pun. Artinya,
akhlak menentukan baik buruknya seseorang di hadapan sesama, karena
Rasulullah SAW pun diutus kedunia ini untuk menyempurnakan akhlak
manusia.

B. PENTINGNYA KEJUJURAN

Seorang muslim adalah orang yang jujur. Dia mencintai kejujuran,


menemukannya lahir batin didalam ucapan dan perbuatan, karena
kejujuran menunjukkan kebaikan, dan kebaikan dan menunjukkan kepada
surga. Adapun kebalikan dari jujur adalah dusta. Sifat ini menunjukkan
kepada kejahatan, dan kejahatan menunjukkan kepada neraka.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

‫الصدْقَ ِب ٌّر َو ِإ هن ْال ِب هر َي ْهدِى ِإلَى ْال َجنه ِة َوإِ هن‬


ِ ‫َّللاِ صلى هللا عليه وسلم إِ هن‬ ‫سو ُل ه‬ ُ ‫َّللاِ ب ِْن َم ْسعُو ٍد قَا َل قَا َل َر‬
‫َع ْن َع ْب ِد ه‬
ْ
َ‫ار َوإِ هن العَ ْبد‬ ِ ‫ور يَ ْه ِدى إِلَى النه‬ ْ ٌ ‫ِب فُ ُج‬
َ ‫ور َوإِ هن الفُ ُج‬ ْ
َ ‫صدِيقًا َوإِ هن ال َكذ‬ ‫َب ِع ْندَ ه‬
ِ ِ‫َّللا‬ َ ‫الصدْقَ َحتهى يُ ْكت‬ ِ ‫ْالعَ ْبدَ لَيَت َ َح هرى‬
)‫َب َكذهابًا (متفق عليه‬ َ ‫لَ َيت َ َح هرى ْال َكذ‬
َ ‫ِب َحتهى يُ ْكت‬

Artinya:
Dari Ibnu Mas’ud ra. Berkata, Rasulullah saw. Bersabda: “sesungguhnya
shidq (kejujuran) itu membawa kepada kebaikan, Dan kebaikan itu
membawa ke surga. Seseorang akan selalu bertindak jujur sehingga ia

2
ditulis di sisi Allah swt sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta
itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu membawa ke neraka.
Seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah swt sebagai
pendusta”. (Muttafaqun ‘Alaih).

َ‫الصدْق‬ِ ‫ق فَإ ِ هن‬ ِ ِ‫ َعلَ ْي ُك ْم ب‬: ‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫عن عبد هللا بن مسعود رضي هللا عنه قال‬
ِ ْ‫الصد‬
ً ‫ص ِديْقا‬ َ ‫ى يُ ْكت‬
ِ ِ‫َب ِع ْندَ هللا‬ ‫الصدْقَ َحت ه‬ ِ ‫صد ُُق َو َيت َ َح هرى‬ ‫لى ال َجنه ِة َو َما َيزَ ا ُل ه‬
ْ ‫الر ُج ُل َي‬ َ ‫ي ِإ‬ ‫لى ال ِب ِر َوإِ هن ه‬
ْ ‫البر َي ْه ِد‬ َ ‫َي ْهدِي ِإ‬
ْ
‫الر ُج ُل يَكذِبُ َويتَ َح هرى‬ ‫ار َو َما يَزَ ا ُل ه‬ ‫ه‬ ُ ُ
َ ِ‫لى الف ُج ْو ِر َوإِ هن الف ُج ْو َر يَ ْهدِي إ‬
ِ ‫لى الن‬ َ ِ‫ِب َي ِهدِى إ‬ َ
َ ‫ِب فإِ هن ال َكذ‬َ ‫َوإِيها ُك ْم َوال َكذ‬
. ‫َب ِع ْندَ هللاِ كذابا ً رواه مسلم‬ َ ‫ِب َحتهى يُ ْكت‬َ ‫ال َكذ‬

Artinya;
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur
karena sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan
itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha
untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan
jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan
kepada keburukan dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka.
Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta sehingga
ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta” (HR Muslim) Shohih
Muslim hadits no : 6586
Seorang muslim tidak hanya melihat kejujuran sebagai akhlak
mulia saja, melainkan memandangnya lebih dari pada itu. Seorang muslim
memandang kejujuran sebagai penyempurna iman dan keislamannya.
Allah SWT. menyuruh berbuat jujur dan memuji mereka yang jujur.
Begitu juga Rasulullah SAW. menyuruh yang sama,menganjurkannya, dan
mengajak untuk berbuat jujur.
Allah SWTS berfirman dalam surah At-Taubah:119
‫ياايهاالذين آمنوااتقوهللا وكونوامع اصادقين‬
Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah


kalian beserta orang-orang yang jujur. (At-Taubah:119)

‫صههههههلهى هللاُ َعلَ ْيهههههه ِه‬ ُ ‫ قَهههههها َل َر‬:َ‫هههههي هللاُ َع ْنهههههههُ قَههههههال‬
َ ِ‫سههههههو ُل هللا‬ َ ‫ضه‬ ِ ‫هههههن أ َ ِبههههههي أ ُ َما َمههههههةَ ال َبهههههها ِلي ِ َر‬
ْ ‫َعه‬
ً ‫إن َكههههههانَ ُم ِحقهههههها‬
ْ ‫هههههرا َ َو‬
َ ‫المه‬
ِ َ ‫هههههر‬ ْ ‫ «أَنَهههههها زَ ِعههههههي ٌم ب َب ْيهههههه ٍ ِفههههههي َر ْبهههههه ِ ال َجنههههههه ِة ِل َمه‬:‫سههههههله َم‬
َ ‫هههههن تَه‬ َ ‫َو‬

3
‫ازحهههها ً َوبِبَ ْيهههه ٍ فههههي أعلَههههى ال َجنههههه ِة‬ ْ ‫ِب َو‬
ِ ‫إن َكههههانَ َم‬ َ ‫هههر َ ال َكههههذ‬ ْ ‫سهههه ِ ال َجنههههه ِة ِل َمه‬
َ ‫هههن تَه‬ َ ‫َوبِبَ ْيهههه ٍ فههههي َو‬
‫ص ِحيْح‬ َ ‫﴿ر َواهُ أَبُو دَ ُاود بِإ ِ ْسنَا ٍد‬
َ .»ُ‫ِل َم ْن َحسُنَ ُخلُقُه‬

Terjemah Hadis:
"Abu Umamah Al-Bakhili ra. berkata bahwa Rasulullah SAW.
bersabda, "Saya dapat menjamin suatu rumah di kebun surga untuk
orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar .Dan
menjamin suatu rumah di pertengahan surga bagi orang yang tidak
berdusta meskipun bergurau. Dan menjamin satu rumah di bagian
tertinggi dari surga bagi orang yang baik budi pekerlinya. "
(H.R. Abu Dawud dengan sanad yang sahih)
Hadis diatas menjelaskan tiga perilaku penting kepada kaum
muslimin yang mendapatkan jaminan surga dari Rasulullah.
1. Meninggalkan perdebatan meskipun ia benar
Berdebat atau berbantah-bantah adalah suatu pernyataan
dengan maksud untuk menjadikan orang lain memahami suatu
pendapat atau mengurangi kewibawaan lawan debat dengan cara
mencela ucapannya sekalipun orang yang mendebatnya itu tidak tahu
persis permasalahan karena kebodohannya. Dan yang lebih ditonjolkan
dalam berdebat adalah keegoanya sendiri sehingga ia berusaha
mengalahkan lawan debatnya dengan berbagai cara.
Sebenarnya, tidak semua orang bentuk perdebatan dilarang
dalam Islam apalagi kalau berdebat dalam mempertahankan aqidah.
Hanya saja, perdebatan seringkali membuat orang lupa diri, terutama
kalau perdebatannya dilandasi oleh keegoan masing-masing, bukan
didasarkan pada keinginan untuk mencari kebenaran.
Pada saat berdebat tidak sedikit orang yang memiliki ego
sangat tinggi dan tidak mau dikalahkan oleh orang lain atau pun
mengalah walaupun dalam hatinya ia merasa kalah. Tipe orang seperti
itu biasanya selalu berusaha untuk mempertahankan idenya dengan
cara apapun. Bahkan tidak sedikit kasus yang diawali dari perdebatan

4
berakhir dengan perkelahian dan pertumpahan darah. Padahal,
terkadang mereka adalah sama-sama berada didalam persaudaraan
islam. Rasulullah SAW. bersabda :
)‫ماضل قوم بعدان دا م هللا إالأوتواالجدل (رواه لترمذى عن أبى امامه‬
Artinya:
“ Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapat petunjuk Allah,
kecuali kaum yang suka mendatangkan perdebatan “
Adapun dalam menghadapi orang yang selalu ingin menang
dalam setiap perdebatan, Nabi menganjurkan umatnya untuk
meninggalkannya, dan membiarkannya beranggapan bahwa dia
menang dalam perdebatan tersebut. Dengan berperilaku seperti itu,
bukan berarti kalah dalam perdebatantersebut, melainkan menang
disisi Allah dan mendapat pahala yang besar, sebagaimana Nabi
menyatakn bahwa dijamin surga baginya.
2. Orang yag tidak berdusta meskipun begurau
Berdusta adalah menyatakan sesutau yang tidak sesuai dengan
kenyataan sebenarnya. Dusta sangat dilarang dilarang dalam islam.
Karena selain erugikan orang lain, juga merugikan dirinya sendiri.
Dusta adalah salah satu sikap tercela yang menunjukkan sifat orang
yag tidak beriman kepada Allah. Dengan tegas Allah menjelaskan hal
ini didalam surah an-Nahl ayat 105:
ۖ َ‫ت ْالكَا ِذبُونَ ُه ُم َوأُو َٰلَئِك‬ ‫ِب ه‬
ِ ‫َّللاِ بِآيَا‬ َ ‫ي يَ ْفت َِر إنما يُؤْ ِمنُونَ َال الهذِينَ ْال َكذ‬
Artinya:
“ Sesungguhnya yang mengada-ngadakan kebohongan, hanyalah
orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan
mereka itulah orang-orang pendusta.
Dalam bercanda, seseorang biasanya suka melebih-lebihkan
candaannya untuk mengundang tawa orang yang diajak bercanda.
Hal ini membuatnya merasa puas. Maka dibuatlah gurauan dengan
berbagai cara walaupun harus berbohong. Hal seperti itu, tidaklah
dibenarkan dalam islam karena apapu alasannya berbohong

5
merupakan perbuatan yang dilarang. Orang yang beriman adalah
orang yang tidak suka berdusta kendatipun hanya didalam canda.
Ia selalu berkata benar dan jujur didalam perbuatan dan perkataan.
Rasulullah SAW bersabda :
‫ يقول<<ويل للذى‬:‫عن بهزبن حكيم قال حدثنى أبى عن أبيه قال سمع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫يحدث فيكذب ليضحك به القوم ويل له ويل له‬
Terjemahan Hadis
“ Dari bahaz bin hakim dari kakeknya bahwa rasulullah SAW
bersabda, “ Celakalah bagi orang-orang yang bercerita, tetapi ia
berdusta untuk membuat orang-orang tertawa dengan ceritanya
tersebut. Celakalah ia dan celakalah ia.
3. Orang yang berbudi pekerti yang baik
Diketahui bahwa salah satu misi terpenting Rasulullah SAW.
diutus adalah untuk memperbaiki akhlak manusia sebagaimana
sabdanya:
‫ٳنما بعث ألتمم مكارم األخالق‬
Artinya:
“Sesungguhnya aku diutus adalah untuk memperbaiki akhlak
manusia “ (al-Baihaqi)
Memperbaiki akhlak tersebut mencakup segala lingkupnya.
Diantaranya akhlak terhadap Allah dengan cara mengesakan dan
beribadah hanya kepada-Nya. Akhlak terhadap malaikta dengan
cara memperbaiki haknya sebagai seorang manusia, atau orang tua,
atau saudara, atau tetangga, dan lainnya.
Suri tauladan praktis bagi manusia adalah Rasulullah SAW.
Aisyah pernah ditanya tentang budi pekerti Rasul SAW., lalu ia
menjawab bahwa akhlak rasulullah adalah Al-qur’an. Allah
menyatakan bahwa nabi Muhammad memiliki akhlak yang agung,
sebagaimana yang ditemukan didalam surah al-Qalam ayat 4:
ٍ ُ‫َع ِظيمٍ ُخل‬
َ‫ق لَعَلَ َٰى َوإِنهك‬
Artinya:
“ Dan sesungguhnya kamu [Muhammad] benar-benar berbudi
pekerti yang agung “

6
Ulama mendefinisikan akhlak sebagai suatu sikap yang muncul
dari diri manusia tanpa melalui proses pemikiran. Dengan kata lain, akhlak
bukanlah muncul dari dari diri manusia berdasarkan rekayasa intelektual,
namun muncul begitu saja karena telah menjadi tabiat, sifat, dan karakter
seseorang. Oleh sebab itu, berapa banyak pun ilmu agama dan ilmu akhlak
seseorang tetapi jika tidak dipraktekkan secara maksimal dan
berkepanjangan maka hal itu tidak pernah bias menyatu dengan dirinya
dan terekpresi sebagai akhlak.
Sifat orang yang berakhlak mulia, diantaranya adalah bermuka
manis, berusaha untuk membantu orang lain dalam perkara yang baik,
serta menjaga diri dari perbuatan jahat orang yang memiliki sifat seperti
itu, selain dijanjikan surge sebagaimana dinyatakan dalam hadist diatas,
juga dianggap sebagai orang yang paling baik diantara sesama manusia
lain. Rasulullah SAW. bersabda:
‫فاحشا‬٠ ‫م‬٠‫ لم يكن رسول َّللا ص‬:‫وعن عبدَّللا بن عمروبن لعاص رضي َّللا عنهما قال‬
)‫ ٳن من خياركم أحسنكم أخالقا (متفقعليه‬: ‫والمتفحشا وكان يقول‬
Artinya:
“Abdullah bin Amru Al-Ashr r.a berkata, “Rasulullah SAW.
bukan seorang yang memiliki perilaku dan perkataan yang keji.
Nabi SAW. bersabda, “Sebaik-baik kamu ialah yang terbaik akhlak
(budi pekertinya).”
C. KEJUJURAN MEMBAWA KEBAJIKAN
ِ ‫ « ِإ هن‬:َ‫س هل َم َقال‬
‫الصدْقَ َي ْهدِي ِإلَى ال ِب ِر‬ َ ‫صلهى هللاُ َع َل ْي ِه َو‬
َ ِ ‫ي هللاُ َع ْنهُ َع ِن النه ِبي‬ ُ ‫َحد‬
ِ ‫ِيث َع ْب ِد هللا ب ِْن َم ْسعُو ٍد َر‬
َ ‫ض‬
َ ‫ور َوإِ هن الفُ ُج‬
‫ور‬ ِ ‫ِب يَ ْهدِي إِلَى الفُ ُج‬
َ ‫ َوإِ هن ال َكذ‬.‫صدِيقًا‬ ِ َ‫صد ُُق َحتهى يَ ُكون‬ ْ َ‫الر ُج َل لَي‬
‫َوإِ هن البِ هر يَ ْهدِي إِلَى ال َجنه ِة وإِ هن ه‬
ِ ‫ ﴿أَ ْخ َر َجهُ البُخ‬.»‫ب ِع ْندَ هللا َكذهابًا‬
﴾‫َاري‬ َ َ ‫الر ُج َل لَيَ ْكذِبُ َحتهى يُ ْكت‬ ِ ‫يَ ْهدِي إِلَى النه‬
‫ار َوإِ هن ه‬
Terjemahan Hadis
Ĥadīś riwayat ‘Abdullah ibn Mas’ud rađiyaLlāhu ‘anhu
tentang Nabi şallaLlāhu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan
kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika
seseorang yang senantiasa berlaku jujur, ia akan dicatat sebagai

7
orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan
mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu
akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang
selalu berdusta, ia akan dicatat sebagai seorang pendusta.” (Şaĥīĥ
al-Bukhāriy ĥadīś no. 5629)
Ada 6 jaminan untuk masuk surga. Yaitu, jujurlah bila berbicara,
tepatilah bila berjanji, sampaikanlah bila diberi amanat, peliharalah
kemaluan kalian, merundukkan pandangan mata kepada hal-hal yang
haram dilihat, dan cegahlah kedua tangan dari hal-hal yang diharamkan
Allah. Barang siapa yang memlihara hal-hal tersebut, niscaya dijamin akan
masuk surga sebagaimana sabda rasulullah SAW:
٬‫ وأدوإذاا ٔتمنتم‬٬‫وأوفواإذاوعدتم‬٬‫اصدقواإذاحدثتم‬٬‫اضمنوالي ستامن انفسكم أضمن لكم الجنۃ‬
) ‫(رواه البيهقى عن عبادۃبن اصام‬٠‫واحفظوافروجكموغضواأبصاركموكفواأيديكم‬

Terjemahan Hadis
Jaminan untukku enam perkara dari diri kalian, niscaya
kujamin surga untuk kalian, yaitu: apabila kalian berbicara
jujurlah, apabila berjanji tepatilah, apabila diberi amanat
sampaikanlah amanat itu, pelliharalah kemaluan kalian,
tundukkanlah pandangan mata kalian, dan cegahlah kedua tangan
kalian. (Riwayat Baihaqi melalui Ubadah Ibnush Shaamit) .
Salah satu buah kejujuran yang yang dirasakan oleh orang-orang
yang melakukannya adalah selamat dari kebencian. Diriwayatkan bahwa
seseorang yang melarikan diri mencari perlindungan kepada salah seorang
yang saleh, seraya berkata: “Selamatkan aku dari orang yang mencarikku”.
Orang saleh itu menjawab: “Tidurlah disini!”. Kemudian orang itu ditutup
dengan daun palem. Ketika orang-orang yang mencarinya datang
menanyakannya, orang saleh itu menjawab kepada mereka: “ Itu, dibawah
daun palem”. Mereka mengira bahwa orang saleh itu main-main, maka
merekapun meninggalkannya. Dengan begitu orang yang melarikan diri itu
selamat berkat kejujuran orang saleh tersebut.

8
Dalam Al-Qur’an dinyatakn bahwa orang yang selalu jujur dan
selalu menyampaikan kebenaran dinyatakan sebagai orang yang bertakwa:
َٰ
‫ق َجا َ َوالهذِي‬
ِ ْ‫الصد‬ َ ‫ْال ُمتهقُونَ ُ ُم أُولَئِكَ ۙ بِ ِه َو‬
ِ ِ‫صدهقَ ب‬
Artinya:
“orang-orang yang datang menyampaikan kebenaran dan
melakukannya (kebenaran itu), merekalah orang-orang yang
taqwa.” (Q.S. Az-Zumar:33)
Hal itu sangat pantas diterima oleh mereka yang jujur dan
dipastikan tidak akan berkhianat kepada siapa saja, baik kepada Allah
SWT., sesama manusia, maupun dirinya sendiri. Orang yang jujur akan
melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya,
serta mengikuti segala sunnah rasulullah SAW., karena hal itu merupakan
janjinya kepada Allah ketika mengucapkan dua kalimat syahadat.
Kejujuran akan selalu mengantarkan seseorang kepada kebaikan sementara
dusta senantiasa membawa keburukan.
Dengan kata lain, orang jujur akan menjadi orang yang paling taat
kepada Allah SWT. Dalam sebuah riwayat disebutkan tentang seorang
badui yang meminta nasehat kepada Rasullulah SAW. beliau hanya
berkata “jangan bohong”. Perkataan Rasulullah terus mengiang-ngiang
ditelinga sang badui sehingga setiap kali dia akan melakukan suatu
perbuatan tercela, dia berpikir bahwa Rasulullah pasti akan
menanyakannya dan dia harus jujur. Dia pun tidak jadi melakukan
perbuatan terlarang tersebut.
Jika seorang berusaha untuk berkata benar, manfaatnya bukan
hanya bagi dirinya tetapi juga bagi orang lain. Begitupun sebaliknya, jika
seseorang berkata dusta, perbuatannya itu selain merugikan dirinya, juga
merugikan orang lain karena tidak aka nada lagi orang yang
mempercayainya. Padahal kepercayaan meripakan salah satu modal utama
dalam menempuh kehidupah didunia. Tanpa ada kepercayaan seseorang
sulit menemukan kesuksesan, bahkan tidak mustahil hidupnya akan cepat

9
hancurat. Hal itu telah digariskan dalam Al-Qur’an dalam surah az-Zariyat
ayat 10-11:
(١١)‫صونَ قُتِ َل‬ ۡ
ُ ‫)ٱلخ هَرٲ‬١٠( َ‫س ٍ۬ ٍة َرغ َۡم ِفى ُۡمٱلهذِين‬
َ َ‫ا ُون‬
Artinya:
“Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-
orang yang terbenam dalam kebodohan lagi lalai.”

D. ORANG YANG JUJUR MENDAPAT PERTOLONGAN ALLAH

‫اس ي ُِريد ُ أَدَا َ َا أَدهى‬


ِ ‫ « َم ْن أَ َخذَ أَ ْم َوا َل النه‬:َ‫س هل َم قَال‬ ‫صلهى ه‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫َّللاُ َع ْنهُ َع ِن النه ِبي‬‫ي ه‬ َ ‫ض‬ِ ‫َع ْن أَ ِبي َُري َْرۃ َ َر‬
﴾‫َاري َوا ْبنُ َما َجه َو َغي ُْر ُ َما‬ ِ ‫﴿ر َواهُ البُخ‬ ‫َّللاُ َع ْنهُ َو َم ْن أ َ َخذَ ي ُِريد ُ إِتْ َالفَ َها أَتْلَفَهُ ه‬
َ .»ُ‫َّللا‬ ‫ه‬

Terjemahan Hadist
Dari Abū Hurairah rađiyaLlāhu ‘anhu dari Nabi şallaLlāhu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Siapa yang mengambil harta manusia
(berhutang) disertai maksud akan membayarnya maka Allah akan
membayarkannya untuknya, sebaliknya siapa yang mengambilnya
dengan maksud merusaknya (merugikannya) maka Allah akan
merusak orang itu”. (Şaĥīĥ al-Bukhāriy ĥadīś no. 2212)
Dalam kejidupan masyarakat, ada sebagian orang yang suka
meminjam uang atau barang kepada orang lain untuk digunakan sebagai
penunjang usahanya. Hal itu dibolehkan dalam Islam dan Allah SWT akan
menolong mereka kalau mereka berniat untuk menggunakannya sebagai
penunjang usahanya dan berniat untuk mengembalikannnya kepada
pemiliknya.
Peminjan tidak berniat menipu pemilik modal dengan
menggunakan uang yang dipinjamnya untuk berpoya-poya sehingga uang
tersebut habis begitu saja dan ia sendiri tiak memiliki uang untuk
menggantinya. Hal itu merugikan pemilik modal karena akan
menggantikan usahanya, yang sangat penting untuk membiayai
keluarganya.

10
Oleh karena itu, setiap peminjam modal hendaknya ingat bahwa
harta tersebut adalah amanat yang dipercayakan oleh pemilik kepadanya.
Dalam islam umat nya selalu diingatkan untuk menjaga amanat yang
dipercayakan kepadanya dan mengembalikan amanat tersebut kepada
pemiliknya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat
58:
‫ت ت ُ َؤدُّوا أ َ ْن يَأ ْ ُم ُر ُك ْم ه‬
‫َّللاَ إِ هن‬ ِ ‫بِ ْالعَدْ ِلتَحْ ُك ُموا أ َ ْن النه‬
ِ ‫اس بَيْنَ َحك َْمت ُ ْم َوإِذَا أ َ ْ ِل َها إِلَى أل َمانَا‬
ُ ‫َّللاَ إِ هن بِ ِه يَ ِع‬
‫ظ ُك ْم نِ ِع هما ه‬
‫َّللاَ إِ هن‬ ‫س ِميعًا َكانَ ه‬
َ ‫ير‬
ً ‫ص‬ِ َ‫ب‬
Artinya :
“ Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu semua agar
memenuhi amanat kepada yang berhak menerimanya “.
Begitu pula seorang peminjam modal, ia harus berusaha sekuat
tenaga untuk menjaga kepercayaan yang diraihnya tersebut dengan cara
mengembalikan modal yang dipinjam nya pada waktu yang telah
disepakati. Jika ia berbuat demikian, pemilik modal akan semakin
mempercayai nya. Ini berarti, jika ia memerlukan modal lagi, ia tidak akan
mengalami kesulitan.
Selain akan mendapat predikat Shiddiq sebagaimana dijelaskan
dalam pembahasan terlebih dahulu, ia juga akan dimudahkan Allah SWT
dalam setiap usahanya, terutama dalam usahanya untuk mengembalikan
modal yang diamanatkan padanya. Allah SWT berfirman :
‫يسرا‬
ً ‫من أمره‬٬ ‫ومن يتق َّللا يجعل له‬
Artinya :
“ Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah SWT niscaya
Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya “.
Di dalam ayat lain ada surat yang sama ayat 2 disebutkan :
‫ومن يتق َّللا يجعل له مخر ًجا‬
Artinya :
“ Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah SWT niscaya dya
akan mengadakan kepadanya jalan keluar “.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bersikap jujur dalam segala hal akan mendapatkan pertolongan
Allah SWT. Sebaliknya, bersifat khianat akan mendapat keburukan di
dunia maupun di akhirat. Kejujuran akan mendapat kebajikan dan orang
yang jujur akan selalu mendapat pertolongan Allah.
Tiga perilaku penting yang mendapatkan jaminan surga dari
rasulullah bagi mereka yang memilikinya. Tentu saja, ke tiga perilaku ini
harus di iringi berbagai kewajiban lainnya yang telah ditentukan islam.
Ketiga perilaku tersebut adalah:
1. Orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar
2. Orang yang tidak berdusta meskipun bergurau.
3. Orang yang baik budi pekertinya

B. Saran
Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap
mudah mudahan setelah kita mempelajari pelajaran mengenai akhak
terpuji ini, agar bisa kita jadikan sebagai rujukan dalam melakukan
pergaulan dalam kehidupan baik berhubungan dengan Allah atau bergaul
antar sesama manusia, kemudian juga kami selaku pemakalah berharap
kepada pembaca makalah ini, agar jangan mengambil rujukan hanya
terfokus kepada materi yang telah kami sajikan dalam makalah ini saja,
akan tetapi mari kita sama – sama aktif dalam mencari buku – buku dan
sumber lainnya yang membahas masalah akhlak terpuji ini secara
mendalam, sehingga lebih memantapkan pengetahuan kita mengenai
pembahasan akhlak terpuji tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ritonga,Abdul Hamid. 2010. 16 Tema Pokok Hadis Seputar Islam dan tata
Kehidupan. Bandung:Citapustaka Media
Aziz, Abdul. Masyhuri. .1980. Mutiara Qur’an dan Hadits. Surabaya: Al-ikhlas
Al-Hasyimi.Sayyid Ahmad.1993. Syarah Mukhtaarul Ahaadiits. Bandung: Sinar
Baru Algensindo

13

Anda mungkin juga menyukai