Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi adalah seseorang pembawa islam, tidak hanya itu beliau adalah juru
dakwah yang membawakan risalah agama baru bagi manusia. Kehidupan
beliau merupakan uswah hasanh bgi umatnya. Hal itu berlaku dalam aktivitas
dakwah. Dari sana kita dapat mengetahui semangat yang mendorong umat
untuk meniru nabinya , disamping mengetahui cara-cara mereka berdakwah.
Karena semangat dakwah sangat menentukan sejarah islam, maka dakwah itu
sendiri sangat terus berkelanjutan sejak turunnya risalah.
Meskipun Rasulullah berpern sebagai panglima perang atau negarawan.
Titik pusat perhatian tetap tertuju pada aspek kehidupan beliau sebagai juru
dakwah. Perjuangan nabi adalah perjuangan dalam berdakwah.
Setelah mengalami pertempuran jiwa yang cukup lama, akhirnya nabi
sampi kepada puncak keyakinan tentang misi kerasulannya. Dakwah beliau
yang pertama ditujukan pada anggota keluarga. Diantara inti ajaran sederhana
yang beliau sampaikan kepada mereka adalah penghapusan kepercayaan
terhadap berhala., keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan kewajiban
beribadah hanya kepada Tuhan Maha Pencipta. Para sejarawan sepakat bahwa
perjuangan dakwah nabi Muhammad SAW dikelompokkan kedalam dua
periode yaitu periode Madinah dan Makkah. Dalam makalah ini kami akan
menguraikan pembahasan mengenai dakwah nabi periode Makkah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah nabi Muhammad saw dan apa tujuan pengutusannya ?
2. Bagaimana kondisi masyarakat Arab saat nabi diutus ?
3. Bagaimana metode dakwah nabi di Makkah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah Nabi Muhammad saw dan tujuan beliau diutus.
2. Untuk mengetahui kondisi masyarakat Arab saat nabi diutus.
3. Untuk mengetahui metode dakwah nabi di Makkah.

1
BAB II
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MAKKAH

A. Nabi Muhammad saw dan Tujuan Pengutusannya

Nabi Muhammad Saw. dilahirkan dari keluarga terhormat bani Hasyim,


pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Ayahnya bernama Abdullah dan
ibunya bernama Aminah. Beliau adalah seorang Rasul yang terakhir. Ketika
dalam kandungan ibunya, ayahnya meninggal dunia. Ketika beliau berusia
enam tahun ibunya pun meninggal dunia sehingga beliau menjadi yatim piatu.
Beliau diasuh kakeknya bernama Abdul Muthalib. Namun setelah dua tahun
kakeknya meninggal. Akhirnya Muhammad kecil diasuh pamannya, Abu
Thalib. Abu Thalib adalah seorang pedagang yang menjualkan dagangan
seorang saudagar kaya bernama Khadijah. Nabi mengikuti pamannya
berdagang. Ketika hendak berdagang ke Syam di perjalanan bertemu dengan
seorang pendeta bernama Bukhairah. Dia memberi nasihat agar Abu Thalib
menjaga Muhammad dengan baik sebab Bukhairah melihat sifat-sifat kenabian
pada diri Muhammad.1

Ketika Muhammad berusia 25 tahun, Khodijah menyukai Muhammad.


Merekapun menikah. Pada saat Nabi Muhammad Saw. berusia 35 tahun,
terjadi peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaannya, yaitu pada
saat ka’bah rusak berat. Orang-orang Makkah secara gotong-royong
memperbaikinya. Akan tetapi pada saat peletakkan Hajar Aswad mereka
bertengkar tentang siapa yang lebih berhak memindahkan Hajar Aswad.
Akhirnya mereka sepakat bahwa barang siapa yang masuk pertama ke Ka’bah
melalui pintu Shafa maka dia berhak meletakan Hajar Aswad tersebut. Pada
waktu itu orang pertama yang masuk ke dalam Ka’bah melalui Shafa adalah
Nabi Muhammad Saw. Tapi dengan kebijaksanaan Rasulullah Saw, Hajar
Aswad tersebut diletakkan secara bersama-sama.

1
Muh. Asnawi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), hal. 16.

2
Nabi Muhammad Saw, di samping tidak pernah berbuat dosa (ma’shum),
beliau juga selalu beribadah dan berkhalwat di gua Hira. Pada tanggal 17
Ramadhan, Nabi menerima wahyu pertama kali yaitu surat al-'Alaq ayat 1-5.

Dengan turunnya ayat tersebut, maka sempurnalah Muhammad saw


sebagai utusan Allah swt. Kebangkitan dan pelantikan Muhammad sebagai
seorang Rasulululah bukanlah suatu peristiwa yang tergesa-gesa, malah
dinanti-nantikan oleh setiap manusia. Karena Al-Qur’an telah menceritakan
bahwa manusia yang menganut berbagai agama telah mengetahui tentang
kelahiran nabi dan rasul ini.2

Pada saat itu pula Nabi Muhammad Saw. diangkat sebagai Rasul atau
utusan Allah. Kepada seluruh umat manusia untuk menyampaikan
risalah-Nya. Ini terjadi menjelang usia Rasulullah yang ke-40 tahun. Setelah
sekian lama wahyu kedua tidak muncul, timbul rasa rindu dalam dada
Rasulullah Saw. Akan tetapi tak lama kemudian turunlah wahyu yang kedua
yaitu surat al-Mudatsir ayat 1-7. Dengan turunnya surat tersebut mulailah
Rasulullah Saw berdakwah.

Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan sahabat-sahabatnya.


Dengan turunnya wahyu ini, maka jelaslah apa yang harus Rasulullah Saw.
kerjakan dalam menyampaikan risalah-Nya yaitu mengajak umat manusia
menyembah Allah Swt yang maha Esa, yang tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan serta tiada sekutu bagi-Nya.

B. Kondisi Masyarakat Arab Saat Nabi Diutus


1. Kondisi Keagamaan
Arab ketika itu tenggelam dalam kepercayaan jahiliah. Sisa-sisa
penganut agama Ibrahim sangat langka dan tidak kedengaran lagi suaranya.
Virus kepercayaan jahiliah begitu dahsyat sehingga merambah hampir
semua lapisan masyarakat. Mengenai kepercayaan mereka dapat dilihat
dalam Al-Qur’an, salah satu diantaranya yaitu orang Arab Musyrikin

2
Ahmad Redzuwan Moh.Yunus, Sejarah Dakwah, (Kuala Lumpur: Sdn Bhd, 2001), hal.2.

3
menyembah Tuhan-tuhan yang mereka yakini sebagai perantara yang dapat
memberikan syafa’at ntuk mereka kepada Allah.3
2. Kondisi politik dan Hukum
Kondisi politik di Hirah, Syam, dan Hijaz sangat rusak. Manusia
terbagi dalam dua kelas, tuan dan budak, atau pemimpin dan rakyat.
Rakyatnya selalu menjadi mangsa bagi para pemimpin. Mereka tak ubah
seperti mesin yang memproduksi kekayaan buat pemimpinnya, sedangkan
mereka sendiri tak dapat apa-apa. Keamanan relatif stabil di Makkah,
hampir tidak terjadi peperangan sebelum Islam kecuali perang Fijar. Hal ini
disebabkan oleh keberadaan kakbah yang selalu mereka kunjungi setiap
tahun. Meskipun perang jarang terjadi, tetapi pencegatan di jalan-jalan
merajalela, dan pemerintahan sangat lemah.
Para pembesar Quraisy sangat kuat dalam memelihara keyakinan,
budaya dan adat istiadat yang diwariskan oleh leluhur mereka. Munculnya
Islam sangat menggelisahkan mereka karena dianggap dapat mengancam
eksistensi keyakinan, budaya, adat, bahkan kekuasaan yang selama ini
mereka pegang.
3. Kondisi Sosiokultural
Pada saat itu ada beberapa yang dapat dicermati, jika dilihat dari sudut
sosiokutural diantaranya adalah hubungan laki-laki dan perempuan sudah
rusak, perlakuan terhadap budak semena-mena, budaya miras mengakar,
dan lain sebagainya.
4. Kondisi Ekonomi
Pada saat itu pertanian terdapat di pinggiran jazirah Arab, seperti
Yaman, Syam, dan sebagian daerah oase yang tersebar di Jazirah.
Mayoritas masyarakat Badui hidup dari menggembala unta dan kambing.
Sedangkan perdagangan adalah pendapatan primadona masyarakat Makkah
dan Quraisy. Kemudian perdagangan ini melahirkan kelas orang-orang
kaya yang berfoya-foya di satu sisi dan orang-orang miskin yang terbuang.4

3
Lihat Q.S Yunus : 18
4
Wahyu Ilaihi, Pengantar Sejarah Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2007).

4
C. Metode Dakwah Nabi saw di Makkah

Metode dakwah ialah ilmu tentang cara menyampaikan dakwah dan cara
menghilangkan rintangan-rintangan yang menghalangi sampainya tujuan
dakwah. Agar tujuan dakwah yang telah ditetapkan oleh Rasulullah saw
tersebut tidak bergeser, beliau mengambil langkah-langkah gemilang yang
tercatat dalam sejarah sebagai manusia yang paling berhasil menyebarkan
ajarannya. Menurut Syeikh Muhammad Al-Khudhari, Rasulullah SAW
berdakwah di Makkah selama 12 tahun, 5 bulan dan 1 hari.

Tahapan-tahapan dakwah Nabi di Makkah adalah sebagai berikut :

1. Dakwah Secara Sembunyi


Periode pertama, Rasulullah melakukan dakwah secara sembunyi di
lingkungan keluarga agar meninggalkan berhala dan beribadah hanya
kepada Allah swt, cara ini ditempuh karena kaumnya adalah orang-orang
yang menjadikan pedang sebagai solusi persoalan. Strategi ini sangat tepat
agar penduduk Makkah tidak terkejut dengan apa yang di sampaikan
Rasulullah saw.
Pertama kali beliau menyampaikan Islam kepada orang-orang
terdekatnya, seperti keluarga besar serta sahabatnya. Mereka tidak memiliki
sedikit pun keraguan terhadap beliau langsung menanggapinya dengan baik.
Periode ini berlangsung selama tiga tahun dan beliau berhasil mengajak
Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, dan Abu Bakar
Ash-Shiddiq. Selanjutnya, melalui Abu Bakar beberapa orang masuk islam
pula, seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awam, Abdurrahman bin Auf,
Sa’id bin Abi Waqash, dan Thalhah bin Ubaidillah.5
Orang-orang yang masuk Islam pada masa dakwah secara sembunyi
ini disebut sebagai as-Sābiqūna al-Awwalūn (pemeluk Islam generasi

5
Muh. Asnawi, Op.Cit, hal.17.

5
awal). Tempat yang dipergunakan untuk mempelajari agama Islam waktu
itu adalah rumah Arqam bin Abil Arqam atau disebut darul Arqam.6

Menurut Dr. Hasan Ibrahim Hasan, jejak mereka diikuti oleh pemuka
Quraisy, seperti Abu Ubaidah bin Jarrah dan Arqam bin Abi Arqam. rumah
Arqam yang terletak di atas Bukit Shafa dijadikan markas dakwah. periode
ini di namakan periode dakwah individual karena Rasulullah kepada
seseorang demi seorang.
2. Dakwah Secara Terang-Terangan
Dakwah secara terbuka ialah perjuangan dakwah Rasulullah yang
dilakukan secara terbuka kepada segenap penduduk Mekkah. Pada periode
ini, dakwah beliau kepada masyarakat luas dilakukan secara terbuka dengan
menggunakan kekuatan yang telah dimilikinya. Allah berfirman dalam Q.S
Al-Hijr:94 dan Q.S Asy-Syu’ara: 214-216.
Ayat ayat tersebut menjadi pijakan Rasulullah saw untuk berdakwah
secara terbuka setelah datang perintah Allah, Nabi naik ke Bukit Shafa
untuk menyampaikan pengumuman-pengumuman penting seraya
menyerukan dakwah kepada kaum Quraisy. Diantara mereka ada yang
menerima dan ada juga yang menolak, bahkan ada yang mengancm
Rasulullah. Walaupun demikian, semangat beliau tidak melemah, bahkan
bertambah kuat.
Pertama kali seruan yang bersifat umum ini beliau tujukan pada
kerabatnya, kemudian penduduk Makkah baik golongan bangsawan,
hartawan maupun hamba sahaya. Setelah itu pada kabilah-kabilah Arab dari
berbagai daerah yang datang ke Makkah untuk mengerjakan haji. Sehingga
lambat laun banyak orang Arab yang masuk Agama Islam. Demikianlah
perjuangan Nabi Muhammad Saw dengan para Sahabat untuk meyakinkan
orang Makkah bahwa agama Islamlah yang benar dan berasal dari Allah
Swt., akan tetapi kebanyakan orang-orang kafir Quraisy di Mekkah
menentang ajaran Nabi Muhammad Saw tersebut.

6
Ahmad Farichi, Pendidikan Agama Islam. (Jakarta : Yudhistira, 2004), hal.96.

6
Dengan adanya dakwah Nabi secara terang-terangan kepada seluruh
penduduk Makkah, maka banyak penduduk Makkah yang mengetahui isi
dan kandungan al-Qur’an yang sangat hebat, memiliki bahasa yang terang
(fāsiḥah) serta menarik. Sehingga lambat laun banyak orang Arab yang
masuk Agama Islam. Dengan usaha yang serius, pengikut Nabi Saw
bertambah. Sehingga pemimpin kafir Quraisy yang tidak suka bila Islam
menjadi besar dan kuat, berusaha keras untuk menghalangi dakwah Nabi
dengan melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap orang mukmin.7
Banyak hal yang dilakukan para pemimpin Quraisy untuk mencegah
dakwah Nabi. Pada mulanya mereka mengira bahwa kekuatan Nabi
Muhammad Saw. terletak pada perlindungan dan pembelaan dari
pamannya, Abu Thalib. Mereka mengancam dan menyuruh Abu Thalib
untuk memilih dengan menyuruh Nabi Muhammad Saw. berhenti berdakwa
atau menyerahkan diri pada orang kafir Quraisy. Karena cara-cara
diplomatik dan bujuk rayu gagal dilakukan, akhirnya para pemimpin
Quraisy melakukan ancaman fisik yang sebelumnya memang sudah penah
dilakukan, namun semakin meningkat. Apabila orang Quraisy mengetahui
bahwa di lingkungannya ada yang masuk Islam, maka mereka melakukan
tindakan kekerasan yang semakin massif lagi.
Mereka yang menyuruh orang lain masuk Islam meskipun anggota
keluarga sendiri atau hamba sahaya akan diancam dan disiksa supaya
kembali kepada agama sebelumnya (murtad). Kekejaman yang dilakukan
oleh peduduk Mekkah terhadap kaum muslimin mendorong Nabi Saw.
untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya keluar Makkah. Sehingga pada
tahun ke-5 kerasulan, Nabi Muhammad Saw. menetapkan Habsyah
(Etophia) sebagai negeri tempat untuk mengungsi, karena rajanya pada saat
itu dinilai sangat adil. Namun kafir Quraisy tidak terima dengan perlakuan
tersebut, maka mereka berusaha menghalangi hijrah ke Habsyah dengan
membujuk raja Habsyah agar tak menerima kaum muslimin, namun usaha
tersebut gagal.

7
Muh. Asnawi, Op.Cit, hal.18.

7
Di tengah-tengah sengitnya kekejaman itu, dua orang kuat Quraisy
masuk Islam yaitu Hamzah dan Umar bin Khattab sehingga mampu
memperkuat posisi umat Islam. Hal ini membuat reaksi kaum Quraisy
semakin keras. Mereka menyusun strategi baru untuk melumpuhkan
kekuatan Muhammad Saw. yang bersandar pada perlindungan Bani
Hasyim. Cara yang ditempuh adalah pemboikotan. Mereka memutuskan
segala bentuk hubungan dengan suku ini. Persetujuan dilakukan dan ditulis
dalam bentuk piagam dan disimpan dalam Ka’bah. Akibatnya Bani Hasyim
mengalami kelaparan, kemiskinan dan kesengsaraan . Hal ini terjadi pada
tahun ke-7 kenabian dan berlangsung selama 3 tahun yang masa-masa
paling menyiksa dan melemahkan umat Islam.
Pemboikotan ini berhenti setelah para pemimpin Quraisy sadar
terhadap tindakan mereka yang terlalu. Namun selang beberapa waktu Abu
Thalib meninggal dunia, tiga hari kemudian istrinya, Siti Khodijah pun
wafat. Tahun itu merupakan tahun kesedihan bagi Nabi (Ammul Huzni).8
Sepeninggal dua orang pendukung tersebut kaum Quraisy tak segan-segan
melampiaskan amarahnya. Karena kaum Quraisy tersebut Nabi berusaha
menyebarkan Islam keluar kota, namun Nabi malah diejek, disoraki, bahkan
dilempari batu hingga terluka di bagian kepala dan badan.
Untuk menghibur Nabi, maka pada tahun ke-10 kenabian, Allah Swt
memerintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk isra' dan mi'raj. Berita ini
sangat menggemparkan masyarakat Makkah. Bagi orang kafir hal itu
dijadikan sebagai propaganda untuk mendustakan Nabi. Namun bagi umat
Islam itu merupakan ujian keimanan. Setelah peristiwa ini dakwah Islam
menemui kemajuan, sejumlah penduduk Yastrib datang ke Makkah untuk
berhaji, mereka terdiri dari suku Khazraj dan Aus yang masuk Islam dalam
tiga golongan :
a. Pada tahun ke-10 kenabian. Hal ini berawal dari pertikaian antara suku
Aus dan Khozroj, di mana mereka mendambakan suatu perdamaian.

8
Miftahul Ula, Sejarah Kebudayaan Islam. (Jakarta : Kementrian Agama, 2014), hal.24.

8
b. Pada tahun ke-12 kenabian. Delegasi Yastrib (10 orang suku Khozroj, 2
orang suku Aus serta seorang wanita) menemui Nabi disebuah tempat
yang bernama Aqabah dan melakukan ikrar kesetiaan yang dinamakan
perjanjian Aqabah pertama. Mereka kemudian berdakwah dengan
ditemani seorang sahabat yaitu Mus’ab bin Umar.
c. Pada musim haji berikutnya. Jama’ah haji Yastrib berjumlah 73 orang,
atas nama penduduk Yastrib mereka meminta Nabi untuk pindah ke
Yastrib, mereka berjanji untuk membela Nabi, perjanjian ini kemudian
dinamakan Perjanjian Bai’ah Aqabah II.
Setelah mengetahui perjanjian tersebut, orang kafir Quraisy
melakukan tekanan dan intimidasi lebih kuat lagi terhadap kaum muslimin.
Dan kemudian Allah memberi petunjuk agar Nabi dan para sahabatnya
berhijrah. Akhirnya Nabi memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah
ke Yastrib. Dalam waktu dua bulan, sekitar 150 orang telah meninggalkan
kota Makkah. Hanya Ali dan Abu Bakar yang tetap bersama Nabi.
Akhirnya ia pun hijrah ke Yastrib bersama mereka karena kafir Quraisy
sudah merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad Saw.9

BAB III

9
Muh. Asnawi, Op.Cit, hal.19.

9
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nabi Muhammad Saw. dilahirkan dari keluarga terhormat bani Hasyim,
pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Ayahnya bernama Abdullah dan
ibunya bernama Aminah. Beliau adalah seorang Rasul yang terakhir.

Tahapan-tahapan dakwah Nabi di Makkah adalah sebagai berikut :


Periode pertama, Rasulullah melakukan dakwah secara sembunyi di
lingkungan keluarga agar meninggalkan berhala dan beribadah hanya kepada
Allah swt, cara ini ditempuh karena kaumnya adalah orang-orang yang
menjadikan pedang sebagai solusi persoalan. Strategi ini sangat tepat agar
penduduk Makkah tidak terkejut dengan apa yang di sampaikan Rasulullah
saw. Pertama kali beliau menyampaikan Islam kepada orang-orang
terdekatnya, seperti keluarga besar serta sahabatnya.

Periode kedua, dakwah secara terang-terangan ialah perjuangan dakwah


Rasulullah yang dilakukan secara terbuka kepada segenap penduduk Mekkah.
Pada periode ini, dakwah beliau kepada masyarakat luas dilakukan secara
terbuka dengan menggunakan kekuatan yang telah dimilikinya

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini pemakalah menyadari bahwa makalah
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu pemakalah
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing dan
teman-teman demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah
ini bermanfaat untuk kita semua. Atas kritik dan saran kami ucapkan terima
kasih.

DAFTAR PUSTAKA

10
Asnawi, Moh, dkk. 2014. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Kementrian Agama.
Farichi, Ahmad, dkk. 2004. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Yudhistira.
Ilaihi, Wahyu, dkk. 2007. Pengantar Sejarah Dakwah. Jakarta: Rahmat Semesta.
Patmawati. 2010. Laporan Penelitian, “Pembenahan Strategi Dakwah Melalui
Individual and Group Converence”, Pontianak : STAIN Pontianak.
Ula, miftahul, dkk. 2014. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Kementrian Agama.
Yunus, Moh. Ahmad Redzuwan. 2001. Sejarah Dakwah. Kuala Lumpur : Sanon
Printing Corporation Sdn Bhd.

11

Anda mungkin juga menyukai