Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN

LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) KASIH IBU KOTA
MANADO
Friasha P. Filla*, Wulan P. J. Kaunang*, Jootje M. L. Umboh*.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Bayi dengan BBLR hingga saat ini masih merupakan masalah di seluruh dunia karena merupakan penyebab
kesakitan dan kematian pada masa bayi baru lahir. Data jumlah kasus BBLR di kota Manado pada tahun 2014
sebanyak 54 kasus dari 6.980 bayi lahir. Kejadian BBLR di RSIA Kasih Ibu Manado pada bulan Agustus 2014-
Juli 2015 adalah 41 kasus. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian bayi BBLR di RSIA Kasih Ibu Manado.
Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain case control study, yang dilaksanakan pada bulan
November 2015 di RSIA Kasih Ibu Kota Manado. Sampel dalam penelitian ini menggunakan perbandingan
kasus:kontrol = 1:1, sehingga jumlah total sampel yaitu 76 bayi yang terdiri dari 38 bayi BBLR dan 38 bayi
BBLN. Sampel diambil dengan menggunakan matching jenis kelamin dan bulan lahir. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar isian/observasi untuk penelusuran data rekam medic.
Secara statistik nilai yang diperoleh berdasarkan hasil uji chi square yaitu hubungan antara umur ibu dengan
kejadian BBLR (p=1,00; OR=1,00; CI95%=0,23-4,32), hubungan antara paritas ibu dengan kejadian BBLR
(p=0,02; OR=5,34; CI95%=1,71-16,62), dan hubungan antara masa gestasi dengan kejadian BBLR (p=0,00;
OR=9,14; CI95%=3,06-27,28).
Umur ibu tidak berhubungan dengan kejadian BBLR. Paritas ibu berhubungan dengan kejadian BBLR, dan
masa gestasi berhubungan dengan kejadian BBLR.
Kata Kunci: Umur Ibu, Paritas Ibu, Masa Gestasi, Kejadian BBLR.

ABSTRACT
Infants with low birth weight is still a worldwide problem as a cause of illness and death in the newborn periode.
Data on the number of cases of low birth weight in the city of Manado in 2014 as many as 54 cases of 6,980
babies born. LBW in RSIA Kasih Ibu Manado in August 2014 – July 2015 is 41 cases. The aim of this study was
to determine the factors associated with the incidence of low birth weight infants in RSIA Kasih Ibu Manado.
This is an observational analytic study with case control study design, which conducted in November 2015 in
RSIA Kasih Ibu Manado. The sample in this study using a comparative case:control = 1:1, so that total number
of samples is 76 babies consisting of 38 low birth weight infants and 38 normal birth weight infants. Samples
were taken by using matching gender and month of birth. The instrument use in this study is a
spreadsheet/observation for tracking medical records.
Statistically value is obtained based on the chi-square test on the relationship between mother’s age with the
incidence of low birth weight (p=1.00; OR=1.00; CI95%=0.23 to 4.32), the relationship between the parity of
mothers with the incidence of low birth weight (p=0.02; OR=5.34; CI95%=1.71 to 16.62), and the relationship
between the gestation period with the incidence of low birth weight (p=0.00; OR=9.14; CI95%=3.06 to 27.28).
Mother’s age was not associated with the incidence of LBW, maternal parity associated with the incidence of
LBW and gestation period associated with the incidence of LBW.

Keyword: Age mother, Mother parity, Gestation period, Incidence of LBW.


PENDAHULUAN terjadi kenaikan kasus dibandingkan tahun
Bayi dengan BBLR hingga saat ini masih 2013 yaitu 6 kasus dari 5.089 bayi lahir
merupakan masalah di seluruh dunia yang ditimbang (Dinkes Kota Manado,
karena merupakan penyebab kesakitan dan 2014).
kematian pada masa bayi baru lahir. Survei awal yang dilakukan di
Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kasih
seluruh kelahiran di dunia dengan batasan Ibu, didapatkan data kejadian BBLR pada
3,3-38% dan lebih sering terjadi di negara- bulan Agustus 2014 sampai Juli 2015
negara berkembang atau negara dengan adalah sejumlah 41 kasus. Tujuan dari
sosio ekonomi rendah. Statistik penelitian ini berdasarkan data tersebut di
menunjukkan bahwa 90% dari kejadian atas adalah untuk mengetahui faktor-faktor
BBLR didapatkan di negara berkembang yang berhubungan dengan kejadian bayi
dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi BBLR di RSIA Kasih Ibu.
dibandingkan bayi dengan berat badan
lahir normal (> 2500 gram) (Proverawati, METODE PENELITIAN
2010). Penelitian ini merupakan penelitian
Masalah berat badan lahir rendah observasional analitik dengan desain case
sampai saat ini masih merupakan penyebab control study (studi kasus kontrol) yang
utama morbiditas dan mortalitas perinatal. dilaksanakan pada bulan November 2015
Pada tahun 1991 dilaporkan angka di RSIA Kasih Ibu Kota Manado. Populasi
kejadian bayi BBLR di negara sedang pada penelitian ini adalah seluruh bayi
berkembang seperti di Indonesia antara 10- yang dilahirkan oleh ibu yang dirawat dan
16%, sedangkan perkiraan World Health tercatat dalam medical record pada periode
Organization (WHO) adalah 14% dari 1 Agustus 2014 sampai dengan 31 Juli
seluruh kelahiran hidup. Sementara itu di 2015. Sampel yang diperoleh sebanyak 76
negara maju diperkirakan angka bayi terdiri dari sampel kasus yaitu 38 bayi
kejadiannya hanya sekitar 5-6%. (Umboh, dengan BBLR dan sampel kontrol yaitu 38
2013). bayi dengan BBLN, dan dilakukan
Jumlah bayi lahir dengan BBLR di matching yaitu jenis kelamin dan bulan
kota Manado pada tahun 2014 sebanyak 54 lahir.
kasus dari 6.980 bayi lahir yang ditimbang
Penelitian ini menggunakan 2 (dua) dengan umur ibu tidak berisiko juga sama
kriteria yaitu kriteria inklusi (bayi yang yaitu sebanyak 34 (89,5%) bayi. Jumlah
memiliki catatan rekam medik ibu dan bayi pada kelompok paritas ibu berisiko
anak lengkap) dan kriteria eksklusi (bayi sebanyak 17 (44,7%) bayi, dan pada
yang lahir meninggal dan bayi lahir kelompok paritas ibu tidak berisiko
kembar). Serta variabel yang digunakan berjumlah 21 (27,6%) bayi. Sedangkan
yakni variabel bebas (umur ibu, paritas ibu untuk kelompok kontrol, jumlah bayi pada
dan masa gestasi) dan variabel terikat kelompok paritas ibu berisiko sebanyak 5
(BBLR) dengan instrumen penelitian yang (13,2%) bayi, dan pada kelompok paritas
digunakan adalah lembar isian dan analisis ibu tidak berisiko berjumlah 33 (43,4%)
data penelitian yang digunakan yaitu bayi. Serta, Jumlah bayi untuk kelompok
analisis univariat dan analisis bivariat masa gestasi berisiko sebanyak 24 (63,2%)
dengan memakai uji chi-square (CI=95%, bayi, dan pada kelompok masa gestasi
α=0,05). tidak berisiko berjumlah 14 (36,8%) bayi.
Sedangkan untuk kelompok kontrol,
HASIL PENELITIAN jumlah bayi pada kelompok masa gestasi
Karakteristik Penelitian berisiko sebanyak 6 (15,8%) bayi, dan
Penelitin ini terdiri dari karakteristik pada kelompok masa gestasi tidak berisiko
berupa 38 (50%) bayi BBLR untuk berjumlah 32 (84,2%) bayi.
kelompok kasus dan 38 (50%) bayi BBLN
untuk kelompok kontrol. Bayi dengan jenis Analisis Hubungan
kelamin laki-laki dan perempuan masing- Pada penelitian ini, mendapatkan hasil
masing berjumlah 19 (50,0%) bayi. pada analisis hubungan antara variabel-variabel
kelahiran bulan Februari 2015 yaitu yaitu Perhitungan dengan menggunakan uji
sebanyak 6 (15,8%) bayi, dan jumlah yang statistik chi-square menghasilkan nilai
paling sedikit yaitu pada kelahiran bulan fisher exact dengan probabilitas (p-value)
April 2015 yaitu sebanyak 1 (2,6%) bayi. sebesar 1,00 dengan α = 0,05 (p > α). Hasil
Jumlah bayi pada kelompok umur analisis tersebut menunjukkan bahwa tidak
ibu tidak berisiko lebih banyak terdapat hubungan antara umur ibu dengan
dibandingkan pada kelompok umur ibu kejadian BBLR di RSIA Kasih Ibu
berisiko, yaitu sebanyak 34 (89,5%) bayi. Manado dan pada hasil uji variabel paritas
Jumlah bayi pada kelompok kontrol
dengan BBLR yang menunjukan nilai value) sebesar 0,00 dengan α = 0,05 (p <
probabilitas (p-value) sebesar 0,02 dengan α) dan diperoleh nilai OR > 1 yaitu 9,14
α = 0,05 (p < α) dan diperoleh nilai OR > 1 (CI 95% = 3,06-27,28). Hasil analisis
yaitu 5,34 (CI 95% = 1,71-16,62) dengan tersebut menunjukkan bahwa terdapat
demikian, terdapat hubungan yang hubungan yang bermakna antara masa
bermakna antara paritas ibu dengan gestasi dengan kejadian BBLR di RSIA
kejadian BBLR di RSIA Kasih Ibu Kasih Ibu Manado, serta bayi yang lahir
Manado, serta ibu yang melahirkan pada masa gestasi ≤ 37 minggu dan ≥ 42
pertama kali dan melahirkan lebih dari 4 minggu berisiko 9,14 kali lebih besar
kali berisiko 5,34 kali lebih besar untuk untuk mengalami BBLR dibandingkan
melahirkan bayi dengan BBLR bayi yang lahir pada masa gestasi 38-41
dibandingkan ibu yang telah melahirkan 2- minggu. Hasil dari perhitungan tersebut
4 kali serta pada uji variabel masa gestasi dapat diperhatikan pada tabel berikut ini.
yaitu menghasilkan nilai probabilitas (p-
Tabel 1. Analisis Hubungan Faktor-faktor dengan Kejadian BBLR di RSIA Kota Manado
Kelompok OR
Umur Ibu (tahun) Kasus Kontrol Total P value (CI 95%)
n % n % N %
Berisiko (<20 dan >35) 4 10,5 4 10,5 8 10,5 1,00
Tidak Beriko (20-35) 34 89,5 34 89,5 68 89,5 1,00 (0,23-4,32)
Total 38 100 38 100 76 100
Paritas Ibu
Berisiko (1 dan >4) 17 44,7 5 13,2 22 28,9 5,34
Tidak Berisiko (2-4) 21 55,3 33 86,8 54 71,1 0,02 (1,71-16,62)
Total 38 100 38 100 76 100
Masa Gestasi (minggu)
Berisiko (≤37 dan ≥42) 24 63,2 6 15,8 30 39,5 9,14
Tidak Beriko (38-41) 14 36,8 32 84,2 46 60,5 0,00 (3,06-27,28)
Total 38 100 38 100 76 100
PEMBAHASAN lokasi penelitian yang berbeda sehingga
Pada penelitian yang dilakukan, memiliki mempengaruhi jumlah faktor
hasil yang sama dengan penelitian yang karakteristik ibu bersalin yang
dilakukan Rokhmah (2013) di RS. PKU mengakibatkan perbedaan dalam hasil uji
Muhammadiyah Yogyakarta yang statistik.
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan Hasil serupa juga didapatkan pada
antara umur ibu dengan kejadian BBLR, penelitian Jaya (2009) yang menyatakan
dengan nilai p=0,982 (p-value>0,05). bahwa ibu dengan paritas 1 atau > 4
Berbeda dengan hasil penelitian mempunyai risiko 5,57 kali lebih besar
Pamungkas (2014) yang menyatakan untuk melahirkan BBLR dibandingkan
bahwa umur ibu memiliki hubungan yang ibu dengan paritas 2-4. Sejalan pula
signifikan dengan kejadian BBLR dengan penelitian Windari (2014) di
p=0,000 (p-value<0,05). Utami (2014) RSUD Panembahan Senopati Bantul
dalam penelitiannya juga mengatakan Yogyakarta yang menunjukkan bahwa
bahwa ibu dengan umur berisiko (<20 ibu dengan paritas <2 dan >4 berisiko
tahun dan >35 tahun) memiliki peluang melahirkan BBLR sebesar 1,658 kali
melahirkan bayi BBLR 4,19 kali lebih dibandingkan ibu dengan paritas 2-4.
besar dibandingkan ibu dengan umur Ibu dengan paritas <2 atau
tidak berisiko (20-35 tahun). kehamilan pertama biasanya merasakan
Hasil penelitian ini tidak sesuai kecemasan terhadap kehamilan yang
dengan teori yang dikemukakan sedang dialaminya. Kurangnya
Proverawati (2010) yang menyatakan pengalaman ibu juga dapat berdampak
bahwa kehamilan yang terjadi pada usia pada kurangnya menjaga kesehatan
<20 tahun dan >35 tahun memiliki kehamilan termasuk dalam menjaga
kecenderungan tidak terpenuhinya status gizi ibu dan janin yang
kebutuhan gizi yang adekuat untuk dikandungnya, sehingga berdampak pada
pertumbuhan janin yang akan berdampak kurangnya berat bayi yang dilahirkan.
terhadap berat badan lahir rendah. Sedangkan Ibu dengan paritas >4 akan
Adanya perbedaan hasil penelitian ini berpengaruh terhadap kehamilan karena
dengan penelitian sebelumnya dapat fungsi endometrium dan korpus uteri
diasumsikan karena adanya perbedaan sudah mengalami kemunduran fungsi dan
jumlah sampel yang diambil yaitu jumlah berkurangnya vaskularisasi pada daerah
sampel pada penelitian ini sedikit endometrium menyebabkan daerah
sehingga kurang representatif, kemudian tersebut tidak subur lagi dan tidak
memungkinkan lagi untuk menerima tidak baik sehingga dapat melahirkan
hasil konsepsi. pada usia kehamilan yang belum cukup
Hubungan antara masa gestasi atau dibawah 37 minggu.
dengan kejadian BBLR yang diteliti
memiliki kesamaan hasil dengan yang KESIMPULAN
didapatkan oleh Oktofusi (2013) dalam 1. Umur ibu tidak berhubungan dengan
penelitianya yang menemukan bahwa kejadian BBLR di RSIA Kasih Ibu
usia kehamilan mempengaruhi kejadian Kota Manado
BBLR dengan hasil uji chi-square 2. Paritas ibu berhubungan dengan
menunjukkan nilai p=0,001 (p- kejadian BBLR di RSIA Kasih Ibu
value<0,05). Hasil serupa didapatkan Kota Manado, dimana ibu yang baru
pada penelitian Rahmi (2013) yang pertama kali melahirkan (paritas 1)
mendapatkan hasil uji dengan nilai dan yang melahirkan >4 kali
p=0,000 (p-value<0,05). memiliki peluang 5,34 kali lebih
Hasil ini sesuai dengan teori yang besar melahirkan bayi BBLR
dikemukakan oleh Proverawati (2010) daripada ibu yang melahirkan 2-4
bahwa penyebab terbanyak terjadinya kali.
bayi BBLR adalah kelahiran prematur. 3. Masa gestasi berhubungan dengan
Semakin muda usia kehamilan, maka kejadian BBLR di RSIA Kasih Ibu
semakin besar risiko jangka pendek dan Kota Manado, dimana bayi yang lahir
jangka panjang dapat terjadi. pada masa gestasi ≤37 minggu dan
Salah satu penyebab terjadinya ≥42 minggu memiliki peluang 9,14
BBLR adalah usia kehamilan dibawah 37 kali lebih besar lahir dengan BBLR
minggu yang disebabkan antara lain daripada bayi yang lahir pada masa
karena soluio plasenta atau terlepasnya gestasi 38-41 minggu.
sebagian atau keseluruhan plasenta dari
implantasi normalnya setelah kehamilan SARAN
20 minggu dan sebelum janin lahir, Beberapa saran yang dapat diajukan
kehamilan ganda, kelainan uterus adalah berdasarkan hasil penelitian yang
tidak normalnya bentuk dan fungsi rahim dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
yang dimiliki seorang ibu yang terjadi (RSIA) Kasih Ibu Kota Manado, yaitu:
karena faktor bawaan, dan beberapa 1. Bagi Tenaga Kesehatan di RSIA
penyebab terjadinya ketuban pecah dini Kasih Ibu
diakibatkan karena anemia dan gizi yang
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Gizi Pangan, Vol. VII, Edisi 1,
informasi dan motivasi untuk Januari – Juni 2009.
memberikan penyuluhan kepada ibu Oktofusi, S. 2013. Faktor-faktor yang
hamil mengenai faktor risiko BBLR Mempengaruhi Bayi Berat Lahir
sehingga dapat dilakukan Rendah di Puskesmas Banguntapan
pencegahan. I Bantul Yogyakarta Tahun 2012.
2. Bagi Ibu Program Studi Bidan Pendidik
Ibu diharapkan lebih protektif Jenjang D IV Sekolah Tinggi Ilmu
terhadap pertumbuhan dan kesehatan Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta.
janin yang dikandungnya, khususnya Pamungkas, R. 2014. Hubungan Usia Ibu
ketika berada dalam status paritas dan dan Paritas dengan Tingkat
masa gestasi yang berisiko sehingga Kejadian BBLR di Wilayah Kerja
tidak terjadi BBLR. Puskesmas Plered, Kecamatan
3. Bagi Bidang Penelitian Plered Kabupaten Purwakarta
Penelitian ini dapat menjadi data Tahun 2014. Prosiding Pendidikan
dasar bagi peneliti selanjutnya untuk Dokter, ISSN: 2460-657X.
mengembangkan penelitian dengan Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan BBLR
faktor risiko lain (faktor janin, (Berat Badan Lahir Rendah).
plasenta, lingkungan, dll.) yang dapat Yogyakarta: Nuha Medika.
menyebabkan BBLR. Proverawati, A., Ismawati, C. 2010.
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Nuha Medika.
Anonim. 2014. Profil Dinas Kesehatan Rahmi, Arsyad, D. S., Rismayanti. 2013.
Kota Manado. Manado: Dinas Faktor-faktor yang Berhubungan
Kesehatan Kota Manado. dengan Kejadian Berat Badan
Badan Penelitian dan Pengembangan Lahir Rendah di RSIA Pertiwi
Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar. Jurnal Kesehatan
RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Masyarakat Universitas Hasanuddin
2013. Jakarta. Makassar tahun 2013.
Jaya, N. 2009. Analisis Faktor Resiko Rochjati, P. 2011. Skrining Antenatal
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah pada Ibu Hamil. Surabaya:
Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Airlangga University Press.
Fatimah Kota Makassar. Media
Rokhmah, N. 2012. Hubungan Usia Ibu Utami, R. 2014. Faktor-faktor yang
dengan Kejadian Berat Badan Berhubungan dengan Kejadian
Lahir Rendah (BBLR) di RS PKU Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di
Muhammadiyah Yogyakarta Tahun UPTD Puskesmas Leuwimunding
2012. Program Studi Bidan Tahun 2014. Program Studi Ilmu
Pendidik Jenjang D IV Sekolah Gizi Departemen Gizi Masyarakat
Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Fakultas Ekologi Manusia Institut
Yogyakarta. Pertanian Bogor.
Sudarti, Fauziah, A. 2013. Asuhan Windari, F. 2014. Hubungan
Neonatus Risiko Tinggi dan Karakteristik Ibu Hamil dengan
Kegawatan. Yogyakarta: Nuha Kejadian Berat Badan Lahir
Medika. Rendah (BBLR) di RSUD
Sukarni, I., Sudarti. 2014. Patologi Penembahan Senopati Bantul
Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Yogyakarta Tahun 2014. Program
Neonatus Resiko Tinggi. Studi Bidan Pendidik Jenjang D IV
Yogyakarta: Nuha Medika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Umboh, A. 2013. Berat Lahir Rendah ‘Aisyiyah Yogyakarta.
dan Tekanan Darah pada Anak.
Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai