Pembahasan Maligna
Pembahasan Maligna
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sedangkan (Muttaqin & Sari, 2011) melanoma adalah keganasan sel yang
menghasilkan pigmen (melanosit) yang terletak terutama dikulit, tetapi juga ditemukan di
mata, telinga, saluran pencernaan, leptomeninges, serta membran mukosa oral dan
kelamin. Melanoma hanya 4% dari semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan
jumlah terbesar kematian terkait kanker kulit di seluruh dunia. Deteksi dini melanoma
kulit adalah cara terbaik untuk mengurang kematian.
Melanoma maligna dapat terjadi sebagai salah satu dari beberapa bentuk ini:
melanoma dengan penyebaran superfisial, melanoma lentigo-maligna, melanoma noduler
dan melanoma akral-lentiginosa. Semua tipe ini memiliki ciri khas serta histologik
tertentu di samping perilaku biologik yang berlainan. Sebagian besar melanoma berasal
dari melanosit epidermal kutaneus, tetapi sebagian lagi muncul dalam bentuk nevus yang
sudah ada sebelumnya pada kulit atau tumbuh dalam traktus uvea mata. Melanoma sering
timbul secara bersamaan dengan penyakit pada organ lain
(Smeltzer, Suzanne, & Bare, 2001) menegaskan bahwa etiologi tidak diketahui, tetapi
sinar ultraviolet paling dicurigai sebagai penyebab melanoma maligna. Umumnya resiko
tertinggi dihadapi oleh orang yang berkulit putih/cerah, bermata biru, berambut merah
atau pirang dengan bercak-bercak kecoklatan pada kulitnya. Orang-orang ini mensintesis
melanin lebih lambat. Orang keturunan Celtic atau Skandinavia menghadapi resiko yang
lebih besar di samping orang yang terbakar sina matahari tetapi kulitnya tidak pernah
menjadi cokelat kekuningan. Pada kawasan tempatmatahari yang sangat terik terdapat
peningkatan insidensi yang tidak sebanding. Penduduk Amerika berusia lanjut yang
menghabiskan waktu pensiunnya pada kawasan Amerika baratdaya tampak memiliki
insidensi tertinggi. Populasi laing yang berisiko pernah menderita melanoma di masa lalu,
3
memiliki riwayat melanoma dalam keluarga, mempunyai nervus kongenital yang
berukuran raksasa, atau memiliki riwayat luka bakar matahari yang parah.
Insiden melanoma meningkat dua kali lipat setiap 10 tahun, dan kenaikan ini mungkin
berhubungan dengan peningkatan pajanan matahari saat bereaksi dan metode deteksi dini
yang lebih baik. Insiden puncak terjadi antara usia 20 dan 45 tahun. Insiden melanoma
meningkat lebih cepat dibandingkan dengan hampir semua jenis kanker lainnya, dan
angka mortalitasnya juga meningkat lebih cepat dari pada angka mortalitas kanker yang
lain, kecuali penyakit kanker paru (Smeltzer, Suzanne, & Bare, 2001)
(Smeltzer, Suzanne, & Bare, 2001) mengklasifikasi melanoma maligna menurut tanda
gejalanya antara lain :
a. Melanoma lentigo-maligna
Lesi berpigmen yang tumbuh dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka,
khususnya permukaan dorsal tangan, kepala dan leher pada orang berusia lanjut.
Kerapkali lesi sudah terdapat selama bertahun-tahun sebelum diperiksa oleh dokter.
4
Mula-mula melanoma ini terlihat sebagai lesi yang datar, berwarna cokelat
kekuningan dan kadang-kadang mengalami perubahan warna serta ukuran.
b. Melanoma noduler
Tipe melanoma paling sering kedua, merupakan nodul yang berbentuk sferis dan
menyerupai blueberry dengan permukaan yang relatif licin serta berwarna biru-hitam
yang seragam. Melanoma ini bisa berbentuk kubah dengan permukaan yang licin.
Bayangan warna yang lain seperti merah, kelabu atau ungu bisa terdapat. Kadang-
kdang melanoma noduler tampak sebagai plak yang bentuknya ireguler. Pasien
mungkin menjelaskan kalinan sebagai bullae darah yang tidak mau hilang. Melanoma
noduler akan menginvasi langsung ke dalam lapisan dermis di dekatnya (pertumbuhan
vertikal) dan dengan demikian memiliki prognosis yang lebih buruk.
c. Melanoma akral-lentiginosa
Bentuk melanoma yang terdapat di daerah yang tidak terlalu terpajan sinar matahari
dan tidak terdapat folikel rambut. Jenis melanoma ini ditemukan pada telapak tangan,
telapak kaki, dasar kuku dan membran mukosa orang yang berkulit gelap. Melanoma
akral-lentiginosa tampak sebagai makula berpigmen yang ireguler dan kemudian
menjadi nodul. Jenis ini menjadi invasif secara dini.
(Muttaqin & Sari, 2011) menegaskan bahwa melanoma maligna dapat terjadi sebagai
salah satu dari beberapa bentuk ini: melanoma dengan penyebaran superfisial, melanoma
lentigo-maligna, melanoma noduler, dan melanoma akral-lentiginosa. Semua tipe ini
memiliki ciri klinis, serta histologik tertentu disamping perilaku biologik yang berlainan.
Sebagian besar melanoma berasal dari melanosit epidermal kutaneus, tetapi sebagian lagi
muncul dalam bentuk nervus yang sudah ada sebelumnya pada kulit atau tumbuh dalam
trantus uvea mata. Melanoma sering timbul secara bersamaan dengan penyakit kanker
pada organ lain.
5
Sinar matahari UVA & UVB,
jenis & tipe kulit yang rentan UVA & UVB Diserap oleh DNA
terhadap sinar matahari
Penebalan kulit
Mutasi DNA Ber apoptosis Mutasi DNA
Metastasis Melanosit
MK. Kerusakan
Integritas Jaringan Pembedahan
Kulit MK. Gangguan Citra
Diri
MK. Nyeri MK. Defisiensi
Pengetahuan
Kemoterapi radiasi MK. Nyeri
6
2.7 Prognosis Melanoma Maligna
Prognosis kelangsungan hidup jangka panjang (5 tahun) dianggap jelek kalau tebal
lesi melebihi 4 mm. Prognosis pasien dengan melanoma pada tangan, kaki atau kulit
kepala juga suram. Pesien pasien ini menghadapi kemungkinan terjadinya metastisis yang
meningkat. Metastasis pada melanoma cenderungterjadi pada tulang, hepar, paru-paru,
lien, sistem saraf pusat dan kelenjar limfe (runkle & zalonnik, 1994).
Diagnosis ini dan pembedahan bertanggung jawab untuk membuat statistik ini
menjadi lebih baik. Beberapa faktor menentukan keselamatan penderita melanoma.
Penderita melanoma yang menyebar superfisial memiliki prognosis yang paling baik.
Diikuti oleh melanoma maligna lentigo; melanoma nodular memiliki prognosis yang
paling buruk. Lesi-lesi yang terletak pada kulit kepala posterior, punggung, dan lengan
bagian posterior memiliki prognosis yang paling buruk.
Menurut (Smeltzer, Suzanne, & Bare, 2001) terdapat pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan pada melanoma maligna antara lain :
Menurut (Suslia Aklia, et al., 2014) terdapat beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilakukan pada melanoma maligna antara lain :
a. Manajemen Hasil
Manajemen diarahkan untuk mengangkat tumor, jika memungkinkan. Harapan hidup
langsung berkaitan dengan kedalaman invasi tumor: angka harapan hidup 10 tahun
lebih dari 90% jika kedalam tumor kurang dari 1 mm, namun jika kedalamn tumor
lebih dari 4 mm, angka harapan hidup 10 tahun menurun menjadi hanya 40%.
Ulserasi mikroskopik adalah fitur patologis selanjutnya yang paling penting sebagai
prognostik buruk. Melanoma metastatik secara umum fetal. Oleh karena itu,
melanoma maligna harus terdiagnosis dini menurut aturan ABCD.
b. Manajemen Medis
Manajemen medis dimulai dengan kecurigaan tingkat tinggi terhadap jenis kanker
kulit apapun namun secara spesifik terdapat melanoma. Perlunya deteksi dini harus
ditekankan. Indikasi apapun, entah merupakan faktor rsiko yang dikonfirmasi atau
lesi yang mencurigakan, adalah alasan yang cukup untuk merujuk. Klien dengan
penyakit kulit lokal telah diterapi dengan kemoterapi adjuvan, imunoterapi pasif
nonspesifik, terapi radiasi, dan terapi biologis. Tidak dilaporkan adanya peningkatan
kesintasan dengan terapi tambahan ini. Interferon (IFN) adjuvan alfa-2b dan berbagai
vaksin melanoma eksperimental menjanjikan pada individu dengan resiko tinggi
melanoma kulit primer dan dengan penyakit nodal regional. Vaksin melanoma
sedang diteliti untuk penggunaan terapeutik. Berbagai vaksin yang menargetkan
antigen sel melanoma sedang dalam fase uji klinis. Fitur terapi komplementer dan
alternatif mencantumkan intervensi yang dapat mengurangi resiko rekurensi
melanoma.
8
c. Manajemen Bedah
Terapi semua kanker kulit membutuhkan pengangkatan lesi. Batas sayatan
spesimen harus bebas dari tumor hingga yang spesifik (bergantung pada jenis
kanker) untuk menjamin pengangkatan yang menyeluruh.
Teknik bedah khusus yang terutama digunakan untuk pengangkatan keganasan
kulit seperti KSB dan KSS adalah pembedahan Moh’s, yang juga di indikasikan
untuk lesi primer pada area-area di mana di butuhkan preservasi kulit normal
(misalnya kelopak mata, daun telinga, lipatan nasolabial). Teknik ini melibatkan
eksisi serial dengan pemeriksaan jaringan mikroskopik yang hati-hati untuk
“memetakan” ada atau tidaknya sel-sel ganas pada setiap spesimen. Prosedur ini
dapat panjang. Setelah semua jaringan tumor diangkat, luka ditutup dengan sutura
atau telekap, atau dibiarkan menutup dengan penyembuhan sekunder.
KSB dan KSS juga dapat dieksisi dan luka bedah di tutup secara primer
(dengan tepi-tepi kulit di jahit satu sama lain) atau dengan telekap kulit. Kelebihan
teknik ini adalah membutuhkan waktu lebih sedikit, dan dihasilkan parut dengan
garis yang halus. Tumor dieksisi secara menyeluruh dengan batas jaringan bebas
tumor yang adekuat. Jika terdapat keraguan mengenai kecukupan batas, spesimen
dikirim untuk diagnosis patologis (dengan teknik potongan permanen).
Terapi melanoma maligna adalah eksisi lokal luas. Eksisi bedah dengan biopsi untuk
menentukan derajat kanker. Biopsi eksisional adalah pengangkatan lesi dan jaringan
yang tampak norma dengan batas yang sempit. Tumor dieksisi dengan batas
didasarkan pada jenis melanoma. Luka bedah ditutup secara primer atau dengan
tendur atau telekap.
Dokter-dokter bedah berbeda dalam menentukan waktu pembedahan definitif.
Beberapa dokter mengeksisi lesi setelah pemeriksaan potongan beku saat klien masih
di atas meja operasi. Dokter lain menunggu hasil diagnosis patologis potongan
permanen lalu melanjutkan denganterapi definitif. Eksisi final umumnya diselesaikan
dalam waktu satu minggu biopsi. Walaupun terdapat resiko teoritis adanya
penyebaran tumor selama biopsi, tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa menunggu
1 hingga 6 minggu setelah biopsi akan membahayakan hasil. Faktanya, kadang-
kadang penundaan dapat memberikan klien waktu untuk mempersiapkan diri
terhadap pembedahan, secara fisik dan psikologis.
Kebanyakan klien dengan melanoma metastatik hidup kurang dari 1 tahun.
Saat ini, tidak ada penyembuhan untuk melanoma metastatik, namun beberapa
perkembangan baru dalam uji klinis dapat mengubah terapi yang kini di terima.
9
Rencana terapi diformulasikan berdasarkan beberapa faktor: lokasi tumor, jumlah
metastasis, kecepatan pertumbuhan tumor, terapi sebelumnya, respon terhadap terapi,
dan usia, kesehatan umum dan keinginan klien. Beberapa terapi meliputi
pembedahan untuk mengangkat lesi metastatik, terapi radiasi, kemoterapi, dan
hipertermia lokal. Alternatifnya, klien dapat memilih untuk tidak diterapi lebih
lanjut.
10
BAB III
A. Pengkajian
1. Pengkajian terhadap pasien melanoma maligna dilakukan berdasarkan riwayat
pasiean dan gejalanya. Pasien ditanya khususnya mengenai gejala pruritus, nyeri
tekan, dan rasa sakit yang bukan merupakan ciri khas nevus benigna. Pasien juga
dintanyakan mengenai perubahan yang terjadi pada nevus yang sudah ada
sebelumnya atau pertumbuhan lesi baru yang berpigmen. Orang – orang yang
berisiko harus diperiksa dengan cermat.
2. Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh dan
merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Biasanya jenis
melanoma ini mengenai orang yang berusia pertengahan dan paling sering terjadi
pada batang tubuh, serta ekstermitas bawah. Lesi cenderung sirkuler dengan bagian
luar yang tidak teratu. Tepi lesi bisa datar atau bisa menonjol dan dapat diraba.
3. Melanoma noduler, yaitu tipe melanoma yang paling sering kedua merupakan nodul
yang berbentuk sferis dan menyerupai blueberry dengan permukaan yang relatif licin,
serta berwarna biru-hitam yang seragam. Melanoma ini dapat berbentuk kubah
dengan permukaan yang licin. Bayangan warna yang lain seperti merah, kelabu, atau
ungu juga bisa terdapat. Terkadang melanoma noduler tampak sebagai plak yang
bentuknya ireguler. Pasien mungkin menjelaskan kelainan ini sebagai bula berisi
darah yang tidak mau hilang.
Smeltzer (2002) memberikan panduan tentang teknik dalam melakukan inspeksi kulit
untuk menemukan iregularitas dan perubahan pada nervus. Tanda-tanda yang
menunjukkan perubahan maligna mencakup berikut ini :
11
2) Tepi yang reguler. Indentasi atau lekukan yang menyudut pada bagian tepi nevus
harus dicatat.
3) Permukaan yang ireguler.
a. Tonjolkan permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat teraba atau
terlihat. Perubahan pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik.
b. Sebagian melanoma noduler memiliki permukaan yang licin.
4. Lokasi melanoma yang paling sering adalah kulit pada bagian punggung, yungkai
(khusunya wanita), antara jari-jari kaki dan pada kaki, muka, kulit kepala, jari-jari
tangan serta bagian dorsal tangan.
5. Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling sering terdapat di tempat yang tidak
begitu mengandung pigmen seperti: telapak tangan, telapak kaki, daerah subungal, dan
membran mukosa.
6. Diameter nervus harus diukur karena umumnya melanoma berukuran lebih dari 6 mm.
Lesi satelit (lesi yang terletak di dekat nervus) harus dicatat.
12
B. Diagnosa
I. Nyeri b.d tindakan eksisi dan graft kulit.
II. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan destruksi lapisan kulit
III. Kecemasan dan depresi b.d konsekuensi melanoma yang dapat membawa kematian
dan menimbulkan cacat.
IV. Kurang pengetahuan tentang tanda-tanda dari melanoma.
13
C. Intervensi
No. Dx Kriteria
Tgl/Jam Tujuan
Keperawatan Hasil Intervensi
06/06/2016 III Setelah dilakukan tindakan a. Pasien menyatakan kecemasan Tindakan Mandiri
10.00 WIB keperawatan selama 1 x 24 berkurang, mengenal a. Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan,
jam kecemasan pasien perasaannya, dapat dampingi pasien dan lakukan tindakan bila
berkurang. mengidentifikasi penyebab atau menunjukkan perilaku merusak.
faktor yang mempengaruhinya, b. Hindari konfrontasi.
kooperatif terhadap tindakan, dan c. Beri dukungan psikologis.
wajah rileks. d. Bina hubungan saling percaya.
e. Beri kesempatan kepada pasien untuk
15
mengungkapkan ansietasnya.
f. Berikan privasi untuk pasien dan orang
terdekat.
Tindakan Kolaborasi:
a. Berikan anti cemas sesuai indikasi contohnya
diazepam.
06/06/2016 IV Setelah dilakukan tindakan a. Mengungkapkan pengertian Tindakan Mandiri
11.00 WIB keperawatan selama 1 x 24 tentang proses infeksi, tindakan a. Harapan yang terbesar untuk mengendalikan
jam diharapkan pasien yang dibutuhkan dengan penyakit terletak pada pendidikan pasien
terpenuhinya pengetahuan kemungkinan komplikasi. mengenai pengenalan tanda-tanda dini
tentang kondisi penyakit. b. Mengenal perubahan gaya melanoma. Pasien yang berisiko harus
hidup/tingkah laku untuk diajarkan untuk memeriksa kulit dan data
mencegah terjadinya komplikasi mereka sebulan sekali dengan cara yang
sistemastis.
b. Keterlibatan keluarga terhadap cara-cara untuk
mendeteksi melanoma akan meningkatkan
risiko metastasis yang lebih berat.
c. Tanda bahaya melanoma berikut ini:
perubahan pada ukuran, warna, bentuk, atau
garis bentuk nevus, permukaan nevus atau kulit
di sekitar nevus.
16
17
D. Evaluasi
1. Mengalami pengurangan rasa sakitdan gangguan rasa nyaman.
a. Menyatakan bahwa rasa askit atau nyeri sudah berkurang dan menghilang.
b. Memperlihatkan kesembuhan parut bekas pembedahan tanpa bekas, kemrahan,
atau pembengkakan.
2. Mencapai pengurangan kecemasan.
a. Mengekspresikan ketakutan dan khayalan.
b. Mengajukan pertanyaan mengenai kondisi medis.
c. Memohon pengulangan fakta-fakta tentang melanoma.
d. Mengenali dukungan dan kenyamanan yang diberikan oleh anggota keluarga
atau orang lain yang signifikan.
3. Memperlihatkan pengertian terhadap cara-cara untuk mendeteksi melanoma.
a. Memperlihatkan cara pelaksanaan kulit yang mandiri sebulan sekali.
b. Mengutarakan dengan kata-kata tanda bahaya melanoma berikut ini:
perubahan pada ukuran, earna, bentuk atau garis bentuk nevus, permukaan
nevus atau kulit di sekitar nevus.
c. Mengidektifikasi tindakan untuk melindungi diri dari pajanan sinar matahari
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Prognosis kelangsungan hidup jangka panjang (5 tahun) dianggap jelek kalau tebal
lesi melebihi 4 mm. Prognosis pasien dengan melanoma pada tangan, kaki atau kulit
kepala juga suram. Pesien pasien ini menghadapi kemungkinan terjadinya metastisis yang
meningkat. Metastasis pada melanoma cenderungterjadi pada tulang, hepar, paru-paru,
lien, sistem saraf pusat dan kelenjar limfe (runkle & zalonnik, 1994).
Menurut (Suslia Aklia, et al., 2014) terdapat beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilakukan pada melanoma maligna antara lain : Manajemen medis, manajemen bedah,
manajemen hasil
19
4.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, A & Sari, K. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Intugumen. Jakarta :
Salemba Medika
Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhy. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic – Noc. Yogyakarta : Mediaction
Smeltzer, Suzanne, & Bare, B. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC
Suslia Aklia, et al. (Ed.). (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan, Edisi 8 – Buku 2. Jakarta : Salemba Medika
21