PENDAHULUAN
Latar belakang diadakannya kuliah lapangan (fieldtrip) geologi ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang materi-materi geologi(secara teori) yang telah di
berikan dalaam perkuliahan yaitu tentang batuan dan mineral sehingga,di harapkan mahasiswa dapat
mengetahui bagaiman bentuk-bentuk fisik dari suatu singkapan,bagaiman karakteristik suatu batuan
serta bagaimana proses terjadinya batuan dan mineral itu sendiri di alam.
Teori dasar yang di berikan dalam perkuliahan pada umumnya bersifat ideal sehingga
lebih mudah dimengerti dan dibayangkan namun pada kenyataannya dilapangan,apa yang di amati
tidaklah semudah yang penulis bayangankan.sehingga, di perlikan suatu penelitian lebih lanjut dan
secara langsung mengenai kenampakan objek-objek geologi batuan dan mineral agar didapatkan
suatu pemahaman yang diharapkan.penelitian secara langsung dapat dilakukan melalui kuliah
lapangan (fieldtrip) selain itu,penelitian lapangan dilakukan merupakan penelitian yang
sesungguhnya.karna pada dasarnya,sebuah teori terlahir karna adanya penelitian dari alam sehingga
untuk membuktikan serta membandingkan kebenaran dari hasil teori yang telah ada mata kuliah
lapangan (fieldtrip) ini perlu dan mutlak untuk dilakukan.sehingga,mahasiswa tidak hanya memahami
teori dengan menerima teori tersebut secara mentah.namun, mahasiswa di tuntut untuk mampu
menganalisa dengan baik apa bila di hadapkan secara langsung dilapangan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Tujuan diadakannya fieldtrip dalam mata kuliah geologi adalah untuk melakukan
pengamatan secara langsung mengenai batuan dan mineral pada beberapa tempat yang berada
didaerah Motui Kabupaten Konawe Utara.sehinga, mahasiswa dapat melakukan penelitian secara
langsung mengenai kenampakan objek-objek geologi batuan dan mineral. Dan diharapakan
mahasiswa teknik pertambangan dapat memahami keadaan yang sebenarnya dilapangan.
1.3 Waktu, Letak dan Kesampaian Daerah
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum fieldstrip lapangan geologi dasar adalah:
no alat Kegunaan
1. Betel Untuk memahat batu
2. Palu geologi Memecahkan batu,mengambil mineral pada singkapan batuan
3. Kompas Mengetahui arah batuan
4. Gps Mencari titik kordinat
5. Kaca mata Menghindari percikan batuan pada saat sampling
6. Kantung sample Tempat menyimpan sampel atau batuan
7. Hcl 0.1 M Menguji ada atau tidak adanya kandungan karbonat suatu batuan
8. ATK Mencatat hasil identifikasi pengamatan
9. Kamera Mengambil gambar sampel batuan
10. Tas ransel Tempat peralatan yang di perlukan pada saat pengamatan
Gambar.3.1.1. stasiun 1 (N E )
Batu pasir halus di temukan pada titik koordinat S 03º 60’0 13” E/122º24’26,1” dengan
dimensi ± 10 m x 5 m serta hubungan dengan batuan sekitarnya selaras.Batuan ini memiliki
kedudukan singkapan N 130ºE/52º.Batuan tersebut berwarna segar putih dan warna lapuk
hitam,batuan ini memiliki tekstur ukuran butir 1-2 mm dan termasuk pasir halus serta memiliki bentuk
wellrounded atau bentuknya baik.Batuan ini memiliki sortasi baik dengan kemas tertutup karena tidak
ada air yang masuk serta porositanya buruk karena tidak dapat menyerap air dan permabilitasnya
baik dengan memiliki semen berbentuk batupasir.batuan ini memiliki komposisi material berupa
semen tanpa fragmen dan matriks.Relief singkapan dari batu pasir yaitu landai dengan tipe morfologi
yang terjal dan memiliki tata guna lahan sebagai hutan dengan vegetasi pepohonan serta stadia
daerah muda karena didaerah tersebut belum terlalu rusak.
3.1.2 Batugamping kristalin
3.3.1 Peidotit
Gambar.3.2.2
Batu peridotit di temukan pada titik koordinat S 03º50’19,9” E/122º20’1,7” dengan dimensi ±
15 m x 7 m.Batuan ini tidak memiliki kedudukan batuan seperti pada gambar 3.2.2.batuan ini memiliki
warna segar putih dan warna lapuk hitam,tekstur kristanilitas batuan ini adalah hipokristalin karena
batuannya berupa kristal.Granularitas batuan ini adalah fenerik karena kristalnya masih dapat di lihat
dengan mata telanjang serta fabrik batuan ini yaitu euhedral karena bidang batas kristal yang
baik.Relief singkapan batuan ini adalah curam dengan tipe morfologi terjal.Tata guna lahan sebagai
hutan dengan vegetasi pohon jati.
Gambar.3.2.3
Batu peridotit di temukan pada titik kordinat S 03º50’14,2” E/122º26’15,7” dengan dimensi
± 15 m x 7 m.Batuan ini tidak memiliki kedudukan seperti pada gambar 3.2.3.Batuan ini memiliki
warna segar putih dengan warna lapuk hitam,tekstur batuan ini adalah foliasi dengan kristalitasnya
hipokristalin karena kristalnya dari dasar batuan,granularitas batuan ini adalah afanitik karena sangat
halus sehingga sulit di bedakan dengan mata biasa,fabrik batuan ini yaitu subhedral karena kristalnya
sudah mengalami pencampuran serta relasi batuan ini adalah in equigranular karena butirnya tidak
beraturan.Relief dari batuan ini adalah curam dan tipe morfologi terjal dengan tata guna lahan
sebagai hutan dengan vegetasi pepohonan serta stadia daerahnya tua karena sangat rusak.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Adapun saran yang di berikan pada praktikum fieldtrip lapangan geologi dasar adalah
pada saat praktikan melakukan pengamatan sebaiknya di foto lebih dulu sebelum
mengambil sampe
2. Pada saat praktikan dalam proses mengidentifikasi sebaiknya asisten dapaat membimbing
praktikanya.
3. pada saat asisten atau dosen memberi arahan sebaiknya praktikan mendengarkan
DAFTAR PUSTAKA
Noor,Jauhari.2009.Struktur Geologi.ITB.Bandung