Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang diadakannya kuliah lapangan (fieldtrip) geologi ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang materi-materi geologi(secara teori) yang telah di
berikan dalaam perkuliahan yaitu tentang batuan dan mineral sehingga,di harapkan mahasiswa dapat
mengetahui bagaiman bentuk-bentuk fisik dari suatu singkapan,bagaiman karakteristik suatu batuan
serta bagaimana proses terjadinya batuan dan mineral itu sendiri di alam.

Teori dasar yang di berikan dalam perkuliahan pada umumnya bersifat ideal sehingga
lebih mudah dimengerti dan dibayangkan namun pada kenyataannya dilapangan,apa yang di amati
tidaklah semudah yang penulis bayangankan.sehingga, di perlikan suatu penelitian lebih lanjut dan
secara langsung mengenai kenampakan objek-objek geologi batuan dan mineral agar didapatkan
suatu pemahaman yang diharapkan.penelitian secara langsung dapat dilakukan melalui kuliah
lapangan (fieldtrip) selain itu,penelitian lapangan dilakukan merupakan penelitian yang
sesungguhnya.karna pada dasarnya,sebuah teori terlahir karna adanya penelitian dari alam sehingga
untuk membuktikan serta membandingkan kebenaran dari hasil teori yang telah ada mata kuliah
lapangan (fieldtrip) ini perlu dan mutlak untuk dilakukan.sehingga,mahasiswa tidak hanya memahami
teori dengan menerima teori tersebut secara mentah.namun, mahasiswa di tuntut untuk mampu
menganalisa dengan baik apa bila di hadapkan secara langsung dilapangan.
1.2. Maksud dan Tujuan

Tujuan diadakannya fieldtrip dalam mata kuliah geologi adalah untuk melakukan
pengamatan secara langsung mengenai batuan dan mineral pada beberapa tempat yang berada
didaerah Motui Kabupaten Konawe Utara.sehinga, mahasiswa dapat melakukan penelitian secara
langsung mengenai kenampakan objek-objek geologi batuan dan mineral. Dan diharapakan
mahasiswa teknik pertambangan dapat memahami keadaan yang sebenarnya dilapangan.
1.3 Waktu, Letak dan Kesampaian Daerah

Fieldtrip dilaksanakan di daerah Motui Kabupatan konawe Utara,Sulawesi


Tenggara, pada hari Sabtu Tanggai 05 Desember 2015. Perjalanan dimulai dari kampus Universitas
Halu Oleo,Kendari pada pukul 07.00 WITA menuju stopsite lokasi pertama pada pukul
08.20(mengidentifikasi adanya perlapisan pada batuan yang ukran butirnya berpasir ) dan tiba pada
stopsite kedua pada pukul 09.15 WITA (mengidentifikasi adanya singkapaan yang jenis batuannya
yaitu batugamping kristalin).
Perjalanan dilanjutkan ke stopsite lokasi ketiga pada pukul 09.45 WITA yang yang tepat
berada di pinggir jalan (mengidentifikasi adanya batuan yang jenisnya peridotit dan gneis) selanjutnya
kestasiun ke empat dengan jarak kurang lebih 1 km dengan waktu tempuh 15 menit(terdapat
singkapan yangterjal dengan jenis batuannya peridotit).Lanjut ke stopsite kelima dengan waktu
tempuh10 menit (berada hutan dengan jenis batuannya yaitu batu peridotit), Selanjutnya kestopsite
terakhir yaitu stasiun enam yang juga berada di hutan dengan waktu 13.20.WITA . Kemudian di
lanjutkan ke balai kantor lurah daerah Motui untuk istrahat dan makan.Setelah selesai istrirahat daan
pemeriksaan buku lapangan perjalanan di lanjutkan untuk kembali ke Kendari pukul 15.20 WITA dan
tiba di Universitas Halu Oleo pada pukul 16.30 WITA ,Di lanjutkan pengolahan data pada pukul 20.00
WITA sampai pukul 06.00 WITA.
1.4 Tabel Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum fieldstrip lapangan geologi dasar adalah:

no alat Kegunaan
1. Betel Untuk memahat batu
2. Palu geologi Memecahkan batu,mengambil mineral pada singkapan batuan
3. Kompas Mengetahui arah batuan
4. Gps Mencari titik kordinat
5. Kaca mata Menghindari percikan batuan pada saat sampling
6. Kantung sample Tempat menyimpan sampel atau batuan
7. Hcl 0.1 M Menguji ada atau tidak adanya kandungan karbonat suatu batuan
8. ATK Mencatat hasil identifikasi pengamatan
9. Kamera Mengambil gambar sampel batuan
10. Tas ransel Tempat peralatan yang di perlukan pada saat pengamatan

1.5. Peneliti Terdahulu


-Van bammelah 1919,kondisi bahan galian tenggara
-Surono dkk.2010,2012,2013,geologi lengan tenggara sulawesi membahas tentang formasi
meluhu
-Amstrong F.Sompotan,2014,struktur geologi sulawesi
-Sukamto R.1975,structural of sulawesi in the light of plate tektonik
BAB III

Kondisi Batuan Daerah Penelitian

3.1 Batuan Sedimen

3.1.1 Batu Pasir

Gambar.3.1.1. stasiun 1 (N E )

Batu pasir halus di temukan pada titik koordinat S 03º 60’0 13” E/122º24’26,1” dengan
dimensi ± 10 m x 5 m serta hubungan dengan batuan sekitarnya selaras.Batuan ini memiliki
kedudukan singkapan N 130ºE/52º.Batuan tersebut berwarna segar putih dan warna lapuk
hitam,batuan ini memiliki tekstur ukuran butir 1-2 mm dan termasuk pasir halus serta memiliki bentuk
wellrounded atau bentuknya baik.Batuan ini memiliki sortasi baik dengan kemas tertutup karena tidak
ada air yang masuk serta porositanya buruk karena tidak dapat menyerap air dan permabilitasnya
baik dengan memiliki semen berbentuk batupasir.batuan ini memiliki komposisi material berupa
semen tanpa fragmen dan matriks.Relief singkapan dari batu pasir yaitu landai dengan tipe morfologi
yang terjal dan memiliki tata guna lahan sebagai hutan dengan vegetasi pepohonan serta stadia
daerah muda karena didaerah tersebut belum terlalu rusak.
3.1.2 Batugamping kristalin

Gambar.3.1.2 stasiun 2 (NE)

Batugamping kristalin di temukan pada titik kordinat S 03º50’0,14’’ E / 122º25’50’’ dengan


dimensi singkapan ± 1,5 m x 1 m,Batuan ini memiliki lapisan bersusun dengan foliasi relik dan tanpa
kedudukan seperti pada gambar 3.2.Batugamping memiliki warna segar putih dan warna lapuk
hitam serta tidak memiliki ukuran butir.batuan ini memiliki bentuk butir sub angular dengan sortasi
baik yang dilihat dari bentuknya serta kemas tertutup karena butir dari batuannya yang saling
bersentuhan.Permabilitas batuan ini adalah baik dan porositas buruk karena tidak dapat menyerap air
atau menampung air.Batuan ini tergolong batuan sedimen non klastik dengan komposisi mineral yang
terkandung berupa kalsit dan dolomit sehingga bereaksi dengan HCl.Relief singkapan batuan ini yaitu
landai dengan tipe morfologinnya terjal dan memiliki tata guna lahan sebagai hutan dengan vegetasi
pohon jati serta stadia daerah tua karena didaerah tersebut sudah sangat rusak.
3.2 Batuan Metamorf

3.2.1 Batu Gneis

Gambar.3.2.1 stasiun 3 (N)

Batu gneiss di temukan pada titik koordinat S 03º50’20,3’’ E/ 122º25’33,2’’ dengan


dimensi ± 10 m x 20 m.Batuan ini tidak memiliki kedudukan batuan seperti pada gambar 3.2.1.Batuan
ini terdapat warna segar coklat dan warna lapuk hitam.Tekstur batuan ini yaitu non foliasi dengan
struktur relik karena kesejajaran mineralnya masih kelihatan.Singkapan batuan ini memiliki relief
landai dengan tipe morfologi yaitu dataran yang memiliki tata guna lahan sebagai pemukiman warga
dengan vegetasi rumput jepang di pinggir jalan dengan stadia daerah mudah karena daerah
tersebbut belum terlalu rusak.
3.3 Batuan Beku

3.3.1 Peidotit

Gambar.3.2.2

Batu peridotit di temukan pada titik koordinat S 03º50’19,9” E/122º20’1,7” dengan dimensi ±
15 m x 7 m.Batuan ini tidak memiliki kedudukan batuan seperti pada gambar 3.2.2.batuan ini memiliki
warna segar putih dan warna lapuk hitam,tekstur kristanilitas batuan ini adalah hipokristalin karena
batuannya berupa kristal.Granularitas batuan ini adalah fenerik karena kristalnya masih dapat di lihat
dengan mata telanjang serta fabrik batuan ini yaitu euhedral karena bidang batas kristal yang
baik.Relief singkapan batuan ini adalah curam dengan tipe morfologi terjal.Tata guna lahan sebagai
hutan dengan vegetasi pohon jati.
Gambar.3.2.3

Batu peridotit di temukan pada titik kordinat S 03º50’14,2” E/122º26’0,17” dengan


dimensi ± 15 m x 7 m.Batuan ini tidak memiliki kedudukan seperti pada gambar 3.2.3.Batuan ini
memiliki warna segar putih dan warna lapuk hitam kristalinisasi batuan ini yaitu holokristalin karena
seluruh masa batuan beku terdiri dari kristal,batuan ini memiliki granularitas fenerik karena kristal
dapat di bedakan dengan mata biasa serta fabrik subhedraal karena kristalnya sudah mengalami
pencampuran,relasi batuan ini adalah eqigranular karena ukuran kristalnya sama.Relief batuan ini
agak mendatar dan memiliki tipe geomorfologi terjal,batuan ini memiliki tata guna lahan sebgai hutan
dengan vegetasi pohon jati serta stadia muda karena belum terlalu rusak
Gambar.3.2.3

Batu peridotit di temukan pada titik kordinat S 03º50’14,2” E/122º26’15,7” dengan dimensi
± 15 m x 7 m.Batuan ini tidak memiliki kedudukan seperti pada gambar 3.2.3.Batuan ini memiliki
warna segar putih dengan warna lapuk hitam,tekstur batuan ini adalah foliasi dengan kristalitasnya
hipokristalin karena kristalnya dari dasar batuan,granularitas batuan ini adalah afanitik karena sangat
halus sehingga sulit di bedakan dengan mata biasa,fabrik batuan ini yaitu subhedral karena kristalnya
sudah mengalami pencampuran serta relasi batuan ini adalah in equigranular karena butirnya tidak
beraturan.Relief dari batuan ini adalah curam dan tipe morfologi terjal dengan tata guna lahan
sebagai hutan dengan vegetasi pepohonan serta stadia daerahnya tua karena sangat rusak.
BAB IV

Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian fieldtrip yang telah di lakukan,penelitian dapat memberi


kesimpulan bahwa ditemukan beberapa mineral serta batuan di daerah motui yang mempunyai
beberapa manfaat dalam kehidupan sehari-hari.Beberapa mineral dan batuan tersebut mempunyai
karakteristik yanng berbeda-beda menurut tempat asal terbentuknya,proses terjadinya serta
komposisinya.Sehingga mengakibatkan ciri fisik yang berbeda-beda pada warna,tekstur,struktur dan
lain-lain.

4.2 Saran

1. Adapun saran yang di berikan pada praktikum fieldtrip lapangan geologi dasar adalah
pada saat praktikan melakukan pengamatan sebaiknya di foto lebih dulu sebelum
mengambil sampe
2. Pada saat praktikan dalam proses mengidentifikasi sebaiknya asisten dapaat membimbing
praktikanya.
3. pada saat asisten atau dosen memberi arahan sebaiknya praktikan mendengarkan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2015.Pengantar Praktikum Geologi Dasar.Universitas Halu Oleo.Kendari

Bemmelen,R.W.Van.1949.Geology of Indonesia.vol;general geologi

Dinamis,2008.Progrm Study Teknik Geologi.Fakultas Teknik Pakun.

Endator,Danang,2009.Pengantar Geologi Dasar.Surakarta:UNS pess

Noor,Jauhari.2009.Struktur Geologi.ITB.Bandung

Anda mungkin juga menyukai