DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 7
UNIVERSITAS BENGKULU
2010
PENGURAIAN CAHAYA (DISPERSI)
I. TUJUAN
Mengamati penguraian cahaya oleh prisma
http://id.wikipedia.org/wiki/Dispersi
Sinar- sinar yang dapat diuraikan atas beberapa komponen warna disebut
sinar polikromatik (contoh : sinar putih); sinar-sinar yang tidak dapat diuraikan
lagi atas komponen-komponen warna disebut sinar monokromatik (sinar
tunggal), contoh : sinara biru, merah, dan hijau. Peristiwa penguraian cahaya
polikromatik (misal : cahaya putih) atas komponen-komponen warnanya disebut
Dispersi. Sedangkan komponen-komponen warna yang terjadi disebut
Spektrum.
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik)
menjadi komponen-komponennya karena pembiasan. Komponen- komponen
warna yang terbentuk yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Dispersi terjadi akibat adanya perbedaan deviasi untuk setiap panjang
gelombang, yang disebabkan oleh perbedaan kelajuan masing-masing
gelombang pada saat melewati medium pembias. Gambar di bawah
menunjukkan dispersi sinar putih yang melalu sebuah prisma.
Saat sinar monokromatik jatuh pada salah satu sisi pembias prisma, yang
terjadi aadlah sinar dibelokkan dua kali, pertama di dalam prisma dan kedua
sewaktu keluar prisma. Sudut antara sinar datanng mula-mula dan sinar bias
terakhir disenut sudut deviasi δ.
Lalu saat sinar putih atau sinar polikromatik dijatuhkan pada salah satu
sisi pembias prisma dan amati warna-warna sinar yang ke luar prisma, yaitu
terdiri atas tujuh warna pelangi, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan
ungu.
Apabila spectrum warna yang telah disebutkan diatas diurutkan dari
merah hingga ungu, maka beberapa sifat yang diperoleh adalah sudut deviasi
semakin besar, indeks bias semakin besar, frekuensi semakin besar dan panjang
gelombang semakin kecil.
Hubungan indeks bias medium n, dan panjang gelombang dalam medium
λn yang dinyatakan oleh persamaan :
Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi
oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi
menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya. Permukaan ini
disebut bidang pembias, dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang pembias
disebut sudut pembias (β).
Cahaya yang melalui prisma akan mengalami dua kali pembiasan, yaitu
saat memasuki prisma dan meninggalkan prisma. Jika sinar datang mula-mula
dan sinar bias akhir diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu
titik dan membentuk sudut yang disebut sudut deviasi. Jadi, sudut deviasi (δ)
adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang mula-mula
dengan sinar yang meniggalkan bidang pembias atau pemantul. Gambar 2.5
menunjukkan sudut deviasi pada pembiasan prisma.
b. Sudut Dispersi
Sudut dispersi merupakan sudut yang dibentuk antara deviasi sinar satu
dengan sinar lain pada peristiwa dispersi (penguraian cahaya). Sudut ini
merupakan selisih deviasi antara sinar-sinar yang bersangkutan. Jika sinar-
sinar polikromatik diarahkan pada prisma, maka akan terjadi penguraian
warna (sinar monokromatik) yang masing- masing sinar mempunyai deviasi
tertentu. Selisih sudut deviasi antara dua sinar adalah sudut dispersi, φ
1. Alat-alat yang diperlukan disusun berurutan dari kiri, sumber cahaya, lensa f
= 100 mm, diafragma, meja optic.
2. Ujung kanan kertas dilipat kira-kira 2 cm dari ujung sehingga bagian itu
berdiri tegak. Ujung yang dilipat tegak ini akan digunakan untuk
menangkap sinar bias yang keluar dari prisma.
3. Kesesuaian rangkaian sumber cahaya diatur dengan catu daya maupun
sumber listriknya (PLN).
V. LANGKAH PERCOBAAN
VII. PEMBAHASAN
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain : meja optic, rel
presisi, pemegang slide diafragma, bola lampu 12 V, 18 W, diafragma satu celah,
prisma siku-siku, tumpukan berpenjepit, lensa f = 100 mm bertangkai, catu daya,
kabel penghubung merah dan kebel penghubung hitam, tempat lampu bertangkai
dan kertas HVS putih. Sumber tegangan (catu daya) yang digunakan memiliki
tegangan sebesar 3 V, 6 V, 9 V dan 12 V. tegangan pada catu daya tersebut diatur
sedemikian rupa sehingga dihasilkan cahaya yang paling terang agar pembiasan
cahaya yang dihsilkan oleh prisma dapat terlihat dengan jelas pada kertas HVS
yang sudah ujungnya. Tegangan catu daya yang digunakan pada percobaan ini
adalah sebesar 12 V.
Selain itu pada percobaan ini digunakan prisma siku-siku. Prisma adalah
benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang
permukaan yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi menguraikan
(sebagai pembias) sinar yang mengenainya. Permukaan ini disebut bidang
pembias, dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang pembias disebut sudut
pembias (β).
Cahaya yang melalui prisma akan mengalami dua kali pembiasan, yaitu
saat memasuki prisma dan meninggalkan prisma. Jika sinar datang mula-mula
dan sinar bias akhir diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu
titik dan membentuk sudut yang disebut sudut deviasi. Jadi, sudut deviasi (δ)
adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang mula-mula dengan
sinar yang meninggalkan bidang pembias atau pemantul.
Saat sinar monokromatik jatuh pada salah satu sisi pembias prisma, yang
terjadi aadlah sinar dibelokkan dua kali, pertama di dalam prisma dan kedua
sewaktu keluar prisma. Sudut antara sinar datanng mula-mula dan sinar bias
terakhir disenut sudut deviasi δ. Lalu saat sinar putih atau sinar polikromatik
dijatuhkan pada salah satu sisi pembias prisma dan amati warna-warna sinar
yang ke luar prisma, yaitu terdiri atas tujuh warna pelangi, yaitu merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
Selanjutnya prisma yang sudah diletakkan diatas kertas HVS putih
diputar-putar sampai diperoleh hasil pembiasan cahaya yang jelas. Percobaan ini
dilakukan sebanyak dua kali yaitu untuk perputaran prisma yang searah dengan
arah jarum jam dan yang berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.
VIII. KESIMPULAN
VIII.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, apat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
a. Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik)
menjadi komponen-komponennya karena pembiasan yang terjadi akibat
adanya perbedaan deviasi karena perbedaan kelajuan masing-masing
gelombang pada saat melewati medium pembias.
b. Warna yang dihasilkan karena pembiasan oleh prisma adalah merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
c. Warna yang telah disebutkan diatas diurutkan dari merah hingga ungu,
maka beberapa sifat yang diperoleh adalah sudut deviasi semakin besar,
indeks bias semakin besar, frekuensi semakin besar dan panjang
gelombang semakin kecil.
d. Hubungan indeks bias medium n, dan panjang gelombang dalam
medium λn yang dinyatakan oleh persamaan :
VIII.2 Saran
Budiyanto, Joko. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100313072525AAqst7v
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelangi