Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

JUDUL:
SANITASI EKOLOGIS MENGUBAH LIMBAH MENJADI SUMBER DAYA
PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA TANGKI AGUS
GUNARTO (AG)

Di susun oleh:
Atsrul Mawahib Yunardi (201210070311089)
Moh. Imam Bahrul Ulum (201210070311121)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN

KEGIATAN MAGANG
SANITASI EKOLOGIS MENGUBAH LIMBAH MENJADI SUMBER DAYA
PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA TANGKI AGUS
GUNARTO (AG)

Diajukan oleh:
1. Atsrul Mawahib Yunardi (201210070311089)
2. Moh. Imam Bahrul Ulum (201210070311121)

Disetujui, Diajukan,
Direktur Tangki AG Koordinator Magang,

Drs. Agus Gunarto, M.M Moh. Imam Bahrul Ulum

Mengetahui/Menyetujui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi Dosen Pembimbing Magang


FKIP UMM

Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd Dra. Siti Zaenab, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat illahi rabbi yang masih memberikan rahmat hidayah
dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
kegiatan magang yang berjudul “Sanitasi Ekologis Mengubah Limbah Menjadi
Sumber Daya Pada Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus
Gunarto (AG)”. dengan baik dan tepat waktu.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan laporan ini juga atas bantuan
dari orang lain dan partisipasi dari berbagai pihak. Dengan rendah hati kami
menyampaikan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Agus Gunarto, M.M. Selaku pendiri Pengolahan Limbah
Cair Rumah Tangga Tangki Agus Gunarto (AG), yang telah
memberikan fasilitas serta waktu untuk melaksanakan Pemagang
Biologi di Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus
Gunarto (AG).
2. Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd. selaku ketua jurusan Pendidikan
Biologi yang sudah menfasilitasi program Pendidikan Biologi.
3. Dra. Siti Zaenab, M.Kes. selaku dosen pembimbing program
Pemagangan Biologi yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan laporan ini.
Kami mengetahui dalam penyelesaikan proposal ini, pastinya adanya
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak guna perbaikan & penyempurnaan proposal ini. Semoga
proposal ini dapat bermanfaat yang berarti bagi kita semua.

Malang, 20 Desember 2015

Penyusun,

iii
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................ i
Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan Magang ............................................................................... 3
C. Manfaat Magang ............................................................................. 3
BAB II KAJIAN LEMBAGA DAN PUSTAKA ........................................... 6
A. Identitas Tempat Pemagangan ....................................................... 6
B. Kegiatan-kegiatan Umum Usaha di Lokasi Pemagangan .............. 6
C. Kegiatan Usaha Khusus di Bidang yang Akan Digarap Dilokasi
Pemagangan .................................................................................... 7
D. Sejarah dan Perkembangan Pengolahan Limbah Cair Rumah
Tangga Tangki Agus Gunarto (AG) ................................................ 7
BAB III METODE PEMAGANGAN ............................................................ 10
A. Rencana Waktu Pemagangan ......................................................... 10
B. Rencana Pelaksanaan Pemagangan ................................................ 10
C. Prosedur Penelitian ......................................................................... 12
D. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data ................................ 13
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 14
4.1 MCK Terpadu Tlogomas .............................................................. 14
4.2 Bank Sampah ................................................................................ 15
4.3 Prosedur Pupuk Pokat ................................................................... 16
4.4 Pupuk Bio Sun ............................................................................... 21
4.5 Bio Pori .......................................................................................... 24
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 28
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 28
5.2 Saran .............................................................................................. 28
Daftar Pustaka ................................................................................................. 29
Lampiran ......................................................................................................... 30

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengolahan pembuangan limbah memang mahal, dan seringkali, kotoran
yang ada dibuang begitu saja tanpa diolah. Hal ini akan menyebarkan kotoran dan
semua jenis kuman, cacing, dan bahan-bahan kimia beracun yang ada di
dalamnya, yang menyebabkan munculnya masalah kesehatan seperti hepatitis,
kolera, dan tipus di sekitar lokasi pembuangan limbah.
Sistem pembuangan menggunakan air untuk mengalirkan kotoran dalam
pipa-pipa. Sistem ini bisa memperbaiki kesehatan masyarakat, khususnya di
kawasan kota yang padat. Tetapi untuk mencegah hadirnya masalah-masalah
kesehatan, air buangan limbah harus diolah agar membuat air yang masuk
kembali ke saluran air dan atau yang akan digunakan kembali aman.
Bahkan dengan pengolahan kotoran yang cukup mahal, menggunakan air
untuk mengalirkan kotoran biasanya tidak berkelanjutan dan menyebabkan
munculnya masalah seperti:
 Pencemaran air minum di kawasan hilir.
 Pencemaran lahan tempat warga hidup dan bertani.
 Hilangnya sumber nutrisi (pupuk alamiah) untuk pertanian.
 Pencemaran sumber-sumber air yang dimanfaatkan sebagai air minum,
mandi, dan bertani.
 Bau busuk.
Sistem pembuangan limbah juga menyebabkan munculnya masalah kesehatan
ketika berbagai jenis limbah dicampur, seperti ketika pabrik-pabrik membuang
bahan-bahan kimia beracun ke dalam saluran pembuangan limbah. Pencemaran
ini akan menyulitkan pengolahan dan penggunaan kembali air limbah.
Menurut Sulaiman (2009) cara murah paling aman untuk mengelola sistem
pembuangan limbah adalah dengan mengolahnya di dekat lokasi limbah
diproduksi, dan selanjutnya membiarkan air menyerapnya ke dalam tanah dan
menyuburkan tanaman. Cara paling umum untuk melakukannya adalah dengan
menggunakan tangki septik (atau septic tank, yakni wadah berukuran besar di
1
bawah tanah untuk menampung limbah padat dan menguraikannya) dan lahan
rembesan (di mana limbah cair bisa merembes keluar-masuk tanah). Tetapi,
metode ini memerlukan perencanaan teknis yang berada di luar cakupan panduan
ini. (Untuk mendapatkan informasi, lihat bagian Sumberdaya). Sistem
pembuangan limbah banyak sekali menggunakan air untuk melaksanakan
pekerjaan yang sebenarnya bisa dilakukan dengan sedikit air saja, atau tanpa air
sama sekali. Komunitas yang hanya punya air sedikit, atau mereka yang tidak
mampu membangun sistem pembuangan, lebih tepat jika memanfaatkan jenis-
jenis toilet lainnya.
Pengolahan Limbah Cair Tangki Agus Gunarto (AG) merupakan instalasi
pengolahan limbah rumah tangga yang terletak Tlogo Mas Kabupaten Malang
Jawa Timur. Instansi tersebut melakukan pengolahan limbah rumah tangga baik
yang berasal dari kamar mandi, kakus maupun dapur diproses menjadi satu secara
alamiah terpadu dengan sistim Tangki AG yang pengalirannya secara gravitasi.
Bahan bangunan yang dipergunakan mudah didapat dan murah serta
pelaksanaannya dilakukan sendiri oleh masyarakat setempat. Sistim tangki AG ini
tidak membutuhkan lahan yang luas, dan yang terpenting adalah masyarakat
terlibat secara aktif mulai dari perencanaan,pelaksanaan pembangunan dan
operasi pemeliharaannya.
Pengolahan limbah cair tangki AG ini memiliki banyak sekali manfaat
baik bagi masyarakat maupun perkembangan diwilayah tersebut. Menurut
Gunarto (2004) manfaat pengolahan limbah ini adalah (1) Meningkatkan
kepedulian masyarakat dalam melestarikan dan mengendalikan pencemaran
limbah rumah tangga; (2) Membantu mengubah kebiasaan masyarakat untuk
mengolah limbahnya secara teratur; (3) Meningkatkan kemampuan ekonomi
lokal; (4) Membiasakan masyarakat hidup pada kondisi lingkungan yang bersih,
indah, sehat dan nyaman (berwawasan lingkungan); dan (5)Membantu
mengurangi beban pencemaran sungai Brantas dengan membuang limbah cair
rumah tangga yang telah diolah. Keberhasilan pembangunan sistim pengolahan
limbah cair rumah tangga tersebut telah berhasil mengangkat Desa Tlogo Mas
Malang menjadi desa yang asri dan bersih setiap rumah telah memiliki kamar

2
mandi/kakus, dimana penduduknya tidak ada lagi yang menjadi
pengumpul/pemecah batu, kehidupan menjadi semakin baik.
Universitas Muhammadiyah Malang merupakan Perguruan Tinggi Swasta
Muhammadiyah yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah
bidang pengetahuan umum maupun khusus. Program Studi Pendidikan Biologi
merupakan salah satu jurusan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP), yang dirancang untuk menghasilkan Sarjana Profesional yang
menerapkan konsep pengembangan keilmuan pada masyarakat. Proses belajar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi didasarkan pada kurikulum yang
tersusun secara terstruktur dan terproyeksikan pada sebaran matakuliah.
Pemahaman teori secara baik diperlukan oleh mahasiswa melalui proses belajar
mengajar di bangku kuliah dan praktek di laboratorium di dalam kampus.
Program Studi Pendidikan Biologi pada semester VII terdapat mata kuliah
pemagangan biologi. Oleh karena itu, kami mengajukan permohonan kepada
pihak Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus Gunarto (AG) untuk
dapat memberi kesempatan kepada mahasiswa dalam menjalani kegiatan proses
belajar di Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus Gunarto (AG).

B. Tujuan Magang
Pelaksanaan magang ini bertujuan untuk memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi kami dan instansi selaku obyek pelaksanaan kegiatan
magang ini.
1. Tujuan Bidang Pendidikan
a. Mahasiswa dapat mengetahui sistim sanitasi di daerah MCK Terpadu
Tlogomas Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus
Gunarto (AG).
b. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengolahan limbah cair rumah
tangga di Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus
Gunarto (AG).
c. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat pengolahan limbah cair rumah
tangga di Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus
Gunarto (AG).

3
2. Tujuan Bidang Penelitian
a. Mahasiswa dapat mengetahui sistim sanitasi di daerah MCK Terpadu
Tlogomas Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus
Gunarto (AG).
b. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengolahan limbah cair rumah
tangga di Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus
Gunarto (AG).
c. Mahasiswa dapat mengetui cara pembuatan pupuk Biosan di instansi
Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus Gunarto (AG).
d. Mahasiswa dapat mengetui cara pembuatan pupuk Pokat (Pupuk
Organik Kadar Tinggi) di instansi Pengolahan Limbah Cair Rumah
Tangga Tangki Agus Gunarto (AG).
e. Mahasiswa dapat mengetui cara pembuatan biopori di instansi
Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus Gunarto (AG).
3. Tujuan Bidang Pengabdian
a. Membantu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari di instansi tempat
mahasiswa melaksanakan magang.
b. Memberi kontribusi dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan limbah
cair rumah tangga tangki Agus Gunarto (AG).

C. Manfaat Magang
Adapun manfaat dari pelaksanaan magang ini antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
a. Mempraktekkan ilmu-ilmu yang telah didapat selama menempuh teori
perkuliahan.
b. Mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan elemen lain di luar
kampus, sehingga memperoleh wawasan dan pengalaman yang tidak
diperoleh di bangku perkuliahan serta menjembatani dunia akademik
dengan realita dalam masyarakat dan dunia kerja.
c. Mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja dan dapat
memberikan gambaran mengenai pekerjaan dalam artian yang
sesungguhnya sehingga lebih siap memasuki dunia kerja.

4
d. Memicu dan memacu kesadaran akan sikap profesional sebagai calon
profesional yang bertanggung jawab terhadap keprofesionalannya.
e. Memperoleh pengalaman-pengalaman praktis dan meningkatkan
keterampilan kerja serta kreativitas pribadi.
2. Bagi Instansi
a. Membantu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari di instansi tempat
mahasiswa melaksanakan magang.
b. Merupakan sarana yang menjembatani antara instansi dengan lembaga.
c. Memberi kontribusi dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan limbah
cair rumah tangga tangki Agus Gunarto (AG).

5
BAB II
KAJIAN LEMBAGA DAN PUSTAKA

A. Identitas Tempat Pemagangan


 Nama : Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus
Gunarto (AG)
 Alamat : Jl. Kelurahan Tlogomas, RT.03, RW.07 Kecamatan
Lowokwaru, Kotamadya Malang
 No telpon : 0818539330
 Kode Pos : 65144

B. Kegiatan-Kegiatan Umum Usaha Di Lokasi Pemagangan


 Penarikan Iuran Warga
 Pembersihan Kolam Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki
Agus Gunarto (AG).
 Pengangkutan endapan limbah dari Pengolahan Limbah Cair Rumah
Tangga Tangki Agus Gunarto (AG).
 Proses sanitasi MCK Terpadu Tlogomas di Pengolahan Limbah Cair
Rumah Tangga Tangki Agus Gunarto (AG).
 Penampungan Bank Sampah oleh ibu-ibu PKK di Pengolahan Limbah
Cair Rumah Tangga Tangki Agus Gunarto (AG).
 Pengolahan limbah menjadi pupuk.
C. Kegiatan-Kegiatan Usaha Khusus Di Bidang Yang Akan Digarap Di
Lokasi Pemagangan
 Sistim sanitasi pengolahan limbah cair rumah tangga
Sistem Sanitasi adalah sebuah siklus yang mengolah tinja dan urine
manusia sebagai sumber daya, tinja berproses sampai terbebas dari
mikroba patogenik, tinja yang telah tersanitasi disiklus ulang untuk
keperluan pertanian (pemulihan dan penggunaan kembali nutrisi).
Manfaat pengolahan air limbah sistem sanitasi ini antara lain :
1. Mengendalikan Limbah cair agar tidak mencemari badan air atau
lingkungan.
6
2. Memperbaiki kualitas air tanah, air permukaan.
3. Kesuburan tanah dengan pengolahan sistem ekosan (Ekologi Sanitasi)
 Pupuk Bio Sun
Pupuk Bio Sun merupakan pupuk hasil penemuan dari bapak Agus
Gunarto. Pupuk ini berasal dari percampuran antara rempah-rempah, tetes
tebu dengan bakteri pengurai sampah yang selanjutnya difermentasikan.
Pupuk Bio Sun ini berbentuk pupuk cair yang dapat mengembalikan
kesuburan tanah. Pupuk ini sangat bermanfaat untuk memberi gizi pada
tanaman sehingga tanaman tersebut tumbuh subur, selain itu Bio Sun juga
dapat digunakan di dunia peternakan yaitu sebagai campuran pakan ternak
agar cepat besar. Pupuk ini sudah diuji cobakan kepada tanaman terong
dan ayam selama satu bulan dan terbukti dapat menyuburkan tanaman dan
membuat ayam cepat besar.
 Pupuk Pokat (Pupuk Organik Kadar Tinggi)
Pupuk Pokat merupakan pupuk hasil penemuan bapak Agus
Gunarto. Menurut Agus Gunarto pupuk ini dibuat dari campuran tinja,
kompos, dan rempah-rempah. Selanjutnya pupuk ini difermentasikan
menggunakan bakteri pengurai sampah. Pupuk ini sangat bermanfaat bagi
kesuburan tanah dan membuat tanaman subur.
 Biopori
Biopori adalah teknologi sederhana yang tepat guna dan ramah
lingkungan. Lubang biopori mampu meningkatkan daya resap air hujan ke
dalam tanah sehingga mampu mengurasi resiko banjir akibat meluapnya
air hujan. Selain itu, teknologi ini juga mampu meningkatkan jumlah
cadangan air bersih di dalam tanah. Biopori ini merupakan alat yang
digunakan untuk menyerap air ketika musim penghujan agar pada musim
kemarau air dapat menyimpan air dalam tanah.

D. Sejarah dan Perkembangan Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga


Tangki Agus Gunarto (AG)
Bermula pada tahun 1984, Agus Gunarto, seorang lelaki bertubuh kecil
dengan badan sedikit bungkuk yang tinggal di pinggiran Kali Brantas

7
Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur,
setiap hari merasa terganggu dengan hadirnya “pisang goreng mengambang”
(istilahnya untuk menyebut tinja) di sekitar rumahnya. Maklumlah, saat itu tak
satu pun rumah di sana memiliki kakus. Anak-anak terbiasa buang air besar di
saluran terbuka di luar rumah mereka dan sebagian besar keluarga pun
menggunakan bantaran sungai Brantas sebagai jamban mereka. Lebih parah
lagi, saat malam hari mereka mengemas kotorannya di dalam tas plastik dan
baru keesokan harinya dibuang di sungai. Saat air sungai meluap, bungkusan-
bungkusan yang mengambang itu berbalik ke perkampungan dan saat air surut
kotoran menempel dan mengering di jalan-jalan. Karuan saja kampungnya
kerap dilanda wabah diare, bahkan pada tahun 1985 wabah diare
mengakibatkan kematian lima orang anak dari keluarga miskin.
Melihat situasi ini, sebagai ketua RT, pak Agus mencoba mencari jalan
keluar. Karena terbatasnya lahan, tidak mungkin setiap rumah membuat tangki
septik sendiri-sendiri. Ia mengajak para ibu di lingkungannya menanggulangi
kejorokan lingkungan itu dengan menawarkan ide membuat tangki septik
secara kolektif, namun ditolak. Mereka ingin lingkungan bersih, tetapi tak
memiliki kemampuan dan dana yang cukup.
Berbekal dana sekitar Rp 6 juta, pak Agus memulai pembuatan tangki
septik terpadu di ujung gang rumahnya. Lahan untuk fasilitas pengolahan
telah tersedia di tanah milik masyarakat yang berbatasan dengan pekuburan
dan sungai. Tangki septik ini berupa bak semen berbentuk lingkaran dengan
tinggi 2 m dan diameter 1,2 m yang lalu dibagi dua, masing-masing untuk
menampung ampas padat dan yang encer, dipisahkan oleh sebuah dinding cor
sebagai penghancur kotoran dan kisi-kisi penyaring limbah. Aliran limbah
dari rumah tangga (kamar mandi, kakus, dan dapur) sepenuhnya dialirkan
secara gravitasi. Warga yang berniat menyalurkan kotorannya ke tangki septik
harus membuat jaringan pipa dari kamar mandi, kakus, dan dapur di rumah ke
pipa utama sehingga konstruksinya menyerupai tulang ikan. Instalasi
pengolahan terdiri dari empat bak beton yang saling berhubungan dan kolam
terakhir diisi ikan untuk mengukur kadar racun cairan itu.

8
Di permukaannya ditebar tanaman eceng gondok sekedar untuk
menyamarkan agar cairan tidak merusak pemandangan. Ternyata ikan dapat
hidup di situ dan eceng gondok mampu menyerap logam berat dan membantu
penguraian. Dengan cara ini cairan kotor yang dialirkan ke sungai dari
penampungan ini tidak akan mencemari air sungai. Proses pengolahannya
adalah anaerobic-suspended biomass, secara internasional dikenal dengan
tangki septik komunal, tetapi warga menyebutnya “Tangki AG”, singkatan
dari nama Agus Gunarto perancangnya. Awalnya hanya enam rumah yang
memasang jaringan. Setelah terasa manfaatnya barulah rumah-rumah yang
lain ikut memasang jaringan pipa. Sistem ini kemudian berkembang ke desa-
desa sekitarnya dan kebiasaan buang air besar di sungai mulai berubah
membuat lingkungan desa menjadi asri, bersih, dan lebih sehat. Kini model
tangki septik komunal ini sudah berkembang bahkan sampai ke mancanegara.
Agus Gunarto pun memperoleh penghargaan Kalpataru dari Presiden RI dan
berbagai penghargaan lainnya dari dalam dan luar negeri.

9
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG

A. Rencana Waktu Pemagangan


Magang ini dilakukan pada semester 7 tahun ajaran 2015/2016. Rencana
waktu pemagangan yang akan kami laksanakan di Pengolahan Limbah Cair
Rumah Tangga Tangki Agus Gunarto (AG) yaitu dari tanggal 5 Oktober-5
November 2015.

B. Rencana Pelaksanaan Pemagangan


Pelaksanaan magang yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa kali ini
adalah Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Tangki Agus Gunarto (AG).
Rencana pelaksanaan pegangan biologi ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Magang
No Pelaksanaan Kegiatan yang Dilaksanakan
Minggu Pertama  Tanggal 5-6
5-10 Oktober 2015 Penarikan iuran kerumah warga
 Tanggal 7
Bank sampah bersama ibu-ibu PKK
 Tanggal 8
Pengetahuan mengenai sanitasi
1
 Tanggal 9
Observasi ke rumah warga mengenai
sanitasi
 Tanggal 10
Observasi ke rumah warga mengenai
sanitasi
Minggu Kedua  Tanggal 12
12-17 Oktober 2015 Bank sampah bersama ibu-ibu PKK
2
 Tanggal 13
Pengetahuan mengenai biopori

10
 Tanggal 14
Membuat biopori
 Tanggal 15
Membuat biopori
 Tanggal 16
Membuat biopori
 Tanggal 17
Bank sampah bersama ibu-ibu PKK
Minggu Ketiga  Tanggal 19
19-24 Oktober 2015 Bank sampah bersama ibu-ibu PKK
 Tanggal 20
Pengetahuan mengenai pupuk pokat
 Tanggal 21
Membuat pupuk pokat
3
 Tanggal 22
Membuat pupuk pokat
 Tanggal 23
Membuat pupuk pokat
 Tanggal 24
Bank sampah bersama ibu-ibu PKK
Minggu Keempat  Tanggal 26
26-31 Oktober 2015 Bank sampah bersama ibu-ibu PKK
 Tanggal 27
Pengetahuan mengenai pupuk bio sun
 Tanggal 28
4
Membuat pupuk bio sun
 Tanggal 29
Membuat pupuk bio sun
 Tanggal 30
Membuat pupuk bio sun

11
 Tanggal 31
 Bank sampah bersama ibu-ibu PKK
Minggu Kelima  Tanggal 2
2-5 November 2015 Bank sampah bersama ibu-ibu PKK
 Tanggal 3
Membuat pupuk bio sun
5
 Tanggal 4
Bank sampah bersama ibu-ibu PKK
 Tanggal 5
Membuat pupuk bio sun

C. Prosedur Penelitian
a) Tahap perencanaan
 Mencari tempat pemagangan
 Observasi tempat pemagangan
 Menyiapkan proposal
 Observasi tempat pemagangan
 Membuat surat penelitian
b) Tahap pelaksanaan
 Melakukan observasi mengenai sanitasi di daerah pemagangan
Observasi ke rumah-rumah warga merupakan salah satu upaya
untuk mengetahui dan memahami kondisi langsung lingkungan hidup
yang terjadi di kawasan tersebut, serta mempelajari sistim sanitasi yang
diterapkan pada rumah-rumah warga.
 Membuat biopori
Biopori ini merupakan alat yang digunakan untuk menyerap air
ketika musim penghujan agar pada musim kemarau air dapat
menyimpan air dalam tanah.
 Membuat Pupuk Pokat (Pupuk Organik Kadar Tinggi)
Pupuk ini dibuat dari campuran tinja, kompos, dan rempah-
rempah. Selanjutnya pupuk ini difermentasikan menggunakan bakteri
pengurai sampah. Pupuk ini sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah
12
dan membuat tanaman subur.
 Pembuatan Pupuk Bio Sun
Pupuk ini berasal dari percampuran antara rempah-rempah, tetes
tebu dengan bakteri pengurai sampah yang selanjutnya difermentasikan.
Pupuk Bio Sun ini berbentuk pupuk cair yang dapat mengembalikan
kesuburan tanah. Pupuk ini sangat bermanfaat untuk memberi gizi pada
tanaman sehingga tanaman tersebut tumbuh subur, selain itu Bio Sun
juga dapat digunakan di dunia peternakan yaitu sebagai campuran
pakan ternak agar cepat besar.
c) Tahap refleksi
 Merefleksikan proses pemagangan yang telah dilaksanakan
 Mencatat kendala-kendala yang dihadapi selama proses pemagangan
 Membuat laporan dari proses pemagangan
D. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Prosedur pengolahan dan analisis data pada pelaksanaan magang kali ini
kita sesuaikan dengan pengolahan dan analisis data yang ada di Pengolahan
Limbah Cair Tangki Agus Gunarto (AG).

13
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 MCK Terpadu Tlogomas


MCK Terpadu Tlogomas merupakan pengolahan limbah rumah tangga yang
di gagas oleh seorang Agus Gunarto pada tahun 1984. Ide tersebut di gagas oleh
bapak Agus Gunarto karena banyak ditemukan permasalahan di desa tersebut.
Permasalahan yang terjadi di masyarakat adalah kurangnya kesadaran masyarakat
untuk membuang limbah cair rumah tangga pada tempatnya, penyediaan lahan
untuk memakai sistem pengolahan limbah cair rumah tangga secara terpadu, dan
penyediaan dana yang kurang.
MCK ini mulai dibuat dengan mengumpulkan ibu-ibu PKK setempat untuk
arisan. Secara perlahan-lahan, bapak Agus mulai mengajak ibu-ibu
menanggulangi kejorokan lingkungan itu. Beliau menawarkan ide untuk membuat
septic tank secara kolektif. Pelan-pelan akhirnya jaringan pipa MCK mulai
terpasang di bawah tanah. Itulah yang kemudian merangsang bapak Agus
menciptakan apa yang kemudian disebut oleh warga sebagai tangki AG. Tangki
ini tak lain septic tank berbentuk sumur dengan penampung pemecah di
tengahnya. Seluruh limbah MCK dialirkan lewat pipa menuju tangki AG.
Penampung berfungsi untuk memecahkan limbah MCK, kemudian lewat kisi-kisi
air dialirkan ke kolam. Pada setiap kolam ditanami oleh tanaman eceng gondok.
Manfaat eceng gondok tersebut adalah dapat menyerap logam berat yang terdapat
dalam air limbah. Oleh karena itu, kolam penampung cairan MCK tak terlalu
berbau. Air dalam kolam, setelah lewat beberapa saringan, kemudian dialirkan
lewat sudetan menuju sungai Brantas.
MCK Terpadu Tlogomas memiliki 2 tangki dan 9 kolam penyaringan. Pada
kolam terakhir terdapat botol yakult yang berfungsi untuk mengurangi kandungan
TSS dan TDS pada hasil penyaringan limbah cair rumah tangga tersebut. Hasil
endapan dari setiap kolam tersebut dibersihkan setiap satu tahun sekali. Hasil
endapan tersebut yang kemudian digunakan untuk campuran dalam pembuatan
pupuk Pokat. Setiap kolam dibersihkan setiap hari untuk membersihkan kotoran
dari daun-daundan sampah yang masuk dalam kolam tersebut.

14
Tujuan pembuatan MCK terpadu Tlogomas ini adalah untuk membiasakan
masyarakat hidup pada kondisi lingkungan yang bersih, sehat dan indah,
membantu mengurangi pencemaran air sungai akibat limbah cair rumah tangga,
dan demi kehidupan di muka bumi air menjadi kebutuhan pokok manusia yang
perlu diselamatkan.

Gambar 4.1 MCK Terpadu Tlogomas


4.2 BANK Sampah
Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan
sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah
dipilah akan disetorkan ke tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola
menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh petugas
sukarelawan. Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta
mendapat buku tabungan seperti menabung di bank. Nama unit bank sampah di
tlogomas yaitu BST (Bank Sampah Tirta Rona) diresmikan pada 28 November
2011, yang diketuai oleh Ny. Sriatin.
Tujuan utama pendirian Bank Sampah Tirta Rona adalah untuk membantu
menangani pengolahan sampah di JL. Kelurahan Tlogomas RT:03 RW:07
Kecamatan Lowokwaru, Kotamadya Malang. Tujuan Bank Sampah Tirta Rona
selanjutnya adalah untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat,
rapi, dan bersih. Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan
lingkungan hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan
masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang
ekonomis. Manfaat bank sampah Tirto Rona untuk masyarakat adalah dapat

15
menambah penghasilan masyarakat karena saat mereka menukarkan sampah
mereka akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam
rekening yang mereka miliki. Masyarakat dapat sewaktu-waktu mengambil uang
pada tabungannya saat tabungannya sudah terkumpul banyak. Bank Sampah Tirta
Rona dibuka pada hari senin, rabu dan sabtu di buka dari jam 11.00 sampai jam
14.00 WIB. Bank sampah Tirta Rona hanya menukarkan sampah anorganik.

Gambar 4.2 Bank Sampah


4.3 Pupuk Pokat
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan pelapukan bahan-
bahan organik. Menurut Lisnawati (2012) pupuk organik adalah pupuk yang
tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan,
dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan
untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sumber bahan organik
dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami,
brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah
industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).
Pupuk organik kadar tinggi merupakan pupuk yang banyak sekali
mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Menurut Agus Gunarto
(2004) pupuk organik kadar tinggi merupakan pupuk yang berasal dari campuran
bahan-bahan organik berupa sampah-sampah dari tumbuhan yang dicampurkan
dengan endapan lumpur MCK. Pembuatan pupuk organik kadar tinggi (Pokat)
dimulai dari penyiapan bahan, perajangan, penyemprotan, menfermentasikan

16
pupuk, mengaduk setiap 3 hari sekali, menjemur pupuk sampai kering, mengayak
lumpur endapan MCK, mencampur pupuk organik dengan endapan lumpur MCK,
dan pegemasan. Langkah-langkah kegiatan pembuatan pupuk adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan Alat dan Bahan
Persiapan alat dan bahan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
sebuah kegiatan. Persiapan alat dan bahan pada pembuatan pupuk Pokat di
MCK Terpadu Tlogomas adalah sebagai berikut:
 Alat
Pisau, Tong plastik, plastik, ayakan, cangkul, karung, adukan.
 Bahan
Sampah organik, air kelapa dan endapan lumpur MCK
2. Perajangan
Perajangan (slicing) adalah proses pengecilan ukuran bahan dengan
menggunakan pisau untuk mendapatkan ukuran panjang potongan yang
lebih kecil dan tipis dengan arah melintang, miring, atau sejajar panjang
bahan yang dipotong (Billy, 2008). Perajangan pada proses fermentasi
pupuk organik sangat dibutuhkan untuk mempermudah dalam proses
fermentasi tanaman tersebut. Tanaman yang baru diambil langsung
dirajang. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin
perajang khusus. Semakin tipis bahan rajangan, semakin cepat penguapan
air, sehingga mempercepat waktu fermentasi.

Gambar 4.3 Perajangan


17
3. Penyemprotan
Penyemprotan merupakan cara untuk mencampurkan air kelapa
dengan sampah organik yang akan dilakukan fermentasi. Penyemprotan
dilakukan setiap akan memasukkan sampah organik tersebut ke dalam
drum plastik. Sampah organik setelah di rajang kemudian disemprot
dengan air kelapa murni. Pencampuran air kelapa dengan sampah organik
lebih efektif dengan cara penyemprotan karena akan lebih merata dan
tidak akan berlebihan kandungan air dalam sampah tersebut sehingga
menghasilkan hasil fermentasi yang baik. Penyemprotan pada sampah
organik kurang lebih 3-4 semprotan.

Gambar 4.4 Penyemprotan


4. Fermentasi Kompos
Fermentasi merupakan proses penguraian atau perombakan bahan
organik yang dilakukan dalam kondisi tertentu oleh mikroorganisme
fermentatif. Kondisi lingkungan yang mendukung proses fermentasi antara
lain adalah (1) derajat keasaman atau pH rendah, antara 3-4; (2) kadar
garam dan kandungan gula yang tinggi; (3) kadar air sedang antara 30-
50%, (4) kandungan antioksidan dari tanaman rempah dan obat, serta (5)
adanya mikroorganisme fermentasi. Proses fermentasi pada pembuatan
pupuk ini dilakukan selama 14 hari. Proses fermentasi dilakukan dalam

18
drum plastik yang dalam kondisi tertutup. Drum plastik tersebut memiliki
lubang-lubang untuk mengurangi kadar air, dan untuk sirkulasi udara.
Fermetasi sampah organik dalam kegiatan ini di balik setiap 3 hari sekali
agar proses fermentasi menghasilkan pupuk organik yang berkualitas.

Gambar 4.5 Proses Fermentasi Kompos


5. Penjemuran Pupuk
Proses penjemuran merupakan suatu cara untuk mengurangi kadar air
dalam pupuk tersebut. Proses penjemuran langsung dilakukan dengan cara
penjemuran di bawah sinar matahari. Penjemuran dilakukan selama 1-2
hari tergantung tingkat kekeringan pupuk organik tersebut.

Gambar 4.6 Penjemuran Pupuk

19
6. Pengayakan Lumpur
Kegiatan mengayak ini merupakan kegiatan untuk memisahkan lumpur
yang masih menggumpal dengan lumpur yang halus sehingga di dapatkan
lumpur yang halus saja. Lumpur yang dipilih ini merupakan lumpur hasil
endapan MCK yang sudah dalam keadaan kering.

Gambar 4.7 Pengayakan Lumpur


7. Pencampuran
Proses yang terakhir sebelum pengemasan adalah proses pencampuran
pupuk organik dengan lumpur endapan MCK. Pencampuran antara pupuk
organik dengan lumpur endapan MCK tersebut akan menghasilkan pupuk
organik kadar tinggi yang memiliki berbagai kandungan yang baik untuk
pertumbuhan tanaman. Pencampuran pupuk organik dengan lumpur
endapan MCK menggunakan perbandingan 1:1.

Gambar 4.8 Pencampuran Pupuk

20
8. Pengemasan
Pengemasan merupakan proses terakhir dalam pembuatan pupuk
Pokat. Pupuk tersebut setelah dilakukan pencampuran kemudian
dimasukkan ke dalam plastik. Plastik tersebut selanjutnya ditutup.

Gambar 4.9 Pengemasan

4.4 Pupuk Bio Sun


Bio sun adalah penemuan kedua bapak agus gunarto berupa pupuk cair
yang berasal dari percampuran antara rempah-rempah, tetes tebu dengan bakteri
pengurai sampah yang selanjutnya difermentasikan. Berbeda dengan pupuk
buatan pabrik, pupuk buatan Agus ini juga sangat manjur untuk memberi gizi
tanaman pertanian agar bisa tumbuh menjadi subur. Lebih dari itu, pupuk buatan
penerima hadiah Asian Innovation Award dari Hongkong ini sangat ramah
lingkungan. Fungsi dari pupuk bio sun adalah dapat mengembalikan kesuburan
tanah, memberi gizi pada tanaman sehingga tanaman tersebut tumbuh subur,
selain itu Bio Sun juga dapat digunakan di dunia peternakan yaitu sebagai
campuran pakan ternak agar cepat besar.
Pupuk bio sun mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan, kesehatan tanaman. Unsur-unsur hara itu terdiri dari
unsur Nitrogen (N), untuk pertumbuhan tunas, batang dan daun. Unsur Fosfor (P),
untuk merangsang pertumbuhan akar buah, dan biji. Unsur Kalium (K), untuk
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit
Menurut Kompasiana (2014) Pupuk ini sudah diuji cobakan kepada
tanaman terong dan ayam selama satu bulan dan terbukti dapat menyuburkan

21
tanaman dan membuat ayam cepat besar. Menurut Kompasiana (2014) biosun ini
sudah diuji cobakan pada petani apel di Jember dan petani tanaman sawi di
Ngantang Kabupaten Malang. Tanaman sawi sebelum diberi pupuk biosun
beratnya hanya 1,25 kg, tapi meningkat jadi 3,5 kg setelah diberi biosun. Proses
pembuatan pupuk bio sun ada beberapa cara,yaitu:
a. Persiapan alat dan bahan
Sebelum kita membuat bio sun, hendaknya kita menyiapkan semua alat
dan bahan sebagai berikut :
Alat:
 Drum plastik
 Pengaduk kayu
 Botol bekas
 Ember plastik
 Gayung
Bahan:
 Jahe ½ kg
 Kunir ½ kg
 Temulawak ½ kg
 Kencur ½ kg
 Kopi ½ kg
 Tetes 20 liter
 Air 5 liter
 Label produk
b. Pencampuran bahan
Pencampuran bahan dilakukan dengan mencampurkan suatu bahan ke
bahan lain. Dalam langkah ini tetes yang di sediakan di masukkan
kedalam drum plastik, kemudian jahe, kunir, temulawak, kencur, kopi di
campurkan ke dalam drum plastik yang berisi tetes. Aduk sampai rata lalu
tutup dengan penutup drum, simpan di tempat yang aman, tidak terkena
matahari dan hujan secara langsung.

22
Gambar 4.10 Pencampuran bahan
c. Proses fermentasi
Fermentasi adalah proses yang mengacu pada mikroorganisme
untuk memecah bahan organik untuk mendapatkan energi yang
dibutuhkan untuk tetap hidup, dan membuat senyawa organik seperti
alkohol dan asam organik, serta senyawa anorganik seperti karbon
dioksida dan hidrogen. Drum yang berisi pencampuran tetes dan bahan-
bahan yang di tutup dengan penutup drup di biarkan selama 7 hari, proses
fermentasi berhasil di tandai dengan adanya gelembung-gelembung di
permukaan tetes dan aroma yang khas setelah 7 hari, campurkan air ke
dalam drum plastik. Mulai hari ke 8 setiap 24 jam larutan diaduk sampai
rata setiap hari sampai 30 hari.

Gambar 4.11 Proses Fermentasi

23
d. Pengemasan
Pengemasan adalah kegiatan merancang dan membuat tempat
penyimpanan atau pembungkus suatu produk, tempat penyimpan berupa
botol beserta label. Pupuk bio sun yang sudah melalui proses fermentasi
dapat dilanjutkan ke proses pengemasan. Dalam satu botol kemasan berisi
240 ml pupuk bio sun, kemudian memberikan label pada botol masa
kadaluarsa pemakaian selama 2 tahun.

Gambar 4.12 Pengemasan

4.5 Bio Pori

Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk karena


aktivitas organisme di dalamnya, baik berupa akar tanaman, cacing, maupun
hewan-hewan lainnya. Lubang-lubang dalam ukuran sangat kecil tersebut terisi
udara dan dapat menjadi tempat berlalunya air. Semakin banyak lubang-lubang
tersebut, maka semakin besar kemampuan tanah untuk meresapkan air di atasnya.
Dengan demikian, potensi terjadinya banjir dan genangan dapat dikurangi
(Griya,2008)
Menurut Hilwa (2010) menyatakan bahwa Lubang Resapan Biopori
(LRB) secara umum adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat
berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman,
rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara

24
dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Lubang biopori adalah
lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan panjang 30 sampai 100 cm
yang ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir
di sekitarnya sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah,
tumbuhan di sekitarnya serta dapat juga membantu pelapukan sampah organik
menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan (Yusuf, 2009).
Manfaat yang didapatkan dalam pembuatan Biopori :
1. Mencegah banjir (menyerap air)
2. Tempat pembuangan sampah organic
3. Menyuburkan tanaman
4. Meningkatkan kualitas air tanah
5. Dapat digunakan untuk ternak cacing
6. Dapat menghasilkan pupuk kompos
Agar biopori yang telah kita buat bisa bertahan lama, maka ada beberapa yang
harus anda lakukan untuk memelihara kondisi biopori, diantaranya adalah 1)
Lubang Resapan Biopori harus selalu terisi sampah organik 2) Sampah organik
dapur bisa diambil sebagai kompos setelah dua minggu, sementara sampah kebun
setelah dua bulan. Lama pembuatan kompos juga tergantung jenis tanah tempat
pembuatan LRB, tanah lempung agak lebih lama proses kehancurannya.
Pengambilan dilakukan dengan alat bor LRB. 3) Bila tidak diambil maka kompos
akan terserap oleh tanah, LRB harus tetap dipantau supaya terisi sampah organik.
Dalam aspek penerapan biopori tidaklah terlalu menghabiskan biaya yang
terlalu banyak dan cara pembuatannya pun cukup sederhana. Cukup membuat
beberapa lubang di sekitar lingkungan, kemudian lubang tersebut dapat diisi
dengan sampah organik. Tapi dalam memasukkan sambah organik jangan terlalu
rapat, beri celah-celah udara agar organisme tanah bisa mencerna sampah
tersebut. Baru setelah itu tutup lubang biopori
Cara Kerja Pembuatan Biopori
Alat dan Bahan yang diperlukan dalam pembuatan biopori, antara lain :
1. Pipa paralon dengan ukuran sesuai bor biopori, biasanya 3 atau 4 inchi
2. Dob dengan ukuran sesuai bor biopori, jumlah dob sesuai dengan jumlah
lubang yang akan dibuat

25
3. Gergaji besi
4. Alat bor tangan (solder)
Cara pembuatan :
1. Pelubangan
Melubangi pipa paralon yang akan digunakan untuk biopori, lubangi pipa
paralon yang telah dipotong dengan gergaji menjadi 2 buah, masing-masing
40. Sebaiknya pemotongan pipa paralon adalah sama agar mempermudah
dalam pembuatan biopori. Selanjut membuat lubang pada Dob (tutup pipa
paralon) dengan menggunakan bor tangan.

Gambar 4.13 Melubangi Pipa Paralon


2. Penentuan Lokasi
Carilah lokasi yang akan dibuat lubang, lebih baik bila dibuat di tempat
dimana air cenderung berkumpul atau mengalir, bisa juga dibuat alur terlebih
dahulu. Lubang Biopori ini merupakan salah satu upaya strategis untuk
meminimalisir terjadinya bencana banjir. Salah satu penyebab bencana banjir
adalah karena kurangnya lahan untuk peresapan air, bila air hujan turun
secara berlebihan maka air tersebut tidak bisa menyerap ke dalam tanah
seluruhnya. Untuk menghindari hal itu, maka perlu kebijakan terbaru untuk
menerepkan pengembangan biopori di lingkungan.
3. Pembuatan lubang untuk biopori
Membuat lubang silindris secara vertikal di dalam tanah dengan
menggunakan bor biopori sedalam 80-100 cm. Untuk jarak antar lubang
26
menyesuaikan dengan tergantung luas lahan dan intensitas hujan. Masukkan
potongan pipa paralon ke lubang yang telah dibuat. Mengisi pipa paralon
dengan sampah organik seperti dedaunan atau rumput. menutup lubang
paralon dengan dob.

27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat diambil beberapa
kesimpulan diantaranya:
 MCK Terpadu Tlogomas merupakan pengolahan limbah rumah tangga
yang memiliki 2 tangki dan 9 kolam penyaringan. Tujuan pembuatan
MCK terpadu Tlogomas ini adalah untuk membiasakan masyarakat hidup
pada kondisi lingkungan yang bersih, sehat dan indah, membantu
mengurangi pencemaran air sungai akibat limbah cair rumah tangga, dan
demi kehidupan di muka bumi air menjadi kebutuhan pokok manusia
yang perlu diselamatkan.
 Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah
yang sudah dipilah-pilah, hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah
akan disetorkan ke tempat pengepul sampah. Tujuan utama pendirian Bank
Sampah Tirta Rona adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah di
JL. Kelurahan Tlogomas RT:03 RW:07 Kecamatan Lowokwaru, Kotamadya
Malang
 Pokat (pupuk organik kadar tinggi) merupakan pupuk yang berasal dari
campuran bahan-bahan organik berupa sampah-sampah dari tumbuhan
yang dicampurkan dengan endapan lumpur MCK.
 Biosun adalah pupuk cair yang berasal dari percampuran antara rempah-rempah,
tetes tebu dengan bakteri pengurai sampah yang selanjutnya difermentasikan.
 Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk karena
aktivitas organisme di dalamnya, baik berupa akar tanaman, cacing,
maupun hewan-hewan lainnya
5.2 Saran
Laporan Kegiatan Magang ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan untuk
menambah pengetahuan mengenai pemanfaatan dan pengolahan limbah cair
rumah tangga. Namun, dalam penulisan laporan ini tentunya masih banyak hal
yang kurang sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Billy. 2008. Alat dan Mesin Perajangan. (online)


http://billyjoeadam.blogspot.com diakses pada tanggal 16 Desember
2015

Griya. 2008. Mengenal dan Memanfaatkan Lubang Biopori. Suara Merdeka.

Gunarto, A. 2004. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mewujudkan Lingkungan


Sehat Memakai Tangki AG. Malang

Hilwa, T. 2010. Lubang Resapan Biopori (Lrb) Pengertian dan Cara


Membuatnya di Lingkungan Kita. Jurnal Teknik Kimia Politeknik
Negeri Sriwijaya.

Kompasiana. 2014. Agus Gunarto Manusia Langka Tlogomas. (online)


http://Kompasiana.com diakses pada tanggal 16 Desember 2015

Lisnawati, Haryadi. 2012. Pertanian Organik. (online)


http://lisnawatiharyadi.blogspot.com diakses pada tanggal 16
Desember 2015

Sulaiman, R., dkk. 2009. Panduan Masyarakat untuk Kesehatan Lingkungan.


Bandung.

Yusuf, Muhammmad. 2009. Solusi Banjir dengan Membuat Biopori. Prosiding


Seminar Lubang Biopori (LRB) dapat Mengurangi Bahaya Banjir di
Gedung BPPT. Jakarta

29
LAMPIRAN

1. MCK Terpadu Tlogomas

Gambar 1. Tangki Penampungan MCK

Gambar 2. Kolam Penyaringan MCK

30
Gambar 3. Kegiatan Pembersihan Kolam MCK Terpadu

Gambar 4. Kegiatan Pembersihan Area Sekitar Kolam


2. BANK Sampah

Gambar 5. Penimbangan Sampah Anorganik

31
Gambar 6. Pengemasan Sampah Anorganik

Gambar 7. Pemilahan Sampah Anorganik

32
3. Pupuk Pokat

Gambar 8. Kegiatan Pembuatan Pokat


4. Pupuk Bio Sun

Gambar 9. Kegiatan Pembuatan Bio Sun

33
5. Bio Pori

Gambar 10. Biopori Milik Agus Gunarto


6. Kegiatan Lain-lain

Gambar 11. Kunjungan dari S2 ITS Jurusan Teknik Lingkungan

Gambar 12. Kunjungan dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Malang


34

Anda mungkin juga menyukai