I. UMUM :
NAMA MAHASISWA : AYU NOVITA SARI
NIM : R024181029
TEMPAT PRAKTEK : PUSKESMAS SOMBA OPU
BAGIAN : MANAJEMEN FT GERIATRI
PERIODE : 12 NOVEMBER – 24 NOVEMBER 2018
PEMBIMBING : ITA RINI, S.FT, PHYSIO, M. KES
IRIYANTI, S.K.M, S.FT, PHYSIO
HJ.NURLOLA RATILI, S.K.M
Mahasiswa mampu dan terampil mengkaji, patofisiologi klinik dan patofisiologi terapan Fisioterapi, merumuskan dan melaksanakan
proses Fisioterapi pada gangguan geriatri, mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan Fisioterapi pada gangguan geriatri.
III. PELAKSANAAN
Tgl
Hasil belajar
Kompetensi /Paraf
NO praktek yang Indikator Pelaksanaan hasil belajar yang dilakukan Solusi
dasar pembim-
diharapkan
bing
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan Mengidentifikasi Membandingkan Menurut Constantinides yang dijutip oleh Boedhi Membaca
kajian teori hubungan usia hubungan usia Darmojo & Martono, menua (menjadi tua = aging) adalah literatur:
hubungan usia dengan kejadian dengan kejadian suatu proses alami menghilangnya secara perlahan – lahan 1. Bambang,
dengan kejadian OA genu gangguan OA genu teori Setiyohadi.
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
OA genu sistem geriatri dengan 2003.
kondisi geriatri patofisiologi pada mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi Osteoartritis
penderita gangguan geriatri normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas Selayang
dilahan praktek (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang Pandang.
diderita. Sedangkan pengertian usia lanjut menurut Badan Temu Ilmiah
Penyuluhan Kesehatan Jiwa Masyarakat adalah tahap akhir Reumatologi
perkembangan manusia yang ditandai oleh perubahan 2003.
anatomi, faali, dan biokimia di dalam sel – sel tubuh.1 2. Felson(b) ,
Proses penuaan dianggap sebagai penyebab DT ., Zhang
peningkatan kelemahan di sekitar sendi, penurunan Y 2000. The
Disease and
kelenturan sendi kalsifikasi tulang rawan dan menurunkan
Its Risk
fungsi kondrosit yang semuanya mendukung terjadinya Factors.
osteoarthritis Studi mengenai kelenturan pada osteoarthritis Osteoarthritis.
telah menemukan bahwa terjadi penurunan kelenturan pada Jurnal
pasien usia tua dengan osteoarthritis genu dan Pada orang Arthritis
usia lanjut terapi non farmakologik sangat penting dan Rheumatology
meliputi edukasi, terapi fisik, terapi okupasional dan 133:635-646.
http//
penurunan berat badan. Pada edukasi, yang penting adalah
www.emedice.
meyakinkan pasien untuk dapat mandiri, tidak selalu med/orthoped/
tergantung pada orang lain. Walaupun osteoarthritis tidak 42. 26
dapat disembuhkan, tetapi kualitas hidup pasien dapat Agustus 2013
ditingkatkan.2 ( 15:30).
Menurut Felson dan Zhang(a) (2000), Selama ini 3. Myrnawaty.
osteoarthritis sering dipandang sebagai akibat dari proses 2002.
penuaan dan tidak dapat dihindari. Namun telah diketahui Perempuan
bahwa osteoarthritis merupakan gangguan keseimbangan Gemuk
dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur yang Mudah
Menderita
penyebabnya masih belum jelas diketahui. Kerusakan
tersebut diawali oleh kegagalan mekanisme perlindungan Osteoartritis.
sendi serta diikuti oleh beberapa mekanisme lain sehingga 2002.
pada akhirnya menimbulkan cedera. Mekanisme pertahanan http://zavitri.
wordpress.co
sendi diperankan oleh pelindung sendi yaitu : Kapsula dan
m
ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen dan tulang di
dasarnya . Kapsula dan ligamen-ligamen sendi memberikan 4. Amin, Niu
batasan pada rentang gerak (Range of motion) sendi . Jingbo,
Hunter David,
Cairan sendi (sinovial) mengurangi gesekan antar kartilago
et al. Smoking
pada permukaan sendi sehingga mencegah terjadinya Worsens
keletihan kartilago akibat gesekan. Protein yang disebut Knee
dengan lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang Osteoarthritis.
berfungsi sebagai pelumas. Protein ini akan berhenti News Center
disekresikan apabila terjadi cedera dan peradangan pada Oklahoma
City
sendi . Ligamen, bersama dengan kulit dan tendon,
mengandung suatu mekanoreseptor yang tersebar di
sepanjang rentang gerak sendi. Umpan balik yang
dikirimkannya memungkinkan otot dan tendon mampu
untuk memberikan tegangan yang cukup pada titik-titik
tertentu ketika sendi bergerak. Otot-otot dan tendon yang
menghubungkan sendi adalah inti dari pelindung sendi.
Kontraksi otot yang terjadi ketika pergerakan sendi
memberikan tenaga dan akselerasi yang cukup pada
anggota gerak untuk menyelesaikan tugasnya. Kontraksi
otot tersebut turut meringankan stres yang terjadi pada
sendi dengan cara melakukan deselerasi sebelum terjadi
tumbukan (impact). Tumbukan yang diterima akan
didistribusikan ke seluruh permukaan sendi sehingga
meringankan dampak yang diterima. Tulang di balik
kartilago memiliki fungsi untuk menyerap goncangan yang
diterima. Kartilago berfungsi sebagai pelindung sendi.
Kartilago dilumasi oleh cairan sendi sehingga mampu
menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi ketika
bergerak. Kekakuan kartilago yang dapat dimampatkan
berfungsi sebagai penyerap tumbukan yang diterima sendi.
Perubahan pada sendi sebelum timbulnya osteoarthritis
lutut dapat terlihat pada hilangnya kartilago. Kartilago
menjadi berkuran seiring dengan degenerative tulang dan
bertambahnya umur seseorang.2
Osteoathritis adalah penyakit bersifat kronik, berjalan
progresif lambat, noninflamasi atau hanya menyebabkan
inflamasi ringan, serta ditandai dengan adanya deteriorasi
dan abrasi rawan sendi serta pembentukan tulang baru pada
permukaan sendi.3 Terjadinya osteoartritis dipengaruhi oleh
faktor-faktor resiko yaitu umur (proses penuaan), genetik,
kegemukan, cedera sendi, pekerjaan, olah raga, kelainan
anatomi, penyakit metabolik, dan penyakit inflamasi sendi.4
Diantara faktor – faktor tersebut umur merupakan faktor
utama yang menyebabkan osteoarthritis dikarenakan proses
degenerative. Prevalensi dan beratnya osteoarthritis
semakin meningkat dengan bertambahnya umur.1
2 Mengkaji Mengidentifikas Priskom terhadap Dari sekian banyak sendi yang dapat terserang OA, Membaca
patofisiologi i patofisiologi gangguan lutut merupakan sendi yang paling sering dijumpai literatur:
geriatri terapan muskuloskeltal muskuloskeltal terserang OA. Sekitar 13% wanita dan 10% pria berumur 1. Heidari, B.
Fisioterapi akibat traumatik traumatologi 2011. Knee
60 tahun keatas memiliki gejala OA knee. Resiko terkena
Osteoarthritis
OA pada seseorang meningkat seiring bertambahnya usia Prevalence,
dan angka obesitas pada populasi. Prevalensi OA knee pada Risk Factor,
pria lebih rendah dibandingkan dengan wanita. Wanita Pathogenesis
yang berumur 55 tahun keatas dilaporkan mengalami OA and Features:
knee berat. Hal ini terjadi terutama setelah menopaus. Part I.
Osteoartritis lutut merupakan penyebab utama rasa sakit Caspian J
Intern Med,
dan ketidakmampuan dibandingkan OA pada bagian sendi
2(2).
lainnya. Data Arthritis Research Campaign menunjukkan
bahwa lebih dari 550 ribu orang di Inggris menderita OA 2. Zairin, H.
2012. Buku
lutut yang parah dan 2 juta orang mengunjungi dokter
Ajar
praktek umum maupun rumah sakit karena OA lutut. Lebih Gangguan
dari 80 ribu operasi replacement sendi lutut dilakukan di Muskuloskelet
Inggris pada tahun 2000 dengan biaya 405 juta al; jilid
Poundsterling.1 1,Salemba
Faktor resiko pada osteoartritis, meliputi hal-hal Medika.
sebagai berikut2: Jakarta, hal.
226-231, 534-
1. Penambahan usia. Osteoartritis biasanya terjadi pada
535
usia lanjut, jarang dijumpai penderita osteoartritis
yang berusia di bawah 40 tahun.
2. Obesitas. Membawa beban lebih berat akan membuat
sendi bekerja lebih berat, diduga memberi andil
terjadinya osteoartritis.
3. Jenis kelamin wanita.
4. Trauma.
5. Infeksi sendi.
6. Trauma okupasional.
7. Faktor genetik. Beberapa kasus orang lahir dengan
kelainan sendi tulang akan lebih besar kemungkinan
mengalami osteoartritis.
8. Riwayat peradangan sendi.
9. Gangguan neuromuscular.
10. Gangguan metabolic.
C: Chief of complaint
Nyeri pada lutut kanan
H: History taking
Pasien memiliki keluhan nyeri pada kedua lutut sejak 6
bulan yang lalu. Nyeri dan terasa berat saat berjalan.
Sebelumnya pasien ada riwayat jatuh diselokan dengan
posisi jatuh duduk. Pasien pernah diurut saat setelah jatuh
kemudian lutut akhirnya sedikit bengkok. Nyeri berkurang
saat berbaring dan bertambah saat berdiri, berjalan dan
beraktivitas terutama saat kaki kanan menumpu. Aktivitas
sehari-hari memasak dan membersihkan rumah. Pasien
belum pernah ke dokter untuk memeriksakan lututnya.
Aktivitas sholat dilakukan dengan posisi duduk. Pasien
tidak memiliki riwayat penyakit lain. Pasien memiliki
keterbatasan pada aktivitas sehari-hari (ADL) seperti
berjalan, keseimbangan terganggu dan sholat. Pasien juga
tidak bisa berdiri lama, tidak bisa jongkok dan duduk di
lantai.
A:Assymetric
1. Inspeksi Statis :
a. Ekspresi wajah agak cemas
b. Postur tubuh pasien cenderung hiperlordosis lumbal
c. Postur tubuh kifosis
d. Lutut kanan bengkok Inspeksi
2. Inspeksi Dinamis :
a. Pasien berjalan agak pincang dan lambat.
b. Pola jalan (irama jalan lambat, hilang fase heel
strike, mid swing).
c. Saat berpindah posisi pasien kesulitan
d. Mobilisasi ditempat tidur kesulitan
3. Palpasi :
a. Suhu : DBN
b. Kontur kulit : normal
c. Oedem : (-)
d. Tenderness : (+) pada bahu kiri
4. PFGD
Mampu
Soft
Fleksi tapi tidak Mampu
Knee endfeel
full ROM
dekstra
Mampu, Hard
Ekstensi Mampu
full ROM endfeel
R: Restrictive
a. ROM : Terbatas pada regio knee dextra
b. Pekerjaan : Terbatas (aktivitas rumah tangga)
c. ADL : Terbatas saat berjalan dan sholat
d. Rekreasi : Terbatas (tidak mampu berdiri lama saat
memasak)
T:Tissue impairmentand psychological prediction
a. Psikogen : Kecemasan (karena sulit untuk berjalan dan
sholat )
b. Neurogen : (-)
c. Musculotendinogen : Spasme mm.hamstring dan
weakness mm.quadriceps Femoris
d. Osteoatrogen : Stiffness patella dan Osteoarthritis
Genu dextra
S: Specific test
1. Vital Sign :
TD : 140/90 mmHg
DN : 79x/menit
2. Zona Latihan
DNmin = DNI + 30% (220 – Usia – DNI)
= 79 + 30 % (220 – 63– 79)
= 79 + 30% (78)
= 79 + 23,4
= 102,4 (Batas Bawah)
DNmax = DNI + 40% (220 – Usia – DNI)
= 79 + 40 % (220 – 63– 79)
= 79 + 40% (78)
= 79 + 31,2
= 110,2 (Batas Atas)
3. VAS
a. Nyeri Diam :0
b. Nyeri Gerak :6
c. Nyeri Tekan :2
4. Ballotement test : (-) tidak ada penumpukan cairan
5. Mobilisasi patella: (+) patella hypermobile
6. Anterior drawer test: (-) tidak ada indikasi rupture ACL
7. Posterior drawer test: (-) tidak ada indikasi rupture PCL
8. MMT
a. Ekstremitas inferior dextra
1) Group otot fleksor : 5
2) Group otot ekstensor : 4
b. Ekstremitas inferior sinistra
1) Group otot fleksor : 5
2) Group otot ekstensor : 5
9. ROM
Hasil : Keterbatasan ROM knee joint
Sinistra : S. 00 - 00 - 930
Dextra : S. 00 - 00 - 1050
10. Indeks Barthel
Hasil : 13
Interpretasi: Ketergantungan ringan
11. Berg Balance Scale (Menilai Keseimbangan)
Hasil : 47
Interpretasi: Membutuhkan alat bantu untuk di luar ruangan
12. Bridging Test
Hasil : mampu tapi lemah
13. HRS-A
Hasil : 12
Interpretasi: Kecemasan Ringan
14. Gait Analysis
Hasil : Hilang fase heel strike dan mid-swing
15. Skala Morse ( Menilai Resiko Jatuh Pada Pasien)
Hasil : 55
Interpretasi : Resiko Tinggi
16. Status mini mental test (Kognitif)
Hasil : 25
Interpretasi: tidak ada kelainan kognitif
Diagnosis FT
Diagnosis Fisioterapi
”Gangguan Gerak Fungsional (Walking, Praying,
Toileting dan Dressing) pada Ekstremitas Inferior berupa
Stiffness, limitasi ROM, spasme, kelemahan dan nyeri
akibat Osteoarthtritis genu dextra sejak 6 bulan yang
lalu”
1. Evaluasi
Adapun hasil evaluasi dan modifikasi terhadap program
fisioterapi yang telah diberikan pada klien tersebut
adalah sebagai berikut:
Evaluasi Sesaat :
Setelah 1x terapi
3. Modifikasi
Modifikasi Program disesuaikan dengan hasil evaluasi
yang didapatkan dari perkembangan hasil terapi yang
dicapai oleh pasien. Modifikasi dapat berupa
peningkatan dosis atau modifikasi jenis latihan.
Modifikasi program FT yang dapat diberikan berupa:
a. Aktif Breathing Exercise
b. Balance exercise untuk melatih keseimbangan pasien
saat berdiri ke berjalan.
c. ADL exercise (praying): untuk melatih pasien agar
dapat melakukan gerakan shalat yang normal.
d. Olahraga dengan berjalan kaki: untuk menguatkan
otot pasien dengan mengembalikan otot penyangga
sendi lutut.
e. Active stretching saat olahraga ringan: untuk
mengembalikan range of motion pada region yang
mengalami keterbatasan gerak
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan adalah pencatatan hasil
pemeriksaan dan evaluasi (terdapat pada hasil
pemeriksaan CHARTS).
5. Kemitraan
Dalam penanganan pasien ini, FT bermitra dengan
dokter spesialis orthopedic, jantung, patologi klinik, dan
ahli gizi dalam untuk mengembalikan kemandirian
pasien.
.
LAPORAN KEPANITERAAN
HJ. NURLOLA RATILI, S.KM ITA RINI, S.FT, PHYSIO, M. KES IRIYANTI, S.KM, S. FT, PHYSIO
MANAJEMEN FT GERIATRI