Anda di halaman 1dari 1

Walaupun sustainable development telah mencapai arena yang lebih luas (dengan adopsi dari

Sustainable Development Goals di tahun 2015) ruang untuk berbagi yang diperbolehkan oleh
konsep ini, sangat belum pasti. Kuatnya pembangunan berkelanjutan yang tidak menerima ruang
berbagi antara aspek sosial, ekologi, dan ekonomi dari generasi sekarang dan generasi masa
datang. Hal ini lantas menelurkan konsep baru yaitu, konsep pembangunan inkusif, dimana
konsep ini memiliki akar pada keadilan sosial, social movements, serta focus pada partisipasi,
HAM, dan permintaan sosial dari orang yang terpinggirkan serta komunitas.

Selanjutnya, orang yang terpinggirkan ini adalah sekelompok orang yang bergantung
pada sumberdaya alam seperti lahan, air, ikan dan hutan, mereka juga termasuk kelompok yang
lemah terhadap dampak dari perubahan iklim. Selanjutnya, beberapa akademisi mengintepretasi
pengembangan inklusif sebagai memberikan bantuan kepada yang miskin dalam cara mendidik;
walaupun begitu, banyak yang memperdebatkan pengembangan inklusif lebih dari itu,
pengembangan inklusif lebih kepada memberdayakan orang miskin melalui hak, menciptakan
peluang yang sama dan memastikan keadilan redistributif dan karenanya juga mensyaratkan
menangani proses politik yang mengarah pada konsentrasi kekuatan. Sehingga, pengembangan
inklusif adalah tentang sosial, lingkungan, dan penghubung inklusivitas, dan mendefinisikan
pengembangan sebagai meningkatkan ekologi, kesejahteraan sosial, bukan hanya sebagai
pertumbuhan. Walaupun begitu, penulis jurnal tidak setuju bahwa inklusivitas ekologi dan sosial
lebih penting ketimbang inkluvitas ekonomi.

Inklusif telah disebutkan 52 kali pada UN Global Sustainable Development Goals 2015.
Inklusivitas mewakilkan usaha dari kesejahteraan sosial dan actor lingkungan untuk membawa
pusat gravitasi dari ruang berbagi antara isu sosial, lingkungan. dan ekonomi kepada tujuan
sosial dan lingkungan. Perdebatan yang tersirat adalah ketidaksetaraan sosial yang mengurangi
kesempatan untuk meningkatkan hidup manusia sementara mengurangi sumber dasar dan
memperburuk dampak akan iklim terhadap pihak yang rentan. Walaupun tujuan ini menunjuk
pada isu sosiologi, tujuan sebenarnya dapat diukur melalui framework ekonomi konservatif, yang
dapat menekankan pada efisiensi pada biaya inklusivitas.

Pengertian dari inklusif sendiri secara garis besar masih terdapat beberapa argument
terkait isi dari pengembangan inklusif secara menyeluruh. Sedangakan beberapa terfokus pada
inklusivitas social dan ekonomi, lainnya dapat berupa inklusif sosial dan relasional atau politik,
sedangkan penulis jurnal menganggap bahwa pengembangan inklusif termasuk pada sosial,
ekologi, dan inklusivitas relasional/ hubungan.

References:

Pouw, N. & Gupta, J., 2017. Inclusive development: a multi-disciplinary approach. Journal of
Environmental Sustainability. 24:104-108. Diambil dari sciencedirect.com pada hari
Selasa, 19 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai