Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Manajemen Lingkungan Dosen: Iyep Komala, SPt MSi.


Peternakan
Hari/Tanggal : Sabtu/04 April 2019
Tempat : Kelompok Ternak Mandiri
Sejahtera, Tajur Halang,
Cijeruk, Bogor.

PENGAMATAN KONDISI LINGKUNGAN KANDANG DI KELOMPOK


TERNAK MANDIRI SEJAHTERA, CIJERUK

Oleh:
Kelompok 4/Penyulkom Kamis 15.00
Salsabila Humairoh A D14160004
Hartati Zuliana D14160011
Akbar Pandu Vinasis D14160019
Jima Liliana Br Ginting D14160022
Lailatul Rohmah D14160034
Syifa Zafirah R D14160047

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
HASIL
PENGAMATAN KONDISI LINGKUNGAN KANDANG

Keadaan iklim suatu daerah berhubungan erat dengan ketinggian tempat


yang merupakan faktor penentu ciri khas dan pola hidup ternak. Setiap kenaikan
ketinggian tempat di atas permukaan laut memperlihatkan terjadinya penurunan
suhu, curah hujan tinggi disertai peningkatan kelembaban udara. Ternak
memerlukan suhu lingkungan dan kelembaban udara yang optimal untuk kehidupan
dan berproduksi. Berikut adalah data pengamatan lingkungan ternak yang
dilakukan pada hari Jumat, 7 Mei 2019 pukul 4.41 di kelompok ternak mandiri
sejahtera, cijeruk:
Tabel 1 Kondisi lingkungan kandang
Suhu dalam kandang 28,8 oC
Suhu luar kandang 29,4 oC
Kelembaban 78%

THI = 1,8 Ta - (1- RH) (Ta-14,3) + 32 (Kibler 1964)


= 1,8 x 28,8 – (1- 0,78) (28,8-14,3) + 32
= 51,84- 0,22 x 14,5 + 32
= 80,65
Keterangan: THI = Temperature humidity indeks
Ta = Suhu dalam kandang (0C);
RH = Kelembaban rata-rata (%)

Temperature-Humidity Indeks (THI) merupakan kombinasi dari suhu dan


kelembaban lingkungan yang menjadi indikator kenyamanan lingkungan sapi
perah. Neil (2008) melaporkan bahwa sapi perah FH akan nyaman pada nilai THI
di bawah 72. Jika nilai THI melebihi 72, maka ternak akan mengalami stres ringan
(72 ≤ THI ≤79), stres sedang (80 ≤ THI ≤ 89) dan stres berat (90 ≤ THI ≤ 97). Nilai
THI yang didapat pada saat pengamatan adalah 80,65. Hal ini apabila dibandingkan
dengan pendapat Neil (2008) menunjukkan bahwa sapi dalam keadaan stress
sedang. Menurut Tjatur dan Ihsan (2011), stres yang dialami ternak dapat
menyebabkan penurunan asupan energi yang tersedia untuk fungsi produksi dan
reproduksi, serta peningkatan kehilangan natrium dan kalium. Hal ini terkait
dengan peningkatan laju respirasi, sehingga mempengaruhi keseimbangan
asambasa dan mengakibatkan metabolik alkalosis serta dapat menyebabkan
penurunan efisiensi pemanfaatan nutrisi.
Berman (2005) melaporkan bahwa sapi perah menunjukkan penampilan
produksi terbaik pada suhu 18ºC dengan kelembaban 55%. Suhu dan kelembaban
udara di dataran rendah melebihi kondisi kenyamanan yang dibutuhkan untuk
penampilan hidup dan produksi ternak, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
cekaman atau stres panas pada tubuh ternak. Kendala dalam pengembangan usaha
sapi perah adalah faktor suhu udara dan kelembaban. Sapi perah FH mempunyai
sifat peka terhadap perubahan iklim mikro yang dapat mempengaruhi produksi dan
pelepasan panas pada tubuh sapi. Suhu udara yang relatif panas dengan kelembaban
udara yang relatif rendah umumnya berdampak negatif terhadap kemampuan
produksi sapi perah. Kondisi lingkungan yang tidak nyaman untuk sapi perah akan
mengalami cekaman sehingga mengalami penurunan produksi dan kualitas susu
(Nardone et al. 2010) yang disebabkan penggunaan energi tambahan untuk
meningkatkan pembuangan panas melalui penguapan melalui kulit dan pernapasan.
Solusi pemeliharaan ternak sapi di daerah cijeruk adalah perlu perbaikan
kondisi lingkungan melalui pengaturan suhu dan kelembaban udara optimal yaitu
THI tidak lebih dari 72. Hal ini sesuai untuk kenyamanan hidup ternak disertai
perbaikan manajemen produksi, reproduksi dan pakan dalam pengelolaan usaha
peternakan.Perbaikan yang demikian diharapkan dapat meningkatkan penampilan
produktivitas ternak serta menunjang pemenuhan kebutuhan produk peternakan
Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A. 2005. Estimates of heat stress relief needs for Holstein dairy cows.
Journal Animal Science. 83(13) : 77-1384.
Nardone A, Ronchy B, Lacatera N, Ranieri MS, Bernabucci U. 2010. Effect of
climatic change on animal production and sustainability of livestock
system. Livest Science. 130 (1) :57-69.
Neil, B. 2008. Tips for Keeping Dairy Cows Cool. Amerika Serikat (AS)
Regional Extension Educator-Dairy.
Tjatur A, Ihsan N. 2011. Penampilan reproduksi sapi perah friesian holstein (FH)
pada berbagai paritas dan bulan laktasi di ketinggian tempat yang berbeda.
Jurnal Ternak Tropika. 11 (2) : 1-10.
SIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai