Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang akhirnya saya
dapat menyelesaikantugas Mini Riset sesuai dengan deadline yang sudah
ditentukan. Adapun materi yang saya teliti dalam Mini riset ini adalah tentang
“Saluran Drainase”
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih semua pihak yang telah memberi
kesempatan kepada saya untuk membuat dan menyelesaikan Mini riset ini.
Sehingga saya memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama
membuat dan menyelesaikan Mini riset ini.
Saya berharap semoga Tugas saya ini berguna bagi pembaca meskipun terdapat
banyak kekurangsempurnaan di dalamnya.Akhir kata saya meminta maaf sebesar-
besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam
penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca
maupun pengoreksi, karena hingga saat ini saya masih dalam proses belajar. Oleh
karena itu saya memohon kritik dan sarannya demi kemajauan bersama.
penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I PENDHULUAN.................................................................................................3
A. Defenisi drainae...............................................................................................5
B. Macam Drainase..............................................................................................7
C. Pola jaringan Drainase.....................................................................................9
A. kesimpulan......................................................................................................19
B. saran...............................................................................................................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
Saluran Drainase U-ditch adalah saluran beton pracetak yang berbentuk U dan
berukuran kecil. Terkadang saluran U-ditch ini biasanya juga dipasang tutup plat
beton pracetak juga. Tidak ada standar ukuran yang membedakan saluran disebut
u-ditch atau u-gutter. Pada umumnya u-ditch berukuran lubang dalam 30 x 30 cm
hingga 100 x 120 cm. Panjang u-ditch umumnya 1 m dan 1,2 m.
Saluran drainase beton pracetak type U-ditch ini biasanya di gunakan pada halaman
bangunanan gudang, pabrik, kantor, pabrik, hotel dan perumahan. Pada rancangan
saluran drainase beton pracetak ini, dimensi ukuran besar kecilnya U-dith ini
tergantung pada volume air yang akan dialirkan. Ukuran dan bentuk saluran beton
pracetak ini bisa dipesan ke pabrik beton pracetak dan kemungkinan material ini
ready stock.
Maksud dan Tujuan metoda pelaksanaan ini adalah agar pelaksanaan pekerjaan
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan mempunyai tahapan-tahapan yang
realistis. ruang lingkup metoda pelaksanaan ini dari awal persiapan pengadaan
bahan, pembuatan dan pengiriman hasil pekerjaan hingga selesai 100%
3
1. PEK. PERSIAPAN DAN PERMULAAN
2. PEK. DRAINASE TYPE 1
3. PEK. DRAINASE TYPE 2
4. PEK. GORONG – GORONG
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Drainase
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam
perencanaan kota(perencanaan infrastruktur khususnya).
Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara
pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta cara-cara
penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut
pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari perasana umum yang
dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman,
nyaman, bersih, dan sehat.
Drainase yang berasal dari kata to drain yang berarti mengeringkan atau
mengalirkan air drainase, merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan air
limbah dari daerah pemukiman, industri, pertanian, badan jalan dan permukaan
perkerasan lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air pada umumnya, baik
berupa air hujan, air limbah maupun air kotor lainnya yang keluar dari kawasan yang
bersangkutan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah ke badan air atau ke
bangunan resapan buatan.
Pemahaman secara umum mengenai drainase perkotaan adalah suatu ilmu dari
drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan, yaitu
merupakan suatu sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan
yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah sakit,
lapangan olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan
telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yang
merupakan bagian dari sarana kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air
5
permukaan, sehingga menimbulkan dampak negatif dan dapat memberikan manfaat
bagi kegiatan kehidupan manusia.
Untuk mendapatkan pemahaman tentang drainase secara umum, maka kita perlu
mengetahui latar belakang diperlukannya suatu drainase, tujuan dan manfaat dari
pembuatan drainase tersebut, jenis drainase yang umum digunakan, sejarah
perkembangan, prinsip-prinsip sistem drainase dan kebijakan-kebijakan yang
diambil pemerintah berhubungan dengan pencapaian lingkungan yang baik, asri dan
nyaman bagi masyarakat.
Siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim, pada masa
tertentu akan mengalami keadaan berlebih, sehingga dapat mengganggu kehidupan
manusia.
Drainase perkotaan bertujuan untuk mengalirkan air lebih dari suatu kawasan yang
berasal dari air hujan maupun air buangan, agar tidak terjadi genangan yang
berlebihan pada suatu kawasan tertentu. Karena suatu kota terbagi-bagi menjadi
beberapa kawasan, maka drainase di masing-masing kawasan merupakan
komponen yang saling terkait dalam suatu jaringan drainase perkotaan dan
membentuk satu sistem drainase perkotaan.
6
Dengan adanya suatu sistem drainase di perkotaan maka akan diperoleh banyak
manfaat pada kawasan perkotaan yang bersangkutan, yaitu akan semakin
meningkatnya kesehatan, kenyamanan dan keasrian daerah pemukiman khususnya
dan daerah perkotaan pada umumnya, dan dengan tidak adanya genangan air,
banjir dan pembuangan limbah yang tidak teratur, maka kualitas hidup penduduk di
wilayah bersangkutan akan menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan dan ketentraman seluruh masyarakat.
Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga
lahan dapat difungsikan secara optimal.
Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki
daerah becek, genangan air/banjir.
Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir
B. Macam Draninase
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan
bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong,
pipa-pipa dan sebagainya.
7
2. Menurut Letak Bangunan
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan
air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media
dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan
itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola,
lapangan terbang, taman dan lain-lain.
3. Menurut Fungsi
1). Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan,
misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik,
air limbah industri dan lain – lain.
2). Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air
buangan baik secara bercampur maupun bergantian.
4. Menurut Konstruksi
1). Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air
non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
2). Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran
kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak
di kota/permukiman.
8
C. Pola Jaringan Drainase
1. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai.
Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.
2. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang
(sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan
kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
3. Grid Iron
9
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar
5. Radial
10
BAB III
11
2. Pek. Pengujian
Kontraktor harus membuat benda uji menurut ketentuan dalam PBI 1971 pasal 4.7.
Saat Pengecoran pertama harus dibuat minimal 1 (satu) benda uji ukuran
(15x15x15) cm, dibuat setiap 1,5 M3 beton, Pengambilan benda uji harus dengan
periode yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
Pembuatan Barak kerja & Gudang. Pembuatan Barak Kerja sesuai dengan dokumen
lelang dengan menggunakan bahan-bahan sederhana, pintu-pintu dapat dikunci
dengan baik, lantai semen,dinding papan/triplek, atap seng.
Pembuatan barak kerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan barang-barang
yang dapat dikunci, tempatnya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Bahan-
yang digunakan adalah: kayu, triplek, papan, seng, paku dll. Adapun alat
penunjangnya yaitu: meteran, palu, gergaji dan alat-alat pendukung lainnya.
12
(100%). Pengambilan foto dilakukan pada posisi pengambilan yang sama sehingga
dapat menghasilkan Dokumentasi yang menggambarkan proses pelaksanaan
pekerjaan dari awal sampai selesai.
13
dilakukan secara baik dan sempurna, tidak dibenarkan setiap pertemuan batu
bata tidak diisi dengan adukan.( tidak dibenarkan ada ruangan kosong di
dalam pemasangan batu bata).
4. Setelah pekerjaan Pasangan batu bata saluran selesai dilaksanakan,
dilanjutkan dengan Pengurukan tanah kembali ketempat bekas galian yang
masih berongga, yakni disamping pasangan batu bata bagian luar.
5. Pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pemelesteran dinding. Plesteran
dilaksanakan pada semua bidang vertikal dan lantai saluran yang dikerjakan
dengan pasangan bata. Pekerjaan pemelesteran dinding batu bata harus rata
dan baik, Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga rata. Hasil
permukaan plesteran harus benar-benar merupakan bidang yang rata dan
halus. Pelesteran menggunakan campuran adukan 1:2, Semua bagian yang
akan diplesteran harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Selama
proses pengeringan plesteran harus disiram air agar tidak terjadiretak-retak
akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
6. Setelah Pasangan Bata mencapai ketinggian yang ditentukan dalam bestek
Langkah selanjutnya adalah Pembuatan beton Ring Balok 10/10 K-175.
Rakitan Besi ring balok diletakan diatas Pasangan dinding bata yang
kemudian dibuat begisting/mal kanan kirinya, Sebelum dilaksanakan
Pengecoran, stek-stek besi untuk Skor Balok Praktis harus sudah terpasang.
Setelah ketinggian begisting sesuai dengan gambar kerja barulah
dilaksanakan pengecoran. Pengadukan coran menggunak concrete mixer /
molen.
7. Pekerjaan dilanjutkan dengan pengecoran Skoor balok praktis 10/10.
Pembuatan mal/begisting untuk balok skoor ditunjang dengan menggunakan
kayu dolken, rakitan besi balok skoor dikaitkan / di sambung dengan stek-stek
yang telah disiapkan, diletakan diatas papan mal dan diselimuti kanan kirinya.
Balok skoor harus lurus dan sama tinggi dengan ditimbang menggunakan
selang/water pas. Setelah kedudukan sesuai yang diinginkan barulah
dilaksanakan pengecoran dengan menggunakan concrete mixer/molen.
14
Langkah yang harus dilakukan pada type 2 yaitu :
15
Begisting/Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya,bebas dari
kotoran-kotoran seperti serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan
sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukan beton. Tiang-tiang acuan harus diatas tiang
papan untuk memudahkan memindahkan perletakan, tiang-tiang satu
dengan lain harus diikat dengan palang papan/balok secara menyilang.
16
pemadatan perlu diperhatikan agar supaya sudut-sudut, sela-sela diantara
terisi dan disekeliling terpenuhi. Semua rongga-rongga / gelembung udara
tidak boleh terjadi pada pemadatan. Harusdiperhatikan agar penggetaran /
pemadatan tidak terlalu lama yang dapat mengakibatkan pemisahan bahan-
bahan (segregation). Permukaan beton yang sudah di cor harus diusahakan
tetap dalam keadaanlembab, dengan cara menutupinya dengan kurang-
karung-karung basah ataumenggenangi air sampai selama paling lambat 2
minggu.
8. Pekerjaan dilanjutkan dengan Pemasangan Begisting untuk balok 15/20,
Begisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah di tetapkan dalam gambar. Papan Begisting untuk balok
ditunjang dengan kayu dolken dengan ketinggian yang sama dan datar.
rakitan Besi beton untuk balok diselimuti dengan papan bagian kanan kirinya
dengan kokoh sehingga tidak terjadi kebocoran pada waktu pengecoran.
9. Pekerjaan dilanjutkan dengan pengecoran balok Beton 15/20, Setelah
Bagisting sudah terpasang dengan kuat dan rakitan besi sesuai gambar kerja
barulah dilaksanakan pengecoran dengan menggunakan concrete
mixer/molen dengan beton K 200
10. Setelah selesai pengecoran dan Papan Mal sudah dibongkar, Pekerjaan
dilanjutkan dengan pengurukan kembali tanah galian, Tanah Galian yang
memenuhi syarat diurug kembali Bekas galian untuk memenuhi rongga-
rongga disamping beton dinding coran.
17
1. Penggalian dilakukan secara manual oleh pekerja dengan menggunakan
peralatan seperti; cangkul, sekop, ganco ,linggis dan peralatan lainnya yang
diperlukan.
2. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan
petunjuk direksi pekerjaan
3. Pada lokasi penggalian perlu dipasang rambu peringatan agar tidak
membahayakan pengguna jalan
4. Setelah satu atau dua hari gorong-gorong pipa dipasang dan disambung
dengan cincin penyambung dari beton.
5. Pembuatan dinding sayap dan tembok kepala dari pasangan batu atau beton
bertulang seperti yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai petunjuk
direksi pekerjaan
6. Urugan Pasir di samping kanan kiri di samping kanan kiri gorong-gorong, dan
Timbunan dilakukan dengan material hasil galian atau dengan material lain
yang disetujui direksi pekerjaan dan kemudian dipadatkan.
7. Pengecoran Lantai Beton K 175 tbl 10 cm diatas Gorong-gorong
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian metoda pelaksanaan ini dibuat agar pelaksanaan sesuai dengan yang
direncanakan.
19