Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang akhirnya saya
dapat menyelesaikantugas Mini Riset sesuai dengan deadline yang sudah
ditentukan. Adapun materi yang saya teliti dalam Mini riset ini adalah tentang
“Saluran Drainase”

Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih semua pihak yang telah memberi
kesempatan kepada saya untuk membuat dan menyelesaikan Mini riset ini.
Sehingga saya memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama
membuat dan menyelesaikan Mini riset ini.

Saya berharap semoga Tugas saya ini berguna bagi pembaca meskipun terdapat
banyak kekurangsempurnaan di dalamnya.Akhir kata saya meminta maaf sebesar-
besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam
penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca
maupun pengoreksi, karena hingga saat ini saya masih dalam proses belajar. Oleh
karena itu saya memohon kritik dan sarannya demi kemajauan bersama.

Medan, Oktober 2017

penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1

DAFTAR ISI................................................................................................................2

BAB I PENDHULUAN.................................................................................................3

A. Latar belakang penelitian.................................................................................3


B. Maksud dan tujuan...........................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN...............................................................................................5

A. Defenisi drainae...............................................................................................5
B. Macam Drainase..............................................................................................7
C. Pola jaringan Drainase.....................................................................................9

BAB III. METODE......................................................................................................11

A. Pek. Persiapan dan permulaan......................................................................11


B. Pek. Drainase type 1......................................................................................13
C. Pek. Drainase type 2......................................................................................15
D. Pek. Gorong – gorong....................................................................................18

BAB IV. PENUTUP....................................................................................................19

A. kesimpulan......................................................................................................19
B. saran...............................................................................................................19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang penelitian

Metode Kerja Pelaksanaan Saluran Drainase Beton Pracetak u-ditch. Saluran


Drainase pracetak berlubang didefinisikan sebagai saluran air hujan yang dibuat dari
bahan beton bertulang dengan pelubangan sesuai desain dan kriteria yang telah
ditetapkan, dibuat dengan cara proses sistem pracetak. Saluran drainase ini
berfungsi untuk mengalirkan dan atau meresapkan air hujan dari suatu tempat ke
tempat lain.

Saluran Drainase U-ditch adalah saluran beton pracetak yang berbentuk U dan
berukuran kecil. Terkadang saluran U-ditch ini biasanya juga dipasang tutup plat
beton pracetak juga. Tidak ada standar ukuran yang membedakan saluran disebut
u-ditch atau u-gutter. Pada umumnya u-ditch berukuran lubang dalam 30 x 30 cm
hingga 100 x 120 cm. Panjang u-ditch umumnya 1 m dan 1,2 m.

Saluran drainase beton pracetak type U-ditch ini biasanya di gunakan pada halaman
bangunanan gudang, pabrik, kantor, pabrik, hotel dan perumahan. Pada rancangan
saluran drainase beton pracetak ini, dimensi ukuran besar kecilnya U-dith ini
tergantung pada volume air yang akan dialirkan. Ukuran dan bentuk saluran beton
pracetak ini bisa dipesan ke pabrik beton pracetak dan kemungkinan material ini
ready stock.

B. Maksud dan tujuan penelitian

Maksud dan Tujuan metoda pelaksanaan ini adalah agar pelaksanaan pekerjaan
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan mempunyai tahapan-tahapan yang
realistis. ruang lingkup metoda pelaksanaan ini dari awal persiapan pengadaan
bahan, pembuatan dan pengiriman hasil pekerjaan hingga selesai 100%

Ruang Lingkup Pekerjaan ini adalah. :

3
1. PEK. PERSIAPAN DAN PERMULAAN
2. PEK. DRAINASE TYPE 1
3. PEK. DRAINASE TYPE 2
4. PEK. GORONG – GORONG

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Drainase

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam
perencanaan kota(perencanaan infrastruktur khususnya).

Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara
pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta cara-cara
penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut
pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari perasana umum yang
dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman,
nyaman, bersih, dan sehat.

Drainase yang berasal dari kata to drain yang berarti mengeringkan atau
mengalirkan air drainase, merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan air
limbah dari daerah pemukiman, industri, pertanian, badan jalan dan permukaan
perkerasan lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air pada umumnya, baik
berupa air hujan, air limbah maupun air kotor lainnya yang keluar dari kawasan yang
bersangkutan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah ke badan air atau ke
bangunan resapan buatan.

Pemahaman secara umum mengenai drainase perkotaan adalah suatu ilmu dari
drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan, yaitu
merupakan suatu sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan
yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah sakit,
lapangan olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan
telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yang
merupakan bagian dari sarana kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air

5
permukaan, sehingga menimbulkan dampak negatif dan dapat memberikan manfaat
bagi kegiatan kehidupan manusia.

Untuk mendapatkan pemahaman tentang drainase secara umum, maka kita perlu
mengetahui latar belakang diperlukannya suatu drainase, tujuan dan manfaat dari
pembuatan drainase tersebut, jenis drainase yang umum digunakan, sejarah
perkembangan, prinsip-prinsip sistem drainase dan kebijakan-kebijakan yang
diambil pemerintah berhubungan dengan pencapaian lingkungan yang baik, asri dan
nyaman bagi masyarakat.

Siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia bermukim, pada masa
tertentu akan mengalami keadaan berlebih, sehingga dapat mengganggu kehidupan
manusia.

Selain itu semakin kompleksnya kegiatan manusia dapat menghasilkan limbah


berupa air buangan yang dapat mengganggu kelangsungan hidupnya, dan dengan
adanya keinginan untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan hidup maka
manusia mulai berusaha untuk mengatur lingkungannya dengan cara melindungi
daerah pemukimannya dari air berlebih dan air buangan.

Didalam daerah yang belum berkembang/pedesaan, drainase terjadi secara alamiah


sebagai bagian dari siklus hidrologi. Drainase alami ini berlangsung tidak secara
statis melainkan terus berubah secara konstan menurut keadaan fisik lingkungan
sekitar. Seiring dengan berkembangnya kawasan perkotaan yang ditandai dengan
banyak didirikannya bangunan-bangunan yang dapat menunjang kehidupan dan
kenyamanan masyarakat kota, maka sejalan dengan itu diperlukan pula suatu
sistem pengeringan dan pengaliran air yang baik untuk menjaga kenyamanan
masyarakat kota. Sehingga drainase perkotaan harus saling padu dengan sampah,
sanitasi dan pengendalian banjir perkotaan.

Drainase perkotaan bertujuan untuk mengalirkan air lebih dari suatu kawasan yang
berasal dari air hujan maupun air buangan, agar tidak terjadi genangan yang
berlebihan pada suatu kawasan tertentu. Karena suatu kota terbagi-bagi menjadi
beberapa kawasan, maka drainase di masing-masing kawasan merupakan
komponen yang saling terkait dalam suatu jaringan drainase perkotaan dan
membentuk satu sistem drainase perkotaan.

6
Dengan adanya suatu sistem drainase di perkotaan maka akan diperoleh banyak
manfaat pada kawasan perkotaan yang bersangkutan, yaitu akan semakin
meningkatnya kesehatan, kenyamanan dan keasrian daerah pemukiman khususnya
dan daerah perkotaan pada umumnya, dan dengan tidak adanya genangan air,
banjir dan pembuangan limbah yang tidak teratur, maka kualitas hidup penduduk di
wilayah bersangkutan akan menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan dan ketentraman seluruh masyarakat.

Adapun fungsi dari drainase antra lain :

 Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga
lahan dapat difungsikan secara optimal.
 Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki
daerah becek, genangan air/banjir.
 Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
 Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
 Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir

B. Macam Draninase

Ada bebrapa macam drainase berdasarkan jenis yang berbeda-beda yaitu :

1. Menurut Sejarah Terbentuknya

1). Drainase Alamiah ( Natural Drainase )

Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan


penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan
lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang
lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.

2). Drainase Buatan ( Arficial Drainage )

Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan
bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong,
pipa-pipa dan sebagainya.

7
2. Menurut Letak Bangunan

1). Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)

Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan
air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.

2). Drainase Bawah Permukaan Tanah ( Subsurface Drainage )

Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media
dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan
itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola,
lapangan terbang, taman dan lain-lain.

3. Menurut Fungsi

1). Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan,
misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya seperti limbah domestik,
air limbah industri dan lain – lain.

2). Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air
buangan baik secara bercampur maupun bergantian.

4. Menurut Konstruksi

1). Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air
non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.

2). Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran
kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak
di kota/permukiman.

8
C. Pola Jaringan Drainase

Adapun jenis pola pada drainase antara lain sebagai berikut :

1. Siku

Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai.
Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.

2. Pararel

Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang
(sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan
kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.

3. Grid Iron

Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran


cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.

9
4. Alamiah

Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar

5. Radial

Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.

10
BAB III

METODA PENYELESAIAN PEKERJAAN

Dalam pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan


dari pekerjaan persiapan hingga selesai dengan tahapan/metoda sebagai berikut :

A. PEK. PERSIAPAN DAN PERMULAAN

1. Pek. Pas. Bowplank dan Pengukuran

Pekerjaan Pengukuran. Pekerjaan Pengukuran merupakan pekerjaan awal yang


akan dilaksanakansebelum dimulainya pekerjaan, pengukuran ini menggunakan alat
ukur Waterpass atau Theodolith. Lokasi yang telah diukur dipasang patok-patok
untuk menentukan elevasi. Hasil pengukuran tersebut dijadikan sebagai pedoman
untuk pelaksanaan pekerjaan yang dibuatkan kedalam Mutual Chek Nol (MC-0).
Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja (Sub Drawing) dan
petunjuk dari Direksi pekerjaan. Pengukuran lapangan kerja ini sebagai pedoman
untuk membuat bowplank dan titik elevasi/ peil bangunan. Untuk menyelesaikan
pekerjaan pengukuran / bouwplank, kita membutuhkan waktu di minggu pertama,i
untuk penyelesain tersebut dibantu dengan 2 tenaga pekerja, adapun bahan yang
dipakai sbb: kayu, papan, paku, cat. Adapun alat bantu yang digunakan: meteran,
palu, gergaji. Pekerjaan yang telah selesai dilaksanakanakan diukur kembali untuk
mencek hasil pekerjaan, dimana hasil pengukuran ini nantinya dipakai sebagai
Asbuilt Drawing (MC-100)

11
2. Pek. Pengujian

Kontraktor harus membuat benda uji menurut ketentuan dalam PBI 1971 pasal 4.7.
Saat Pengecoran pertama harus dibuat minimal 1 (satu) benda uji ukuran
(15x15x15) cm, dibuat setiap 1,5 M3 beton, Pengambilan benda uji harus dengan
periode yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

3. Pek. Barak Kerja & Gudang

Pembuatan Barak kerja & Gudang. Pembuatan Barak Kerja sesuai dengan dokumen
lelang dengan menggunakan bahan-bahan sederhana, pintu-pintu dapat dikunci
dengan baik, lantai semen,dinding papan/triplek, atap seng.

Pembuatan barak kerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan barang-barang
yang dapat dikunci, tempatnya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Bahan-
yang digunakan adalah: kayu, triplek, papan, seng, paku dll. Adapun alat
penunjangnya yaitu: meteran, palu, gergaji dan alat-alat pendukung lainnya.

4. Pek. Papan Nama Proyek

Pembuatan papan nama pekerjaan akan dilaksanakan dengan secepatnya setelah


penunjukan pekerjaan oleh pengguna jasa. ukuran papan nama proyek disesuaikan
dengan dokumen lelang. Dan peletakan papan nama pekerjaan haruslah mendapat
persetujuan dari direksi

5. Pembersihan Sisa Pekerjaan

Pembersihan Lapangan Dalam hal ini membersihkan lapangan kerja sebelum


pekerjaan di mulai dan sesudah selesai pekerjaan dilaksanakan, sehingga hasil
pekerjaan nampak bersih. semua sisa - sisa pekerjaan harus dibersihkan termasuk
pohon-pohon, akar-akaran dan lain-lain. pembersihan tersebut dibuang ketempat
yang telah ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.

6. Dokumentasi dan Pelaporan

dokumentasi akan diambil pada kondisi sebelum pekerjaan dimulai (0 %)dan


pekerjaan yang sedang dilaksanakan (50%) serta pekerjaan selesai dilaksanakan

12
(100%). Pengambilan foto dilakukan pada posisi pengambilan yang sama sehingga
dapat menghasilkan Dokumentasi yang menggambarkan proses pelaksanaan
pekerjaan dari awal sampai selesai.

B. PEK. DRAINASE TYPE 1

Adapun langkah yang harus dilakukan pada type ini adalah :

1. Pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan dengan menggunakan Tenaga


Manusia (manual). Tanah galian dari saluran-saluran irigasi di buang di luar
saluran atau tanggul yang ditentukan oleh direksi. Luasnya penggalian harus
sekecil mungkin untuk pekerjaan bangunan.Penggalian dimulai dari muka
tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai gambar atau
ditentukan lain oleh Direksi. kedalam galian harus berpedoman pada titik
peil/elevasi yang sudah disetujui.

2. setelah galian tanah selesai sesuai yang diinginkan pekerjaan dilanjutkan


pengurukan pasir t = 5 cm, atau dengan ketebalan sesuai dengan gambar
kerja. Pengurukan pasir ini ditimbris dan disiram air sampai kepadatan
maksimum. dilakukan oleh pekerja dan diawasi oleh mandor,
3. Setelah pengurukan pasir selesai di laksanakan, pekerjaan dilanjutkan
dengan pemasangan 1/2 bata dinding saluran dengan adukan 1:2. Sebelum
memulai pekerjaan harus diteliti kembali ketinggian peil yang diisyaratkan
sesuai dengan gambar rencana. Pengikatan pada pasangan batu bata harus

13
dilakukan secara baik dan sempurna, tidak dibenarkan setiap pertemuan batu
bata tidak diisi dengan adukan.( tidak dibenarkan ada ruangan kosong di
dalam pemasangan batu bata).
4. Setelah pekerjaan Pasangan batu bata saluran selesai dilaksanakan,
dilanjutkan dengan Pengurukan tanah kembali ketempat bekas galian yang
masih berongga, yakni disamping pasangan batu bata bagian luar.
5. Pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pemelesteran dinding. Plesteran
dilaksanakan pada semua bidang vertikal dan lantai saluran yang dikerjakan
dengan pasangan bata. Pekerjaan pemelesteran dinding batu bata harus rata
dan baik, Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga rata. Hasil
permukaan plesteran harus benar-benar merupakan bidang yang rata dan
halus. Pelesteran menggunakan campuran adukan 1:2, Semua bagian yang
akan diplesteran harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Selama
proses pengeringan plesteran harus disiram air agar tidak terjadiretak-retak
akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
6. Setelah Pasangan Bata mencapai ketinggian yang ditentukan dalam bestek
Langkah selanjutnya adalah Pembuatan beton Ring Balok 10/10 K-175.
Rakitan Besi ring balok diletakan diatas Pasangan dinding bata yang
kemudian dibuat begisting/mal kanan kirinya, Sebelum dilaksanakan
Pengecoran, stek-stek besi untuk Skor Balok Praktis harus sudah terpasang.
Setelah ketinggian begisting sesuai dengan gambar kerja barulah
dilaksanakan pengecoran. Pengadukan coran menggunak concrete mixer /
molen.
7. Pekerjaan dilanjutkan dengan pengecoran Skoor balok praktis 10/10.
Pembuatan mal/begisting untuk balok skoor ditunjang dengan menggunakan
kayu dolken, rakitan besi balok skoor dikaitkan / di sambung dengan stek-stek
yang telah disiapkan, diletakan diatas papan mal dan diselimuti kanan kirinya.
Balok skoor harus lurus dan sama tinggi dengan ditimbang menggunakan
selang/water pas. Setelah kedudukan sesuai yang diinginkan barulah
dilaksanakan pengecoran dengan menggunakan concrete mixer/molen.

C. PEK. DRAINASE TYPE 2

14
Langkah yang harus dilakukan pada type 2 yaitu :

1. Pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan dengan menggunakan Tenaga


Manusia (manual). Tanah galian dari saluran-saluran irigasi di buang di luar
saluran atau tanggul yang ditentukan oleh direksi. Luasnya penggalian harus
sekecil mungkin untuk pekerjaan bangunan.Penggalian dimulai dari muka
tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai gambar atau
ditentukan lain oleh Direksi. kedalam galian harus berpedoman pada titik
peil/elevasi yang sudah disetujui.

2. setelah galian tanah selesai sesuai yang diinginkan pekerjaan dilanjutkan


pengurukan pasir t = 5 cm, atau dengan ketebalan sesuai dengan gambar
kerja. Pengurukan pasir ini ditimbris dan disiram air sampai kepadatan
maksimum. dilakukan oleh pekerja dan diawasi oleh mandor,
3. Setelah pengurukan pasir selesai di laksanakan, pekerjaan dilanjutkan
dengan pembuatan lantai kerja pondasi Beton K 100. Sebelum memulai
pekerjaan harus diteliti kembali ketinggian peil yang diisyaratkan sesuai
dengan gambar rencana serta menyiapkan bagian tersebut dengan baik.
Ketebalan cor lantai kerja disesuaikan dengan dokumen lelang dan rata
bagian permukaannya. Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin
pencampur (molen) atau dengan cara lain yang disetujui pengawas, sampai
didapat campuran yang homogen.
4. Pekerjaan dilanjutkan dengan Pemasangan Begisting untuk dinding,
Begisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah di tetapkan dalam gambar. Begisting harus dipasang
sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan Skoor dan cukup kokoh
dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.

15
Begisting/Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya,bebas dari
kotoran-kotoran seperti serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan
sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukan beton. Tiang-tiang acuan harus diatas tiang
papan untuk memudahkan memindahkan perletakan, tiang-tiang satu
dengan lain harus diikat dengan palang papan/balok secara menyilang.

5. Pekerjaan dilanjutkan dengan Perakitan Besi Beton. Baja tulangan / Besi


Beton yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI 1971 setara
produksi Kratau Steel dengan ukuran sesuai dengan Bestek. Kawat beton
untuk pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1
( satu ) mm. Besi dan kawat beton seperti dimaksud diatas harus bebas dari
kotoran – kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta bahan lain yang
mengurangi daya lekat terhadap beton. Pembengkokan dan pelurusan besi
beton harus dilakukan dalam keadaan dingin, besi beton dipotong dan
dibengkokkan.
6. Sebelum Pelaksanaan Pengecoran, Pemasangan Pipa Inlet PVC AW Dia 3"
harus sudah siap, Jarak Pemasangan PVC sesuai dengan dokumen lelang
atau sesuai persetujuan direksi pengawas.
7. Setelah Begisting Dinding selesai dilaksanakan dan Rakitan Besi beton sudah
sesuai, langkah selanjutnya adalah pengecoran beton dengan Beton K 200
menggunak concrete mixer / molen. Selama pengecoran beton harus
dipadatkan dengan alat pemadat (Concrete Vibrator) Ketelitian dalam hal

16
pemadatan perlu diperhatikan agar supaya sudut-sudut, sela-sela diantara
terisi dan disekeliling terpenuhi. Semua rongga-rongga / gelembung udara
tidak boleh terjadi pada pemadatan. Harusdiperhatikan agar penggetaran /
pemadatan tidak terlalu lama yang dapat mengakibatkan pemisahan bahan-
bahan (segregation). Permukaan beton yang sudah di cor harus diusahakan
tetap dalam keadaanlembab, dengan cara menutupinya dengan kurang-
karung-karung basah ataumenggenangi air sampai selama paling lambat 2
minggu.
8. Pekerjaan dilanjutkan dengan Pemasangan Begisting untuk balok 15/20,
Begisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah di tetapkan dalam gambar. Papan Begisting untuk balok
ditunjang dengan kayu dolken dengan ketinggian yang sama dan datar.
rakitan Besi beton untuk balok diselimuti dengan papan bagian kanan kirinya
dengan kokoh sehingga tidak terjadi kebocoran pada waktu pengecoran.
9. Pekerjaan dilanjutkan dengan pengecoran balok Beton 15/20, Setelah
Bagisting sudah terpasang dengan kuat dan rakitan besi sesuai gambar kerja
barulah dilaksanakan pengecoran dengan menggunakan concrete
mixer/molen dengan beton K 200
10. Setelah selesai pengecoran dan Papan Mal sudah dibongkar, Pekerjaan
dilanjutkan dengan pengurukan kembali tanah galian, Tanah Galian yang
memenuhi syarat diurug kembali Bekas galian untuk memenuhi rongga-
rongga disamping beton dinding coran.

D. PEK. GORONG - GORONG

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Gorong-gorong adalah sebagai berikut:

17
1. Penggalian dilakukan secara manual oleh pekerja dengan menggunakan
peralatan seperti; cangkul, sekop, ganco ,linggis dan peralatan lainnya yang
diperlukan.
2. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan
petunjuk direksi pekerjaan
3. Pada lokasi penggalian perlu dipasang rambu peringatan agar tidak
membahayakan pengguna jalan
4. Setelah satu atau dua hari gorong-gorong pipa dipasang dan disambung
dengan cincin penyambung dari beton.
5. Pembuatan dinding sayap dan tembok kepala dari pasangan batu atau beton
bertulang seperti yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai petunjuk
direksi pekerjaan
6. Urugan Pasir di samping kanan kiri di samping kanan kiri gorong-gorong, dan
Timbunan dilakukan dengan material hasil galian atau dengan material lain
yang disetujui direksi pekerjaan dan kemudian dipadatkan.
7. Pengecoran Lantai Beton K 175 tbl 10 cm diatas Gorong-gorong

Pelaksanaan pekerjaan gorong – gorong dikerjakan tidak langsung secara


keseluruhan melainkan bertahap dari satu sisi, setelah selesai baru dilanjutkan sisi
lainnya. Hal ini dimaksudkan agar ruas jalan masih bisa dilewati, tidak ditutup secara
total

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebelum penyerahan pertama dilaksanakan, kita harus meneliti semua bagian


pekerjaan dan kalau terdapat bagian pekerjaan yang belum sempurna maka
kontraktor harus segera memperbaikinya dengan penuh tanggung jawab. Pada
waktu penyerahan pertama pekerjaan, ruangan harus sudah selesai dibersihkan dari
segala kotoran – kotoran lainnya. Halaman dalam dan luar bagunan harus
diberihkan dari segala macam sampah, kotoran bekas pekerjaan dan kotoran –
kotoran lainnya

B. Saran

Demikian metoda pelaksanaan ini dibuat agar pelaksanaan sesuai dengan yang
direncanakan.

19

Anda mungkin juga menyukai