Anda di halaman 1dari 85

RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK MEKANIK

MESIN PENYAPU JALAN PADA BIDANG DATAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Diploma IV (Sarjana Sainss Terepan)
Pada Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Padang

VICKY WIJAYA

1311042007

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI PADANG

2017
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK MEKANIK


MESIN PENYAPU JALAN PADA BIDANG DATAR

Disusun Oleh :

Nama : VICKY WIJAYA


Nomor Bp. : 1311042007
Jurusan : Teknik Mesin
Program Studi : DIV Teknik Manufaktur

Telah Lulus Sidang Pada Tanggal : 05 Oktober 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Zulhendri, ST, MT
Aidil Zamri, ST, MT
NIP. 19650525 199003 1 003
NIP. 19600101 198803 1 006

Disahkan Oleh :

Kepala Program Studi Ketua Jurusan


DIV Teknik Manufaktur Teknik Mesin

Drs, Yusri, MT Dr. Junaidi, ST, MP


NIP. 19580811 198603 1 002 NIP. 19660621 199203 1 005
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK MEKANIK
MESIN PENYAPU JALAN PADA BIDANG DATAR

Tugas Akhir Ini Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
Tugas Akhir Diploma IV Jurusan Teknik Mesin
Program Studi DIV Teknik Manufaktur Politeknik Negeri Padang
Pada Tanggal : 05 Oktober 2017

Tim Penguji :

Ketua/Penguji I Sekretaris/Penguji II

Zulhendri, ST, MT Drs. Mulyadi, ST, MT


NIP. 19650525 199003 1 003 NIP. 19640706 198903 1 003

Anggota I/ Penguji III Anggota II/ Penguji IV

Dr. Elvis Adril, ST, MT Dr. Junaidi, ST, MP


NIP. 19640303 199003 1 001 NIP. 19660621 199203 1 005
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah …..

Ya Allah berikanlah aku ilmu untuk mensyukuri segala nikmat Mu

Yang telah Engkau anugerahkan kepadaku

Dan kepada kedua ibu bapakku

Dan untuk mengerjakan amal shaleh yang engkau ridhoi

Dan masukkanlah aku dengan rahmatmu ke dalam

Golongan hamba – hamba Mu yang shaleh

(QS : An - Naml : 19)

Ya Allah………

Detik ini ku bersujud syukur

Atas berkah Mu

Setitik kebahagiaan telah ku nikmati

Sekeping cita-cita telah ku raih

Namun …………

Bukan sampai disini perjalananku

Masih ada detik-detik esok

Yang harus kuperjuangkan

Terimalah ……..

Setitik hargaku ini sebagai baktiku

Atas segala pengorbana yang telah kucurahkan kepada Mu

Dengan segala rasa syukur ku bersujud di hadapan Mu


Setitik kebahagiaan telah kunikmati

Secercah harapan telah ku genggam

Sepenggal asa telah ku gapai

Hari ini……

Seiring rasa syukur kepada Mu Ya Allah

Dari lubukhati yang paling dalam

Ku persembahkan setetes keberhasilan ku

Kepada Ibunda ku Tercinta “Wirnalis, S.Pd.i”

Yang telah melahirkan, membesarkan serta mendidik dan membimbing ananda

Hingga ananda menjadi orang yang berguna

Dalam curahan kasih sayangmya telah ku raih sepenggal cita

Dan berjuta rasa yang pernah ada

Ya Allah rangkullah Ibuku dalam rahmat dan karunia MU

Dan berikanlah kesehatan jasmani maupun rohani

Kepada Ayahhandaku “Yurnalis Bahar”

Yang tak kurangnya memberikan semangat dan kasih sayang kepada ananda

Hingga menjadi manusia yang sedikit tau tentang kehidupan ini

Memberikan moril dan harapan kepada ananda

Tak sepatutnya malas dan menghiraukan masa depan ini

Insha Allah Anakmu ini akan mewujudkan impian mu

Amiiiiiinnnn… Doa ibunda dan ayahhanda selalu mengiringi anakmu ini

Thanks To My Family ,,,,,,

Terimakasih kepada Ibuku dan Tanteku tercinta “ Yusnimar dan


Mardiati. Doa serta dukungan baik moral maupun dana, hingga uni sadari
keinginan Anakmu ini . Maaf ni belum bisa membalasnya sampai sekarang ini.
Terimasih untuk Abangku tercinta “Frengky Wijaya“Sang motivator

hidupku. Doa serta dukungan dana yang tak henti-hentinya kakak berikan kepada

adikmu ini. Mengupayakan apapun guna bisa membahagiakan adikmu yang „”mada “

ini. Maaf kak belum bisa membalasnya sampai sekarang ini.

Terimakasih untuk Adikku tercinta “Three Ramdan Wijaya, Diva

Wijaya” Tetaplah menjadi adik terbaik yang bisa dibanggakan. Amiiiinnnn..

Diva” susun strategi cita-citamu mulai dari sekarang tatap masa depanmu

dengan mengambil pengalaman dari kakak-kakakmu. Tetaplah menjadi adik terbaik


yang bisa dibanggakan. Amiiiinnnn..

Usaha yang kulakukan ini takkan berjalan dengan maksimal tanpa nasehat dan

dukunagan dari keluarga besar ku ini.

Thanks To The meaning people behind My S.ST…….

Thanks full to dosen pembimbing Bpk Aidil Zamri, ST, MT & Bpk
Zulhendri, ST, MT yang selalu sabar menuntun dan memberi pengarahan dalam

menyelesaikan TA ini dan juga for All my lecture”s along study in PNP

Thanks To My Friends ………

Kepada kawan2 seperjuangan TA : Muhammad Ziyad, Nanda Ridho


Putra, Alfi Akbar, Fauzan Filfajri, Ravi Pratama, Kwan2 Manufaktur

2013 Pokoknyo hahaha., Nan utamo sakali untuk partner dalam mambuek TA ko

yaitu Muhammad Ziyad. Walaupun alat nan dibuek banyak modalnyo, yang

penting pueh samo hasilnyo. Kwan2 Manufaktur 2013 walaupun kni ko alun
sepenuhnyo wak kompak tp mudah2an pas dlua kampus bsuak bisa kompak saliang

bahu mambahu untuk menggapai cita-cita masing-masing Amiiinnn.,,,,

Special Thanks To ……

My Bro “ Meta Aprilia Sonata ”. Maaf dicuekin kerena kesibukan ini

yang membuatku lupa padamu. Ini semua adalah permulaan untuk kedepannya.
SATU PESAN PENYEMANGAT DARI PENULIS

---YAKINLAH DENGAN KEMAMPUANMU


HIDUPLAH DENGAN APA YANG KAMU INGINKAN
BUKAN DENGAN ORANG LAIN INGINKAN---
No. Alumni Universitas Nama No. Alumni Fakultas
VICKY WIJAYA

BIODATA
(a) Tempat / Tgl Lahir : Bogor / 19 Agustus 1995 (b) Nama Orang Tua : Yurnalis
Bahar (c) Fakultas : Politeknik (d) Jurusan : Teknik Mesin. Prodi : DIV Teknik
Manufaktur (e) No. BP : 1311042007 (f) Tanggal Lulus : 5 Oktober 2017 (g)
Predikat Lulus : Dengan Pujian (h) IPK : (i) Lama Studi : 3 Tahun 11 bulan
(j) Alamat Orang Tua : Perumnas Belimbing Jln. Delima 4 No 123 RT05/RW08
Kecamatan Kuranji Padang.

RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK MEKANIK


MESIN PENYAPU JALAN PADA BIDANG DATAR
Tugas Akhir D-IV oleh : Basrullah.A
Pembimbing I : Aidil Zamri, ST, MT dan Pembimbing II : Zulhendri, ST, MT

ABSTRAK

Mesin penyapu jalan merupakan sebuah alat untuk membantu meringankan pekerjaan manusia dalam hal
menyapu sampah ringan seperti daun kering, kertas dan plastik. Mesin ini bekerja dengan memanfaatkan gaya
dorong karena tidak menggunakan motor, sehingga ramah lingkungan dan energi. Proses pembuatan dan perakitan
dilakukan setelah semua komponen mesin dibuat sesuai ukuran yang telah dirancang. Prinsip kerja mesin ini yaitu
dengan roda sebagai sumber penggerak dengan mengguanakan transmisi roda gigi dan rantai. Sumber penggerak
sapu pengarah terletak pada bagian sisi roda yang sebalah kiri, dengan menggunakan roda gigi payung untuk
merubah arah putaran sapu dengan berlawanan arah. Sedangkan untuk sapu penyalur, sumber penggeraknya terletak
bagian sisi roda yang sebelah kanan. Dengan menggunakan dua buah roda gigi yang bersinggungan dan perbedaan
banyak gigi yaitu tiga berbanding satu dapat menghasilkan kecepatan sapu yang cepat. Fungsi sapu pengarah untuk
mengarahkan sampah yang ada dibagian sudut-sudut dinding atau rungan ke tengah-tengah bagian mesin. Sedangkan
fungsi sapu penyalur yaitu untuk menyalurkan sampah ke bak yang telah diarahkan oleh sapu pengarah ke bagian
tengah-tengah mesin.

Key Words : Mesin Penyapu Jalan, Gaya Dorong, Sapu Pengarah, Sapu Penyalur

Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal :
5 Oktober 2017
Abstrak telah disetujui oleh penguji :
1 2 3 4
Tanda Tangan

Nama Terang Zulhendri, ST, MT Drs. Mulyadi, ST, MT Dr. Elvis Adril, ST, MT Dr. Junaidi, ST, MP

Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Mesin : Dr. Junaidi, ST, MP
Nip. 196606211992031005 Tanda Tangan

Alumni telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatkan nomor alumni :
Petugas Fakultas / Universitas
Nomor Alumni Fakultas Nama Tanda Tangan

Nomor Alumni Universitas Nama Tanda Tangan


ABSTRAK

Mesin penyapu jalan merupakan sebuah alat untuk membantu meringankan


pekerjaan manusia dalam hal menyapu sampah ringan seperti daun kering, kertas dan
plastik. Mesin ini bekerja dengan memanfaatkan gaya dorong karena tidak
menggunakan motor, sehingga ramah lingkungan dan energi. Proses pembuatan dan
perakitan dilakukan setelah semua komponen mesin dibuat sesuai ukuran yang telah
dirancang. Prinsip kerja mesin ini yaitu dengan roda sebagai sumber penggerak
dengan mengguanakan transmisi roda gigi dan rantai. Sumber penggerak sapu
pengarah terletak pada bagian sisi roda yang sebalah kiri, dengan menggunakan roda
gigi payung untuk merubah arah putaran sapu dengan berlawanan arah. Sedangkan
untuk sapu penyalur, sumber penggeraknya terletak bagian sisi roda yang sebelah
kanan. Dengan menggunakan dua buah roda gigi yang bersinggungan dan perbedaan
banyak gigi yaitu tiga berbanding satu dapat menghasilkan kecepatan sapu yang
cepat. Fungsi sapu pengarah untuk mengarahkan sampah yang ada dibagian sudut-
sudut dinding atau rungan ke tengah-tengah bagian mesin. Sedangkan fungsi sapu
penyalur yaitu untuk menyalurkan sampah ke bak yang telah diarahkan oleh sapu
pengarah ke bagian tengah-tengah mesin.

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil`alamin…segala Puji hanya milik Allah, pencipta langit


dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya, Dia yang senantiasa bersemayang di
`Arsy-Nya. Shlawat dan salam kepada rosullullah SAW, seorang manusia mulia yang
telah Allah utus sebagai penyempurna akhlak umat seluruh alam.

Dengan segenap karunia dan nikmat serta seizin-Nya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai wujud aplikasi nyata terhadap ilmu yang telah
didapat sekaligus sebagai salah satu syarat penyelesaian studi di Politeknik Negeri
Padang. Dengan segala keterbatasan ilmu yang penulis miliki serta kelemahan-
kelemahan yang ada, penulis sangat menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya dengan keterbukaan hati yang
lapang penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
segenap pembaca apabila dalam penulisan ini terdapat kekurangan maupun kesalahan
dalam penyusunannya.

Penyelesaian Tugas Akhir ini bukanlah semata-mata karena kehebatan penulis


dalam menyusunnya, akan tetapi karena adanya motivasi dan dukungan penuh dari
segenap pihak yang turut berkonstribusi, oleh karena itu dalam kesempatan ini
izinkanlah penulis untuk melantunkan Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Ibunda dan Ayahanda yang tercinta yang tak pernah penat merasakan teriknya
panas matahari dan dinginnya cuaca hujan, yang senantiasa mendoakan
ananda siang dan malam serta memberikan yang terbaik buat ananda,
ma`afkan ananda ibu, Ayah sekiranya ananda terlalu sering mengecewakan
ibu dan ayah.
2. Seluruh anggota keluarga yang selalu mengiringi perjalanan hidup suka
maupun duka, kakak-kakak dan adik-adikku semua terima kasih atas nasihat
dan dukungannya selama ini.

ii
3. Bapak Aidil Zamri, ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang.
4. Bapak Junaidi, Dr, ST, MP selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Padang.
5. Bapak Yusri, Drs, MT selaku Ketua Prodi DIV Teknik Manufaktur Politeknik
Negeri Padang.
6. Bapak Aidil Zamri, ST, MT selaku pembimbing I.
7. Bapak Zulhendri, ST, MT selaku pembimbing II.
8. Seluruh Staf pengajar Jurusan Teknik Mesin Polteknik Negeri Padang.
9. Seluruh Teknisi, Terima kasih atas pelayanan yang telah diberikan, semoga
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
10. Rekan-rekan DIV Teknik Manufaktur angkatan 2013.
11. Serta seluruh pihak yang turut serta membantu memberikan dorongan dan
dukungannya.

Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat, untuk
kita semua baik penulis, pembaca maupun masyarakat secara umum nantinya.

Padang, 5 Oktober 2017

Vicky Wijaya

1311042007

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................

LEMBARAN TUGAS AKHIR ....................................................................................

LEMBARAN ASISTENSI ...........................................................................................

ABSTRAK .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL........................................................................................................ x

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2. Tujuan .......................................................................................................... 2

1.3. Ruang Lingkup ............................................................................................ 3

1.4. Batasan Masalah .......................................................................................... 3

1.5. Metode Penelitian ........................................................................................ 3

1.6. Sistem Penulisan .......................................................................................... 4

iv
BAB II. TEORI DASAR.......................................................................................... 5

2.1. Definisi Sampah .......................................................................................... 5

2.2. Definisi Mesin Penyapu Jalan (Street Sweeper) .......................................... 7

2.3. Skema Kerja Yang Dilakukan Pada Mobil Penyapu Jalan.......................... 8

2.4. Jenis-jenis Sapu Yang Digunakan Dalam Kehidupan Sehari-hari ............ 11

2.5. Prinsip Kerja Dari Mesin Penyapu Jalan ................................................... 12

2.6. Perhitungan Pada Sistem Penggerak Mesin Penyapu Jalan ...................... 13

2.6.1. Roda Sebagai Sumber Penggerak .................................................. 13


2.6.2. Roda Gigi dan Sproket................................................................... 14
2.6.3. Sapu Penyalur dan Sapu Pengarah................................................. 14
2.6.4. Jenis Gaya Gesekan ....................................................................... 18
2.6.5. Gaya Dorong Yang Dihubungkan Dengan Gesekan ..................... 19
2.6.6. Rantai ............................................................................................. 21
2.6.7. Poros .............................................................................................. 25
2.6.8. Bantalan ......................................................................................... 26

BAB III.PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN ............................................. 30


3.1. Diagram Alir Tugas Akhir ...................................................................... 30

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 31

3.3. Permasalahan........................................................................................... 31

3.4. Study Pemecahan .................................................................................... 31

3.5. Metode Pemecahan ................................................................................. 31

3.6. Pembuatan Mesin .................................................................................... 31

3.7. Cara Kerja Mesin Pnyapu Jalan .............................................................. 32

3.8. Perbedaan Mesin ..................................................................................... 33


v
3.9. Alat dan Bahan ........................................................................................ 34

3.10. Design Gambar Mesin Penyapu Jalan ..................................................... 35

3.11. Perhitungan Gaya Minimum Untuk Mendorong Mesin Penyapu


Jalan ....................................................................................................... 37
3.12. Perhitungan Kecepatan Sapu ................................................................... 40

3.13. Perhitungan Poros ................................................................................... 45

3.14. Perhitungan Rantai .................................................................................. 50

BAB IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS ............................................................ 55


4.1. Mesin Penyapu Jalan ............................................................................... 55
4.2. Komponen sapu yang digunakan dan mekanisme penggerak pada mesin
penyapu jalan........................................................................................... 56
4.3. Pungujian ................................................................................................. 58
4.4. Analisis .................................................................................................... 60

BAB V. PENUTUP .............................................................................................. 61


5.1. Kesimpulan.............................................................................................. 61
5.2. Saran ........................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 62

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Elevator-Belt Street Sweeper ................................................................... 7

Gambar 2.2 Penyapu Jalan Dengan Mesin Uap ........................................................... 8

Gambar 2.3 Skema Kerja Mobil VT650 Penyapu Jalan .............................................. 9

Gambar 2.4 Sistem resirkulasi air VT650 (Brosur Allianz Johnston Sweeper) .......... 9

Gambar 2.5 Contoh mesin penyapu jalan dengan gerak penyapuan vertical ............ 10

Gambar 2.6 Contoh mesin penyapu jalan dengan gerak horizontal........................... 10

Gambar 2.7 Sapu Ijuk ................................................................................................ 11

Gambar 2.8 Sapu Lidi ................................................................................................ 11

Gambar 2.9 Sapu Plastik ............................................................................................ 12

Gambar 2.10 Prinsip Kerja Dari Mesin Penyapu Jalan.............................................. 12

Gambar 2.11 Roda Sebagai Sumber Penggerak ........................................................ 13

Gambar 2.12 Roda Gigi dan Sproket ......................................................................... 14

Gambar 2.13 Sapu Penyalur ...................................................................................... 14

Gambar 2.14 Skema penghitungan kecepatan linier penyapuan

pada mesin penyapu jalan .......................................................................................... 16

Gambar 2.15 Sapu Pengarah ...................................................................................... 16

Gambar 2.16 Roda Gigi Payung ................................................................................ 17

Gambar 2.17 Bantalan................................................................................................ 26

Gambar 3.1 Diagram Alir Tugas Akhir ..................................................................... 30


vii
Gambar 3.2 Mesin Penyapu Jalan .............................................................................. 32

Gambar 3.3 Mesin Yang Dirancang........................................................................... 33

Gambar 3.4 Mesin Yang Sudah Ada .......................................................................... 34

Gambar 3.5 Design Gambar Tampak Samping ......................................................... 35

Gambar 3.6 Design Gambar Tampak Depan ............................................................. 35

Gambar 3.7 Design Gambar Tampak Atas ................................................................ 36

Gambar 3.8 Design Roda Dengan Ukuran ................................................................. 37

Gambar 3.9 Design Sapu Penyalur ............................................................................ 38

Gambar 3.10 Design Sapu Pengarah .......................................................................... 39

Gambar 3.11 Design Sapu Pengarah Dengan Ukuran ............................................... 40

Gambar 3.12 Gambar 2D Pada Transmisi Sapu Pengarah ......................................... 41

Gambar 3.13 Design Roda Gigi ................................................................................. 42

Gambar 3.14 Roda Gigi Payung ................................................................................ 42

Gambar 3.15 Skema Perhitungan Kecepatan Linear Pada Sapu Pengarah ............... 43

Gambar 3.16 Design Sapu Penyalur Dengan Ukuran ................................................ 43

Gambar 3.17 Design Mesin 2D .................................................................................. 44

Gambar 3.18 Skema Perhitungan Kecepatan Linear Pada Sapu Penyalur ................ 45

Gambar 3.19 Design Roda Dengan Ukuran ............................................................... 46

Gambar 3.20 Design Roda Dengan Poros .................................................................. 47

Gambar 3.21 Design Roda Dengan Ukuran ............................................................... 48

Gambar 3.22 Design Roda Dengan Poros .................................................................. 49

Gambar 3.23 Design Sapu Penyalur Dengan Ukuran ................................................ 50

viii
Gambar 3.24 Design Sapu Penyalur Dengan Poros ................................................... 51

Gambar 3.25 Design Rantai ....................................................................................... 52

Gambar 3.26 Skema Perhitungan Tegangan Yang Terjadi Pada Rantai .................... 54

Gambar 4.1. Tampak Depan Mesin Penyapu Jalan ................................................... 55

Gambar 4.2. Tampak Samping Mesin Penyapu Jalan................................................ 55

Gambar 4.3. Tampak Atas Mesin Penyapu Jalan ...................................................... 56

Gambar 4.4. Sapu Penyalur ........................................................................................ 56

Gambar 4.5. Sapu Pengarah ....................................................................................... 57

Gambar 4.6. Sebelum Melakukan Penyapuan Pada Mesin Penyapu Jalan................ 58

Gambar 4.7. Setelah Melakukan Penyapuan Pada Mesin Penyapu Jalan .................. 58

Gambar 4.8. Hasil Penyapuan Yang Masuk Ke Bak Sampah Pada Mesin Penyapu
Jalan............................................................................................................................ 59

Gambar 4.9. Rancangan Awal Pada Poros Roda ....................................................... 60

Gambar 4.10. Rancangan Setalah Dilakukan Pembaruan.......................................... 61

Gambar 4.11. Transmisi Penggerak Sapu Penyalur ................................................... 61

Gambar 4.12. Transmisi Penggerak Sapu Pengarah .................................................. 62

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sampah berdasarkan komposisi fisiknya .................................................... 6

Tabel 2.2. Koefisien Gesek ........................................................................................ 21

Tabel 2.3. Ukuran Standar Rantai Roll ...................................................................... 22

Tabel 2.4. Ukuran dan Kapasitas Gelinding Standar ................................................ 23

Tabel 2.5. Perbandingan Gaya Tegangan Sabuk Untuk Berbagai Sudut Kontak ...... 24

Tabel 2.6. Tabel Faktor Keamanan ............................................................................ 25

Tabel 2.7. Bantalan .................................................................................................... 28

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengelolaan kebersihan lingkungan yang optimal merupakan suatu
tantangan yang saat ini dihadapi hampir seluruh kota maupun kabupaten di
seluruh Indonesia, khususnya Kota Padang. Sebagai salah satu area sentral
pendidikan yang terbesar di Kota Padang, kegiatan kebersihan merupakan salah
satu kegiatan rutin yang dilakukan di lingkungan Kampus Politeknik Negeri
Padang dan Universitas Andalas yang mana terletak pada satu lokasi yang sama.
Menurut lokasinya kegiatan kebersihan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
bagian dalam dan bagian luar. Bagian dalam merupakan kegiatan kebersihan yang
meliputi gedung beserta ruangannya. Sedangkan bagian luar berupa kegiatan
pembersihan halaman dan jalan-jalan di sekitar lingkungan kampus. Seluruh
kegiatan tersebut dilakukan oleh petugas kebersihan kampus pada waktu pagi dan
sore hari. Kegiatan kebersihan di jalan lingkar dalam kampus meliputi kegiatan
penyapuan dan pengangkutan sampah. Kegiatan menyapu dilakukan secara
manual oleh petugas menggunakan sapu lidi. Sampah yang terdapat di keranjang
sampah atau terkumpul pada tempat tertentu diangkut menggunakan kendaraan
bak pengangkut sampah.
Sampah yang setiap hari ditemukan di jalan dalam kampus terdiri berbagai
jenis, yaitu sampah organik (daun-daunan) dan sampah anorganik (plastik).
Sebagian besar sampah tersebut berupa daun-daunan yang berasal dari pohon-
pohon yang ada di sepanjang jalan. Daun-daunan ini sebagian dalam keadaan
basah dan sebagian lagi dalam keadaan kering. Selain adanya sampah dengan
jenis daun-daunan dan plastik, di sepanjang jalan juga ditemukan material lain
seperti debu, pasir dan batu kerikil. Petugas kebersihan masih menggunakan cara
yang manual untuk membersihkan sampah. Sehingga merekapun mengalami
kesulitan dalam pembersihan sampah jenis ini setiap harinya. Kesulitan timbul
dikarenakan panjangnya jalan lingkar dalam kampus sehingga dibutuhkan waktu
yang lama dan energi yang banyak dari petugas kebersihan untuk kegiatan

1
pembersihan. Bahkan pada waktu tertentu kegiatan pengangkutan sampah sampai
sore hari bahkan hingga malam hari. Cara seperti ini sekarang tidak efisien karena
membutuhkan waktu yang lama. Dengan adanya suatu alat atau mesin dibutuhkan
yang dapat bekerja secara mekanis dalam melakukan kegiatan menyapu dan
mengumpulkan sampah dan dedaunan yang dapat memudahkan dan meringankan
pekerjaan petugas kebersihan di jalan lingkar dalam kampus Politeknik Negeri
Padang dan Universitas Andalas.
Untuk itu dengan adanya alat atau mesin jenis ini juga dapat digunakan di
jalan-jalan umum dan perkotaan. Arus kegiatan yang berjalan cepat di perkotaan
menuntut kegiatan kebersihan juga berlangsung cepat dan tidak memakan waktu
yang banyak. Mesin penyapu jalan dalam ukuruan dan kapasitas kerja tertentu
dapat menjadi solusi bagi permasalahan tersebut.
Adapun perbedaan mesin yang sudah ada dengan mesin yang kami dapat
yaitu, dengan adanya sapu pengarah pada bagian depan mesin dapat mengarahkan
sampah yang ada disudut ruangan atau dibagian tepi dinding ketengah-tengah
mesin sehingga diangkat oleh sapu penyalur bagian tengah mesin ke bak sampah
yang ada pada mesin penyapu jalan.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Proposal Tugas Akhir ini dibagi menjadi dua
bagian antara lain:
a. Tujuan Umum

1. Untuk memenuhi syarat lulus Program Studi Diploma IV Teknik


Manufaktur, Jurusan Teknik Mesin di Politeknik Negeri Padang.
2. Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan
baik teori maupun praktek.
b. Tujuan Khusus
1. Merancang dan membuat sistem penggerak sapu secara mekanik pada
mesin penyapu jalan.
2. Menghitung gaya-gaya, kecepatan dan yang mempengaruhi sistem
penggerak penyapuan pada mesin penyapu jalan.
3. Menghitung efisiensi penyapuan pada mesin penyapu jalan.

2
1.3. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang dan tujuan diatas, maka penulisan laporan Tugas
Akhir ini menitik beratkan pada pembahasan, sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang dan membuat mesin penyapu jalan dengan sistem
gerak mekanik.
2. Bagaimana merancang dan membuat sistem penyapu dan penyalur pada
mesin penyapu jalan dengan sistem gerak mekanik.
1.4. Batasan Masalah

Dalam pelaksanaan untuk proyek Tugas Akhhir ini terdapat batasan masalah
yang menjadi titik utama pembahansan masalah, antara lain:

1. Membuat rancangan sistem penggerak sapu secara mekanik pada mesin


penyapu jalan.
2. Menggambar susunan atau bagian-bagian penggerak sapu pada mesin
penyapu jalan.
3. Menentukan tahapan proses pengerjaan pada sistem penggerak sapu yang
ada pada mesin penyapu jalan serta komponen-komponennya.
4. Pembuatan mesin penyapu jalan dengan sistem penggerak sapu secara
mekanik serta komponen-komponennya.
5. Pengujian kelayakan dari mesin penyapu jalan raya.

1.5. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir adalah :


1. Metode Literatur
Merupakan metode yang digunakan penulis untuk memperoleh data dari
buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
sehingga data yang didapat akurat.
2. Metode Konsultasi
Merupakan metode yang digunakan dengan cara wawancara atau konsultasi
langsung dengan dosen pembimbing mengenai Laporan Tugas Akhir
penulis.

3
3. Metode Cyber
Merupakan metode yang digunakan dengan cara mencari informasi dan data
melalui internet sebagai bahan referensi.

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tahap awal dari penulisan berupa latar belakang,
tujuan, metode penulisan tugas akhir dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Menjelaskan tentang landasan teori-teori yang berkaitan dengan
tugas akhir yang penulis buat.
BAB III METODLOGI
Bagian ini berisikan tentang diagram aliran pembuatan tugas akhir
serta bahan dan alat yang digunakan.
BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN PENYAPU DAUN
Berisi pembahasan tentang proses pembuatan mesin pembersih
jalan serta pengujian kinerja mesin.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil analisa, serta
saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa depan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Sampah

Menurut Kastaman dan Kramadibrata (2007), sampah (waste) pada


dasarnya adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik
berupa buangan domestik (rumah tangga) maupun buangan pabrik sebagai proses
industri.
Menurut Pichtel (2005), sampah (solid waste) adalah material padat yang
mempunyai nilai ekonomi yang negatif dimana lebih menguntungkan untuk
dibuang daripada digunakan. Sampah menurut Departemen Kehutanan dalam
situsnya adalah semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga,
perdagangan, industri, dan kegiatan pertanian. Berdasarkan komposisinya
(www.dephut.go.id), sampah dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat
diolah lebih lanjut menjadi kompos.
2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti
plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan
gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan
produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah
plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman,
kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
Sedangkan menurut Pichtel (2005) berdasarkan komposisi fisiknya sampah
dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.
1. Organik, yaitu material sampah yang unsur utamanya adalah karbon.
2. Anorganik, yaitu material sampah yang unsur utamanya bukan karbon.
Pembagian sampah berdasarkan komposisi fisiknya (Pichtel, 2005)
Office paper, printout komputer,
Organik Produk kertas
kertas koran, pembungkus

5
Corrugated cardboard
Polyethylene terephthalate (1)
High-density polyethylene (2)
Polyvinyl chloride (3)
Low-density polyethylene (4)
Plastik Polypropylene (5)
Polystyrene (6)
Multi-layer plastics (7)
Plastik lain termasuk aseptic
packaging
Makanan Makanan (mudah membusuk)
Sampah Guntingan rumput, hiasan taman,
pekarangan daun, kayu, branches
Pakaian, kain tenun
Karpet
Tekstil/karet
Karet
Kulit
Clear (flint)
Kaca
Amber, green, brown
Besi
Aluminium
Logam
Bahan non-besi (tembaga, seng,
Anorganik
kromium)
Kotoran
Kotoran Batu
Debu
Bulky wastes Furnitur, kulkas, oven, dll

Sumber : Pichtel (2005)


Tabel 2.1. Sampah berdasarkan komposisi fisiknya

6
2.2. Definisi Mesin Penyapu Jalan (Street Sweeper)
Street sweeper (penyapu jalan) adalah orang atau mesin yang membersihkan
jalan, mesin ini dibuat sebagai solusi untuk membantu memecahkan masalah
kebersihan. Biasanya pihak yang memiliki kewenangan untuk mengurusi
kebersihan di tempat-tempat tersebut membersihkan dengan tenaga manusia
secara manual yaitu dengan sapu. Dengan memperhatikan luas area yang harus
dibersihkan tidak sebanding dengan petugas kebersihan yang ada dilapangan.
Kemudian mesin penyapu jalan mekanis dipatenkan oleh seorang yang bernama
C. S. Bishop di negara Amerika Serikat pada tanggal 4 September 1849 dengan
nomor paten 6699 (www33.brinkster.com). Penyapu jalan mekanis temuan C. S.
Bishop dan beberapa penyapu jalan tipe elevator-belt ditunjukkan dalam Gambar
1 berikut nomor paten (US Patent Number) dan tahun patennya.

Sumber : (http://www33.brinkster.com)
Gambar 2.1. Elevator-Belt Street Sweeper

7
Gambar paling bawah dalam Gambar 2.1 adalah kereta penyapu jalan yang
dipatenkan oleh Charles Brooks pada tahun 1896. Desain penyapu jalan pada
Gambar 2.1 sebagian besar terdiri dari sikat berputar, elevating belt, dan wadah
sampah. Desain pada era ini masih menggunakan kereta kuda tanpa mesin di
dalamnya. Roda menggerakkan dengan mekanisme gear atau rantai. Beberapa
tipe penyapu jalan dengan mesin uap sebagai penggeraknya ditunjukkan dalam
Gambar 2.2.

Sumber : (http://www33.brinkster.com)
Gambar 2.2. Penyapu Jalan Dengan Mesin Uap

2.3. Skema Kerja Yang Dilakukan Pada Mobil Penyapu Jalan


Skema kerja penyapua pada kendaraan penyapu dapat dilihat pada Gambar
2.3. Kendaraan ini dilengkapi dengan sistem resirkulasi air dalam proses
penyapuannya.

8
Gambar 2.3. Skema Kerja Mobil VT650 Penyapu Jalan
(Brosur Allianz Johnston Sweeper)

Gambar 2.4. Sistem resirkulasi air VT650 (Brosur Allianz Johnston


Sweeper)

Berdasarkan referensi, terdapat beberapa cara untuk menggerakkan


penyapu. Gerak yang umum dipakai pada mesin penyapu jalan adalah gerak
penyapuan vertikal dan gerak penyapuan horizontal. Gerak penyapuan secara
vertikal, dimaksudkan untuk mendapatkan fungsi penyapuan dengan arah vertikal.
Untuk mendapatkan gerak penyapuan ke arah vertikal ini, maka dudukan penyapu
harus dipasang secara horizontal. Mesin penyapu jalan yang menggunakan gerak
penyapuan biasanya dilengkapi dengan konveyor untuk menyalurkan sampah
yang dilontarkan oleh penyapu. Contoh mesin penyapu dengan gerak penyapuan
vertical ditunjukkan oleh Gambar 2.5.

9
Konveyor

Penampung
Sampah

Penyapu
Sumber : (http://www33.brinkster.com)
Gambar 2.5. Contoh mesin penyapu jalan dengan gerak penyapuan vertikal

Gerak penyapuan secara horizontal, dimaksudkan untuk mendapatkan


fungsi penyapuan dengan arah horizontal. Untuk mendapatkan gerak penyapuan
ke arah horizontal ini, maka dudukan penyapu harus dipasang secara vertikal.
Mesin penyapu jalan yang menggunakan gerak penyapuan biasanya dilengkapi
dengan mekanisme penyedotan sampah yang disapu. Contoh mesin penyapu
dengan gerak penyapuan horizontal ditunjukkan oleh Gambar 2.6.

Sumber : www.rockbest.en.alibaba.com
Gambar 2.6. Contoh mesin penyapu jalan dengan gerak horizontal

10
2.4. Jenis-jenis Sapu Yang Digunakan Dalam Kehidupan Sehari-hari
2.4.1. Sapu Ijuk

Gambar 2.7. Sapu Ijuk

Sapu ijuk biasanya digunakan di dalam rumah, kegunaannya adalah


menyapu debu yang ada di lantai maupun teras rumah.
2.4.2. Sapu Lidi

Gambar 2.8. Sapu Lidi


Ada dua jenis sapu lidi, yaitu sapu lidi kasur dan sapu lidi halaman. Yang
membedakan adalah jenis lidi dan gagangnya (pegangan). Sapu lidi kasur, lidinya
halus dan gagangnya pendek karena berfungsi untuk menyapu material bersifat
datar, seperti kasur. Sedangkan sapu lidi yang digunakan untuk luar ruangan,
bahan lidinya lebih kasar, tebal dan mempunyai gagang yang lebih panjang.

2.4.3. Sapu Pastik

11
Gambar 2.9. Sapu Plastik

Sapu plastik ini digunakan sebagai pengganti sapu ijuk. Sapu ini terbuat dari
ijuk seintetis. Selain untuk membersihkan lantai, sapu plastik cocok digunakan
untuk memversihkan karpet. Keuntungannya, lebih mudah dibersihkan dari
kotoran yang menempel.

2.5. Prinsip Kerja Dari Mesin Penyapu Jalan

Gambar 2.10. Prinsip Kerja Dari Mesin Penyapu Jalan

Adapun prinsip kerja dari mesin penyapu jalan ini sangatlah sederhana
dalam pengoperasiannya, dengan cara mesin didorong dan di arahkan pada
sampah yang berserakkan. Pada bagian depan mesin terdapat sapu pengarah yang

12
berfungsi untuk mengarahkan sampah kedalam bagian mesin untuk disimpan di
bak penampungan, dibagian dalam mesin terdapat dua buah sapu silinder yang
berputar berlawanan yang digerakan oleh roda dan dihubungkan dengan roda gigi
untuk menciptakan putaran yang berlawanan. Pada saat mesin didorong, poros
yang dihubungkan dengan sapu silinder akan berputar berlawanan karena
mendapatkan daya putaran dari roda gigi yang seporos dengan roda untuk
menyapu dan mengangkat sampah yang akan ditampung ke penampungan
sampah.

2.6. Perhitungan Pada Sistem Penggerak Mesin Penyapu Jalan


2.6.1. Roda Sebagai Sumber Penggerak
Roda merupakan instrumen pengubah gerak melingkar ke gerak lurus atau
sebaliknya. Faktanya mobil itu bisa bergerak lurus karena ada gerak melingkar
yang bekerja pada roda. Roda-roda tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi mungkin
saja mereka berhubungan seperti roda gigi kayuh sepeda dengan gigi yang
menyatukan roda belakang sepeda, ban kendaraan dengan peleknya dan juga gigi-
gigi roda yang membantu jam kuno untuk bergerak. Dari sini dapat kita ketahui
bahwa hubungan roda-roda adalah hubungan antara satu roda dengan roda yang
lain. Dalam menganalisis hubungan roda-roda, yang penting adalah kecepatan
sudut, jari-jari, dan kecepatan linier.

Roda Pada Mesin Penyapu Jalan

Gambar 2.11. Roda Sebagai Sumber Penggerak

13
2.6.2. Roda Gigi dan Sproket
Kita telah mengenal apa yang dinamakan roda gigi. Pada sepeda, kendaraan
roda dua, mobil, kereta api, pesawat udara, kapal laut dan semua jenis mesin-
mesin perkakas selalu dilengkapi dengan komponen-komponen roda gigi. Dengan
adanya komponen-komponen roda gigi ini maka sistem mekanisme mesin dan
motor dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Secara umum fungsi dari roda gigi
untuk :
a. Meneruskan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan.
b. Mengubah putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan, yaitu
dari putaran tinggi ke putaran rendah atau dari putaran rendah ke putaran tinggi.

Gambar 2.12. Roda Gigi dan Sproket

Gambar Pemindah daya jenis rantai dan sprocket. Poros bisa menjadi satu
dengan driver, seperti pada poros dan engine crankshaft, bisa juga poros bebas
yang dihubungkan ke poros lainnya.

2.6.3. Sapu Penyalur dan Sapu Pengarah

Z2 Sapu Penyalur
Z3 Z4
Z1

Gambar 2.13. Sapu Penyalur

14
Skema pengukuran kecepatan sapu penyalur diperlihatkan pada gambar
dibawah :
 Sapu Penyalur

................................................................................................... (2.1)

n2 = n3

Keterangan :
Z1 : Jumblah gigi penggerak pada roda gigi
n1 : Jumblah putaran roda (rpm)
Z2 : Jumblah gigi yang digerakan pada roda gigi
n2 = n3 : Jumblah putaran sapu (rpm)

................................................................................................... (2.2)

n3 = n4

Keterangan :
Z3 : Jumblah gigi yang digerakan pada roda gigi
Z4 : Jumblah gigi yang digerakan pada roda gigi
n4 : Jumblah putaran sapu (rpm)

Dari hasil penghitungan, dipilih nilai panjang busur rata-rata untuk


menghitung besarnya kecepatan linier penyapuan pada sapu pengangkat.
Kecepatan linier penyapuan manual dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut :
wp = ................................................................................................... (2.3)

Vp = .................................................................................. (2.4)

Keterangan :
wp : Kecepatan Sudut (rad/s)
Vp : Kecepatan linier penyapuan pada sapu penyalur (m/s)
n : Jumblah putaran sapu (rpm)
rsapu : Jari-jari sapu penyalur (mm)

15
Kecepatan relatif sapu terhadap ground diasumsikan sama dengan kecepatan

linier penyapuan manual (ωsapu/ground = ωmanual). Kecepatan relatif poros

terhadap ground sama dengan kecepatan maju mesin penyapu jalan pada saat

didorong oleh operator (ωporos/ground = ωmaju). Kecepatan relatif sapu

terhadap poros silinder penyapu sama dengan kecepatan linier yang diperlukan

oleh mesin penyapu jalan untuk menyapu sampah (ωsapu/poros = ωpenyapu).


Dengan penjelasan di atas, maka persamaannya menjadi :

Poros Sapu wp

Vp
Vjalan

Gambar 2.14. Skema penghitungan kecepatan linier penyapuan


pada mesin penyapu jalan

 Sapu Pengarah
Sapu Pengarah

Gambar 2.15. Sapu Pengarah

16
Gambar 2.16. Roda Gigi Payung

Pada gambar diatas dapat dilihat putaran sapu pengarah menggunakan roda
gigi payung. Apabila diinginkan memindah daya putaran pada posisi poros yang
bersinggungan (intersection) dapat digunakan roda gigi payung. Contoh
penggunaan roda gigi ini misalnya pada drill chuck, jalur vertical pada mesin
planning, mekanisme pengatur langkah pada mesin skrap dan pengatur arah pada
mesin bor pekerjaan berat. Pada umunya pasangan roda gigi payung membentuk
sudut 900 namun dalam hal tertentu dapat dibuat pasangan roda gigi payung
dengan sudut lebih besar dan lebih kecil dari 900.

................................................................................................... (2.5)

n2 = n3

Keterangan :
Z1 : Jumblah gigi penggerak pada roda gigi
n1 : Jumblah putaran roda (rpm)
Z2 : Jumblah gigi yang digerakan pada roda gigi
n2 = n3 : Jumblah putaran sapu (rpm)

................................................................................................... (2.6)

n3 = n4

Keterangan :
Z3 : Jumblah gigi yang digerakan pada roda gigi
Z4 : Jumblah gigi yang digerakan pada roda gigi
n4 : Jumblah putaran sapu (rpm)

17
Hasil penghitungan kecepatan linier penyapuan pada mesin penyapu jalan
digunakan untuk menghitung kecepatan putar penyapu pada mesin penyapu jalan.
Kecepatan putar penyapu pada mesin penyapu jalan dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :

Wp = .................................................................................................. (2.7)

Vp = Wp. r sapu ................................................................................................. (2.8)

Keterangan :
Wp : Kecepatan Sudut (rad/s)
p : Kecepatan linear putaran sapu pengarah (m/s)
n : Jumblah putaran sapu penyalur (rpm)
rsapu : Diameter sapu (m)

2.6.4. Jenis Gaya Gesekan


1. Gaya Gesekan Statis (fs)
Gaya gesekan statis bekerja saat benda dalam keadaan diam dan nilainya
mulai dari nol sampai suatu harga maksimum. Jika gaya tarik/dorong yang bekerja
pada suatu benda lebih kecil dari gaya gesekan statis maksimum, maka benda
masih dalam keadaan diam dan gaya gesekan yang bekerja pada benda
mempunyai besar yang sama dengan nilai gaya tarik/dorong pada benda tersebut.
Besarnya gaya normal (N) tergantung besarnya gaya tekan benda terhadap bidang
secara tegak lurus.

fs = μs x N ................................................................................................ (2.9)

2. Gaya gesekan kinetis (fk)


Gaya gesekan kinetis yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda ketika
benda sudah bergerak. Nilai gaya gesekan kinetis selalu tetap, antara koefisien
gesekan statis dan kinetis mempunyai nilai yang berbeda, nilai koefisien gesekan
statis selalu lebih besar daripada nilai koefisien gesekan kinetis benda.

fk = μs x N ............................................................................................. (2.10)

18
2.6.5. Gaya Dorong Yang Dihubungkan Dengan Gesekan
Merupakan suatu gaya yang dihasilkan oleh manusia dengan kekuatan
dorongan sehingga suatu benda dapat bergerak. Secara mudah, Kita dapat
mengartikan gaya sebagai tarikan atau dorongan yang menyebabkan perubahan
keadaan benda. Umumnya benda-benda yang memperoleh gaya akan mengalami
perubahan-perubahan, antara lain dari benda diam menjadi bergerak atau
sebaliknya benda bergerak menjadi diam, selain itu juga dapat mempercepat atau
memperlambat gerak benda, bisa juga merubah arah gerak benda ataupun
merubah bentuk/ukuran benda. Namun dalam beberapa hal ada juga benda yang
mengalami gaya tetapi tidak mengalami perubahan gerakan ataupun bentuk.
Misalnya ketika kita sedang duduk belajar, gaya gravitasi bekerja pada kita namun
kita tetap diam. Dalam keadaan tertentu gaya dapat menyebabkan benda bergerak,
namun adakalanya dalam keadaan yang lain benda tersebut tetap diam. Hal ini
terjadi karena gaya total atau resultan dari gaya yang bekerja pada benda tersebut
sama dengan nol. Misalnya saat kita mendorong meja ke depan ternyata gaya
yang kita kenakan dilawan dengan gaya gesekan meja dengan lantai yang
besarnya sama naumn arahnya berlawanan dengan gaya dorong yang kita
kerjakan. Keadaan ini disebut dengan keadaan kesetimbangan (equilibrium).

 Rumus Gaya Dorong


∑F = m x a sentripetal .................................................................................. (2.11)

 Rumus Gaya Dorong yang Dihubungkan dengan Koefisien Gesek


Gesekan yang terjadi pada roda dan jalan ditimbulkan karena adanya
tekanan terhadap beban yang dihasilkan oleh roda dapat bergesekan dengan
jalan, sehingga roda dapat berputar pada jalan karena adanya gesekan antara
roda dengan permukaan jalan yang kasar. Jadi rumus yang digunakan
dorongan yang dihubungkan dengan gesekan bidang kasar :

∑F = m x a sentripetal ................................................................... (2.12)

a sentripetal = V = ω.R
2
V2 = ω .R2

19
∑F = m.

= m.

∑F = m. ω2.R
F – Fges = m x a sentripetal
F – fk = m x a sentripetal
fk = μ.N N = m.g

Keterangan :
∑F : Gaya (Newton)
m : Massa Benda (kg)
a sentripetal : Percepatan (m/s2)
V : Kecepatan (m/s)
ω : Kecepatan Sudut (rad/s)
Fges : Gaya Gesek (N)
fk : Gaya Kinetik (N)
μ : Koefisien Gesek (0,1 ketentuan yang digunakan)
N : Gaya Normal (N)
g : Gravitasi (m/s)

Jenis-jenis Gesekan Nilai Koefisien Gesek


Beton Dengan tanah 0,3
Beton Dengan Karet 0,9
Beton Dengan Plastik 0,45
Beton Dengan Tanah Liat Basah 0,4
Beton Dengan Tanah Liat Kering 0,2
Beton Dengan Kerikil 0,5-0,6
Beton Dengan Pasir 0,5-0,6
Beton Dengan Batu 0,6-0,7
Besi Dengan Besi 0.3
Besi Dengan Plate Teflon 0,1

20
Batu Bata Dengan Batu Bata 0,65
Batu Bata Dengan Tanah Liat Kering 0,5
Batu Bata Dengan Tanah Liat Basah 0,33
Batu Bata Dengan Pasir 0,4
Batu Bata Dengan Kerikil 0,6
Batu Bata Dengan Batu 0,75
Batu Kapur Dengan Batu Kapur 0,75
Granit Dengan Granit 0,6
Kayu Dengan Kayu 0,48

Tabel 2.2. Koefisien Gesek

2.6.6. Rantai
Rantai biasanya digunakan untuk memindahkan daya atau putaran dari
poros penggerak ke poros yang digerakan dengan posisi sumbu sumbu porosnya
sejajar. Jarak antara poros satu dengan poros lainnya pada transmisi rantai relatip
lebih jauh dibandingkan dengan transmisi roda gigi dan lebih pendek jika
dibandingkan dengan transmisi roda sabuk.
 Keuntungan Transmisi Rantai
Sebagai keuntungan transmisi rantai dibandingkan dengan transmisi roda
sabuk adalah :
a. Transmisi rantai dapat memindahkan daya yang lebih besar dibandingkan
dengan transmisi roda sabuk.
b. Pada transmisi rantai tidak terjadi slip sebagai mana terjadi pada roda
sabuk.
 Kekurangan Transmisi Rantai
Sedangkan kekurangan dari transmisi rantai dibandingkan dengan transmisi
lainnya adalah :
a. Kecepatan keliling relatip terbatas.
b. Suaranya berisik.
c. Terjadi gesekan lebih besar antara roll dan kaki roda rantai.
d. Terjadi mulur akibat ausnya pen pen yang bergesekan.

21
Tabel 2.3. Ukuran Standar Rantai Roll

 Rumus Panjang Rantai

Z= + + [ ]................................. (2.13)

Keterangan :
Z : Jumlah mata rantai yang di butuhkan (buah)
Z1 : Jumlah gigi kecil pada roda rantai (buah)
Z2 : Jumlah gigi besar pada roda rantai (buah)
L : Jarak anatara poros dalam satuan (mm)
t : Jarak antara roll (gigi) dalam satuan (mm)

 Fc + ( ). ............................................................................... (2.14)

Keterangan :
F1 : Gaya tegang pada sisi tegang (N)
Fc : Gaya sentrifugal (N)
T : Torsi (N.mm)

22
 Fc = ( ). V2 ......................................................................................... (2.14)

V=

Keterangan :
V : Kecepatan rantai (m/s)
n : Jumblah satu kali putaran roda (rpm)
w : Berat rantai (kg)

Roller Diameter Tabel Plat Kekuatan


No Pitch P
pin dp Rantai t Min. (lb)
Rantai (in) d (in) Lebar b (in)
(in) (in)
25 ¼ 0,13 1/8 0,0905 0,03 780
35 3/8 0,2 3/16 0,141 0,05 1500
41 ½ 0,306 ¼ 0,141 0,05 1760
40 ½ 5/16 5/16 0,156 0,06 3125
50 5/8 0,4 3/8 0,200 0,08 4480
60 ¼ 15/32 ½ 0,234 0,094 7030
80 1 5,8 5/8 0,312 0,125 12500
100 5/4 ¼ ¼ 0,375 0,156 19530
120 3/2 7/8 1 0,437 0,187 28195
140 7/4 1 1 0,500 0,219 38280
160 2 9/8 5/4 0,562 0,250 50000
180 9/4 45/32 45/32 0,687 0,2811 63280
200 5/2 25/16 3/2 0,781 0,312 78125
240 3 15/8 15/8 0,937 0,375 112500

Tabel 2.4. Ukuran dan Kapasitas Gelinding Standar

 ....................................................................................... (2.15)
Keterangan :
Nilai sin dalam rantai adalah 900 , jadi Sin =1

23
Sudut Sudut Sudut
Kontak Kontak Kontak
(0) (0) (0)
180 5 150 3,82 120 2,92
175 4,78 145 3,66 115 2,80
170 4,57 140 3,50 110 2,67
165 4,37 135 3,34 105 2,56
160 4,18 130 3,20 100 2,44
155 4 125 3,06 90 2,24

Tabel 2.5. Perbandingan Gaya Tegangan Sabuk Untuk Berbagai Sudut


Kontak

 Torsi Roda gigi = .......................................... (2.16)

 r =( )................................................................................ (2.17)

 F2 = F1 - .............................................................................................. (2.18)

 T = (F1-F2). r ....................................................................................... (2.19)


Keterangan :
T : Torsi yang terjadi pada rantai (N.mm)
r : Jari-jari lingkaran tusuk roda gigi (mm)
p : pitch pada rantai
N : Nomor rantai (lihat pada tabel rantai)

2.6.7. Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-
sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.

24
Jenis Pembebanan
Jenis Maaterial Dinamis
Statis
Berulang Bergantian Kejut
Material Yang Rapuh 4 6 10 15
Material Yang Lunak 5 6 9 15
Baja Kenyal (Mild Steel) 3 5 8 13
Baja Tuang 3 5 8 15
Timah 6 8 12 18

Tabel 2.6. Tabel Faktor Keamanan


 Perhitungan Poros Transmisi

1. Torsi (mp) = Fmax x ℓ..................................................................... (2.20)


Jika ℓ =r

Fmax = Massa benda


Keterangan :
Torsi (mp) : Momen Puntir (N.mm)

ℓ : Panjang benda (mm)

Fmax : Gaya maksimal (N)

2. Tegangan yang Dijinkan (σi) ................................................................. (2.21)

σi =

Keterangan :
σi : Tegangan yang Dijinkan (N/mm2)

SF1 : Faktor keamanan 6


SF2 : Faktor keamanan 6
Bahan yang digunakan ST 37

3. [ √ ....................................................... (2.22)

25
Keterangan :
Kt : 1,0 jika beban dikenakan secara halus
Kt : 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
Kt : 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar
Faktor Cb yang harganya 1,2 sampai 2,3. (Cb = 1,0 jika tidak ada beban
lentur)

2.6.8. Bantalan
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah
poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.

Gambar 2.16. Bantalan

Pada umumya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :


a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros.
1. Bantalan Luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara
lapisan pelumas.

26
2. Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol dan rol
bulat.
b. Berdasarkan arah beban terhadap poros.
1. Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.
2. Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
3. Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus
sumbu poros.

Analogi bantalan dapat berupa pondasi pada sebuah gedung. Persyaratan


bahan yang digunakan untuk bantalan luncur yaitu mempunyai kekuatan cukup
(tahan beban dan kelelahan), dapat menyesuaikan terhadap lenturan poros yang
tidak terlalu besar atau terhadap perubahan bentuk yang kecil, mempunyai sifat
anti las (tidak dapat menempel) terhadap poros jika terjadi kontak dan gesekan
antara logam, tahan karat dan cukup tahan aus, dapat membenamkan kotoran atau
debu kecil yang terkurung di dalam bantalan dan harga ekonomis dan tidak perlu
terpengaruh oleh temperatur.

27
Tabel 2.7. Bantalan

28
BAB III
PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

3.1. Diagram Alir Tugas Akhir

Mulai Konsultasi
Pembimbing

Pemilihan Judul
Pembuatan Laporan Tugas Akhir

Pembuatan Proposal
Pembuatan Mesin

Konsultasi Pembimbing
Mesin Selesai

No
No
ACC Finishing

Yes
Perancangan Dan Pembuatan ACC Untuk Sidang
Mesin

Uji kelayakan kinerja mesin Sidang Tugas Akhir

No
ACC Lulus/Tidak
Lulus

Yes

Mesin Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Tugas Akhir

29
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli 2016 sampai dengan bulan April
2017. Pengamatan dan pengukuran kondisi sampah dan jalan dilakukan di jalan
dalam kampus Politeknik Negeri Padang. Desain dan pembuatan prototipe bagian
penyapu pada mesin penyapu jalan dilaksanakan di Workshop Politeknik Negeri
Padang.

3.3. Permasalahan
Masalah kebersihan dalam kehidupan sehari-hari sudah sering kita jumpai
baik dilapangan maupun diruangan, masalah yang akan penulis tanggulangi
adalah masalah seperti pada jalan, koridor dan taman yang banyak terdapat
sampah dedaunan, plastik, botol, kertas dll. Jadi untuk itu semua perlu peralatan
yang lebih modern untuk mengatasinya. Disini penulis membuat suatu mesin
penyapu jalan untuk memudahkan masalah tersebut.

3.4. Study Pemecahan


Merupakan suatu pemecahan masalah yang dilakukan untuk memperoleh
suatu hasil. Adapun langkah-langkah pemecahan tersebut adalah :
1. Bahan atau sesuatu yang akan dibahas pada masalah ini.
2. Informasi mengenai pokok permasalahan.
3. Konsultasi merupakan suatu kegiatan tukar pendapat untuk mencapai
suatu hasil.

3.5. Metode Pemecahan


Dari masalah tersebut penulis mendapatkan sebuah hasil untuk memecahkan
masalah tersebut yaitu dengan membuat sebuah alat sederhana untuk
memudahkan dan meringankan suatu pekerjaan kebersihan dilingkungan.

3.6. Pembuatan Mesin


Setelah mendapatkan ide atau gambaran dari alat yang akan dibuat makan
dari itu penulis membuat langkah-langkah dari pembuatan mesin penyapu jalan
ini yaitu :

30
1. Merancang gambar mesin yang akan dibuat.
2. Setelah gambar dirancang selesai sesuai dengan ukuran dan perhitungan
yang telah ditentukan, maka dilanjutkan dengan pembelian bahan-bahan
yang akan dibutuhkan.
3. Proses pembuatan mesin penyapu jalan.
4. Pengujian kinerja dari mesin dan perawatan.
3.7. Cara Kerja Mesin Pnyapu Jalan
Cara kerja dari mesin penyapu jalan ini sangatlah sederhana untuk
pengoperasianya dengan adanya suatu dorongan dapat menjalankan mesin
tersebut. Dengan pengoperasian mesin yang manual, sumber penggerak sapu
terdapat pada roda dengan menggunakan transmisi roda gigi dan rantai. Kemudian
penggerak untuk sapu pengarah terdapat di sebelah kiri roda yang
menghubungkan roda gigi dan rantai. Roda gigi penggerak yang terletak poros
utama roda yang dihubungkan dengan rantai ke roda gigi yang digerakan terletak
pada poros bagian depan mesin.
Dengan menggunakan roda gigi payung dapat menciptakan perubahan arah
putaran sapu pengarah, maka putaran kedua sapu tersebut akan berlawanan. Pada
saat mesin didorong, poros yang dihubungkan dengan sapu silinder akan berputar
berlawanan karena mendapatkan daya putaran dari roda gigi yang seporos dengan
roda, maka sampah dapat di lontarkan oleh sapu pengarah tersebut kebagian
tengah-tengah mesin. Dengan demikian, dengan adanya dua sapu pengarah yang
terletak dibagian depan mesin dapat mengarahkan sampah ke tengah yang ada di
sudut-sudut ruangan atau sudut-sudut dinding.

Roda Gigi Payung

Gambar 3.2.Mesin Penyapu Jalan

31
Dan sebaliknya, untuk penggerak sapu penyalur dengan menghubungkan
roda gigi, rantai dan menggunakan roda gigi yang bersinggungan yeng terletak
dibagian sebelah kanan. Tujuan menggunakan roda gigi bersinggungan agar dapat
memberikan putaran yang cepat pada sapu penyalur. Dengan adanya Ketika
sampah berada di tengah-tengah mesin penyapu jalan, sapu penyalur mengangkat
sampah tersebut ke bak sampah. Dengan adanya sapu penyalur yang berada di
bagian tengah mesin dapat mengangkat sampah ke bak penampungan sampah.

3.8. Perbedaan Mesin


Perbedaan mesin kami dengan mesin yang telah ada terletak pada sapu
pengarah. Dengan rancangan mesin yang kami buat menggunakan sapu pengarah.
Tujuan dengan adanya sapu pengarah yaitu, dapat memindahkan sampah-sampah
yang berada pada sudut ruangan ke tengah mesin sehingga dapat di angkat oleh
sapu penyalur ke bak penyimpanan sampah. Mesin yang sudah ada tersebut tidak
menggunakan sapu pengarah sehingga tidak dapat mengarahkan sampah-sampah
yang ada di sudut-sudut ruangan ke tengah bagian mesin kemudian sampah
tersebut dapat di angkat oleh sapu pengarah ke bak penampungan sampah.
Dengan demikian, mesin yang sudah ada tersebut tidak dapat bekerja secara
efektif.

Gambar 3.3. Mesin Yang Dirancang

32
Gambar 3.4. Mesin Yang Sudah Ada

3.9. Alat dan Bahan


3.9.1. Alat yang digunakan
Adapun alat yang di gunakan dalam pembuatan mesin penyapu jalan ini
adalah :
1. Mesin Bubut
2. Gergaji Besi Tangan
3. Palu
4. Gerinda
5. Jangka Sorong
6. Mesin Bor
7. Mesin Las
8. Amplas
9. Kikir
10. Mesin milling
11. Ragum

3.9.2. Bahan yang digunakan


Adapun bahan yang di gunakan dalam pembuatan mesin penyapu jalan ini
adalah :
1. Poros ST 37
2. Besi Hollow ST 37
3. Elektroda

33
4. Roda Penggerak
5. Bantalan
6. Dempul
7. Besi Pipa ST 37
8. Sapu Pengarah
9. Sapu Penyalur
10. Roda gigi (pinion)
11. Roda gigi (wheel)
12. Roda gigi payung
13. Rantai
14. Baut
15. Besi plat untuk bak
16. Cat

3.10. Design Gambar Mesin Penyapu Jalan

Gambar 3.5. Design Gambar Tampak Samping

Gambar 3.6. Design Gambar Tampak Depan

34
Gambar 3.7. Design Gambar Tampak Atas

1 2
4
3
6
5 8 10
7
12
9

11
1
13

Keterangan :

1. Tangkai Pemegang Mesin


2. Roda Belakang
3. Poros Roda
4. Roda Gigi Penggerak
5. Sapu Pengarah
6. Bak Sampah

35
7. Roda Gigi Yang Digerakan
8. Rangka
9. Roda Gigi Yang Digerakan
10. Bantalan
11. Roda Depan
12. Roda Gigi Payung
13. Sapu Penyalur

3.11. Perhitungan Gaya Minimum Untuk Mendorong Mesin Penyapu Jalan


3.11.1. Dorongan yang Dihubungkan Dengan Gesekan Pada Roda

Gambar 3.8. Design Roda Dengan Ukuran

F a

Diketahui : w

M : Diperkirakan gaya yang bekerja pada roda akibat gesekan 19,5 kg


s : 0,9 (dilihat dari tabel koefisien gesek)

36
Karena Percepatan mesin yang awalnya dalam keadaan diam, jadi
percepatan mesin sama dengan 0.
∑F = M x a sentripetal
∑F = 19,5 kg x 0
∑F = 0

F – fk = M x a sentripetal

F – μs. N = M x a sentripetal

F – μs. M. g = M x a sentripetal

F – 0,9 x 19,5 kg x 9,81 = 0N

F – 172,1655 N = 0N

F = 172,1655 N

3.11.2. Dorongan Yang Dihubungkan Dengan Gesekan Pada Sapu Penyalur

Gambar 3.9. Design Sapu Penyalur

Diketahui :
M : Diperkirakan gaya yang bekerja pada sapu penyalur akibat gesekan
5 kg
s : 0,45 (dilihat dari tabel koefisien gesek)

Karena Percepatan mesin yang awalnya dalam keadaan diam, jadi


percepatan sapu sama dengan 0.

37
∑F = M x a sentripetal

∑F = 5 kg x 0

∑F = 0

F – fk = M x a sentripetal

F – μs. N = M x a sentripetal

F – μs. M. g = M x a sentripetal

F – 0,45 x 5 kg x 9,81 = 0 N

F – 22,0725 N = 0N

F = 22,0725 N

3.11.3. Dorongan Yang Dihubungkan Dengan Gesekan Pada Sapu Pengarah

Gambar 3.10. Design Sapu Pengarah


Diketahui :
M : Diperkirakan gaya yang bekerja pada sapu pengarah akibat gesekan
2 kg
s : 0,45 (dilihat dari tabel koefisien gesek)

Karena Percepatan mesin yang awalnya dalam keadaan diam, jadi


percepatan sapu sama dengan 0.
∑F = M x a sentripetal

∑F = 2 kg x 0

∑F = 0

38
F – fk = M x a sentripetal

F – μs. N = M x a sentripetal

F – μs. M. g = M x a sentripetal

F – 0,45 x 2 kg x 9,81 = 0 N

F – 8,829 N = 0N

F = 8,829 N

Jadi gaya minimum yang dibutuhkan untuk mendorong mesin penyapu jalan
adalah :

∑Ftotal = Froda + Fsapu penyalur + Fsapu pengarah

∑Ftotal = 172,1655 N + 22,0725 N + 8,829 N

∑Ftotal = 203,067 N

3.12. Perhitungan Kecepatan Sapu


3.12.1. Sapu Pengarah

Gambar 3.11. Design Sapu Pengarah Dengan Ukuran

39
Z4
Z1
Z2

Z3

Gambar 3.12. Gambar 2D Pada Transmisi Sapu Pengarah


Rasio :
Diketahui :
Z1 = 45 buah
Z2 = 15 buah
Z3 = 16 buah
Z4 = 10 buah
Kecepatan seseorang saat berjalan normal dalam waktu satu detik setalah
dilakukan pengujian yaitu 1,9 meter. Ketika seseorang berjalan dengan
adanya suatu beban, kecepatan tersebut menjadi berkurang. Dengan
demikian kecepatan seseorang berjalan dengan adanya beban menjadi 1,6
meter per detik. Sehingga dapat dihitung jumlah putaran sapu menggunakan
rumus dibawah ini :

V =

1,6 =

n =

n =

n = 18 rpm
Jadi n1 adalah 18 rpm

40
Jawab :

Gambar 3.13. Design Roda Gigi

Dikarenakan n2 dan n3 seporos jadi putarannya sama

Gambar 3.14. Roda Gigi Payung

41
Gambar 3.15. Skema Perhitungan Kecepatan Linear Pada Sapu Pengarah

Kecepatan Sudut :

rad/s

Kecepatan Linear :

Vp = wp x r sapu

Vp = 0,3 m/s x 175 mm

Vp = 52,5 m/s

3.12.2. Sapu Penyalur

Gambar 3.16. Design Sapu Penyalur Dengan Ukuran

42
Z2 Sapu Penyalur
Z3 Z4
Z1

Gambar 3.17. Design Mesin 2D

Rasio :
Diketahui :
Z1 = 45 buah
Z2 = 18 buah
Z3 = 61 buah
Z4 = 16 buah
Kecepatan seseorang saat berjalan normal dalam waktu satu detik setalah
dilakukan pengujian yaitu 1,9 meter. Ketika seseorang berjalan dengan
adanya suatu beban, kecepatan tersebut menjadi berkurang. Dengan
demikian kecepatan seseorang berjalan dengan adanya beban menjadi 1,6
meter per detik. Sehingga dapat dihitung jumlah putaran sapu menggunakan
rumus dibawah ini :

V =

1,6 =

n =

n =

n = 18 rpm
Jadi n1 adalah 18 rpm

43
Jawab :

rpm

Dikarenakan n2 dan n3 seporos jadi putarannya sama

Poros Sapu wp

Vp
Vjalan

Gambar 3.18. Skema Perhitungan Kecepatan Linear Pada Sapu Penyalur

Kecepatan Sudut :

rad/s

Kecepatan Linear :

Vp = wp x r sapu

Vp = 0,1 m/s x 150 mm

Vp = 15 m/s

44
3.13. Perhitungan Poros
3.13.1. Poros Pada Roda

Gambar 3.19. Design Roda Dengan Ukuran

Diketahui :
Fmax : massa roda
r : jari-jari sapu (mm)
Sf1 : faktor keamanan (6)
Sf2 : faktor keamanan (3)
Kt : 1,0 jika beban dikenakan secara halus
Kt : 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
Kt : 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan
besar. Faktor Cb yang harganya 1,2 sampai 2,3. (Cb = 1,0 jika
tidak ada beban lentur)
1. Torsi (Mp) = Fmax x r
= 10 kg x 280 mm
= 2800 kg.mm
2. Tegangan yang Dijinkan ( i)

i =

= Bahan ST 37
= 37 kg/mm2 x 9,81 m/s
= 362,97 N

i =

= 20 N/mm2

45
3. ds =* +1/3

=* +1/3

= 10 mm

Gambar 3.20. Design Roda Dengan Poros

3.13.2. Poros Pada Sapu Pengarah

Gambar 3.21. Design Roda Dengan Ukuran

Diketahui :
Fmax : massa roda
r : jari-jari sapu (mm)
Sf1 : faktor keamanan (6)
Sf2 : faktor keamanan (3)
Kt : 1,0 jika beban dikenakan secara halus

46
Kt : 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
Kt : 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan
besar. Faktor Cb yang harganya 1,2 sampai 2,3. (Cb = 1,0 jika
tidak ada beban lentur)

1. Torsi (Mp) = Fmax x ℓ


= 2 kg x 175 mm
= 350 kg.mm
2. Tegangan yang Dijinkan ( i)

i =

= Bahan ST 37
= 37 kg/mm2 x 9,81 m/s
= 362,97 N

i =

= 20 N/mm2

3. ds =* +1/3

=* +1/3

= 5,1 mm

47
Gambar 3.22. Design Roda Dengan Poros

3.13.3. Poros Pada Sapu Penyalur

Gambar 3.23. Design Sapu Penyalur Dengan Ukuran

Diketahui :
Fmax : massa roda
r : jari-jari sapu (mm)
Sf1 : faktor keamanan (6)
Sf2 : faktor keamanan (3)
Kt : 1,0 jika beban dikenakan secara halus
Kt : 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
Kt : 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan
besar. Faktor Cb yang harganya 1,2 sampai 2,3. (Cb = 1,0 jika
tidak ada beban lentur)

48
1. Torsi (Mp) = Fmax x ℓ
= 4 kg x 150 mm
= 600 kg.mm
2. Tegangan yang Dijinkan ( i)

i =

= Bahan ST 37
= 37 kg/mm2 x 9,81 m/s
= 362,97 N

i =

= 20 N/mm2

3. ds =* +1/3

=* +1/3

= 6,1 mm

Gambar 3.24. Design Sapu Penyalur Dengan Poros

49
3.14. Perhitungan Rantai
3.14.1. Panjang Rantai Untuk Sapu Pengarah

Gambar 3.25. Design Rantai


Diketahui :
Rantai yang digunakan adalah no 60 (Lihat Tabel Ukuran Standar Rantai)

ℓ = 1033 mm

t = 12,7 12,7 (Nomor rantai yang digunakan 428 dilihat dari tabel ukuran

standar roll rantai)


Z1 = 45 buah
Z2 = 15 buah

Jawab :

Z =

Z = + + 19,05 x

Z = 108,4 + 52,5 + 19,05 ( )


= 162,6 + 52,5 + 0,9

Z = 216 buah mata rantai

50
3.14.2. Panjang Rantai Untuk Sapu Penyalur

Diketahui :

ℓ = 1033 mm

t = 12,7 (Nomor rantai yang digunakan 428 dilihat dari tabel ukuran

standar roll rantai)


Z1 = 45 buah

Z2 = 18 buah

Jawab :

Z =

Z = + + 19,05 x

Z = 43 + 54 + 19,05 ( )

= 43 + 38 + 0,9

Z = 98 buah mata rantai

3.14.3. Torsi Yang Terjadi Pada Rantai

Poros Roda Gigi Roda Gigi

51
F1

F2

Gambar 3.26. Skema Perhitungan Torsi Yang Terjadi Pada Rantai

Diketahui :
F1 : Gaya rantai sisi tarik (kg)
F2 : Gaya rantai sisi kendor (kg)
r : Jari-jari lingkaran tusuk roda gigi (mm)

T = (F1 – F2). r

1. Fc = V2

V2 =

No rantai yang digunakan 40

V2 =

Fc = V2

Fc = .

Fc =

Fc =

Fc = 14950,44 N

2. =
Sudut kontak yang terjadi antara rantai dengan roda gigi adalah 180 0
(1800 = 5 terdapat dalam tabel Perbandingan Gaya Tegangan Sabuk
Untuk Berbagai Sudut Kontak)

52
=
=

3. T Roda gigi =

T Roda gigi =

T Roda gigi = 115,2 N/m

4. r =( )

r =( )

r =( )

r =( )
( )

r =

r = 127 mm

5. F1 = Fc + ( ).

F1 = 14950,44 N + ( )x

F1 = 14950,44 N + x 0,9
F1 = 14953,44 x 0,9
= 13458,096 N

6. F2 = F1 -

F2 = 13458,096 N -

F2 = 13457,196 N

53
Jadi T = (F1 – F2). r
T = (13458,096 N – 13457,196 N) x 127 mm
T = 0,9 x 127
T = 114,3 N.mm

54
BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

4.1. Mesin Penyapu Jalan Yang Telah Dirancang


Berdasarkan perhitungan yang didapat dibuatlah mesin penyapu jalan
sebagai berikut :

Gambar 4.1. Tampak Depan Mesin Penyapu Jalan

Gambar 4.2. Tampak Samping Mesin Penyapu Jalan

55
Gambar 4.3. Tampak Atas Mesin Penyapu Jalan

4.2. Komponen sapu yang digunakan dan mekanisme penggerak pada


mesin penyapu jalan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

a. Sapu Penyalur

Gambar 4.4. Sapu Penyalur

56
Pada sapu penyalur, dengan membuat design sapu seperti ujung anak
panah, yang bertujuan untuk mengarahkan dan mengumpulkan sampah yang
ada dibagian sisi kanan dan sisi kiri sapu dapat membawa sampah tersebut
ke bagian tengah-tengah sapu. Kemudian dengan gerakan putaran sapu yang
berlawanan arah jarum dapat melontarkan sampah ke bak yang terletak di
bagian depan mesin. Dengan putaran sapu yang cepat dan bahan nilon yang
digunakan untuk sapu cukup tebal, dapat mengangkut semua jenis sampah
kecuali batu. Dapat disimpulkan sapu yang digunakan cukup efektif untuk
menyapu jalan dengan berbagai jenis sampah yang terdapat di jalan.

b. Sapu Pengarah

Gambar 4.5. Sapu Pengarah

Dengan adanya dua sapu pengarah yang terletak dibagian depan mesin
dapat mengarahkan sampah ke tengah yang ada di sudut-sudut ruangan atau
sudut-sudut dinding. Dengan putaran kedua sapu yang berlawanan dapat
mengarahkan sampah ke tengah-tengah bagian mesin.

57
4.3. Pungujian

Gambar 4.6. Sebelum Melakukan Penyapuan Pada Mesin Penyapu Jalan

Gambar 4.7. Setelah Melakukan Penyapuan Pada Mesin Penyapu Jalan

58
Gambar 4.8. Hasil Penyapuan Yang Masuk Ke Bak Sampah Pada
Mesin Penyapu Jalan
Berdasarkan hasil pengujian di dapatkan data penyapuan pada mesin
penyapu jalan disajikan dalam tabel dibawah ini :

Massa sampah Massa sampah Efisiensi


No awal (mo) tersapu (mt) penyapuan (%)
(gram) (gram)
Rata-rata 600 520,2 86,7 %
Max 600 560,7 93,36 %
Min 600 500,9 83,43 %

Tabel 4.1. Efisiensi Penyapuan Pada Mesin Penyapu Jalan

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut :
Ƞ penyapuan =

Ƞ penyapuan =
= 93,36 %

59
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa sampah yang tersapu oleh mesin
penyapu jalan dapat masuk ke bak sampah, dengan demikian mesin penyapu jalan
yang telah rancang dapat difungsikan sesuai dengan yang harapkan.

4.4. Analisis
4.4.1. Analisis Transmisi Penggerak Pada Mesin Penyapu Jalan
a. Roda Sebagai Sumber Penggerak

Poros Pada Roda

Gambar 4.9. Rancangan Awal Pada Poros Roda

Setalah rancangan awal terselesaikan kemudian dilakukan pengujian,


karena kedua roda seporos tenaga yang dibutuh mendorong mesin tersebut
sangatlah besar dan untuk memutar mesin cukup sulit. Jadi kami merancang
kembali poros roda tersebut, dengan memotong bagian tengah-tengah poros
tersebut. Poros roda tersebut kami potong menjadi dua bagian. Dengan
demikian dapat kami simpulkan bahwa sumber penggerak masing-masing
sapu terpisah.

60
Gambar 4.10. Rancangan Setalah Dilakukan Pembaruan

b. Sapu Penyalur

Gambar 4.11. Transmisi Penggerak Sapu Penyalur

Untuk penggerak sapu penyalur dengan menghubungkan roda gigi,


rantai dan menggunakan roda gigi yang bersinggungan yeng terletak
dibagian sebelah kanan. Tujuan menggunakan roda gigi bersinggungan agar
dapat memberikan putaran yang cepat pada sapu penyalur. Dengan adanya
Ketika sampah berada di tengah-tengah mesin penyapu jalan, sapu penyalur
mengangkat sampah tersebut ke bak sampah.

61
b. Sapu Pengarah

Gambar 4.12. Transmisi Penggerak Sapu Pengarah

Dengan menggunakan roda gigi payung dapat menciptakan


perubahan arah putaran sapu pengarah, maka putaran kedua sapu tersebut
akan berlawanan. Pada saat mesin didorong, poros yang dihubungkan
dengan sapu silinder akan berputar berlawanan karena mendapatkan daya
putaran dari roda gigi yang seporos dengan roda, maka sampah dapat di
lontarkan oleh sapu pengarah tersebut kebagian tengah-tengah mesin.

62
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil dari rancang bangun
mesin penyapu jalan dengan sistem penggerak sapu secara mekanik yaitu :
1. Telah berhasil merancang dan membuat mesin penyapu jalan dengan
sistem penggerak secara mekanik.
2. Gaya minimum yang dibutuhkan untuk mendorong mesin penyapu jalan
yaitu 203,067 N dan kecepatan linear yang diperoleh oleh sapu pengarah
adalah 52,5 m/s, sedangkan kecepatan linear yang diperoleh oleh sapu
penyalur adalah 15 m/s.
3. Berdasarkan data hasil pengujian dapat diketahui efisiensi penyapuan
pada mesin penyapu jalan yang dilakukan di jalan adalah 93,36 %.

5.2. Saran
1. Mesin ini dapat mengatasi masalah kebersihan yang ada dilingkungan
baik itu di jalan raya, perumahan dan taman-taman atau tempat bermain
lainnya.
2. Mesin yang telah dirancang, untuk pengembangannya menggunakan
vacum agar dapat menghisap semua sampah-sampah yang ada dijalan.
3. Untuk penggerak sapunya agar dapat dikembangkan menggunakan suatu
motor untuk menggerak sapu pengarah maupun sapu penyalur, dengan
adanya motor dapat mumudahkan penyapuan tanpa memanfaatkan
dorongan manusia untuk menggerakan sapunya lagi.
4. Untuk pengembangan sapu pengarah, akan lebih baik menggunakan
hidrolik untuk menaikan dan menurukan kedua sapu pengarah tersebut.

63
64
DAFTAR PUSTAKA

Allianz Johnston Sweeper. 2008. Brosur Produk Street Sweeper


VT605/VT650. USA : Allianz Sweeper Company.

Prof. Dr. Ir. DAHMIR DAHLAN. M.Sc dan Ir. M. DWI TRISNO. MT.
2012 Elemen Mesin. Jakarta : Citra Harta Prima.

ARIF FIRDAUSI dan AGUNG SETYO BUDI. 2013 Mekanika dan Elemen
Mesin. Malang : PPPPTK BOE.

EKA YOGASWARA. November 2013 Elemen Mesin. Bandung :


Depdikbud RI.

Widarto, B. Sentot Wijanarka, Sutopo dan Paryanto. 2008 Teknik


Permesinan. Jakarta : Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen
Pendidikan Nasional.

Ujang Hendar. 2009 Skripsi RANCANG BANGUN BAGIAN PENYAPU


PADA MESIN PENYAPU JALAN. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Anes Kurnia Putra. 2009 Skripsi RANCANG BANGUN BAGIAN


PENYALUR DAN PENAMPUNG PADA MESIN PENYAPU JALAN. Bogor :
Institut Pertanian Bogor.

64

Anda mungkin juga menyukai