Vicky Wijaya ME - MR-D4 PDF
Vicky Wijaya ME - MR-D4 PDF
SKRIPSI
VICKY WIJAYA
1311042007
2017
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Zulhendri, ST, MT
Aidil Zamri, ST, MT
NIP. 19650525 199003 1 003
NIP. 19600101 198803 1 006
Disahkan Oleh :
Tugas Akhir Ini Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
Tugas Akhir Diploma IV Jurusan Teknik Mesin
Program Studi DIV Teknik Manufaktur Politeknik Negeri Padang
Pada Tanggal : 05 Oktober 2017
Tim Penguji :
Ketua/Penguji I Sekretaris/Penguji II
Alhamdulillah …..
Ya Allah………
Atas berkah Mu
Namun …………
Terimalah ……..
Hari ini……
Yang tak kurangnya memberikan semangat dan kasih sayang kepada ananda
hidupku. Doa serta dukungan dana yang tak henti-hentinya kakak berikan kepada
adikmu ini. Mengupayakan apapun guna bisa membahagiakan adikmu yang „”mada “
Diva” susun strategi cita-citamu mulai dari sekarang tatap masa depanmu
Usaha yang kulakukan ini takkan berjalan dengan maksimal tanpa nasehat dan
Thanks full to dosen pembimbing Bpk Aidil Zamri, ST, MT & Bpk
Zulhendri, ST, MT yang selalu sabar menuntun dan memberi pengarahan dalam
menyelesaikan TA ini dan juga for All my lecture”s along study in PNP
2013 Pokoknyo hahaha., Nan utamo sakali untuk partner dalam mambuek TA ko
yaitu Muhammad Ziyad. Walaupun alat nan dibuek banyak modalnyo, yang
penting pueh samo hasilnyo. Kwan2 Manufaktur 2013 walaupun kni ko alun
sepenuhnyo wak kompak tp mudah2an pas dlua kampus bsuak bisa kompak saliang
Special Thanks To ……
yang membuatku lupa padamu. Ini semua adalah permulaan untuk kedepannya.
SATU PESAN PENYEMANGAT DARI PENULIS
BIODATA
(a) Tempat / Tgl Lahir : Bogor / 19 Agustus 1995 (b) Nama Orang Tua : Yurnalis
Bahar (c) Fakultas : Politeknik (d) Jurusan : Teknik Mesin. Prodi : DIV Teknik
Manufaktur (e) No. BP : 1311042007 (f) Tanggal Lulus : 5 Oktober 2017 (g)
Predikat Lulus : Dengan Pujian (h) IPK : (i) Lama Studi : 3 Tahun 11 bulan
(j) Alamat Orang Tua : Perumnas Belimbing Jln. Delima 4 No 123 RT05/RW08
Kecamatan Kuranji Padang.
ABSTRAK
Mesin penyapu jalan merupakan sebuah alat untuk membantu meringankan pekerjaan manusia dalam hal
menyapu sampah ringan seperti daun kering, kertas dan plastik. Mesin ini bekerja dengan memanfaatkan gaya
dorong karena tidak menggunakan motor, sehingga ramah lingkungan dan energi. Proses pembuatan dan perakitan
dilakukan setelah semua komponen mesin dibuat sesuai ukuran yang telah dirancang. Prinsip kerja mesin ini yaitu
dengan roda sebagai sumber penggerak dengan mengguanakan transmisi roda gigi dan rantai. Sumber penggerak
sapu pengarah terletak pada bagian sisi roda yang sebalah kiri, dengan menggunakan roda gigi payung untuk
merubah arah putaran sapu dengan berlawanan arah. Sedangkan untuk sapu penyalur, sumber penggeraknya terletak
bagian sisi roda yang sebelah kanan. Dengan menggunakan dua buah roda gigi yang bersinggungan dan perbedaan
banyak gigi yaitu tiga berbanding satu dapat menghasilkan kecepatan sapu yang cepat. Fungsi sapu pengarah untuk
mengarahkan sampah yang ada dibagian sudut-sudut dinding atau rungan ke tengah-tengah bagian mesin. Sedangkan
fungsi sapu penyalur yaitu untuk menyalurkan sampah ke bak yang telah diarahkan oleh sapu pengarah ke bagian
tengah-tengah mesin.
Key Words : Mesin Penyapu Jalan, Gaya Dorong, Sapu Pengarah, Sapu Penyalur
Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal :
5 Oktober 2017
Abstrak telah disetujui oleh penguji :
1 2 3 4
Tanda Tangan
Nama Terang Zulhendri, ST, MT Drs. Mulyadi, ST, MT Dr. Elvis Adril, ST, MT Dr. Junaidi, ST, MP
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Mesin : Dr. Junaidi, ST, MP
Nip. 196606211992031005 Tanda Tangan
Alumni telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatkan nomor alumni :
Petugas Fakultas / Universitas
Nomor Alumni Fakultas Nama Tanda Tangan
i
KATA PENGANTAR
Dengan segenap karunia dan nikmat serta seizin-Nya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai wujud aplikasi nyata terhadap ilmu yang telah
didapat sekaligus sebagai salah satu syarat penyelesaian studi di Politeknik Negeri
Padang. Dengan segala keterbatasan ilmu yang penulis miliki serta kelemahan-
kelemahan yang ada, penulis sangat menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya dengan keterbukaan hati yang
lapang penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
segenap pembaca apabila dalam penulisan ini terdapat kekurangan maupun kesalahan
dalam penyusunannya.
1. Ibunda dan Ayahanda yang tercinta yang tak pernah penat merasakan teriknya
panas matahari dan dinginnya cuaca hujan, yang senantiasa mendoakan
ananda siang dan malam serta memberikan yang terbaik buat ananda,
ma`afkan ananda ibu, Ayah sekiranya ananda terlalu sering mengecewakan
ibu dan ayah.
2. Seluruh anggota keluarga yang selalu mengiringi perjalanan hidup suka
maupun duka, kakak-kakak dan adik-adikku semua terima kasih atas nasihat
dan dukungannya selama ini.
ii
3. Bapak Aidil Zamri, ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang.
4. Bapak Junaidi, Dr, ST, MP selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Padang.
5. Bapak Yusri, Drs, MT selaku Ketua Prodi DIV Teknik Manufaktur Politeknik
Negeri Padang.
6. Bapak Aidil Zamri, ST, MT selaku pembimbing I.
7. Bapak Zulhendri, ST, MT selaku pembimbing II.
8. Seluruh Staf pengajar Jurusan Teknik Mesin Polteknik Negeri Padang.
9. Seluruh Teknisi, Terima kasih atas pelayanan yang telah diberikan, semoga
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
10. Rekan-rekan DIV Teknik Manufaktur angkatan 2013.
11. Serta seluruh pihak yang turut serta membantu memberikan dorongan dan
dukungannya.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat, untuk
kita semua baik penulis, pembaca maupun masyarakat secara umum nantinya.
Vicky Wijaya
1311042007
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL........................................................................................................ x
iv
BAB II. TEORI DASAR.......................................................................................... 5
3.3. Permasalahan........................................................................................... 31
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Sistem resirkulasi air VT650 (Brosur Allianz Johnston Sweeper) .......... 9
Gambar 2.5 Contoh mesin penyapu jalan dengan gerak penyapuan vertical ............ 10
Gambar 3.15 Skema Perhitungan Kecepatan Linear Pada Sapu Pengarah ............... 43
Gambar 3.18 Skema Perhitungan Kecepatan Linear Pada Sapu Penyalur ................ 45
viii
Gambar 3.24 Design Sapu Penyalur Dengan Poros ................................................... 51
Gambar 3.26 Skema Perhitungan Tegangan Yang Terjadi Pada Rantai .................... 54
Gambar 4.7. Setelah Melakukan Penyapuan Pada Mesin Penyapu Jalan .................. 58
Gambar 4.8. Hasil Penyapuan Yang Masuk Ke Bak Sampah Pada Mesin Penyapu
Jalan............................................................................................................................ 59
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.5. Perbandingan Gaya Tegangan Sabuk Untuk Berbagai Sudut Kontak ...... 24
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
pembersihan. Bahkan pada waktu tertentu kegiatan pengangkutan sampah sampai
sore hari bahkan hingga malam hari. Cara seperti ini sekarang tidak efisien karena
membutuhkan waktu yang lama. Dengan adanya suatu alat atau mesin dibutuhkan
yang dapat bekerja secara mekanis dalam melakukan kegiatan menyapu dan
mengumpulkan sampah dan dedaunan yang dapat memudahkan dan meringankan
pekerjaan petugas kebersihan di jalan lingkar dalam kampus Politeknik Negeri
Padang dan Universitas Andalas.
Untuk itu dengan adanya alat atau mesin jenis ini juga dapat digunakan di
jalan-jalan umum dan perkotaan. Arus kegiatan yang berjalan cepat di perkotaan
menuntut kegiatan kebersihan juga berlangsung cepat dan tidak memakan waktu
yang banyak. Mesin penyapu jalan dalam ukuruan dan kapasitas kerja tertentu
dapat menjadi solusi bagi permasalahan tersebut.
Adapun perbedaan mesin yang sudah ada dengan mesin yang kami dapat
yaitu, dengan adanya sapu pengarah pada bagian depan mesin dapat mengarahkan
sampah yang ada disudut ruangan atau dibagian tepi dinding ketengah-tengah
mesin sehingga diangkat oleh sapu penyalur bagian tengah mesin ke bak sampah
yang ada pada mesin penyapu jalan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Proposal Tugas Akhir ini dibagi menjadi dua
bagian antara lain:
a. Tujuan Umum
2
1.3. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang dan tujuan diatas, maka penulisan laporan Tugas
Akhir ini menitik beratkan pada pembahasan, sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang dan membuat mesin penyapu jalan dengan sistem
gerak mekanik.
2. Bagaimana merancang dan membuat sistem penyapu dan penyalur pada
mesin penyapu jalan dengan sistem gerak mekanik.
1.4. Batasan Masalah
Dalam pelaksanaan untuk proyek Tugas Akhhir ini terdapat batasan masalah
yang menjadi titik utama pembahansan masalah, antara lain:
3
3. Metode Cyber
Merupakan metode yang digunakan dengan cara mencari informasi dan data
melalui internet sebagai bahan referensi.
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tahap awal dari penulisan berupa latar belakang,
tujuan, metode penulisan tugas akhir dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Menjelaskan tentang landasan teori-teori yang berkaitan dengan
tugas akhir yang penulis buat.
BAB III METODLOGI
Bagian ini berisikan tentang diagram aliran pembuatan tugas akhir
serta bahan dan alat yang digunakan.
BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN PENYAPU DAUN
Berisi pembahasan tentang proses pembuatan mesin pembersih
jalan serta pengujian kinerja mesin.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil analisa, serta
saran untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa depan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Corrugated cardboard
Polyethylene terephthalate (1)
High-density polyethylene (2)
Polyvinyl chloride (3)
Low-density polyethylene (4)
Plastik Polypropylene (5)
Polystyrene (6)
Multi-layer plastics (7)
Plastik lain termasuk aseptic
packaging
Makanan Makanan (mudah membusuk)
Sampah Guntingan rumput, hiasan taman,
pekarangan daun, kayu, branches
Pakaian, kain tenun
Karpet
Tekstil/karet
Karet
Kulit
Clear (flint)
Kaca
Amber, green, brown
Besi
Aluminium
Logam
Bahan non-besi (tembaga, seng,
Anorganik
kromium)
Kotoran
Kotoran Batu
Debu
Bulky wastes Furnitur, kulkas, oven, dll
6
2.2. Definisi Mesin Penyapu Jalan (Street Sweeper)
Street sweeper (penyapu jalan) adalah orang atau mesin yang membersihkan
jalan, mesin ini dibuat sebagai solusi untuk membantu memecahkan masalah
kebersihan. Biasanya pihak yang memiliki kewenangan untuk mengurusi
kebersihan di tempat-tempat tersebut membersihkan dengan tenaga manusia
secara manual yaitu dengan sapu. Dengan memperhatikan luas area yang harus
dibersihkan tidak sebanding dengan petugas kebersihan yang ada dilapangan.
Kemudian mesin penyapu jalan mekanis dipatenkan oleh seorang yang bernama
C. S. Bishop di negara Amerika Serikat pada tanggal 4 September 1849 dengan
nomor paten 6699 (www33.brinkster.com). Penyapu jalan mekanis temuan C. S.
Bishop dan beberapa penyapu jalan tipe elevator-belt ditunjukkan dalam Gambar
1 berikut nomor paten (US Patent Number) dan tahun patennya.
Sumber : (http://www33.brinkster.com)
Gambar 2.1. Elevator-Belt Street Sweeper
7
Gambar paling bawah dalam Gambar 2.1 adalah kereta penyapu jalan yang
dipatenkan oleh Charles Brooks pada tahun 1896. Desain penyapu jalan pada
Gambar 2.1 sebagian besar terdiri dari sikat berputar, elevating belt, dan wadah
sampah. Desain pada era ini masih menggunakan kereta kuda tanpa mesin di
dalamnya. Roda menggerakkan dengan mekanisme gear atau rantai. Beberapa
tipe penyapu jalan dengan mesin uap sebagai penggeraknya ditunjukkan dalam
Gambar 2.2.
Sumber : (http://www33.brinkster.com)
Gambar 2.2. Penyapu Jalan Dengan Mesin Uap
8
Gambar 2.3. Skema Kerja Mobil VT650 Penyapu Jalan
(Brosur Allianz Johnston Sweeper)
9
Konveyor
Penampung
Sampah
Penyapu
Sumber : (http://www33.brinkster.com)
Gambar 2.5. Contoh mesin penyapu jalan dengan gerak penyapuan vertikal
Sumber : www.rockbest.en.alibaba.com
Gambar 2.6. Contoh mesin penyapu jalan dengan gerak horizontal
10
2.4. Jenis-jenis Sapu Yang Digunakan Dalam Kehidupan Sehari-hari
2.4.1. Sapu Ijuk
11
Gambar 2.9. Sapu Plastik
Sapu plastik ini digunakan sebagai pengganti sapu ijuk. Sapu ini terbuat dari
ijuk seintetis. Selain untuk membersihkan lantai, sapu plastik cocok digunakan
untuk memversihkan karpet. Keuntungannya, lebih mudah dibersihkan dari
kotoran yang menempel.
Adapun prinsip kerja dari mesin penyapu jalan ini sangatlah sederhana
dalam pengoperasiannya, dengan cara mesin didorong dan di arahkan pada
sampah yang berserakkan. Pada bagian depan mesin terdapat sapu pengarah yang
12
berfungsi untuk mengarahkan sampah kedalam bagian mesin untuk disimpan di
bak penampungan, dibagian dalam mesin terdapat dua buah sapu silinder yang
berputar berlawanan yang digerakan oleh roda dan dihubungkan dengan roda gigi
untuk menciptakan putaran yang berlawanan. Pada saat mesin didorong, poros
yang dihubungkan dengan sapu silinder akan berputar berlawanan karena
mendapatkan daya putaran dari roda gigi yang seporos dengan roda untuk
menyapu dan mengangkat sampah yang akan ditampung ke penampungan
sampah.
13
2.6.2. Roda Gigi dan Sproket
Kita telah mengenal apa yang dinamakan roda gigi. Pada sepeda, kendaraan
roda dua, mobil, kereta api, pesawat udara, kapal laut dan semua jenis mesin-
mesin perkakas selalu dilengkapi dengan komponen-komponen roda gigi. Dengan
adanya komponen-komponen roda gigi ini maka sistem mekanisme mesin dan
motor dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Secara umum fungsi dari roda gigi
untuk :
a. Meneruskan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan.
b. Mengubah putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan, yaitu
dari putaran tinggi ke putaran rendah atau dari putaran rendah ke putaran tinggi.
Gambar Pemindah daya jenis rantai dan sprocket. Poros bisa menjadi satu
dengan driver, seperti pada poros dan engine crankshaft, bisa juga poros bebas
yang dihubungkan ke poros lainnya.
Z2 Sapu Penyalur
Z3 Z4
Z1
14
Skema pengukuran kecepatan sapu penyalur diperlihatkan pada gambar
dibawah :
Sapu Penyalur
................................................................................................... (2.1)
n2 = n3
Keterangan :
Z1 : Jumblah gigi penggerak pada roda gigi
n1 : Jumblah putaran roda (rpm)
Z2 : Jumblah gigi yang digerakan pada roda gigi
n2 = n3 : Jumblah putaran sapu (rpm)
................................................................................................... (2.2)
n3 = n4
Keterangan :
Z3 : Jumblah gigi yang digerakan pada roda gigi
Z4 : Jumblah gigi yang digerakan pada roda gigi
n4 : Jumblah putaran sapu (rpm)
Vp = .................................................................................. (2.4)
Keterangan :
wp : Kecepatan Sudut (rad/s)
Vp : Kecepatan linier penyapuan pada sapu penyalur (m/s)
n : Jumblah putaran sapu (rpm)
rsapu : Jari-jari sapu penyalur (mm)
15
Kecepatan relatif sapu terhadap ground diasumsikan sama dengan kecepatan
terhadap ground sama dengan kecepatan maju mesin penyapu jalan pada saat
terhadap poros silinder penyapu sama dengan kecepatan linier yang diperlukan
Poros Sapu wp
Vp
Vjalan
Sapu Pengarah
Sapu Pengarah
16
Gambar 2.16. Roda Gigi Payung
Pada gambar diatas dapat dilihat putaran sapu pengarah menggunakan roda
gigi payung. Apabila diinginkan memindah daya putaran pada posisi poros yang
bersinggungan (intersection) dapat digunakan roda gigi payung. Contoh
penggunaan roda gigi ini misalnya pada drill chuck, jalur vertical pada mesin
planning, mekanisme pengatur langkah pada mesin skrap dan pengatur arah pada
mesin bor pekerjaan berat. Pada umunya pasangan roda gigi payung membentuk
sudut 900 namun dalam hal tertentu dapat dibuat pasangan roda gigi payung
dengan sudut lebih besar dan lebih kecil dari 900.
................................................................................................... (2.5)
n2 = n3
Keterangan :
Z1 : Jumblah gigi penggerak pada roda gigi
n1 : Jumblah putaran roda (rpm)
Z2 : Jumblah gigi yang digerakan pada roda gigi
n2 = n3 : Jumblah putaran sapu (rpm)
................................................................................................... (2.6)
n3 = n4
Keterangan :
Z3 : Jumblah gigi yang digerakan pada roda gigi
Z4 : Jumblah gigi yang digerakan pada roda gigi
n4 : Jumblah putaran sapu (rpm)
17
Hasil penghitungan kecepatan linier penyapuan pada mesin penyapu jalan
digunakan untuk menghitung kecepatan putar penyapu pada mesin penyapu jalan.
Kecepatan putar penyapu pada mesin penyapu jalan dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
Wp = .................................................................................................. (2.7)
Keterangan :
Wp : Kecepatan Sudut (rad/s)
p : Kecepatan linear putaran sapu pengarah (m/s)
n : Jumblah putaran sapu penyalur (rpm)
rsapu : Diameter sapu (m)
fs = μs x N ................................................................................................ (2.9)
fk = μs x N ............................................................................................. (2.10)
18
2.6.5. Gaya Dorong Yang Dihubungkan Dengan Gesekan
Merupakan suatu gaya yang dihasilkan oleh manusia dengan kekuatan
dorongan sehingga suatu benda dapat bergerak. Secara mudah, Kita dapat
mengartikan gaya sebagai tarikan atau dorongan yang menyebabkan perubahan
keadaan benda. Umumnya benda-benda yang memperoleh gaya akan mengalami
perubahan-perubahan, antara lain dari benda diam menjadi bergerak atau
sebaliknya benda bergerak menjadi diam, selain itu juga dapat mempercepat atau
memperlambat gerak benda, bisa juga merubah arah gerak benda ataupun
merubah bentuk/ukuran benda. Namun dalam beberapa hal ada juga benda yang
mengalami gaya tetapi tidak mengalami perubahan gerakan ataupun bentuk.
Misalnya ketika kita sedang duduk belajar, gaya gravitasi bekerja pada kita namun
kita tetap diam. Dalam keadaan tertentu gaya dapat menyebabkan benda bergerak,
namun adakalanya dalam keadaan yang lain benda tersebut tetap diam. Hal ini
terjadi karena gaya total atau resultan dari gaya yang bekerja pada benda tersebut
sama dengan nol. Misalnya saat kita mendorong meja ke depan ternyata gaya
yang kita kenakan dilawan dengan gaya gesekan meja dengan lantai yang
besarnya sama naumn arahnya berlawanan dengan gaya dorong yang kita
kerjakan. Keadaan ini disebut dengan keadaan kesetimbangan (equilibrium).
a sentripetal = V = ω.R
2
V2 = ω .R2
19
∑F = m.
= m.
∑F = m. ω2.R
F – Fges = m x a sentripetal
F – fk = m x a sentripetal
fk = μ.N N = m.g
Keterangan :
∑F : Gaya (Newton)
m : Massa Benda (kg)
a sentripetal : Percepatan (m/s2)
V : Kecepatan (m/s)
ω : Kecepatan Sudut (rad/s)
Fges : Gaya Gesek (N)
fk : Gaya Kinetik (N)
μ : Koefisien Gesek (0,1 ketentuan yang digunakan)
N : Gaya Normal (N)
g : Gravitasi (m/s)
20
Batu Bata Dengan Batu Bata 0,65
Batu Bata Dengan Tanah Liat Kering 0,5
Batu Bata Dengan Tanah Liat Basah 0,33
Batu Bata Dengan Pasir 0,4
Batu Bata Dengan Kerikil 0,6
Batu Bata Dengan Batu 0,75
Batu Kapur Dengan Batu Kapur 0,75
Granit Dengan Granit 0,6
Kayu Dengan Kayu 0,48
2.6.6. Rantai
Rantai biasanya digunakan untuk memindahkan daya atau putaran dari
poros penggerak ke poros yang digerakan dengan posisi sumbu sumbu porosnya
sejajar. Jarak antara poros satu dengan poros lainnya pada transmisi rantai relatip
lebih jauh dibandingkan dengan transmisi roda gigi dan lebih pendek jika
dibandingkan dengan transmisi roda sabuk.
Keuntungan Transmisi Rantai
Sebagai keuntungan transmisi rantai dibandingkan dengan transmisi roda
sabuk adalah :
a. Transmisi rantai dapat memindahkan daya yang lebih besar dibandingkan
dengan transmisi roda sabuk.
b. Pada transmisi rantai tidak terjadi slip sebagai mana terjadi pada roda
sabuk.
Kekurangan Transmisi Rantai
Sedangkan kekurangan dari transmisi rantai dibandingkan dengan transmisi
lainnya adalah :
a. Kecepatan keliling relatip terbatas.
b. Suaranya berisik.
c. Terjadi gesekan lebih besar antara roll dan kaki roda rantai.
d. Terjadi mulur akibat ausnya pen pen yang bergesekan.
21
Tabel 2.3. Ukuran Standar Rantai Roll
Z= + + [ ]................................. (2.13)
Keterangan :
Z : Jumlah mata rantai yang di butuhkan (buah)
Z1 : Jumlah gigi kecil pada roda rantai (buah)
Z2 : Jumlah gigi besar pada roda rantai (buah)
L : Jarak anatara poros dalam satuan (mm)
t : Jarak antara roll (gigi) dalam satuan (mm)
Fc + ( ). ............................................................................... (2.14)
Keterangan :
F1 : Gaya tegang pada sisi tegang (N)
Fc : Gaya sentrifugal (N)
T : Torsi (N.mm)
22
Fc = ( ). V2 ......................................................................................... (2.14)
V=
Keterangan :
V : Kecepatan rantai (m/s)
n : Jumblah satu kali putaran roda (rpm)
w : Berat rantai (kg)
....................................................................................... (2.15)
Keterangan :
Nilai sin dalam rantai adalah 900 , jadi Sin =1
23
Sudut Sudut Sudut
Kontak Kontak Kontak
(0) (0) (0)
180 5 150 3,82 120 2,92
175 4,78 145 3,66 115 2,80
170 4,57 140 3,50 110 2,67
165 4,37 135 3,34 105 2,56
160 4,18 130 3,20 100 2,44
155 4 125 3,06 90 2,24
r =( )................................................................................ (2.17)
F2 = F1 - .............................................................................................. (2.18)
2.6.7. Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-
sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.
24
Jenis Pembebanan
Jenis Maaterial Dinamis
Statis
Berulang Bergantian Kejut
Material Yang Rapuh 4 6 10 15
Material Yang Lunak 5 6 9 15
Baja Kenyal (Mild Steel) 3 5 8 13
Baja Tuang 3 5 8 15
Timah 6 8 12 18
σi =
Keterangan :
σi : Tegangan yang Dijinkan (N/mm2)
3. [ √ ....................................................... (2.22)
25
Keterangan :
Kt : 1,0 jika beban dikenakan secara halus
Kt : 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
Kt : 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar
Faktor Cb yang harganya 1,2 sampai 2,3. (Cb = 1,0 jika tidak ada beban
lentur)
2.6.8. Bantalan
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah
poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
26
2. Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol dan rol
bulat.
b. Berdasarkan arah beban terhadap poros.
1. Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.
2. Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
3. Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus
sumbu poros.
27
Tabel 2.7. Bantalan
28
BAB III
PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN
Mulai Konsultasi
Pembimbing
Pemilihan Judul
Pembuatan Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Proposal
Pembuatan Mesin
Konsultasi Pembimbing
Mesin Selesai
No
No
ACC Finishing
Yes
Perancangan Dan Pembuatan ACC Untuk Sidang
Mesin
No
ACC Lulus/Tidak
Lulus
Yes
Mesin Selesai
29
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli 2016 sampai dengan bulan April
2017. Pengamatan dan pengukuran kondisi sampah dan jalan dilakukan di jalan
dalam kampus Politeknik Negeri Padang. Desain dan pembuatan prototipe bagian
penyapu pada mesin penyapu jalan dilaksanakan di Workshop Politeknik Negeri
Padang.
3.3. Permasalahan
Masalah kebersihan dalam kehidupan sehari-hari sudah sering kita jumpai
baik dilapangan maupun diruangan, masalah yang akan penulis tanggulangi
adalah masalah seperti pada jalan, koridor dan taman yang banyak terdapat
sampah dedaunan, plastik, botol, kertas dll. Jadi untuk itu semua perlu peralatan
yang lebih modern untuk mengatasinya. Disini penulis membuat suatu mesin
penyapu jalan untuk memudahkan masalah tersebut.
30
1. Merancang gambar mesin yang akan dibuat.
2. Setelah gambar dirancang selesai sesuai dengan ukuran dan perhitungan
yang telah ditentukan, maka dilanjutkan dengan pembelian bahan-bahan
yang akan dibutuhkan.
3. Proses pembuatan mesin penyapu jalan.
4. Pengujian kinerja dari mesin dan perawatan.
3.7. Cara Kerja Mesin Pnyapu Jalan
Cara kerja dari mesin penyapu jalan ini sangatlah sederhana untuk
pengoperasianya dengan adanya suatu dorongan dapat menjalankan mesin
tersebut. Dengan pengoperasian mesin yang manual, sumber penggerak sapu
terdapat pada roda dengan menggunakan transmisi roda gigi dan rantai. Kemudian
penggerak untuk sapu pengarah terdapat di sebelah kiri roda yang
menghubungkan roda gigi dan rantai. Roda gigi penggerak yang terletak poros
utama roda yang dihubungkan dengan rantai ke roda gigi yang digerakan terletak
pada poros bagian depan mesin.
Dengan menggunakan roda gigi payung dapat menciptakan perubahan arah
putaran sapu pengarah, maka putaran kedua sapu tersebut akan berlawanan. Pada
saat mesin didorong, poros yang dihubungkan dengan sapu silinder akan berputar
berlawanan karena mendapatkan daya putaran dari roda gigi yang seporos dengan
roda, maka sampah dapat di lontarkan oleh sapu pengarah tersebut kebagian
tengah-tengah mesin. Dengan demikian, dengan adanya dua sapu pengarah yang
terletak dibagian depan mesin dapat mengarahkan sampah ke tengah yang ada di
sudut-sudut ruangan atau sudut-sudut dinding.
31
Dan sebaliknya, untuk penggerak sapu penyalur dengan menghubungkan
roda gigi, rantai dan menggunakan roda gigi yang bersinggungan yeng terletak
dibagian sebelah kanan. Tujuan menggunakan roda gigi bersinggungan agar dapat
memberikan putaran yang cepat pada sapu penyalur. Dengan adanya Ketika
sampah berada di tengah-tengah mesin penyapu jalan, sapu penyalur mengangkat
sampah tersebut ke bak sampah. Dengan adanya sapu penyalur yang berada di
bagian tengah mesin dapat mengangkat sampah ke bak penampungan sampah.
32
Gambar 3.4. Mesin Yang Sudah Ada
33
4. Roda Penggerak
5. Bantalan
6. Dempul
7. Besi Pipa ST 37
8. Sapu Pengarah
9. Sapu Penyalur
10. Roda gigi (pinion)
11. Roda gigi (wheel)
12. Roda gigi payung
13. Rantai
14. Baut
15. Besi plat untuk bak
16. Cat
34
Gambar 3.7. Design Gambar Tampak Atas
1 2
4
3
6
5 8 10
7
12
9
11
1
13
Keterangan :
35
7. Roda Gigi Yang Digerakan
8. Rangka
9. Roda Gigi Yang Digerakan
10. Bantalan
11. Roda Depan
12. Roda Gigi Payung
13. Sapu Penyalur
F a
Diketahui : w
36
Karena Percepatan mesin yang awalnya dalam keadaan diam, jadi
percepatan mesin sama dengan 0.
∑F = M x a sentripetal
∑F = 19,5 kg x 0
∑F = 0
F – fk = M x a sentripetal
F – μs. N = M x a sentripetal
F – μs. M. g = M x a sentripetal
F – 172,1655 N = 0N
F = 172,1655 N
Diketahui :
M : Diperkirakan gaya yang bekerja pada sapu penyalur akibat gesekan
5 kg
s : 0,45 (dilihat dari tabel koefisien gesek)
37
∑F = M x a sentripetal
∑F = 5 kg x 0
∑F = 0
F – fk = M x a sentripetal
F – μs. N = M x a sentripetal
F – μs. M. g = M x a sentripetal
F – 0,45 x 5 kg x 9,81 = 0 N
F – 22,0725 N = 0N
F = 22,0725 N
∑F = 2 kg x 0
∑F = 0
38
F – fk = M x a sentripetal
F – μs. N = M x a sentripetal
F – μs. M. g = M x a sentripetal
F – 0,45 x 2 kg x 9,81 = 0 N
F – 8,829 N = 0N
F = 8,829 N
Jadi gaya minimum yang dibutuhkan untuk mendorong mesin penyapu jalan
adalah :
∑Ftotal = 203,067 N
39
Z4
Z1
Z2
Z3
V =
1,6 =
n =
n =
n = 18 rpm
Jadi n1 adalah 18 rpm
40
Jawab :
41
Gambar 3.15. Skema Perhitungan Kecepatan Linear Pada Sapu Pengarah
Kecepatan Sudut :
rad/s
Kecepatan Linear :
Vp = wp x r sapu
Vp = 52,5 m/s
42
Z2 Sapu Penyalur
Z3 Z4
Z1
Rasio :
Diketahui :
Z1 = 45 buah
Z2 = 18 buah
Z3 = 61 buah
Z4 = 16 buah
Kecepatan seseorang saat berjalan normal dalam waktu satu detik setalah
dilakukan pengujian yaitu 1,9 meter. Ketika seseorang berjalan dengan
adanya suatu beban, kecepatan tersebut menjadi berkurang. Dengan
demikian kecepatan seseorang berjalan dengan adanya beban menjadi 1,6
meter per detik. Sehingga dapat dihitung jumlah putaran sapu menggunakan
rumus dibawah ini :
V =
1,6 =
n =
n =
n = 18 rpm
Jadi n1 adalah 18 rpm
43
Jawab :
rpm
Poros Sapu wp
Vp
Vjalan
Kecepatan Sudut :
rad/s
Kecepatan Linear :
Vp = wp x r sapu
Vp = 15 m/s
44
3.13. Perhitungan Poros
3.13.1. Poros Pada Roda
Diketahui :
Fmax : massa roda
r : jari-jari sapu (mm)
Sf1 : faktor keamanan (6)
Sf2 : faktor keamanan (3)
Kt : 1,0 jika beban dikenakan secara halus
Kt : 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
Kt : 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan
besar. Faktor Cb yang harganya 1,2 sampai 2,3. (Cb = 1,0 jika
tidak ada beban lentur)
1. Torsi (Mp) = Fmax x r
= 10 kg x 280 mm
= 2800 kg.mm
2. Tegangan yang Dijinkan ( i)
i =
= Bahan ST 37
= 37 kg/mm2 x 9,81 m/s
= 362,97 N
i =
= 20 N/mm2
45
3. ds =* +1/3
=* +1/3
= 10 mm
Diketahui :
Fmax : massa roda
r : jari-jari sapu (mm)
Sf1 : faktor keamanan (6)
Sf2 : faktor keamanan (3)
Kt : 1,0 jika beban dikenakan secara halus
46
Kt : 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
Kt : 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan
besar. Faktor Cb yang harganya 1,2 sampai 2,3. (Cb = 1,0 jika
tidak ada beban lentur)
i =
= Bahan ST 37
= 37 kg/mm2 x 9,81 m/s
= 362,97 N
i =
= 20 N/mm2
3. ds =* +1/3
=* +1/3
= 5,1 mm
47
Gambar 3.22. Design Roda Dengan Poros
Diketahui :
Fmax : massa roda
r : jari-jari sapu (mm)
Sf1 : faktor keamanan (6)
Sf2 : faktor keamanan (3)
Kt : 1,0 jika beban dikenakan secara halus
Kt : 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit tumbukan atau kejutan
Kt : 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan
besar. Faktor Cb yang harganya 1,2 sampai 2,3. (Cb = 1,0 jika
tidak ada beban lentur)
48
1. Torsi (Mp) = Fmax x ℓ
= 4 kg x 150 mm
= 600 kg.mm
2. Tegangan yang Dijinkan ( i)
i =
= Bahan ST 37
= 37 kg/mm2 x 9,81 m/s
= 362,97 N
i =
= 20 N/mm2
3. ds =* +1/3
=* +1/3
= 6,1 mm
49
3.14. Perhitungan Rantai
3.14.1. Panjang Rantai Untuk Sapu Pengarah
ℓ = 1033 mm
t = 12,7 12,7 (Nomor rantai yang digunakan 428 dilihat dari tabel ukuran
Jawab :
Z =
Z = + + 19,05 x
50
3.14.2. Panjang Rantai Untuk Sapu Penyalur
Diketahui :
ℓ = 1033 mm
t = 12,7 (Nomor rantai yang digunakan 428 dilihat dari tabel ukuran
Z2 = 18 buah
Jawab :
Z =
Z = + + 19,05 x
Z = 43 + 54 + 19,05 ( )
= 43 + 38 + 0,9
51
F1
F2
Diketahui :
F1 : Gaya rantai sisi tarik (kg)
F2 : Gaya rantai sisi kendor (kg)
r : Jari-jari lingkaran tusuk roda gigi (mm)
T = (F1 – F2). r
1. Fc = V2
V2 =
V2 =
Fc = V2
Fc = .
Fc =
Fc =
Fc = 14950,44 N
2. =
Sudut kontak yang terjadi antara rantai dengan roda gigi adalah 180 0
(1800 = 5 terdapat dalam tabel Perbandingan Gaya Tegangan Sabuk
Untuk Berbagai Sudut Kontak)
52
=
=
3. T Roda gigi =
T Roda gigi =
4. r =( )
r =( )
r =( )
r =( )
( )
r =
r = 127 mm
5. F1 = Fc + ( ).
F1 = 14950,44 N + ( )x
F1 = 14950,44 N + x 0,9
F1 = 14953,44 x 0,9
= 13458,096 N
6. F2 = F1 -
F2 = 13458,096 N -
F2 = 13457,196 N
53
Jadi T = (F1 – F2). r
T = (13458,096 N – 13457,196 N) x 127 mm
T = 0,9 x 127
T = 114,3 N.mm
54
BAB IV
55
Gambar 4.3. Tampak Atas Mesin Penyapu Jalan
a. Sapu Penyalur
56
Pada sapu penyalur, dengan membuat design sapu seperti ujung anak
panah, yang bertujuan untuk mengarahkan dan mengumpulkan sampah yang
ada dibagian sisi kanan dan sisi kiri sapu dapat membawa sampah tersebut
ke bagian tengah-tengah sapu. Kemudian dengan gerakan putaran sapu yang
berlawanan arah jarum dapat melontarkan sampah ke bak yang terletak di
bagian depan mesin. Dengan putaran sapu yang cepat dan bahan nilon yang
digunakan untuk sapu cukup tebal, dapat mengangkut semua jenis sampah
kecuali batu. Dapat disimpulkan sapu yang digunakan cukup efektif untuk
menyapu jalan dengan berbagai jenis sampah yang terdapat di jalan.
b. Sapu Pengarah
Dengan adanya dua sapu pengarah yang terletak dibagian depan mesin
dapat mengarahkan sampah ke tengah yang ada di sudut-sudut ruangan atau
sudut-sudut dinding. Dengan putaran kedua sapu yang berlawanan dapat
mengarahkan sampah ke tengah-tengah bagian mesin.
57
4.3. Pungujian
58
Gambar 4.8. Hasil Penyapuan Yang Masuk Ke Bak Sampah Pada
Mesin Penyapu Jalan
Berdasarkan hasil pengujian di dapatkan data penyapuan pada mesin
penyapu jalan disajikan dalam tabel dibawah ini :
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut :
Ƞ penyapuan =
Ƞ penyapuan =
= 93,36 %
59
Dari data diatas dapat kita ketahui bahwa sampah yang tersapu oleh mesin
penyapu jalan dapat masuk ke bak sampah, dengan demikian mesin penyapu jalan
yang telah rancang dapat difungsikan sesuai dengan yang harapkan.
4.4. Analisis
4.4.1. Analisis Transmisi Penggerak Pada Mesin Penyapu Jalan
a. Roda Sebagai Sumber Penggerak
60
Gambar 4.10. Rancangan Setalah Dilakukan Pembaruan
b. Sapu Penyalur
61
b. Sapu Pengarah
62
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil dari rancang bangun
mesin penyapu jalan dengan sistem penggerak sapu secara mekanik yaitu :
1. Telah berhasil merancang dan membuat mesin penyapu jalan dengan
sistem penggerak secara mekanik.
2. Gaya minimum yang dibutuhkan untuk mendorong mesin penyapu jalan
yaitu 203,067 N dan kecepatan linear yang diperoleh oleh sapu pengarah
adalah 52,5 m/s, sedangkan kecepatan linear yang diperoleh oleh sapu
penyalur adalah 15 m/s.
3. Berdasarkan data hasil pengujian dapat diketahui efisiensi penyapuan
pada mesin penyapu jalan yang dilakukan di jalan adalah 93,36 %.
5.2. Saran
1. Mesin ini dapat mengatasi masalah kebersihan yang ada dilingkungan
baik itu di jalan raya, perumahan dan taman-taman atau tempat bermain
lainnya.
2. Mesin yang telah dirancang, untuk pengembangannya menggunakan
vacum agar dapat menghisap semua sampah-sampah yang ada dijalan.
3. Untuk penggerak sapunya agar dapat dikembangkan menggunakan suatu
motor untuk menggerak sapu pengarah maupun sapu penyalur, dengan
adanya motor dapat mumudahkan penyapuan tanpa memanfaatkan
dorongan manusia untuk menggerakan sapunya lagi.
4. Untuk pengembangan sapu pengarah, akan lebih baik menggunakan
hidrolik untuk menaikan dan menurukan kedua sapu pengarah tersebut.
63
64
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Ir. DAHMIR DAHLAN. M.Sc dan Ir. M. DWI TRISNO. MT.
2012 Elemen Mesin. Jakarta : Citra Harta Prima.
ARIF FIRDAUSI dan AGUNG SETYO BUDI. 2013 Mekanika dan Elemen
Mesin. Malang : PPPPTK BOE.
64