LIMBAH KIMIA
DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
PRODI FARMASI
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan makalah mata kuliah kesehatan dan
keselamatan kerja dengan judul LIMBAH KIMIA dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian
makalah ini, terutama kepada:
1. Eva Dewi Purba M.Kes selaku dosen kesehatan dan keselamatan kerja
2. Serta semua teman-teman yang telah memberikan dorongan semangat dalam penyusunan
makalah ini.
Penyusunan makalah ini sebagai salah satu pemenuhan tugas dari mata kuliah kesehatan dan
keselamatan kerja. Makalah ini membahas tentang “Limbah Kimia”. Semoga makalah ini
dapat membantu para pembaca khususnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat
diharapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………….1
B. Tujuan………………………………………………………………………..2
C. Rumusan Masalah………………………………………………………..…..2
BAB II ISI
A. Pengertian Limbah………………………………………………………….…3
B. Pengertian Limbah Kimia…………………………………………………..…4
C. Penggolongan Limbah Kimia…………………………………………………4
D. Pembuangan Limbah………………………………………………….....……6
E. Cara Pengolahan………………………………………………………………7
F. Dampak Limbah……………………………………………………………....9
G. Penanganan Limbah………………………………………………………..…12
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..14
B. Saran…………………………………………………………………….…...14
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan produksi perusahaan dalam skala besar tentu saja melibatkan berbagai fungsi
dalam perusahaan yang mencakup area perkantoran dan seluruh tenaga kerja yang ada. Untuk itu
penerapan K3 di dalam proses produksi dinilai sangat penting karena merupakan salah satu
indikator keberhasilan perusahaan dalam memberikan produk yang berkualitas kepada konsumen
selain sebagai upaya proaktif untuk mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan.
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di
bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan
daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit
menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja
(produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu
tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu
memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.
Area industri kimia sendiri tidak terlepas dari bahan-bahan kimia beracun dan berbahaya
yang dapat memberikan kerugian bagi perusahan jika penanganan tidak memadai, karena selain
beracun, korosif bahan tersebut mudah terbakar dan meledak (flammables). Bahan-bahan kimia
tersebut dijumpai sebagai bahan proses dan juga sebagai bahan buangan (waste). Informasi yang
kurang dan tidak benar terhadap bahan kimia ini dapat mengakibatkan fatal bagi operator yang
bekerja dengan bahan kimia itu.
Dengan adanya bahaya yang dapat ditimbulkan terhadap pekerja pada industri kimia,
maka dari itu diperlukan penanganan yang serius terhadap pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di industri tersebut. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja
4
dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan limbah.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan limbah kimia.
3. Untuk mengetahui apa saja penggolongan limbah kimia.
4. Untuk mengetahui cara pembuangan limbah kimia.
5. Untuk mengetahui cara pengolahan limbah kimia.
6. Untuk mengetahui dampak limbah yang ditimbulkan
7. Untuk mengetahui Bagaimana cara penanganan limbah
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan limbah?
2. Apa yang dimaksud dengan limbah kimia?
3. Apa saja penggolongan limbah kimia?
4. Bagaimana cara pembuangan limbah kimia?
5. Bagaimana cara pengolahan limbah kimia?
6. Apa saja dampak limbah?
7. Bagaimana cara penanganan limbah?
5
BAB II
ISI
H. PENGERTIAN LIMBAH
Limbah adalah benda (Padat, Cair, Gas, B3) yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada
umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Bila dikembalikan ke
alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu
keseimbangan ekosistem Alam.
Limbah juga merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Mengingat pentingnnya kebersihan lingkungan sehingga kami tergugah untuk
membahas pengolahan limbah.
Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan tentang limbah (
Padat, Cair, Gas, B3) unsur-unsur yang terkandung serta penanganan limbah agar tidak
mencemari lingkungan selain itu perlu keterampilan mengelolah limbah menjadi ekonomis dan
mengurang jumlah limbah yang terbuang ke alam.
Limbah adalah sisa atau sampah dari suatu proses kegiatan manusia yang dapat menjadi
bahan polutan di suatu lingkungan. (Karmana, 2007)
Limbah menurut Recycling and Waste Management Act (krW-/AbfG) didefinisikan sebagai
benda bergerak yang diinginkan oleh pemiliknya untuk dibuang atau pembuangannya dengan
cara yang sesuai, yang aman untuk kesejahteraan umum dan untuk melindungi lingkungan. Atau
dengan kata lain limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
6
maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Limbah yang dihasilkan oleh laboratorium kimia adalah limbah kimia dan limbah yang
berasal dari bahan sisa analisa. Limbah kimia biasanya berbentuk cairan yang berasal dari sisa
hasil analisa kimia missal analisa kadar protein, analisa kadar lemak, penentuan kadar sulfat, dan
lain-lain. Sedangkan limbah sisa analisa biasanya berbentuk serbuk berasal dari produk jadi
maupun bahan baku yang sudah tidak digunakan lagi untuk analisa.
Limbah kimia yang dihasilkan dapat digolongkan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun). Limbah B3 merupakan semua bahan/senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang
mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang
dimiliki senyawa tersebut. Meskipun begitu, potensi bahaya limbah B3 di PT Forisa Nusapersada
tidak begitu besar karena limbah yang dihasilkan belum begitu banyak dan tidak begitu
kompleks.
7
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila
kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti
kulit, mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-
gatal) dan sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia). Biasanya, memiliki pH
sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang
bersifat basa.
8
D. PEMBUANGAN LIMBAH
Dalam pembuangan limbah kimia tentunya memperhatikan berbagai faktor. Jangan sampai
membuang limbah kimia malah akhirnya menimbulkan masalah baru.
Limbah kimia yang dimaksud di sini kimia adalah bahan sisa pakai dari suatu eksperimen
atau bahan kimia yang rusak (tidak dapat dipakai lagi).
Limbah cair
- Asam dan basa, sebelum dibuang dinetralkan lebih dulu. Asam dinetralkan dengan
larutan NaOH atau air kapur, sedangkan basa dinetralkan dengan larutan HCl encer.
Setelah itu diencerkan dengan air banyak kemudian dibuang ke tempat pembuangan air.
- Larutan logam berat, seperti senyawa raksa, barium, kadmium, arsen, timbal, perak,
dan tembaga. Senyawa-senyawa ini beracun. Pembuangannya ditampung di tempat
khusus, kemudian ditimbun dalam tanah. Cara ini juga dilakukan untuk senyawa yang
padat.
- Pelarut organik. Pelarut organik biasanya mudah sekali terbakar. Jika jumlahnya sedikit
dapat dibakar di tempat terbuka sedikit-demi sedikit. Jika jumlah cukup banyak
ditimbun dalam tanah.
Limbah padat
- Limbah padat mudah terbakar, seperti natrium dan fosfor. Dibakar sedikit demi sedikit
di tempat terbuka.
9
- Limbah padat organik. Ditampung dalam wadah khusus, kemudian dibakar. Tetapi bila
nantinya menghasilkan uap atau asap yang berbahaya, ditimbun dalam tanah.
- Limbah padat yang larut dalam air. Dilarutkan lebih dahulu dalam air, diencerkan,
kemudian dibuang di pembuangan air.
- Limbah padat yang tidak larut dalam air. Dikumpulkan dalam wadah khusus, kemudian
ditimbun dalam tanah.
Limbah radioaktif
Dikumpulkan pada tempat yang khusus, kemudian dikembalikan kepada tempat pemasok.
E. CARA PENGOLAHAN
10
f. Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau
mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah
yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
Pengangkutan
Pengangkutan dilakukan 6 bulan sekali dengan didampingi oleh analis kimia. Limbah
tersebut dikirim ke sebuah perusahaan pengolah bahan kimia.
Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah bahan kimia dilakukan oleh PT Wastec yang telah bekerja sama
dengan PT Forisa Nusapersada.
Limbah Kemasan
11
Setelah kemasan dipisahkan dari isinya, kemudian dikumpulkan dalam plastik sampah.
Plastik sampah ini akan diambil oleh bagian kebersihan yang kemudian dikumpulkan atau
ditampung dalam ruangan “Sampah Busuk”. Setiap 2 atau 3 hari sampah ini akan diangkut ke
TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sampah akan musnahkan dengan cara pembakaran. Kegiatan
ini diawasi oleh QC GMP yang akan melakukan pencatatan dan pelaporan ke managemen.
Sampah Serbuk Sample
Sampah serbuk yang telah dipisahkan dari kemasannya, dikumpulkan dalam kantong
plastik sampah. Sebelum sampah ini diambil oleh bagian kebersihan, dilakukan penimbangan
terlebih dahulu. Setelah penimbangan dilakukan pencatatan dan permintaan ijin untuk
melakukan pemusnahan bahan. Permintaan ijin ini harus ditandatangani oleh manager yang
kemudian disah kan oleh accounting.
Setelah mendapat persetujuan, sampah tersebut akan diambil oleh bagian kebersihan
yang kemudian dikumpulkan atau ditampung dalam ruangan “Sampah Busuk”. Setiap 2 atau 3
hari sampah ini akan diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sampah akan musnahkan
dengan cara pembakaran. Kegiatan ini diawasi oleh QC GMP yang akan melakukan pencatatan
dan pelaporan ke managemen.
F. DAMPAK LIMBAH
12
Limbah Industri Kimia & Bahan Bangunan
Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar,
mengeakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan kelingkungan sekitarnya. Air
limbahnya bersifat mencemari karena didalamnya terkandung mikroorganisme, senyawa organik
dan anorganik baik terlarut maupun tersuspensi serta senyawa tambahan yang terbentuk selama
proses permentasi berlangsung. Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses
produksinya juga, air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa tumpukan hasil perasan,
endapan Ca SO4, gas berupa uap alkohol. kategori limbah industri ini adalah limbah bahan
beracun berbahayan (B3) yang mencemari air dan udara. Gangguan terhadap kesehatan yang
dapat ditimbulkan efek bahan kimia toksik :
a. Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya dosis
tertentu kedalam tubuh melalui mulut, kulit, pernafasan dan
akibatnya dapat dilihat dengan segera, misalnya keracunan H2S, Co dalan dosis tinggi.
Dapat menimbulkan lemas dan kematian. Keracunan Fenal dapat menimbulkan sakit
perut dan sebagainya.
b. Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat toksis kedalam tubuh dalam dosis
yang kecil tetapi terus menerus dan berakumulasi dalam tubuh, sehingga efeknya baru
terasa dalam jangka panjang misalnya keracunan timbal, arsen, raksa, asbes dan
sebagainya.
13
dan gas yang mengotori udarasekitarnya. Selain pencemaran udara oleh bahan buangan,
kebisingan yang ditimbulkan mesin dalam industri baja (logam) mengganggu ketenangan
sekitarnya. kadar bahan pencemar yang tinggi dan tingkat kebisingan yang berlebihan dapat
mengganggu kesehatan manusia baik yang bekerja dalam pabrik maupun masyarakat sekitar.
Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapi industri ini memcemari
air karena buanganya dapat mengandung minyak pelumas dan asam-asam yang berasal dari
proses pickling untukmembersihkan bahan plat, sedangkan bahan buangan padat dapat
dimanfaatkan kembali. Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang mungkin dihaslkan dari proses-
proses dalam industri besi-baja/logam terhadap kesehatan yaitu :
- Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas
- Kebisingan, mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah, ketegangan otot,
menurunya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan efisiensi kerja.
- Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius, yang diawali dengan
napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran kacau dan melemahkan
penglihatan dan pendengaran. Bila keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang
bisa diikuti dengan kematian.
- Karbon Dioksida (CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit kepala,
pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya berdenging.
- Belerang Dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan iritasi pada
hidung dan tenggorokan, peradangan lensa mata (pada konsentrasi 20 ppm),
pembengkakan paru-paru/celah suara.
- Minyak pelumas, buangan dapat menghambat proses oksidasi
biologi dari sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan
keseungai, kolam atau sawah dan sebagainya.
- Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila tercampur
dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh yang nenbahayakan seperti
yang telah diuraikan diatas.
Berbagai pabrik industri dianatara bahan bakunya banyak mempergunakan zat-zat kimia organik
maupun anorganik. Sebagai hasil pengolahannya selai menghasilkan produk-produk yang
berguna bagi kehidupan manusia, juga fakta menunjukkan bahwa limbah-limbah negatif bagi
kesehatan manusia dan kelestarian lingkungannya. Diantara efek limbah berbahanya terhadap
14
kesehatan manusia adalah karena sifat toksik bahan yang dikandung dalam limbah tersebut.
Berbagai jenis penyakit yang dapat terjadi karena limbah berbahaua adalah; penyakit
pneumoniosis, silicosis, byssinosis, siderosis, talkosis dan berbagai jenis keracunan lainnya.
Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari limbah berbahaya dapat bersifat akut dan kronis.
Terutama limbah berbahaya toksis, dimana proses reaksinya sangat kompleks.
Secara umum rantai reaksi menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dapat di bagi dalam
tiga face, yaitu: (1) face paparan atau eksposisi, (2) face tokso-kenetik, dan (3) face tokso-
dinamik.
1. Face paparan dapat terjadi secara oral, melalui saluran pencemaran, atau melalui kulit.
2. Face tokso-kinetik ada dua proses yang memainkan peranan penting, yaitu;
a. Transpor yang meliputi absorbsi yang disebut, dan ekskresi.
b. Perubahan metabolik yang disebut juga botransformasi yang sering menyebabkan
ketidakaktifan zat yang diserap. namun perubahan biokimiawi dalam organisme dapat
mengakibatkan juga pembentukan senyawa aktif dan dengan demikian
mengakibatkan bioaktivasi.
3. Face tokso-dinamik meliputi interaksi antara molekul zat aktif atau zat racun dan tempat
kerja spesifik, yaitu reseptor. Interaksi ini menghasilkan induksi suatu stimulus
(rangsangan) yang dimulai dari proses biokimia dan biofisika dan akhirnya menyebabkan
efek bagi kesehatan manusia.
G. PENANGANAN LIMBAH
Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya, Kegiatan ini dimulai dengan
kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan anorganik dengan menyediakan tempat
sampah organik dan anorganik disetiap kawasan.
Pemanfaatan Kembali
15
b. Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang
berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan
kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas,
plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.
Tempat Pembuangan Sampah Akhir.
Sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan
composting maupun pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya mencapai ±
10%,harus dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Di Indonesia,
pengelolaan TPA menjadi tanggung jawab masing-masing Pemda.
16
BAB III
PENUTUP
C. KESIMPULAN
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan
pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun
dan berbahaya).
Jenis-jenis bahan beracun salah satunya yaitu Limbah mudah meledak adalah limbah yang
melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan.
Langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah di laboratorium yaitu Penggunaan
kembali limbah laboratorium berupa bahan kimia yang telah digunakan, setelah melalui prosedur
daur ulang yang sesuai. Sebagai contoh: (hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah
digunakan) Pelarut organik seperti etanol, aseton, kloroform, dan dietil eter dikumpulkan di
dalam laboratorium secara terpisah dan dilakukan destilasi.
D. SARAN
Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dari makalah ini, hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan penulis miliki. Oleh karena itu kritikan dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, M. Muhsin. 1993. Materi Pokok Laboratorium IPA; 1-9; PGPA3930/3 SKS;
Modul 1 – 9. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Karmana, Oman, (2007), Cerdas Belajar Biologi, Grafindo Media Pratama, Bandung.
18